• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

Asambackpacker01.wordpress.com

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Asambackpacker01.wordpress.com

Tag Archives: transjakarta

Pengalaman Naik Kereta Bandara Soekarno Hatta

17 Selasa Apr 2018

Posted by asambackpacker01 in Jakarta, Kereta api

≈ 14 Komentar

Tag

jadwal dan Tarif kereta bandara Soekarno-Hatta, jadwal kereta bandara, jadwal kereta bandara soekarno hatta, jadwal kereta bandara soetta, kereta bandara, kereta bandara Soekarno Hatta, kereta bandara Soetta, stasiun batuceper, stasiun BNI city, stasiun duri, transjakarta, transportasi Sudirman baru /BNI city ke stasiun Gambir


Siang tadi Alhamdulillah sudah merasakan sendiri kereta bandara Soekarno Hatta. Kesan saya : bersih, keren kereta dan stasiun bandaranya, dan sayangnya hampir setengah perjalanan terlihat perkampungan padat berantakan cenderung kumuh sebelum Batu Ceper sampai Duri, lebih terlihat sebagai negara miskin (padahal mayoritas kota lain di Indonesia lebih rapi), bisa gagal pencitraan Indonesia sebagai negara dari berkembang menjadi negara maju. Padahal itu etalase Indonesia apalagi sebentar lagi Asian Games.

Baiklah saya mau bagikan cara naik dari terminal 2F dimana Airasia & Sriwijaya Air berada. Dari sign ini menyeberang jalan

tanda terminal 2F

Lewati koridor ini

koridor ke skytrain

Belok kanan terlihat pintu stasiun skytrain terminal 2

tampak samping stasiun skytrain terminal 2

Masuk aja dan naik ke atas dimana skytrain berada, naik skytrain yang menuju ke terminal 1 dimana kereta bandara berada.

tampak depan stasiun skytrain terminal 2

di dalam skytrain

Turun di situ, tanya petugas disitu tanya dimana stasiun kereta bandara berada. Dari keluar skytrain belok kiri, nanti ada eskalator ke bawah, lalu belok kiri melalui koridor dan tibalah di stasiun kereta bandara Soekarno-Hatta yang sangat keren, lebih keren dan besar daripada stasiun kereta bandara Kualanamu.

tampak depan stasiun kereta bandara

di dalam stasiun bandara

ruang tunggu stasiun bandara

interior stasiun bandara

Untuk pembelian tiketnya semua menggunakan mesin tiket yang pembayarannya non tunai, bisa pakai kartu kredit, kartu debit, maupun e money misal Tcash, Flazz dll. Tidak usah khawatir tidak bisa, karena ada dua petugas yang membantu proses pembelian tiket.

karcis yang akan di scan waktu masuk gate stasiun bandara dan waktu keluar gate stasiun sudirman baru

Sesudah dapat tiket, kita bisa duduk santai sambil charge handphone, atau makan bakmi GM dimana mbak mbak nya rajin menawarkan kalau mie sudah siap.

15 menit sebelum keberangkatan, kereta dari BNI City tiba, kita menunggu penumpang yang tiba tersebut turun, begitu habis baru dipersilakan masuk. Bagi yang pernah naik kereta bandara, di sini mirip dengan bandara lainnya.

Pas masuk kereta, baru terasa kalau penumpangnya sangat sedikit, cuma 1/5 nya, mungkin karena hari kerja. Ada 6 gerbong yang dilengkapi tempat menaruh bagasi, colokan USB untuk isi baterai handphone, mqjalah kereta, AC, detektor asap, CCTV, tirai penghalau panas. Tapi saya tak menemukan toilet. Kereta ini bebas asap rokok dan penumpang tidak diijinkan makan dan minun di dalam kereta.

interior kereta bandara

Saya naik kereta pukul 14.20, berhenti di stasiun Batuceper, lewat stasiun Duri dan kami turun di stasiun BNI City yang terlihat lengang pada pukul 15.06, on time. Pemandangan dari sebelum stasiun Batuceper hingga BNI city kurang cantik, banyak pemukiman kumuh, seperti tak tersentuh pembangunan.

dekat GMF

sawah dekat bandara

kampung kumuh sepanjang rel

Saya sempat kebingungan dimana taksi online atau bus Transjakarta parkir. Saya tanya orang yang berseragam safari hitam, dijawab silakan ke sana (menunjuk barat) ada taksi Blue Bird, ternyata beliau orang Blue Bird. Sadar salah tanya, lalu tanya lagi ke petugas berseragam putih hitam PT KAI, ternyata ditunjukkan ke timur, turun pakai eskalator. Saya juga sempat dikasih sampel minuman oleh pegawai Starbuck.

kereta bandara

stasiun BNI city

Di tempat drop off tanya satpam, apa boleh taksi online masuk sini? Dibilang nya boleh. Namun 2 kali pesan GoCar gagal karena yang pertama sopirnya bilang kelewat, kalau muter terlalu jauh, sopir kedua bilang mobilnya mogok. Ya sudahlah, ga jadi naik GoCar yang tarifnya 17 ribu ke stasiun Gambir. Untung saja ada bus PPD Transjakarta yang parkir berjejer, ada yang ke Blok M, ada yang ke Gambir dan lain-lain. Dengan sedikit ragu saya tanya ke sopir bus, apa betul bis ini ke stasiun Gambir, mengingat bus masih kosong dan ada di antrian ketiga. Saya pikir akan lama ngetemnya, ternyata begitu kami berdua baik, dan sopir selesai istirahat, sang sopir naik, menarik ongkos 5000 per orang. Dan berangkat. Bus sebesar itu berangkat meski cuma mengangkut 2 orang penumpang dan dapat duit 10 ribu Rupiah. Sekitar 15 menit kemudian kami turun dekat halte Transjakarta Gambir 1.

Kereta bandara yang masih sepi turut mempengaruhi jumlah penumpang bus feeder. Semoga saja semakin banyak masyarakat yang tahu keberadaan kereta bandara ini, mnggunakannya. Agar investasi pemerintah yang sangat besar, trilyunan ini tidak merugi, karena jika rugi, meski tidak langsung, masyarakat juga yang akan merasakannya.

Videonya ini https://youtu.be/4LFrZEDbmz0

bus yang ke stasiun Gambir

penumpang bis yang sedikit

bis yang kosong

 

Tiket pesawat, hotel, kereta api, sewa mobil, dan entertainment TERMURAH di Indonesia ada di  sini

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Bandung Yogyakarta Naik Apa?

15 Minggu Apr 2018

Posted by asambackpacker01 in Tips, Wisata

≈ 10 Komentar

Tag

Argo Parahyangan, Bandung Yogyakarta naik apa?, biaya bensin Bandung Jakarta, bus bandung ekspress, bus Bandung Yogyakarta, bus budiman, bus cahaya, bus harum prima, bus kramat djati, bus maju lancar, bus mandala, bus pahala kencana, cara termurah Bandung Yogyakarta, cheapest way from Bandung to Yogyakarta, jarak Bandung Yogyakarta, kereta api Bandung Yogyakarta, kereta argo wilis, kereta bandara, kereta Bandung Yogyakarta, kereta kahuripan, kereta lodaya, kereta malabar, kereta mutiara selatan, kereta pasundan, kereta turangga, pesawat Bandung Yogyakarta, tips mudik 2018, transjakarta, transportasi paling murah Bandung Yogyakarta


Banyak sekali pilihan transportasi dari Bandung ke Yogyakarta dan sebaliknya, mengingat keduanya masih di pulau yang sama, pulau Jawa. Berikut beberapa pilihannya :

1. Kendaraan pribadi

Bisa dengan mobil maupun motor. Pengalaman mudik lebaran tahun lalu dengan mobil , kondisi jalanan cukup nyaman dan lancar. Kecuali segmen Cileunyi-Tasikmalaya di waktu petang dimana sepanjang rute ini jalannya meskipun mulus, tapi berkelok-kelok, sehingga meski jam 5 sore sudah sampai Tasikmalaya, jam 9 malam baru sampai Bandung.

Tasikmalaya sampai Kebumen lancar dan relatif sepi. Setelah Kebumen baru bersamaan iringan truk berat sehingga perjalanan melambat. Sesudah Purworejo sampai kota Yogyakarta baru lancar kembali, bahkan bisa melaju di atas 80 km/jam. Segmen jalan yang mulus adalah Tasikmalaya-Majenang dan Purworejo-Yogyakarta.

Biaya bahan bakar untuk perjalanan sejauh 400 km ini sekitar 225 ribu sekali jalan, dengan asumsi menggunakan 30 liter pertalite. Cocok untuk rombongan atau membawa banyak barang. Dan jalur selatan hingga saat ini masih gratis/belum ada jalan tol, meski hampir setengah jalannya mulus seperti jalan tol (rencana ke depan jalan ini diubah menjadi jalan tol jika sudah jadi semua).

Dengan sepeda motor lebih hemat lagi.

2. Kereta api

Kereta api adalah pilihan terbaik buat yang malas berkendara sendiri. Pilihannya juga sangat banyak, baik kereta subsidi maupun non subsidi.

Antara lain : 1.Kahuripan : Kiara condong 18.10 – Lempuyangan 02.40 (7 jam 58 menit) Rp 84 ribu. 2.Pasundan : Kiara condong 05.35 – Lempuyangan 13.53 (8 jam 18 menit) Rp 94 ribu. 3.Malabar : Bandung 15.45 -Tugu 00.00 (8 jam 3 menit) Rp 140 ribu. 4.Mutiara Selatan : Bandung 16.50- Tugu 01.23 (8 jam 33 menit) Rp 210 ribu. 5. Lodaya pagi : Bandung 07.20 – Tugu 15.12 (7 jam 52 menit) Rp 215 ribu. 6. Lodaya malam : Bandung 18.55-Tugu 02.57 (8 jam 2 menit) Rp 215 ribu. 7 Turangga : Bandung 19.30- Tugu 03.25 ( 7 jam 55 menit) Rp 340 ribu. 8.Argo Wilis : Bandung 08.30- Tugu 15.52 (7 jam 55 menit) Rp 370 ribu.

3. Pesawat terbang

Hanya ada 2 penerbangan langsung Bandung Yogyakarta, yaitu dengan 1. Lion Air Bandung 16.25- Yogyakarta 17.30 (1 jam 5 menit) mulai Rp 615 ribu, 2. Wings Air Bandung 14.25- Yogyakarta 15.35 (1 jam 10 menit) mulai Rp 835 ribu.

4. Bus Antar Kota Antar Propinsi

Tarifnya mulai 140 ribu Rupiah, ada bus 1. Bandung Ekspres berangkat pukul 17.00 dari Bandung,2. Pahala Kencana berangkat pukul 18.00 dari Bandung, 3.Kramat Djati berangkat pukul 15.00,4. Cahaya Tour and travel berangkat pukul 19.00 dan 5.PO.Harum Prima 13.00. Bus ini berangkat dari pool dan beberapa titik perhentian.

Selain itu ada bus Budiman, Mandala, Maju Lancar yang berangkat dari terminal Cicaheum.

Dari sini terlihat bahwa termurah adalah menggunakan kereta PSO-Subsidi Kahuripan yang hanya 84 ribu Rupiah, dan yang termahal menggunakan Wings Air 835 ribu Rupiah.

Atau, kalau penasaran dengan kereta bandara, bisa lewat bandara Soekarno Hatta, yang kalau dari Yogya rutenya : 1. Naik pesawat Yogyakarta- Soekarno-Hatta Rp 335 ribu, 2. Kereta Bandara ke Sudirman Baru Rp 70 ribu,3. Bus Trans Jakarta ke Gambir Rp 3500,4. Kereta api Argo Parahyangan ke Bandung Rp 70 ribu, Total Rp 478500

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Berakhir Pekan di Jakarta 

22 Sabtu Okt 2016

Posted by asambackpacker01 in Jakarta, Wisata

≈ Tinggalkan komentar

Tag

berakhir pekan di Jakarta, biaya liburan ke jakarta, galeri Nasional, Jakarta Marathon 2016, kereta api Indonesia, Kuningan City, Mandiri Emoney, Pepper Lunch, red planet hotel, red planet jakarta, red planet membership, red planet pasar baru jakarta, Sunpride, tempat wisata terdekat, transjakarta, wisata jakarta


Sebenarnya tidak lazim orang yang tinggal di Bandung berakhir pekan di Jakarta. Karena pada umumnya saat itu orang Jakarta yang main ke Bandung. Karena banyak yang ke Bandung, akhirnya Bandung macet di akhir pekan, orang Jakarta yang tadinya mau refreshing, malah bertambah penat karena terjebak macet di tol ke arah luar kota, di kota Bandung dan Lembang.

Kami coba arus berlawanan, tetapi menggunakan angkutan umum. Yaitu kereta api Argo Parahyangan jam 6.30 pagi yang tiba di Jakarta jam 10 pagi. Meski kami naik kelas bisnis, tetapi kursi cukup nyaman, bersih, AC sejuk dan terawat, kamar mandi bersih. Petugas pemeriksa tiket juga ramah.

Jam 10 pagi terasa panas di Jakarta. Dari stasiun kami menyeberang melalui jembatan penyeberangan di depan Galeri Nasional. Ada pameran seni instalasi dari tali rafia dan jembatan berkarpet merah yang roboh di tengah kolam dengan “sirip hiu”. Kami mampir untuk foto sejenak di sini.

Dari sini kami lanjutkan perjalanan ke halte Transjakarta. Berbeda dengan halte Transjakarta yang biasa kami lihat, di sini seperti halte biasa tanpa gate. Sekitar 5 menit menunggu akhirnya bus Tranjakarta jalur 6H datang dan kami naik. Bis nya kecil, dan 2 baris terdepan untuk perempuan. Yang belakang bebas. Petugas terima uang tunai atau kartu debit Flazz BCA. Tarifnya 3500 jauh dekat termasuk kalau transit di halte. Semua penumpang mendapat resi dari kondektur yg keluar dari mesin EDC BCA. Keren, seperti kondektur kereta antar kota di Jepang yang kemana-mana bawa EDC.

Jalanan cukup lengang, kami lewat daerah yang relatif tenang yaitu Tugu Tani, kantor Muhammadiyah, yayasan Kanisius dan kawan sejuk Menteng. Bus ini juga melalui area pertokoan emas Cikini dan stasiun komuter Cikini. Tadinya saya fikir Transjakarta ini lewat daerah macet dan semrawut, ternyata melewati daerah Kuningan dengan gedung tingginya. Dibanding jalur Blok M- Kota, rute ini lebih tenang dan nyaman. Di halte Departemen Kesehatan kami turun, jalan kaki sejauh 750 meter melalui trotoar yang bagus dan lebar menuju Kuningan City. Ada yang unik dekat mall, meski ada tulisan ancaman denda buat PKL yang berjualan di tempat tersebut, nyatanya justru di situ mereka berkumpul. Cukup aneh, apalagi ini kawasan kedutaan besar.

Di sini kami menuju lantai 2 untuk mengambil racepack Jakarta Marathon yang akan berlangsung besok. Saya sih tidak ambil yang marathon, mau yang enteng saja, lari 5 km. Pemesanan tiket sudah saya lakukan sejak Agustus-2 bulan lalu. Ada nomor lain yaitu 10 km, half marathon, dan marathon. Pesertanya tak hanya dalam negeri, tapi juga bule dan pelari dari Afrika. Race pack isinya kaos lari, nomor peserta, BIB (penanda waktu), dan produk sponsor, ada Ponds Men Energy Charger 50 gram, suplemen Enervon Active 4 tablet, Salonpas cream 5 gram & tempel bahu 3 lembar& tempel siku/lutut 2 lembar. Selain itu ada voucher Kenny Rogers 70 ribu dapat 2 paket house favourite set, voucher diskon 50 ribu untuk pembelian minimum 200 ribu di Sushi kiosk, voucher diskon 20% Optik Tunggal, voucher diskon Rp 50 ribu untuk pembelian produk Skin Defence SPF 50 PA++++ di The Body Shop, diskon 25% tiket internasional dan domestik Garuda Indonesia, diskon fisioterapi dari Royal, diskon 20% peralatan olahraga Kettler, diskon 20% sepatu Brooks di http://www.runner.id. Semua voucher berlaku hingga akhir November 2016. Ada yang harus menyerahkan voucher fisik, ada yang cukup pakai kode promo. Ada juga booth buat foto

Jika di lantai 2 pengambilan race pack beserta bonusnya. Maka di lantai 3 ada pameran produk sponsor acara ini. Kami cuma sempat mampir di 2 tempat saja, yaitu Sunpride untuk mencicipi buah potong melon, nanas, semangka dan pisang. Dan ke booth Mandiri untuk Redeem 200 fiesta poin dengan topi/dompet pinggang. Jika poin tidak cukup bisa juga beli kartu emoney 20 ribu dan bayar pakai debit Mandiri, maka bisa pilih topi atau dompet pinggang. Puas banget deh.

Lalu kami makan ke Pepper Lunch yang kuponnya saya beli di Groupon. Enak sekali makanan ala Jepang ini. Saya pesan Beef + mango + lemon tea, sedangkan istri pesan Beef + red Velvet + lemonade. Restoran ini ada sertifikat halal MUI nya. Enak sekali saya rasa. Alhamdulillah. Lalu kami cari mushola yang bersih dan mewah. Namanya executive mushola. Mall Kuningan City adalah mall yang keren. Ini kunjungan kami yang ke dua, 2 tahun lalu mampir saat mengurus visa Australia. Dan sudah banyak kemajuan mall ini. Pas kami pulang melalui jalan di samping mall sedang dibangun bangunan bertingkat yang megah, padahal seingat saya 2 tahun lalu tempat ini adalah perkampungan padat (agak kumuh) tempat kost para pekerja.

 Jalan kaki 900 meter dari Kuningan City ke halte GOR Sumantri cukup membuat kaki pegal, namun melihat bangunan bagus, trotoar lebar, membuat jalan kaki menjadi menyenangkan. Kami naik bus Transjakarta yang menuju Dukuh atas 1 sambung ke halte Dukuh atas 2, ganti bis menuju Harmoni, untuk ganti lagi bis ke Pasar Baru. Ada kekeliruan kami yang belok kiri dan keluar, sehingga untuk masuk lagi kami harus bayar 3500. Harusnya ke kanan, langsung ke penyeberangan ke arah Dukuh atas 2.Sejam perjalanan ini, akhirnya kami tiba di Pasar Baru, yang di luar dugaan kami ternyata mirip jalan Petaling di Kuala Lumpur atau Shinsaibashi di Osaka. Banyak toko yang obral, misal Bata, beli 1 sepatu gratis 1. Matahari, 199 ribu dapat 2 kemeja. Ada juga toko diskon yang tak ada di tempat lain. Penjual makanan yang mulai bermunculan menjelang malam.

Di sini kami menyeberang melalui jembatan penyeberangan yang menjual handphone, makanan, dll, jalan kaki 100 meter ke hotel Red Planet Pasar Baru jl Samanhudi. Saya rasa Indonesia sudah banyak kemajuan dibandingkan dulu, cuma masalah kesadaran kebersihan yang masih kurang. Oh ya, Red Planet ini dulunya Tune Hotel. Kami pernah menginap tahun 2012. Kala itu semua bayar, kini AC, Wifi yang kencang, TV kabel sudah termasuk paket. Ada sabun cair dan handuk di kamar mandi. Cuma amenity kits lain dijual 17 ribu di meja resepsionis. Souvenir lain juga banyak seperti kaos, boneka, mug. Ada juga aneka snack pabrikan. Kamar tetap bersih dan keren. Kasur empuk bintang 5 harga bintang 1. Worth it.

Makan malam kami pesan melalui aplikasi delivery order Mc Donald, dan ditangani oleh cabang Hayam Wuruk. Lumayan nikmat rasanya.

Minggu pagi kami tidak jadi ikut lari, karena hujan cukup lebat. Kami tunggu jam 10 sampai sekalian check out sambil nonton TV di kamar yang juga meliput Jakarta Marathon yang tadinya mau saya ikuti. Saat check out kami pesan taksi melalui aplikasi Go-Car yang lagi promo diskon 40%. Tarif semula 26 ribu dicoret menjadi 16 ribu untuk jarak hampir 3 km dari Hotel Red Planet ke stasiun Gambir. Drivernya mas mas seumuran yang dari penampilannya mungkin karyawan kantoran yang sambilan saat libur akhir pekan. Mobilnya Daihatsu Xenia. Alhamdulillah kami nyaman, terhindar dari basahnya hujan dan tidak perlu ganti angkutan, karena kalau naik Trans Jakarta harus ganti sekali.

Kami masuk pintu Utara dan mampir di 7-11. Kami makan brunch antara lain nasi jago Chicken curry, nasi goreng+ telur, hot dog Big Bite, minuman buah merk Welch dan bayar pakai TCash. Oleh mbak kasir dikasih tahu ada promo makan gratis Telkomsel dengan menukar 170 poin dengan produk segar senilai 20 ribu. Kami tukar saja dengan kopi premium red velvet dan roti keju. Alhamdulillah nikmat sekali rasanya.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Semalam Di Jakarta

06 Minggu Mar 2016

Posted by asambackpacker01 in Jakarta, Tips

≈ Tinggalkan komentar

Tag

blue bird, daytrans, grand indonesia, i Corner, tanah abang, transjakarta


Dari Bandung kami berangkat menggunakan Daytrans yang kebetulan lagi promo selama Februari 2016, beli 1 gratis 1 dengan syarat pembelian di http://www.elevenia.com. Sehingga dengan 125 ribu sudah dapat tiket berdua sekali jalan.
Rute Dipatiukur-FX Senayan/Senayan City adalah rute padat sehingga minibus yang dipakai pun bisa muat 14 orang dengan tetap nyaman. Kami sudah siap berangkat dari apartemen jam 4.30 tepat setelah shalat subuh. Dan kami sudah minta pesan taksi Blue Bird sehari sebelumnya. Namun sopir baru datang jam 4.45. Mepet sekali dengan jadwal berangkat Daytrans jam 5 pagi. Untung jalanan sepi, sopir memacu dengan aman dan tiba di pool Daytrans Dipatiukur jam 4.55. Jam 5 tepat Daytrans berangkat, mampir dulu ke pool Pasteur menjemput penumpang yang lain, lalu masuk tol Pasteur. Perjalanan sampai Bekasi hanya 1,5 jam, namun setelah itu kemacetan mulai terasa. Perjalanan tersendat, mungkin lebih cepat yang jalan kaki daripada naik mobil. Sehingga 2 jam 45 menit ( jam 9.15 ) baru sampai di FX Senayan. Lebih lambat 1 jam 45 menit dari biasanya.
Dari sini kami jalan kaki ke Plaza Bapindo a.k.a Plaza Mandiri. Naik ke lantai 20 dimana ada acara workshop pelatihan menggunakan chart/teknikal dalam jual beli saham. Gratis dengan syarat sudah menjadi nasabah Mandiri Sekuritas dan mendaftarkan diri. Kami datang telat dan jam 11.30 acara selesai.
Acara kami selanjutnya adalah ke Grand Indonesia, mau makan siang dan nonton di Blitz Megaplex yang katanya paling besar dan mewah se Indonesia. Perjalanan ke sana menggunakan TransJakarta. Ongkos 1 orang 3500, bisa cash maupun kartu emoney Mandiri, Flazz BCA, Brizzi BRI dll. Kami hendak turun di halte Plaza Indonesia, namun apa mau dikata, ada pekerjaan pembangunan MRT sehingga halte ini raib dan bablas ke halte Sarinah. Mau jalan kaki jauh, plus hujan rintik-rintik. Kami ganti arah sebaliknya, naik TransJakarta arah Ragunan, ternyata tak berhenti di halte Tosari IBCC, tapi bablas ke halte Karet. Kami turun sini dan tanya ke mas-mas pegawai TransJakarta yang ramah arah kalau mau ke Tosari IBCC. Kami diarahkan melalui jembatan khusus Tranjakarta yang panjang dan aman-keren-mirip di negara maju. Dari sini kami naik lagi dan turun di halte Tosari IBCC. Dari sini jalan kaki, masuk melalui samping tower BCA, diperiksa isi tas dan badan dengan metal detector. Di sini ada banyak kafe yang mewah-semi gelap, ada juga JNE. Kami lanjut saja cari yang terang dan melalui toko buku Gramedia yang besar, mungkin terbesar di Indonesia. Dari sini jalan lagi mencari foodcourt. Tanya ke petugas kebersihan yang ramah, lalu kami temukan foodcourt yang keren. Banyak sekali pilihan makannya. Kami pilih saja Dabu Dabu. Makanan ala Manado yang sangat pedas. Saya pilih ayam pedas dengan sayur urap pedas, sedangkan istri pilih cakalang pedas dengan sayur daun pepaya pedas. Semua pedas, tak ada yang pedas, enak sekali rasanya, per porsi harganya sama 40 ribu Rupiah. Untuk minum kami masih ada bekal teh botol dari Bandung. Karena masih kepedasan kami beli lagi seporsi sup Yong Tau Fung ala Singapura. Isinya kami cuma ambil tahu dan sayur(paling murah), dengan kuah tom yam. Kuahnya sih biasa, tahu dan sayurnya yang luar biasa-segar. Seporsi 20 ribu. Oh ya, semua makanan yang kami makan adalah halal, ada sertifikat MUI nya, dan pegawainya berjilbab. Sebenarnya kami  masih penasaran dengan Pho 21, mi sapi ala Vietnam yang telah bersertifikat halal MUI. Lain kali kami ke sini lagi. Puas makan dengan kenyang dan nikmat, kami mampir ke Blitz Megaplex yang ada di lantai 5. Wow, mewah dan unik. Selain nonton ada restoran, galeri dan tempat main anak. Kami cuma nonton film 2D dengan audio tak se spektakuler XXI Ciwalk, lumayan karena filmnya bagus -Zootopia. Gratis pula dari Cadbury yang saya beli di KlikIndomaret.com. harga normal tiket Rp 50 ribu. Yang nonton sedikit, mengingat kami nonton Rabu siang dimana orang masih sibuk cari duit di kantor. Kebanyakan ibu2 dengan anaknya, serta kakek manula keturunan India beserta istrinya.
Puas nonton kami keluar mall ke penginapan kami di Kebon Kacang. Namanya I Corner Residence. Cukup murah karena semalam hanya 190 ribu, springbed, kamar mandi dalam, AC dingin, TV kabel, dispenser panas dingin di lorong, WIFI lumayan kenceng Cukuplah kalau buat nginep semalam. Untuk makan malam tak begitu jauh, karena banyak warung murah buat makan pegawai mall Grand Indonesia dan Plaza Indonesia. Kami makan soto lamongan 15 ribuan yang so so rasanya, lalu ke Indomaret beli snack. Tapi jangan kemalaman ya, karena daerahnya cukup sepi kalau malam, meski di pemukiman tapi berpagar tinggi-tak bersosialisasi penduduk nya.
Nyenyak kami rebahan sambil nonton film di TV 14 inch. Sampai tertidur. By the way, kamarnya cukupan lah, masih ada ruang kosong buat sholat.
Kasur nyaman membuat kami tidur lelap, bangun pas adzan subuh. Dan bersiap untuk shopping di Tanah Abang.
Jam 7 kami check out, pegawainya masih tidur di depan TV bawah tangga. Untuk ke pasar Tanah Abang jalan kaki tak sampai 1 km. Kami sarapan dulu di warung Betawi beli lontong sayur dan bubur ase. Rasanya ada manis2nya gitu. Plus ada pete. Mungkin itu khas nya masakan Betawi. Seporsi 12 ribu. Setelah makan kami belanja di Tanah Abang sampai jam 12 siang. Belanja buat dijual lagi. Belanjaan seukuran 1 mobil box ini tak perlu kami tenteng sana kemari, karena kami pesan ke toko untuk drop di satu tempat lalu dikirim melalui logistik ke apartemen kami.
Kami makan siang di lantai 8 Pasar Tanah Abang yang sangat representatif. Makan fast food Texas Fried Chicken per porsi 30 ribu. Kami suka Texas karena ayamnya paling besar dan sambalnya saya suka. Usai makan, sholat di masjid lantai atap Pasar Tanah Abang. Usai shalat kami jalan kaki ke Thamrin City mall dimana shuttle Daytrans berangkat ke Dipatiukur. Selama menanti jam 3 sore kami duduk di 7-11, minum air kelapa yang seger dari dispenser 7500 dan jus anggur Welch 10000 dapat 3 botol. Nikmat sekali.
Jam 3 tepat shuttle beranjak ke Bandung dan jam 6 tepat tiba di Dipatiukur. Perjalanan pulang ini relatif lancar, 3 jam tepat, lebih cepat dari waktu berangkat yang 4 jam 15 menit.
Alhamdulillah lancar.
Rincian pengeluaran
-Blue Bird ke Dipatiukur 35 ribu
-Daytrans Bandung-Jakarta pp 2 orang 250 ribu
-TransJakarta 2 orang 7 ribu
-Makan siang di Dabu2 dan Yong Tau Fu Grand Indonesia  80+20: 100 ribu
-Menginap di ICorner Residence 190 ribu
-Makan di warung soto lamongan + snack Indomaret 50 ribu
-sarapan ketupat sayur+bubur ase Betawi 24 ribu
-Texas Fried Chicken 2 orang 60 ribu.
– Angkot Dipatiukur-apartemen 7 ribu
Total 723 ribu
Lumayan lah, wisata hemat dari Bandung ke Jakarta, nebeng kulakan Tanah Abang dan workshop trading saham. 🙂

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Sehari Berbisnis dan Jalan jalan di Jakarta

10 Senin Agu 2015

Posted by asambackpacker01 in Bandung, Bisnis, Jakarta, Kereta api, Wisata

≈ Tinggalkan komentar

Tag

berbisnis di jakarta, jalan jalan ke jakarta, kereta api Indonesia, masjid istiqlal, permasalahan jakarta, taksi blue bird, transjakarta


Ya, Jakarta adalah pusat segalanya. Untuk urusan bisnis di situ pusatnya. Pagi tadi kami berangkat jam 4 pagi dari stasiun Bandung menuju stasiun Gambir menggunakan kereta Argo Parahyangan. Kereta ini adalah tambahan, karena tidak diadakan selain hari Senin pagi. Meski berangkat sebelum subuh, saya lihat loading factornya 100%. Tarif yang dikenakan pun tarif termahal. Misal di eksekutif tarifnya 120 ribu, bisnis 90 ribu. Dan petugas parkir kendaraan, porter, petugas KAI sudah siap sedia di posisi masing2.
Kereta berangkat jam 4 tepat, berhenti sebentar untuk angkut penumpang di Cimahi. Di sana berpapasan dengan kereta Harina dari Semarang. Lalu ada pemeriksaan tiket. Selepas itu semua penumpang terlihat melanjutkan tidurnya. Sampai subuh, dan tiba jam 6 kereta sudah sampai di Cikampek. Berhenti lagi di Bekasi dan Jatinegara. Kereta ternyata telat 22 menit. Harusnya tiba di Gambir jam 6.53 pagi ternyata tiba jam 7.15 pagi.
Setiba di Gambir kami turun, belok kiri ke antrian taksi Blue Bird, cepat, cuma menunggu 5 menit, karena sepagi ini belum banyak pekerja yang pesan taksi berangkat kerja. Pagi ini kami disupiri mas2 yang ceria dan bersemangat. Ada banyak majalah Blue Bird dan majalah gratis di saku belakang kursi supir. Lumayan banyak informasi yang kugali, tentang corporate social responsibilities, tips kehidupan dll. Lima belas menit kemudian sampailah kami di Pasar Tanah Abang. Argo menunjukkan 24xxx plus parkir 5 ribu, saya bulatkan 30 ribu.
Nah ini beberapa hal yang kami kunjungi hari ini.
1. Pasar Tanah Abang
Ketika kami tiba jam 8 pagi, sebagian toko baru buka, sebagian sudah beres2, karena sudah terjual semua dagangannya. Kami keliling dan belanja sampai jam 12.15. Menyenangkan karena 90 persen terima kartu debit Mandiri dan BCA sehingga kami tak perlu resiko bawa uang belanja. Dan bisa titip ke toko untuk dikirim ke alamat yang kita mau via logistik yang kita kehendaki.
2. Museum Fatahillah
Kami naik bus Transjakarta jurusan kota. Pada saat bersamaan ada acara pembuatan film oleh kaum muda Asia Tenggara dalam rangka ulang tahun ASEAN. Mengambil gambar di halte Sarinah. Kebetulan saya bawa kartu flazz BCA tinggal tempel, gate bisa kami lewati. Satu kartu bisa dipakai ramai2 yang penting ada isi uang yang cukup di kartu tersebut. Ongkos jauh dekat 3500/orang dibayar di gate. Karena belum pengalaman kami langsung saja naik begitu ada bus feeder dari Ciputat warna biru, sementara calon penumpang lain enggan naik. Ternyata kalau pakai bis ini bayar lagi 5000/orang. Hiks.
Setengah jam kemudian kami sampai di halte kota, melalui jalur yang sudah ditentukan yaitu underpass kuno yang terhubung dengan museum bank Mandiri dan stasiun kota. Baru pertama kami lewat sini, karena biasanya kami menyeberang jalan saja. Di bawah ada para penjual roti, suvenir dan bekas booth hoka hoka bento. Ciri khas Indonesia, semrawut. Orang gelar lapak sembarangan dan banyak pengamen dan pengemis. Rasanya belum ada perbaikan pemandangan di sini. Apalagi saat sampai museum Fatahillah, bermacam usaha orang untuk mendapatkan rupiah. Mulai melumuri pakaian dan badannya dengan cat seperti warna patung, pakai baju boneka ipin upin, sampai yang tanpa susah payah minta uang. Ya, inilah realita Indonesia, pemerintah membiarkan rakyatnya seperti itu, dan rakyatnya juga masih banyak yang kekurangan. Pas di stasiun Bekasi sempat lihat orang bangun tidur di bekas bongkaran pinggir rel beralas karton dan berselimut koran. InsyaAllah minggu depan coba saya lihat Malaka sebagai sister city Jakarta kota (sama2 banyak peninggalan Belanda) apakah begitu keadaannya?. Oh ya, Senin semua museum tutup ya. Di kota ada museum Fatahillah, Wayang, Bank Indonesia dan Bank Mandiri. Di belakang museum Bank Mandiri ada pasar Asemka yang menjual mainan anak2 impor dengan harga termurah di Jakarta.
3.Monumen Nasional alias Tugu Monas
Kami tak bisa masuk karena tiap hari Senin pintu akses ditutup. Tanpa terkecuali.
4. Keliling kota naik bis wisata gratis
Ya, Jakarta punya bus tingkat gratis yang bisa digunakan untuk mengakses berbagai landmark kota ini.Setelah dari kota kami turun di halte Transjakarta di Monas. Lalu menyeberang ke halte depan museum nasional yang sedang tutup. Di sini ada rambu perhentian bus city tour. Mirip lah dengan bus CAT Penang, CAT Perth maupun GoKL. Sama sama gratis cuma bedanya ini bus bertingkat dan masih baru. Petugas ramah dan informatif. Kami keliling melewati museum nasional, daerah pasar baru, katedral, dan masjid istiqlal, ketika sampai Monas kami turun.
5. Masjid Istiqlal
Setelah tahu monas tutup, kami jalan ke masjid Istiqlal, melalui istana negara. kami tak menemukan jalur penyeberangan sama sekali, bahkan trotoar pun ada yang dimakan halte transjakarta masjid istiqlal, untung masih disisakan sedikit. Pintu belakang dan samping tutup, sehingga kami harus memutar sekitar 1 km. Oh ya, kawasan sekitar monas dan istana steril dari pedagang kaki lima, tapi begitu mendekati masjid Istiqlal, muncul kembali para pedagang kaki lima ini, bahkan separuh turn U sebelah timur monas diisi pedagang bakso dll, tidak permanen sih, tapi dimana2 ada PKL.
Kembali ke masjid, ini pertama kali kami ke masjid Istiqlal, sangat luas dan besar. Penitipan sandal/sepatu/tas antara jamaah laki dan perempuan dipisah. Tempat wudhu bersih dan elegan. Masuk ke dalam masjid, masyaAllah sungguh indah dan megah. Renovasi interior dari bangunan asli tampaknya sangat berhasil mengubah kesan polos saat pertama diresmikan (lihat foto sejarah) menjadi bernuansa Islami. Alhamdulillah. Sore tadi ada tamu dari gereja katolik Vatikan beserta rombongannya termasuk biarawan dan biarawati yang diantar langsung oleh mufti Indonesia sekaligus imam masjid Istiqlal beserta timnya.
Ketika jam sudah menunjukkan pukul 5.15 sore kami keluar dari masjid dan cari minuman dan makanan di parkir sebelah masjid. Lalu jalan menuju stasiun Gambir untuk balik ke Bandung. Berhubung kereta baru berangkat jam 8 malam, kami mampir dan minum di 7-11 stasiun sebelah utara, dan jam 7 kami ke stasiun selatan untuk sholat sekaligus masuk ruang tunggu keberangkatan.
Beberapa poin kesan saya hari ini :
1. Masih ada kelambatan kereta, meski secara performa staff dan kelengkapannya sudah jauh lebih baik dari beberapa waktu lalu.
2. Di Jakarta masih banyak ketimpangan antara yang sangat kaya dan sangat miskin, dimana2 ketemu PKL, pengemis dan pengamen, kecuali di dalam pasar tanah abang dan di depan istana negara. Semrawut terlihat di sekitar halte kota.
3. Bus wisata gratis sangat menarik untuk dinikmati.
4. Masjid Istiqlal serasa seperti oase di tengah hiruk pikuk Jakarta
5. Semakin maju dan nyaman moda transportasi, namun kemiskinan masih tampak di sana sini.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • Asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 604 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • Asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    loading Batal
    Tulisan tidak terkirim - cek alamat surel Anda!
    Cek surel gagal, silahkan coba kembali
    Maaf, blog Anda tidak dapat berbagi tulisan lewat surel.
    %d blogger menyukai ini: