Kunjungan ke Melbourne dan Sydney ini merupakan kunjungan pertama saya jalan sendiri menginap di hostel/sharing room. Biasanya bersama istri/keluarga dan tinggal di hotel/private room. Berdasarkan pengalaman tersebut, beberapa tips dari saya :
1. Pilih lah hostel yang mempunyai reputasi tinggi berdasarkan ulasan pengunjungnya. Semakin tinggi dan banyak yang mengulas berarti semakin baik. Ulasan berbahasa Indonesia/Malaysia biasanya mewakili selera orang Indonesia/Malaysia.
2. Pilih lokasi di pusat kota atau dekat dengan transportasi umum. Hal ini memudahkan akses. Kecuali jika kita sewa kendaraan, tinggal di luar pusat kota juga tidak masalah. Pilih juga yang aman berdasar ulasan nomor 1.
3. Pilih yang bebas pembatalan sampai beberapa hari sebelum kedatangan. Karena kadang ada perubahan harga saat musim promosi. Pernah mengalami hal ini saat di hotel Istanbul, Goreme, Selcuk (Turki) dan hostel di Melbourne. Bahkan di Istanbul turunnya 30% (dari 525 ribu/malam, menjadi 375 ribu/malam). Saat memesan pertama di musim liburan, otomatis yang bulan berikutnya meski hari biasa kena efek harga musim libur. Pemesanan terakhir saat hari biasa. Pilih juga yang bisa bayar di tempat, utamanya apabila kita sudah punya bekal dalam mata uang transaksi (biasanya EUR/USD), untuk antisipasi fluktuasi nilai tukar.
Saat di hostel
1. Minta kwitansi pembayaran jika bayar di tempat dan cash. Karena pegawai hostel biasanya berganti-ganti (musiman).
2. Jaga sikap, ikuti aturan hostel, misalnya mematikan lampu saat lewat jam sekian. Tidak makan di ruang tidur. Termasuk dalam hal pergaulan, tidak usah ikut-ikutan gaya orang lain. Misalnya ikut-ikutan ke bar, mabok. Tidak keren kalau cuma ikut-ikutan macam begitu. Tidak punya identitas.
3.Selalu simpan tas dan barang berharga (paspor, gadget) di locker. Tiap tamu dapat fasilitas ini minus gembok. So, jangan lupa bawa cadangan gembok ya buat locker ya.
4. Untuk negara yang biaya makannya mahal seperti di Australia yang sekali makan warung rata-rata 15 AUD atau setengah dari biaya menginap di hostel, sebaiknya membeli bahan makanan di pasar/ supermarket setempat, lalu masak di dapur umum. Biasanya disediakan rak penyimpan bahan makan buat tamu hostel. Jangan lupa kasih identitas/nama di wadah kita.
5. Pilih yang ada sarapan. Meski cuma roti selai atau oat, lumayan bisa mengurangi biaya makan. Ada juga hostel yg mengadakan acara khusus yang tiap hari berganti, misalnya hari Senin gratis makan malam, Selasa tur gratis, Rabu nonton filmnya gratis dan seterusnya.
Pengalaman saya pertama menginap ala backpacker hari Minggu hingga Jumat kemarin, secara umum adalah sebagai berikut :
- miliki toleransi, karena semakin banyak orang dalam satu ruangan, semakin banyak kemauan. Misalnya ada yang tak bisa tidur di ruang yang nyala terang atau masih ada cahaya menyala. Ada yang suka menaruh barang berantakan dan lain semacamnya.
- latihan sabar, jika sebelumnya selalu menginap di hotel, ketika capek seharian jalan pulang bisa langsung rebahan/tidur, ini harus ditahan, karena di ruangan ada yang masih mengobrol. Karena kebanyakan yang menginap di sini adalah anak muda usia baru masuk 20 tahunan, maka muncul keisengan antar mereka, sehingga sangat berisik.
- hati-hati dengan pergaulan, di toilet BIG hostel Sydney sampai ada stiker di tiap pintu kamar mandi, jika ada masalah penyakit seksual hubungi nomor xxxxx. Artinya penyakit kelamin sudah bukan hal yang aneh di hostel. Relasi dan cara berpakaian yang sangat bebas, memungkinkan hal itu bisa terjadi.
Ya, karena tinggal di hostel, saya jadi lebih bersyukur tinggal dan punya rumah sendiri. Dan pertama kalinya kepikiran rumah terus. Meski di tempat wisata senang, tetapi karena tidak bisa langsung istirahat setelah seharian jalan, maka terbayang empuknya kasur dan tenangnya kamar di rumah. Pertama kalinya dalam sejarah jalan-jalan saya ada pertanyaan dalam hati “Kapan balik ke rumah?”. Home sweet home.