Tag
air gunung fuji, apel jepang, biaya liburan ke jepang, bus jepang, Gunung Fuji, Lake Kawaguchiko, liburan ke jepang, olimpiade tokyo 2020, Roppongi Hills, sate ayam khas jepang, shibuya crossing, starbuck shibuya, stasiun shibuya, terminal bus shinjuku, tiket bus ke fuji, Tokyo Governmental Building, torigin, yakitori, Yakitori presiden RI
Kamis, 13 Nopember
Pagi2 jam 6.30 kami berangkat ke stasiun Ningyocho untuk menuju stasiun Shinjuku (ganti subway di Hibiya) dalam rangka naik ke danau Kawaguchi dimana sering dikatakan sebagai spot terbaik untuk melihat gunung Fuji. Kami tiba di stasiun Shinjuku jam 7.15 dan melihat orang berjas rapi berlalu lalang menuju ke tempat kerja masing-masing. Jam 7.30 kami sampai di terminal bus Tokyo yang cuma muat 2 bus dan kami membayar ongkos bus ke danau Kawaguchi seharga 1750 Yen per orang yang sudah kami pesan via highwaybus.com sebulan sebelumnya- di loket pembayaran. Saya juga ambil brosur berbahasa Inggris sebagai panduan. Banyak wisatawan di sini. Bis berangkat tepat waktu, mulai boarding ke bus 10 menit sebelum berangkat. Dan jam 8.10 bus mulai meninggalkan Shinjuku.
Baru sejam jalan ada kemacetan, ternyata ada kecelakaan. Sebuah mobil terseruduk dari belakang. Polisi tampak sedang menyapu pecahan kaca. Kami seharusnya tiba di Lake Kawaguchiko station jam 9.55 jadi molor ke jam 10.40.

stasiun shinjuku

tiket ke danau fujiyama

bus jepang

suasana shinjuku

macet di jalan tol

ternyata ada kecelakaan, polisi menyapu pecahan kaca
Sesampai di terminal Kawaguchiko Kami antre dulu di toilet dan beli kartu pos dan prangko bertema gunung Fuji. Kami bingung kemana kami melangkah karena rata-rata pengunjung beli tiket bus untuk 2 hari, sedangkan kami cuma punya waktu 2 jam saja untuk di sini. untung saja petugas bagian informasi yang fasih berbahasa Inggris bahkan ikut membantu mengejar bus saat penumpang nyaris ketinggalan yang informatif langsung mencoret2 peta dan menunjukkan rute yang bisa kami lalui dengan berjalan kaki selama 10 menit dan cukup 2jam menikmati gunung Fuji melalui kapal pesiar danau Kawaguchi selama 20 menit serta naik kereta gantung selama 3 menit. 10 menit jalan kaki Jepang ternyata setara 20 menit jalan kaki santai kami, lalu kami tengok mana gunung Fuji kok tidak kelihatan di tempat parkir, lalu kami putuskan naik kapal pesiar seharga 980 Yen untuk perjalanan 20 menit bolak balik. Kami juga sempat lihat ada kereta gantung yang pendek yang membuat kami geli sendiri dan tidak berminat untuk naik. kereta gantung yang serupa dengan jalur flying fox. Sungguh menyenangkan naik kapal ini, diiringi musik yang menenangkan serta penjelasan 2 bahasa : Jepang dan Inggris membuat kami menikmati perjalanan ini. Akhirnya 5 menit mulai kelihatan Gunung Fuji yang tadi juga sempat kami lihat selama perjalanan menuju dan selama berada di stasiun bus. Indah sekali, nyaris sempurna bentuknya. Saya sampai berkaca-kaca karena melihat begitu dekat gunung yang begitu legendaris ini. Sambil mensyukuri kebesaran Allah SWT. Desiran angin dingin menambah romantisnya perjalanan naik kapal. Durasi 20 menit cukup dan tidak membosankan. Usai turun kapal kami lanjut jalan kaki menuju stasiun mengejar bus jam 13.10 yang berangkat 45 menit lagi. 15 menit jalan kaki plus sisa waktu 30 menit kami manfaatkan untuk beli souvenir, air gunung fuji dan tulis kartu pos bergambar gunung Fuji ke sanak saudara, dan mempos kannya di kotak pos terminal bus. Kapan ya kira-kira sampainya. Sebelum naik bus saya juga sempat beli apel Fuji seharga 100 Yen di depan stasiun, asli dari gunung Fuji. Kulitnya berbulu dan berminyak serta rasanya yang empuk dan renyah. Benar2 apel terenak yang pernah kumakan. Jam 13.10 bus berangkat dan sampai di Shinjuku tepat jam 14.55.

suasana kampung dekat danau fujiyama

pepohonan dekat danau fujiyama

warna daun di musim gugur

gunung fuji

gunung fuji dilihat dari danau

air gunung fuji
Dari terminal bus Shinjuku kami jalan kaki menuju gedung pencakar langit Tokyo Municipal Governmental Building. Dimana dari kedua menaranya kita bisa melihat pemandangan kota Tokyo dari semua sisi secara cuma-cuma. Caranya ikuti antrian ke salah satu menara, setelah puas turun ikut antrian ke menara lainnya. Kantor pusat informasi wisata ada disini sehingga tak mengherankan brosur di sini lengkap sekali. Mungkin bisa dipertimbangkan untuk mengunjungi gedung ini sebelum mengunjungi tempat lainnya. Jam 5 kami keluar gedung, sudah menjelang maghrib. Tadi pulang dari gunung Fuji kami sholat jamak Dhuhur dan Ashar sehingga tidak buru-buru cari tempat sholat. Pemandangan di lantai gedung juga tampak megah dan mewah. Ada bendera dan poster menyambut olimpiade musim panas 2020 yang akan diadakan di Tokyo. Meski baru akan diadakan 6 tahun lagi tapi gaungnya sudah terasa saat ini. Sebelum turun kami mampir ke mesin kopi illy untuk membeli sekaleng kopi moka yang enak sekali. Dari sini kami belok ke kiri menuju underground ke stasiun Shinjuku dan melanjutkan perjalanan ke Shibuya.

kopi moka illy yang enak sekali
Sesampai stasiun Shibuya, kami jalan kaki ke mall yang ada Starbucks Coffee yang merupakan spot terbaik untuk melihat lalu lintas pejalan kaki di Shibuya yang terkenal itu. Segelas kopi 350 Yen, sama dengan harga di Indonesia. Dekat stasiun ada patung anjing Hachiko yang setia menunggu majikannya sampai mati.

shibuya crossing dari starbuck

shibuya crossing dari stasiun shibuya

patung Hachiko
Usai dari situ lanjut ke Ginza. Perjalanan ke Ginza makan waktu 10 menit dengan ganti sekali kereta. Tujuan kami mau melihat keglamoran Ginza yang katanya pusat barang ternama. Di Tokyo barang branded tersebar dimana-mana, namun di Ginza adalah ibukota barang branded. Luar biasa gaya hidup orang Jepang. Wajar saja banyak orang mengincar barang bekas dari Jepang di flea market saat weekend. Pertama kami mendarat di Sony Center. Disini permainan interaktif untuk mencoba produk canggih Sony, ada juga mainan robotik yang lucu-lucu, kami skip saja karena rencana kami adalah melihat Ginza dari dekat dan makan malam di Torigin, yaitu rumah makan yakitori/sate ayam Jepang yang pernah dikunjungi presiden Sukarno, Bu Mega dan Pak Habibie. Usia tempat makan ini 65 tahun. Posisinya persis 2 blok setelah Sony. Tempatnya terbuka dari lantai 1 hingga underground. Yakitori yang enak dan juicy in dijual 170 Yen per tusuk dan ada paket seharga 820 Yen untuk 5 tusuk, kami pesan ini, serta teh tawar seharga 220 Yen.

shinjuku depan sony center

GAP shinjuku

menu torigin

torigin

pengunjung torigin

sate 850 yen dan minuman gratis
Puas setelah makan di Torigin kami lanjutkan perjalanan menuju stasiun untuk selanjutnya ke Roppongi dimana para expatriat banyak bermukim. Kami tiba di Roppongi Hill sekitar jam 8.30 malam. Aneka hiburan seperti bioskop, karaoke dan observatorium tersedia di sini. Tampak pula menara Tokyo di kejauhan. Namun karena semuanya terlihat biasa saja di mata kami, kami balik ke hotel yang ditempuh sekitar 30 menit dari Roppongi. Oh ya, di Roppongi ada pohon natal yang tampaknya akan dipasang lampu sebulan sebelum Natal.
Gunung Fuji dan makan yakitori Torigin langganan mantan 3 presiden Indonesia adalah dua hal yang menjadi poin penting dari perjalananku hari ini. Alhamdulillah
Oh ya, jangan lupa gabung klook untuk mendapat penawaran wisata yang lebih hemat di Jepang. Setiap pendaftar mendapat imbalan 44 ribu Rupiah. Segera beli tiketnya. Tempat wisata yang populer di Tokyo misalnya Disneyland, Hello Kitty, dan Tokyo Tower. Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari