• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Tag Archives: shuttle tune aeropolis

Pengalaman Menginap Di Tune Hotel KLIA Aeropolis

11 Sabtu Feb 2023

Posted by pengingat in Air Asia, Hotel, Internet, Kuala Lumpur, Kuliner, Langkawi, Malaysia, MY Airlines, Singapura, Tips, Wisata, Yogyakarta

≈ Tinggalkan komentar

Tag

jarak tune klia2 ke tune aeropolis, KLIA, klia 2, KLIA2, makanan di Kuala Lumpur, sarapan tune aeropolis, shuttle tune aeropolis, tune aeropolis, tune KLIA Aeropolis, tune klia2


Setelah berangan-angan selama 13 tahun, akhirnya kesampaian juga menginap di hotel Tune KLIA Aeropolis. Kenapa berangan-angan ? karena saya sudah mengetahui hotel ini sejak pertama kali naik Air Asia dan ke Malaysia dan pernah ingin menginap di sini saat transit di hotel yang berada di kawasan terminal LCCT ini (kini jadi terminal kargo). Hotel ini dulu berkonsep tidur nyaman dengan kasur kingkoil, kipas angin, shower mandi yang deras, lainnya (amenities, AC, TV, internet) bayar. Bisa dibilang nenek moyangnya hotel Tune yang kini ada yang tetap bernama Tune, ada yang bernama Red Planet, Kalya, maupun Momo’s.

Jumat, 27 Januari 2023 jam 5 petang kami tiba dari Langkawi, dan esoknya Sabtu, 28 Januari 2023 jam 3 siang kami balik ke Yogyakarta. Daripada capek balik untuk menginap ke Kuala Lumpur, lebih baik menginap di sekitar KLIA2, toh kami sudah puas jalan-jalan di Singapura, KL dan Langkawi selama 6 hari. Booking hotel ini saya lakukan sebulan sebelum keberangkatan, sesaat setelah beli tiket promo MyAirlines KLIA2-Langkawi PP RM 236 untuk 2 orang. Pengalaman liburan kali ini banyak sekali kami temui produk Indonesia ada di Malaysia, seperti Indomie, Nabati, Indocafe, JCo, Gery, Kopiko dll, bahkan ada vending machine. Menariknya harga produk Indonesia di sini lebih murah daripada harga produk setempat. Dulu, meski perkapita Malaysia lebih tinggi tapi harga barang lebih murah, sekarang sudah menyesuaikan.

Setelah ambil bagasi MyAirlines, kami susuri mal KLIA2 dengan membawa troli besar, mampir dulu ke Jaya Grocer, mencari bekal makan malam dan sarapan di Tune Aeropolis sekalian survey apa saja yang bisa saya beli besok untuk oleh-oleh dengan menghabiskan sisa Ringgit yang masih tersisa. Tadinya ragu bawa troli besar ke dalam supermarket, tapi bapak-bapak India manajer toko mempersilakan masuk sekalian bawa troli. Di Jaya Grocer kami beli apel dan roti beserta set caesar salad yang dilengkapi saus Kewpie. Dari sini kami turun ke lantai bawah/dasar menuju Tune KLIA2 untuk menunggu jemputan shuttle bus. Karena ragu, kami mampir dulu ke minimarket KKK membeli roti isi daging dan kari ayam, serta selai kaya Gardenia, sambil menanyakan ke kasir kalau sudah benar arah kami Tune KLIA2.

Sebenarnya ada jalur khusus ke Tune KLIA 2 dari lantai 1, tak apalah lewat lantai dasar, toh sama-sama dekat jaraknya. Di Tune KLIA 2 kami tiba pukul 18.30 dan menemui resepsionis untuk mendaftarkan diri naik shuttle bus Tune KLIA Aeropolis. Dengan ramah, kakak resepsionis menyampaikan shuttle yang pukul 18.00 sudah berangkat, yang masih ada yang pukul 20.00 dan 22.00. Ok, saya daftar yang pukul 20.00 di formulir list dengan tulisan tangan. Tadinya hanya berempat yang menunggu shuttle ini, ada 2 yang datang lebih dulu, hingga 1,5 jam kemudian terkumpul 12 orang. Menunggu di lobby Tune KLIA 2 cukup nyaman, sofa nya empuk dan AC nya sejuk. Tapi ada nyamuk yang masuk menyelinap dari pintu otomatis. Internet U mobile istri dan ChungHwa saya cukup lancar dipakai di sini.

Ketika pukul 20.00 tepat datang bus shuttle dengan pengemudi Melayu. Bus mini muat 12 penumpang plus koper yang bisa disimpan di badan samping bus. Ketika bus memutari hotel untuk keluar, di gate keluar, ada tambahan 1 penumpang lagi yang naik, dibantu menyetop bus oleh pegawai Tune KLIA2. Baik sekali. Bus menyusuri perimeter KLIA sejauh 15 km dengan waktu tempuh 20 menit. Pemandangan pagar bandara, sawit, lampu jalan, KLIA, KLIA2 dan naik turun pesawat di malam hari cukup menarik perhatian kami. Hingga akhirnya tibalah di Tune KLIA Aeropolis di lokasi terminal kargo yang dulu terminal LCC (Low Cost Carrier) Air Asia. Jarak lurus dari KLIA2 mungkin hanya 5 km, namun karena memutar menjadi 15 km.

Lalu kami masuk ke hotel Tune KLIA Aerotel yang pintunya kecil, tidak seperti pintu hotel. Check in dengan menunjukkan passport, karena sudah dipesan lewat Agoda otomatis nama saya sudah terdaftar di list tamu hari itu. Cukup itu, dan bayar pajak turis 10 Ringgit/kamar/malam yang bisa dibayar tunai maupun pakai kartu. Kami minta kamar paling atas, dan dikasih kamar paling atas yaitu 503. Pemandangan dari depan pintu kamar adalah truk kargo dan landasan pacu, sedangkan dari jendela kamar yang terlihat adalah dinding koridor.

Kesan pertama mengenai kamarnya adalah, sempit. Kamar sudah penuh oleh kasur, menyisakan satu space kiri kanan depan kasur untuk lewat 1 orang. Maklum ukuran kamar hanya 10m2, termasuk kamar mandi. Rasanya ini adalah hotel Tune yang paling sempit yang pernah saya inapi. Untungnya harga 280 ribu sudah termasuk AC, selain kipas angin, yang cukup menyegarkan kamar. Dinding kepala dilengkapi kaca besar, lampu dan meja, dinding kanan ada meja lipat, dan di depan kasur ada tempat handuk dan jemuran. Socket listrik ada di 2 tempat. Untuk kamar mandi ada sabun cair, shampoo dan sabun batang. Pasta dan sikat gigi bawa sendiri. Kasur dan bantalnya empuk, selimutnya lembut dan showernya deras sekali, puas untuk mandi (terasa bersih). Buat saya cukup, tapi buat istri saya yang takut berada di ruang sempit, dia bilang takut kalau sendirian (Claustrophobia).

Setelah makan malam roti dari KKK kami ke resepsionis tanya surau dan WIFI. Ternyata username : nomor kamar, password : alamat email (bebas), langsung terhubung dengan WIFI hotel yang kencang (diatas 35 Mbps). Lalu kami salat di surau yang berada di bawah tanah, berdekatan dengan ruang laundry. Surau laki-laki dipisah dengan perempuan, termasuk tempat wudhu nya. Di sini tenang sekali dan sejuk. Usai salat, kami balik ke kamar, melalui lobby yang tampaknya masih ramai orang duduk-duduk dan makan minum di mini kafe hotel yang full music top 40.

Tidur di sini enak sekali, dari jam 9.30 malam hingga jam 5.30 pagi (8 jam tidur) tatkala terdengar kamar sebelah berisik sekali siap-siap check out. Mereka ada di beberapa kamar. Dari ngomongnya kedengaran bahasa Mandarin, kata yang saya kenali hanya wo men Indonesia Bali. Mungkin mereka mau ke Bali. Jam 5.30 pagi Malaysia itu sama dengan jam 4.30 pagi WIB. Atau kalau di Yogyakarta itu terasa seperti 3.30 dinihari, karena waktu salat Subuh di sini 1 jam lebih lambat (di Yogya 4.21 WIB, di sini 6.19 waktu Malaysia). Terus kedengaran lagi anak-anak bangun, menangis, mungkin karena terganggu berisiknya kamar sebelahnya. Kamipun bangun, mandi, salat subuh, sarapan dan bersiap check out. Sarapan kami buat dari 4 burger yang diisi dengan sayur salad dan saus Kewpie, serta custard muffin merk Sinar. Roti burger Jaya Grocer ini enak, manis lembut, tapi tidak mudah robek. Segar dan enak.

Pas pukul 10.20 kami turun ke resepsionis untuk check out dan menunggu shuttle van. Berhubung hanya 4 orang yang akan naik, pagi ini kami dilayani pakai minivan. Kakak resepsionis dengan ramah menanyakan apa kami sudah makan ? kami jawab sudah, lalu ditawari sarapan gratis atau boleh buat makan siang karena disajikan dalam box makanan, silakan pilih american breakfast, nasi lemak atau mee goreng. Istri pilih american breakfast, saya pilih nasi lemak. Dilengkapi dengan 2 botol air mineral Spritzer 500 ml. Sebuah kejutan yang menyenangkan buat kami, karena saya booking tanpa sarapan, eh ternyata dapat sarapan. Kami tunggu shuttle hingga 40 menit kemudian, dengan hiburan lagu top 40. Ternyata cukup lengkap juga jualan makanan minuman yang tersedia di lobby Tune KLIA Aeropolis ini, termasuk minuman yang haram. Sambil menunggu, kakak resepsionis meminta scan QR code Google map untuk mereview hotel mereka, ya tentu saja saya kasih bintang 5/5 dari pengalaman jemputan, surau, tidur lelap dan sarapan gratis yang mereka sediakan.

Van datang tepat pukul 11.00. Driver nya kali ini keturunan Tamil yang ceria, mengemudi dengan cepat sehingga dalam 17 menit menyelesaikan jarak 17 km dari Tune KLIA Aerotel ke Tune KLIA2. Rutenya berbeda dengan tadi malam, kalau tadi malam setengah KLIA ke kiri, siang ini setengah KLIA ke kanan, dengan pemandangan pohon sawit dan Mitsui Factory Outlet. Di jalan perimeter ini sesekali ketemu dengan motor sport yang mengebut di jalanan sepi sekeliling KLIA. Puas menginap di Tune KLIA Aerotel sekaligus menutup seri lawatan Singapura-Kuala Lumpur-Langkawi tahun 2023 ini. Alhamdulillah.

Iklan

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Singapura Malaysia 2023 (Hari 7) : Dapat Sarapan Gratis, Shuttle ke Bandara, Shopping @KLIA2, Naik DAMRI

02 Kamis Feb 2023

Posted by pengingat in Air Asia, Hotel, Kuala Lumpur, Kuliner, Malaysia, Tips, Wisata, Yogyakarta

≈ Tinggalkan komentar

Tag

Air Asia, bandara YIA, imigrasi, imigrasi yogyakarta, jarak tune klia2 ke tune aeropolis, kereta bandara YIA, makanan air asia, makanan di air asia, menu air asia, pengalaman naik air asia, promo Air Asia, santan air asia, sarapan tune aeropolis, shuttle tune aeropolis, tarif kereta bandara YIA, tiket kereta bandara YIA, transportasi dari YIA, transportasi ke YIA, tune aeropolis, tune klia2, visitor Shuttle bus


Sabtu, 28 Januari 2023

Ini adalah hari terakhir jalan-jalan seminggu di Singapura dan Malaysia. Kami pergunakan hari ini untuk jalan santai, beli oleh-oleh menggunakan Ringgit yang tersisa. Untuk sarapan, tadi malam kami telah membeli satu set salad dengan cesar salad, buah apel dan roti burger di Jaya Grocer. Rencana kami mau bikin burger salad. Ternyata meski daging terasa enak, segar. Roti nya kenyal tidak rapuh, cocok untuk burger. Demikian juga apelnya, renyah. Kami makan pelan sambil menikmati Wi-Fi yang kencang. Lalu mandi, bersiap untuk check out.

Kami check out jam 10.30 pagi. Termasuk tamu terakhir, karena sejak sebelum subuh tadi sekitar jam 5 pagi, banyak tamu yang check out, termasuk tamu kamar sebelah sudah riuh bersiap ke Indonesia? Tak mengerti persisnya apa yang mereka bicarakan dalam bahasa Mandarin, tapi beberapa kali menyebut kata Indonesia dan Bali. Mungkin mereka akan ke sana.

Di resepsionis ada petugas, kakak bertubuh subur bertanya, “sudah sarapan? “” Sudah” “Mau tak sarapan lagi, sila pilih yang mana? Ada nasi lemak, american breakfast dan indian breakfast”” Saya tak pesan kak”” Ini saya bagi percuma” Terkejut saya, karena di booking Agoda No Breakfast. Kami pilih nasi lemak dan american breakfast. Minumnya dikasih 2 botol Spritzer 500 ml. Wah surpised me. Thank you.

Di sini menunggu 30 menit, hingga saatnya naik shuttle van pukul 11.00.Ada 2 penumpang lain yang naik, sehingga kami berempat. Armadanya van, bukan bus, karena penumpang nya hanya 4.Tadi malam naik bus karena yang naik 13 orang. Saya perhatikan 2 tamu lain ini tidak dikasih bekal breakfast. Entah mereka tak dapat atau mereka sudah makan di kamar. Wallahualam.

Perjalanan ke Tune KLIA 2 ini lebih lama, karena lebih jauh dan melewati jalur yang berbeda dengan semalam. Kalau kawasan diandaikan sebuah kotak. Tadi malam lewat setengah kotak bagian kiri kiri sejauh 15 km, sekarang lewat setengah kotak bagian kanan sejauh 17 km, dengan sopir keturunan Tamil yang ceria. Melewati Mitsui Outlet Park.

Setiba di Tune KLIA 2 kami ambil troli, lalu jalan melalui lorong yang tersambung ke terminal kedatangan KLIA2. Dari situ lanjut belanja di Jaya Grocer, membelanjakan sisa Ringgit. Kebetulan masih 52 Ringgit, saya belanjakan kopi brazil, kopi kluang station, teh BOH songket series mandarin, teh BOH peach, semuanya 49 Ringgit. Berhubung hampir jam 12 siang, kami makan siang bekal sarapan yang dikasih resepsionis Tune Aeropolis tadi. Ternyata semuanya sedap, semua enak, porsi nya banyak. Nasi lemak ada ayamnya, sedangkan american breakfast ada sup kacang merah, sandwich, sosis dan telur dadar. Di sekitar kami banyak orang Indonesia ke berbagai tujuan, mungkin karena ruang tunggunya sama-sama di L.

Usai makan siang, kami bergegas ke terminal check in di line V. Di sana kami drop bagasi plus cetak boarding pass warna merah menyala. Kami dapat ruang tunggu L10. Lalu ke pemeriksaan bawaan kabin penumpang oleh kru Air Asia. Lanjut pemeriksaan barang, paspor, lalu masuk ruang tunggu. Di sini pemeriksaan terakhir sebelum masuk pesawat, maka gelang jam, ikat pinggang, dompet harus di lepas untuk scan X-RAY. Saya sempat jamak qashar Dzuhur Ashar di surau dekat L8. Sebelah L10 yang merupakan ruang tunggu keberangkatan ke Yogyakarta. Satu jam sebelum terbang penumpang diminta masuk ke ruang tunggu dalam L10.

Menunggu cukup lama, akhirnya pukul 15.00 dipersilakan boarding naik pesawat Air Asia AK 348 tujuan YIA ini. Banyak penumpangnya warga Malaysia yang berlibur ke Yogyakarta dan sekitarnya. Saya pesan chicken Thai basil, tapi yang ready to eat chicken rice. Sedangkan istri pesan chicken sandwich. Sedap semua makanan sore ini. Meski sama sama chicken rice Air Asia, beda rasa produk AK dengan QZ yang seminggu sebelumnya kami naiki, mungkin beda penyedia kateringnya. Di AK ini lebih asin, nasi lebih pera, ayamnya lebih smoky, iyalah chicken rice makanan umum di Malaysia. Lebih pengalaman bikin chicken rice yang enak. Di sini pesanan kopi instan Moccona 50 gram diantar pertama kali setelah pesawat stabil dengan bungkus bertuliskan duty free. Duty free yang murah, karena saya beli hanya 14 Ringgit diskon 4 Ringgit, bayar 10 Ringgit.

Di pesawat tidak membosankan karena pramugari/a nya ada yang atraktif sepanjang perjalanan, menawarkan produk dan curhat rumah tangganya ke penumpang yang sedang ulang tahun dan duduk persis di belakang saya. Sampai akhirnya tertidur satu jam di pesawat hingga mendarat di YIA. Kursinya saja sempit tapi tak terlalu mengganggu karena banyak tidurnya.

Pertama datang diperiksa aplikasi peduli lindungi, lalu paspor, ambil bagasi, lalu bea cukai. Prosesnya lebih panjang dan lama dibandingkan di Changi seminggu lalu, tapi cepat kalau untuk WNI di banding WNA yang agak tersendat karena harus verifikasi dan pendaftaran imei telepon dll.

Beres imigrasi, kami langsung ke stasiun kereta bandara, ternyata tiket pukul 18.00 dan 20.00 habis, baik di aplikasi maupun di loket. Terpaksa turun lagi cari alternatif, dapatlah DAMRI. Tarifnya 80.000/orang, atau 4x tarif kereta bandara. Waktu tempuhnya juga 2,5 jam dibandingkan naik kereta bandara yang cuma 39 menit + naik taksi online 21 menit. Kelebihannya, kebetulan kami diturunkan depan rumah, sehingga tidak perlu naik taksi ke rumah.

Alhamdulillah perjalanan 7 hari 6 malam di Singapura dan Malaysia ini berjalan lancar, berkesan, banyak pengalaman baru dan dapat pelajaran yang intinya dimanapun semua orang itu sedang berjuang sesuai jalan hidupnya, setiap orang punya cerita hidupnya masing-masing.

Pengeluaran hari ke-7 jalan jalan ke Malaysia kali ini adalah :

*)Tiket Air Asia dari Kuala Lumpur ke YIA menjadi pengeluaran terbesar jalan-jalan ke Singapura dan Malaysia kali ini.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahkan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • MY Airlines
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 465 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    %d blogger menyukai ini: