Ini adalah kedua kalinya saya mengunjungi Langkawi. Jika dulu menginap di hotel Asia Kuah, sekarang menginap di guest house Pemandangan Indah Padang Matsirat, dengan membatalkan reservasi di hotel Greenish Kuah. Pembatalan ini karena antisipasi tidak dapat rental mobil, mengingat beberapa blogger Indonesia menuliskan pengalaman kesulitannya memenuhi syarat untuk menyewa mobil di Langkawi, dan hanya dapat sewa motor. Kalaupun terpaksa naik taksipun tidak mahal, karena guest house ini dekat bandara Langkawi. Ternyata kekhawatiran itu sirna, tetap mudah mendapatkan sewa mobil di Langkawi, yang penting komunikasi booking mobil/kereta via WhatsApp dengan pemilik sewa beberapa minggu sebelum kedatangan.
Tarif guest house ini murah, hanya 248 ribu. Gambar hotel dan lingkungannya di Google map sangat mirip dengan kondisi aktualnya. Guest house ini bahkan terkesan sunyi, mungkin karena low season, bukan musim liburan. Pemandangan pantai dan bandara tidak terlihat dari sini, untuk melihatnya perlu naik ke atas ada look out yang menjangkau pantai dan bandara yang biasa untuk menonton pameran dirgantara LIMA, yang akan datang akan diadakan 23-27 Mei 2023 nanti. Gambar di google map ataupun agoda yang menunjukkan pemandangan gunung, pantai, sunset dan airport Langkawi itu tidak diambil dari guest house ini, tapi dari look out 260 m di utara guest house ini. Suasana Langkawi benar-benar sunyi dan santai sekali.
Kami dapat kamar nomor 104, ada teras dengan meja dan kursi. Di belakangnya berpemandangan ladang/kebun. Kamarnya agak gelap, berisi kasur ukuran queen, AC, meja kursi, teko pemanas air, teh, kopi, gula, krimer, AC, toilet, shower, TV dengan saluran Astro (kami bingung mengoperasikannya). AC nya agak berisik tapi masih dingin membuat kami nyenyak tidur dari jam 9 hingga 6 pagi (9 jam). Untuk Wi-Fi sangat cepat, perlu minta secarik kertas berisi username dan password yang hanya dapat digunakan untuk satu gadget. Jadi kalau banyak gadget minta yang banyak juga.
Ada kolam renang, shower bilas, kedai, dispenser, microwave dan peralatan makan khusus tamu. Untuk sarapan by order dan tersedia mulai jam 8.30 pagi. Kami tak terlalu banyak mengeksplorasi karena jam 8 sudah check out untuk mengikuti hopping island tour yang mulai jam 8.45 dari jetty kampung baru.
Guest house ini cocok untuk ketenangan, segera istirahat setelah dari bandara, sepi. Kurang cocok buat yang ingin dekat dengan keramaian, duty free, pantai, kuliner, dan sarapan. Termasuk dekat dengan semua tujuan yang pernah saya kunjungi dulu yaitu : skycab, tanjung rhu, maupun yang kami kunjungi saat ini : pasar kamis malam temonyong dan salat jumat masjid al ehsan.
Perjalanan dari Yogyakarta ke Singapura, Kuala Lumpur, Langkawi lalu balik ke Yogyakarta lagi ini berlangsung 7 hari, Ahad/Minggu 22- Sabtu 28 Januari 2023 bertepatan hari raya Imlek, tahun baru Cina. Momen yang tepat untuk melihat perayaan dan suasana liburan Imlek di negara yang populasi Tionghoa nya tinggi. Sekalian pakai paspor ketiga yang belum pernah dipakai sejak dicetak tahun 2019, dimana sempat beli tiket dan akomodasi ke Thailand Agustus tahun 2020 tapi semua batal karena adanya Covid19.
Itinerary di aplikasi Tripit
Dari Yogyakarta ke Singapura saat ini ada 3 penerbangan langsung, yaitu dengan Air Asia, Scoot dan yang terbaru Batik Air. Saya pilih Air Asia karena punya kredit voucher 750 ribu dari pembatalan terbang ke Bangkok Agustus tahun 2020 dahulu saat awal Covid19. Selain itu Air Asia yang rute Yogyakarta Singapura ini adalah Air Asia Indonesia, yang tentunya lebih familiar dengan kru dan pramugari/a Indonesia dan add on makanan, bagasi, souvenir dalam Rupiah.
Sebelum ke Singapura, kami berangkat naik Gocar, naik kereta bandara 20 ribu/orang, menginap dulu di hotel Cordia YIA pada hari Sabtu, 21 Januari 2023 jam 3 sore, karena tidak mau terburu-buru ke bandara esok paginya, karena pesawat berangkat jam 7 pagi, Minggu, 22 Januari 2023 bertepatan tahun baru Cina- imlek. Di Singapura imigrasi cepat dan mudah karena sudah isi aplikasi ICA, lalu ikut tur Singaporeward, saya pilih Former Supreme Court Tour, lalu ke Vivo City makan tomyam dan ikan saba, salat di masjid diraja Johor Telok Blangah, ke Chinatown dan ditutup melihat kemeriahan di Marina Bay Sands. Kami menginap di Spacepods@lavender
Setelah semalam menginap, salat subuh di masjid hajjah Fatimah, sarapan kepak ayam dan belanja pagi (Dilmah special CNY) di Singapura, 23 Januari 2023 lanjut ke Kuala Lumpur via darat ke terminal JB (Johor Bahru) Larkin dahulu. Naik bus SJE 4,8 Dollar dari terminal Queen street. Proses imigrasi bisa cepat (1 jam) saat weekday arah Malaysia dan bisa juga lama (4 jam) saat weekend dan musim liburan. Karena salah belok kiri setelah imigrasi/ arah ke JB Sentral, kami naik Grab sekitar 13 MYR ke terminal JB Larkin Sentral. Dari JB Larkin ke Kuala Lumpur naik bus. Bisa dipesan online melalui Easybook atau Redbus, mesin tiket di terminal Larkin maupun secara offline. Harganya sekitar 30 Ringgit. Per 1 Januari 2023 ada biaya cetak dan admin 2 MYR di loket penukaran tiket. Perjalanan sekitar 6,5 jam (telat 1,5 jam ada kemacetan di jalan tol negeri sembilan) dan turun di TBS (Terminal Bersepadu Selatan) yang terhubung dengan stesen komuter dan LRT BTS (Bandar Tasik Selatan) ke kota Kuala Lumpur.
Di Kuala Lumpur kami menginap 3 malam di hotel Avenue J jalan Lebuh Pasar dan puas menikmati kota ini. Point of interest kota ini antara lain mal terbesar di Malaysia dan no 2 dunia : IOI Puchong, mal fancy pertama di luar Jepang : Lalaport by Mitsui, makan di IKEA Damansara, belanja di Giant Sungei Wang, makan malam di Kampung Baru, NZ Curry, menyeberang Pintasan Saloma, belanja di Village grocer dan tukar duit di Antara Duit Money Changer Avenue K mall, ke muzium tekstil, jalan kaki ke kawasan masjid India, Jakel mall, mengunjungi pasar seni central market pasca Covid, menginap di hotel Avenue J, makan di AlBaik, dan melihat air mancur menari di masjid jamek area river of life tiap malam hari adalah hal baru dan menarik yang kami lakukan selama 4 hari 3 malam di Kuala Lumpur.
Kamis, 26 Januari 2023 kami lanjutkan perjalanan ke Langkawi. Sebelumnya saya pernah ke sana tahun 2014 bersama adik, karena terkesan, dan ada promo tiket maskapai terbaru Malaysia yaitu MYAirlines maka saya terbang ke sana dengan istri. Kalau buat sekedar tahu, di Langkawi cukup 24 jam karena pulaunya kecil, cukup diputari 8 jam dengan kereta sewa/rental mobil. Kali ini kami fokus menikmati pasar Kamis malam Temoyong, dan island hopping mengunjungi 3 pulau di selatan pulau Langkawi yaitu pulau Dayang Bunting, Singa Besar dan Beras Basah.
Setelah semalam menikmati keindahan Langkawi, esoknya kami balik ke Kuala Lumpur. Menginap di Tune Aeropolis di dekat bekas terminal LCCT yang pernah kami kunjungi tahun 2010-2013 dahulu. Ke sana pakai shuttle gratis yang disediakan Tune KLIA 2 yang satu grup. Tarif di hotel Tune Aeropolis hanya 1/2 daripada di hotel Tune KLIA 2. Mungkin karena lokasinya jauh dari terminal dan tidak bisa diakses dengan jalan kaki mengingat dikelilingi runway. Kalau naik Grab sekitar 25-50 Ringgit tergantung jam sibuk dan permintaan.
Hari Sabtu, 28 Januari 2023 kami balik ke Yogyakarta, kali ini naik Air Asia Malaysia (AK), bagasinya lebih mahal (446 ribu/20 kg) daripada bagasi Air Asia Indonesia (QZ) yang 420 ribu/20 kg. Makanannya juga lebih mahal dan menu yang sedikit beda.
Alhamdulilah lancar, berkesan dan menyenangkan perjalanan ke Singapura dan Malaysia kali ini.
Rekapitulasi biaya jalan-jalan selama 7 hari 6 malam termasuk menginap semalam di Cordia hotel YIA (total jadi 8 hari 7 malam) adalah sebagai berikut :
Untuk kali ke dua saya datang ke Langkawi. Sebelumnya, tahun 2014 datang ke Langkawi bersama adik. Karena terkenang dengan kedamaiannya, tahun 2023 datang ke Langkawi bersama istri. Melancong singkat saja, 2 hari 1 malam kebalikan dahulu yang 2 malam 1 hari. Sekalian mencoba maskapai baru Malaysia, yaitu MYAirlines. Ini adalah lanjutan dari seri lawatan dari Yogyakarta, Singapura, Johor, Kuala Lumpur, Langkawi sebelum balik lagi ke Yogyakarta melalui KLIA2.
Untuk hotel, dulu di daerah Kuah, eh sempat pula booking hotel Greenish yang juga di Kuah. Akhirnya terpilih lah guest house Pemandangan Indah dekat bandara yang saya kira bisa lihat langsung dari guest house, tapi setelah booking no cancel, dan lihat peta, ternyata harus 260 meter lewat jalan raya ke arah utara guest house. Kondisi guest housenya sendiri lumayan, jangan ekspektasi seperti hotel berbintang, ini lebih mirip dengan kontrakan. Dimana semuanya terhubung langsung dengan bapak kos/penjaga guest house. Berhubung hanya untuk tidur, tak masalah, mungkin kalau berhari-hari perlu dipertimbangan menginap di hotel daerah Kuah atau pantai Cenang yang include sarapan biar tidak repot menyiapkan makanan.
Untuk transportasi menggunakan mobil/kereta sewa “total harga 26-27 jan, viva manual.rm50” dari Ceria Visata Agency +60 12-673 8106 yang sudah saya booking 16 hari sebelum ketibaan di Langkawi. Pilihan mobilnya banyak, tapi saya pilih yang paling basic seperti yang pernah saya sewa 9 tahun sebelumnya. Konsekuensi mobil tua adalah kondisinya tidak se fit dulu, apalagi makin langka populasi yang manual. Yang penting terawat baik. Saya dapat pinjaman Perodua Viva Manual yang AC nya dingin sekali dan radio FM nya bersuara jelas dan jernih.
Hidden gems pertama adalah pasar malam. Tiap hari ada pasar malam. Kami berkesempatan mengunjungi pasar malam Temoyong, menikmati kuliner, jajanan dan minuman di sana. Tidak sembarangan makanan yang dijual di sana, karena enak-enak dan porsi yang mengenyangkan. Tak kalah dengan rasa di warung/restoran/foodcourt, harganyapun murah.
Jadwal Lokasi Pasar Malam Langkawi Minggu : Padang Matsirat Senin : Ulu Melaka Selasa : Kedawang Rabu : Kuah Kamis : Temonyong Jumat : Ayer Hangat Sabtu : Kuah
Jam : 7pm – 10pm (waktu kami ke sana jam 5 pm pun sebagian sudah siap/buka)
Hidden gemskedua adalah island hopping, kunjungan ke 3 pulau yaitu : dayang bunting, singa besar dan beras basah, cukup mewakili cap “sudah pernah ke Langkawi”. Harga paketnya murah, 235 ribu Rupiah cukup untuk beli paket berdua di Klook. Ada diskon 45 ribu tiap beli paket minimal 180 ribu. Island hopping ini harga paketnya 140 ribu, berdua 280 ribu, diskon 45 bayar menjadi 235 ribu dengan mengeklik link di bawah (affiliate). Worth it.
Potongan Rp45,000 untuk pengalaman travel unik pertama anda dengan Klook! Hai! Ada diskon Rp45,000 untuk berbagai aktivitas populer, hotel, dan lainnya di Klook. Cukup sign up melalui link ini: https://s.klook.com/c/pow17w
Kalau ada umur dan kesempatan ke Langkawi, rencana mau menginap di Pantai Cenang, sekali-kali ingin lihat suasana ramai di Langkawi, dan kembali memutari pulau Langkawi dengan mobil. Sambil tengok penawaran lain Klook di Langkawi. Saya suka ketenangan ala kampung, keindahan alami dan variasi makanan Thai namun halal, dan pantai timur (Kelantan, Terengganu) yang agak beda dengan masakan Yogyakarta.
Acara utama hari ini adalah Island Hopping Langkawi, yaitu keliling pulau-pulau sekitar Langkawi, seharga 40 Ringgit/orang di aplikasi Klook. Meliputi pulau dayang bunting : kunjungan ke danau air tawar di pulau yang penuh misteri, pulau singa besar : pertunjukan memberi makan burung elang, pulau beras basah = foto di rumah warna warni dan wisata air. Paket wisata ini sebenarnya dijemput di McDonald’s underwater world, namun karena mempertimbangkan ulasan pengguna klook sebelumnya, bahwa lebih baik datang langsung ke jetty teluk baru supaya cepat berangkat.
Potongan Rp45,000 untuk pengalaman travel unik pertama anda dengan Klook! Hai! Ada diskon Rp45,000 untuk berbagai aktivitas populer, hotel, dan lainnya di Klook. Cukup sign up melalui link ini: https://s.klook.com/c/pow17w
Dari guest house kami check out, serahkan kunci ke abang penjaga. Berangkat jam 8.10 dipandu Googlemap. Sampai lokasi pukul 8.40, parkir mobil dulu di tempat yang kosong, lalu disambut oleh sepasang kakak dan abang dari tur tanya nama, beli tiket dimana (tanpa periksa voucher klook) lalu dipersilakan naik perahu. Ada tukang foto mengambil gambar kita (ujungnya nanti kita bisa beli foto di piring 15 Ringgit buat kenang-kenangan), so bergayalah semaksimal mungkin. Pukul 8.45 perahu no 375 yang kami (12 penumpang + 1 sopir) berangkat dari dermaga. Cukup kencang si abang ini mengemudi perahu, tak sampai bikin muntah kok, tak seekstrim naik speedboat dari Batulicin ke Kotabaru beberapa tahun lalu.
Tujuan pertama adalah pulau Dayang Bunting.
Pulau Dayang Bunting ialah sebuah pulau di kabupaten Langkawi, Kedah, Malaysia. Ia merupakan pulau yang terbesar kedua setelah Pulau Langkawi. Pulau ini terletak 17.6 km atau kira-kira 15 menit perjalanan dengan dari jeti teluk baru. Pulau ini mendapat nama daripada kisah dongeng yang kono pulau ini sepintas lalu menyerupai dayang bernama Mambang Sari yang ditipu oleh Mat Teja sehingga membuatkan dia mengandungkan anaknya karena terlampau mencintainya. Namun setelah 7 hari anaknya lahir, bayi tersebut menderita dengan penyakit yang penyakit misterius. Mambang Sari kemudiannya meletakkan anaknya ditasik itu lalu menyebabkan terjadinya lagenda tasik dayang bunting. Dalam perjalanan ke Tasik Dayang Bunting, kita akan lihat bentuk gunung yang menyerupai seorang perempuan sedang terbaring dengan bentuk kepala, dada dan perut yang sedang bunting.
Untuk masuk tasik dayang bunting perlu bayar 6 Ringgit untuk turis, dan 3 Ringgit untuk yang bawa MyKad/KTP nya Malaysia. Seperti beberapa kunjungan ke tempat wisata sebelumnya kami diminta MyKad mungkin karena mungkin dikira orang Malaysia. Toilet 1 Ringgit. Ada 2-3 kedai makanan. Di tasik/danau air tawar ini wisatawan menikmati olahraga air seperti kayak, scuba diving. tapi semua harus pakai pelambung yang dapat disewa 5 Ringgit. Kalau tak mau nyebur, boleh juga celupkan kaki dan tangan di air tasik yang sejuk ini. Saya cek pakai TDS meter ternyata TDS air dayang bunting = 787, atau 5x TDS air mineral Vit yang 152. Air ini kaya akan alkali, konon orang yang susah hamil, ikhtiar dengan minum air tasik dayang bunting ini, dengan direbus tentunya, dan ada yang berhasil. Mitos dongeng dayang bunting, bercampur ilmiah (kadar alkali tinggi). Satu setengah jam di sini hingga pukul 10.30 kami kembali ke perahu.
Selanjutnya kami ke pulau Singa Besar untuk menyaksikan elang laut dan elang langkawi. Bedanya elang laut dan elang langkawi adalah di warna, ukuran dan tempat tinggal. Elang laut berwarna hitam putih, ukuran besar, tinggal berkumpul di pohon pulau. Sedangkan elang langkawi berwarna cokelat, ukuran kecil dan banyak beredar di laut. Tapi saat pertunjukan memberi makan elang ini mereka bercampur dan menangkap makanan dengan kakinya. Di sini tak lama, mungkin 30 menit.
Selanjutnya kami ke pulau Beras Basah. Waktu terlama kami habiskan di pulau ini dari pukul 11 hingga 12.50, kenapa lama? karena air pasang baru muncul jam 12. Air pasang ini diperlukan buat yang mau main air seperti banana boat, kayak, jetski dll. Kalau belum pasang, ya nyangkut di karang. Benar-benar santai, mantai di pantai. kami makan nasi lemak, minum air es, chiki, burger dan leyeh-leyeh dipantai sambil lihat orang riang gembira di pantai. pas air pasang jam 12 siang tambah ramai, house music berdentam-dentam di hari Jumat siang, di pulau terpencil yang tak ada surau nya ini. Kami leyeh-leyeh di jaring ayunan gantung/hammock, sedangkan istri duduk di ban gantung. Oh ya pulau ini ada kebun mini rempah-rempah berisi tanaman kopi, jahe dll. Macam kebun di sekolah dasar dulu.
Tepat pukul 12.50 kami naik perahu 375. Melanjutkan perjalanan balik ke jeti Teluk Baru, setelah 4 jam berkeliling. Di sini kami ke toilet bertarif 1 Ringgit tanpa penjaga (sehingga semua turis tak ada yang bayar), lalu ambil piring bergambar foto kita waktu berada di platform jeti waktu mau naik kapal tadi pagi seharga 15 Ringgit. Kemudian ambil mobil yang ternyata ada 3 mobil di belakang, sempat bingung karena mau mengejar salat Jumat, bisa telat kalau harus menunggu semua mobil di belakang pergi dulu. Ternyata ada petugas datang, tanya ke istri yang sedang kebingungan di belakang mobil “kakak ada kereta yang mau keluar?””ya””tunggu saya keluarkan dulu yang dibelakang”. Ternyata dia adalah petugas valet parking yang pegang kunci, alhamdulillah. Kami langsung meluncur mencari masjid untuk salat Jumat. Dengan keyword google “masjid terdekat” kami diarahkan ke masjid Al Ehsan kampung Lubok Buaya sejauh 4,5 km dalam waktu 9 menit. Waktu Dzuhur di Langkawi saat ini adalah pukul 13.34 waktu Malaysia.
Masjid Al Ehsan adalah masjid yang megah dengan halaman parkir yang luas. Ada 2 ibu-ibu subur mengatur parkirnya. Saya kira salat Jumat di sini sebentar, ternyata cukup lama, 1,5 jam, apalagi sedang menunggu penerbangan. Kami datang pukul 13.10 sudah ada ceramah, lalu adzan, ceramah lagi oleh ustadz yang berbeda, ceramah kedua, lalu iqamat, baru salat Jumat. Pukul 14.40 ritual selesai dan segera cabut menuju bandara. Di sini tidak ada makanan jumat berkah, yang ada satu termos besar berisi air oren yang dikirim oleh Mc Donalds Langkawi, segar sekali.
Dari masjid kami belok kanan ke bandara melewati lokasi pasar kamis malam temoyong yang kami datangi tadi malam, yang kini sudah kosong dan bersih. Belok kanan ke jalan Kuala Muda melewati MORAC (bermain tempat go kart untuk umum), dan deretan penjual laksa ikan sekoq langkawi yang belum sempat kami kunjungi. Di sini kami juga berbincang kalau waktu terbatas di Langkawi, lain kali menginap di pantai Cenang yang dekat kemana-mana dan paling ramai di Langkawi. Waktu tempuh ke bandara dari masjid Al Ehsan ke bandara adalah 16 menit pada jarak 9,4 km.
Sesampai bandara, mobil saya letakkan di jalur mobil rental, agar tidak kena tambahan charge parking. Lalu hubungi Akim yang ternyata belum sampai bandara. Saya tunggu di kedatangan terminal 3 dimana dia kemarin berada, dan disitu saya ketemu dia sedang mengemudi, bersama temannya yang mirip Deva Mahenra yang saya serahi kunci. Tersenyum ramah mereka, kemarin Akim cerita kalau oleh bos nya (mungkin yang saya serahi kunci karena tampilannya paling glowing), dia dan rekan-rekannya satu office akan diajak tur ke Bali saat low season tahun ini. Hmm, Bolehlah.
Untuk check in dan drop bagasi My Airlines cukup mudah, ada alat timbang kabin bawaan di ujung belakang antrian. Pengalaman kemarin waktu dari KLIA 2, banyak yang kopernya disita dan dimasukkan bagasi gara-gara pesawat full dan kebanyakan penumpang bawa koper 20 inci 7 kg, memang secara volume makan tempat. Mungkin mereka khawatir kabin tidak mencukupi. Tapi tidak ada charge biaya bagasi. Untuk domestik biasanya tidak seketat internasional. Petugas check in sempat bertanya “baru pertama kali ke Malaysia?” mungkin dia lihat baru ada 1 cap imigrasi Malaysia di paspor, saya jawab “beberapa kali”. memang semenjak paspor baru ini jadi, ada pandemi covid19 sehingga baru bisa digunakan sekarang. Kami menunggu di gate 6. Karena dapat tempat duduk nomor 7A dan 7B kami dimasukkan zone A, dengan waktu boarding paling awal. Boarding agak terlambat, karena ternyata ada ibu-ibu lansia yang harus diturunkan dengan lift (saat itu saya baru tahu ada lift portable) dari pesawat.
Penerbangan dari Langkawi ke Kuala Lumpur ini berjalan lancar. Saya memesan nasi lemak, sedangkan istri memesan mee goreng mamak. Rasanya lumayan, meski agak kurang (banyak dan enak) dibanding Air Asia, mungkin masih belajar. Sama seperti saat datang, pesawat ini juga penuh dengan turis. Penumpang mbak-mbak Arab yang duduk di depan saya tanya ke pramugari, pakai eyeshadow apa, kok kelihatan cantik sekali, oleh pramugari dikasih tahu merk nya. Tadi bincang-bincang dengan istri, intinya Malaysia meski kurang lebih pulau di Indonesia, tapi sangat touristy, orang di sini (sopir perahu, pedagang pasar malam) dengan mudahnya bicara bahasa inggris dengan orang asing seperti pakai bahasa sendiri. Benar ternyata bahasa Inggris adalah bahasa dunia, sedangkan bahasa Indonesia adalah bahasa Nusantara (kami sama sekali tidak kesulitan berkomunikasi dengan orang yang berbahasa Malaysia di sini).
Proses ambil bagasi berlangsung cepat. Lalu kami mampir dulu di mal KLIA 2, mapir ke Jaya Grocer membeli kebutuhan untuk bermalam di Tune Aeropolis.Untuk mencapai Tune Aeropolis, kami harus naik free shuttle yang pendaftarannya di Tune KLIA2 di lantai dasar KLIA2. Dulu pernah sekali menginap di Tune KLIA2 ini. Agak-agak lupa saya tempat turunnya, ketemu minimarket KKK dan belanja roti dan selai, sambil bertanya letak Tune KLIA2. Ternyata betul, sekira 200 meter dari KKK berdiri Tune KLIA2. Kami sampai hotel ini pukul 18.30. Lalu mendaftar untuk shuttle bus gratis. Waktu terdekat adalah pukul 20.00, berikutnya 22.00. Ada 12 orang yang mendaftar pukul 20.00 dan 5 orang pukul 22.00. First come, first service.
Menunggu 1,5 jam cukup lama terasa, sambil browsing memakai kuota internet Malaysia, akhirnya pukul 20.00 juga. Mengingat penumpangnya banyak kami dijemput pakai shuttle bus. On time. Saat memutari hotel untuk keluar, ada penumpang yang ketinggalan, dengan baiknya dibantu menyetop bus oleh pegawai hotel Tune KLIA2. Tambah 1 jadi 13 orang penumpang. Meski kalau ditarik lurus, kedua hotel ini tidak jauh, namun karena berada di pinggir dan ditengah nya adalah landasan pacu, maka untuk mencapainya harus memutar perimeter/pinggir bandara sejauh 15 km. Pakai taksi online bayar 25 Ringgit kalau siang, atau 50 Ringgit kalau malam.
Sesampai di hotel langsung check in, tunjukkan paspor dan bayar pajak turis 10 Ringgit (1 malam). Kami dapat kamar 503, lantai tertinggi di hotel yang dulu dekat LCCT-kini terminal kargo ini. Kamar ukuran 10 m2 ini sempit, menyisakan space untuk 1 orang dikanan kiri dan depan kasur, kalau salat enaknya di kasur. Btw kasurnya empuk-merk Kingkoil, AC nya dingin, shower panas dinginnya kencang. kami turun lagi, tanya ke resepsionis, tanya username dan password. ternyata username diisi nomor kamar, sedangkan password nya diisi email. Kecepatannya luar biasa kencang, diatas 35 Mbps. Kami juga salat di surau bawah tanah dekat laundry, di sini lebih lega untuk salat karena ruangnya besar dan khusus untuk salat. Ruangan laki-laki terpisah dengan perempuan. Di hotel ini kami makan malam roti dari KKK dan buah dari Jaya Grocer. Alhamdulillah dapat tidur lelap hingga subuh.
Hari ini kami mengakhiri kunjungan ke Kuala Lumpur dan beralih ke pulau Langkawi. Saya pernah ke Langkawi tahun 2014 lalu, ingin mengulanginya tapi pada bagian yang berbeda.
Pagi ini kami sarapan berdua saja, tampaknya tamu hotel kebanyakan sudah check out karena libur CNY 2023/Imlek di Malaysia telah berakhir kemarin. Di samping hotel ada kantor pemerintah Agro Bank yang pegawai nya banyak, kami lihat dari jendela resto, mereka berdatangan menyeberangi jalan lebuh pasar besar, mungkin dari stesen LRT Masjid Jamek. Seperti de javu karena kalau melihat muka dan dandanan orangnya mirip dengan di Jakarta. Di sebelah hotel juga sedang ada instalasi seni dan jadi tempat parkir otoped berbayar. Setelah sarapan kami balik ke kamar, ambil koper dan tas, lalu check out.
Lalu jam 9 pagi saya memesan Grab. Sopir kesulitan datang ke hotel, karena ada penutupan jalan depan dataran merdeka/gedung Abdul Samad, dan jalan depan hotel adalah one way. Kemarin sore memang ada pemasangan tenda di jalan itu, tampaknya ada acara. Karena itu kami diminta jalan ke stesen LRT Masjid jamek 400 meter. Saya sempat foto tugu dataran medan pasar. Sopirnya keturunan India usia 30 tahunan. Biaya Grab 8 Ringgit, sudah lewat jam sibuk karena jika pesan jam 8 tadi tarifnya 12 Ringgit. Kami melalui Tugu Negara dan perimeter/pagar kawasan Perdana Botanical Garden yang luas dan rimbun. Tempat ini tadinya masuk itinerary untuk jalan kaki pagi hari kemarin, tapi tak sempat. Kami diturunkan di main lobby KL Sentral jalan stesen sentral.
Sebenarnya ada jalan tembus/eskalator turun dekat NU Sentral, tapi kami lupa dimana posisinya. Karena itu kami keluar saja NU Sentral, masuk lagi dekat drop off taksi Air Asia main entrance NU Sentral jalan Tun Sambanthan. Di situ ada upacara Buddha untuk mulai kerja. Lalu ketemu lah loket Skybus. Kini tarifnya 15 Ringgit. Dulu tahun 2010 masih 10 Ringgit dan ada diskon menjadi 9 Ringgit kalau sepaket dengan Air Asia. Tak apalah, konsekuensi dari inflasi.
Bus berangkat jam 9.30 pagi. Sepanjang jalan kelihatan gedung tinggi apartemen, lalu berganti dengan sawit. Jam 10.30 tepat bus sampai di KLIA2. Kami langsung cari tempat check in My Airlines di deretan Y dan drop bagasi 20 kg. Dari situ kami langsung cari ruang tunggu J15 di dalam, 2 jam sebelum keberangkatan pukul 13.30. Sepi, baru 5 penumpang yang menunggu di gate J15. Kami habiskan waktu dengan browsing internet tentang Langkawi.
Ketika pukul 13 siang sudah siap boarding. Tampaknya agak telat karena yang dari kota lain lambat tiba. Boardingnya dibagi menjadi 3 zona, kami yang duduk di kursi 8A & 8B boarding pada zona terakhir. Pramugari/a My Airlines tampaknya sudah matang, mungkin pernah kerja di maskapai lain sebelumnya. Karena pendirian My Airlines ini dilatar belakangi untuk mewadahi surplus pekerja airline saat Covid 19 merebak.
Kelebihan naik pesawat ini adalah pitch/ jarak antar kursi lebar, lebih lebar dari Air Asia. Kursinya berbahan ringan, yang tidak makan banyak tempat. Aplikasi My Airlines juga sangat sederhana, belum dapat menyimpan data pemesanan tiket, tidak seperti yang bisa dilakukan di aplikasi penerbangan lainnya. Di penerbangan ini kami memesan roti jala yang dilengkapi kari kental yang sedap, roti jala ini rasanya mirip kulit dadar gulung. Dan juga mie Jjangmyeon yang rasanya mirip dengan Jjangmyeon instannya Nong Shim. Baik roti jala maupun jjangmyeon agak overcook/lembek. Dilengkapi dengan teh kotak krisan yang menyegarkan.
Kami mendarat di Langkawi hampir jam 3 sore, menjelang mendarat kami lihat pulau dan kapal yatch parkir di sana. Kesan pertama istri saya mengenai Langkawi, biasa aja, banyak rumput tinggi, mirip Banjarbaru tempat kami tinggal 8 tahun lalu. Saya juga perhatikan tidak banyak perubahan selang 9 tahun dari kunjungan saya di bandara ini. Yang bikin geli, gerbang selamat datang acara pameran dirgantara tahun 2019 masih terpasang melintasi jalan. Saya sudah pesan rental kereta/mobil seminggu sebelumnya dari Ceria Visata Agency (+60126738106) berupa mobil perodua viva manual seharga 50 Ringgit (lebih murah dari sewa mobil di Bali), diarahkan ke temannya Akim (+601111476439) yang standby di bandara. Menunggu 15 menit hingga akhirnya mobil datang. Sebelum jalan lebih jauh, panel bahan bakar mobil menyala, tandanya harus diisi bensin/petrol. Tadi tanya Akim dia bilang biasa diisi 20-25 Ringgit cukup untuk keliling pulau. Kami isi di Petronas terdekat, sempat bingung karena bayar ke kasir lalu operasikan sendiri, karena lupa caranya, minta tolong kak kasir untuk isikan petrol. Untuk mobilnya sendiri AC nya dingin sekali, siaran radio nya jernih, cuma sudah tua KM nya sudah 200 ribu lebih. Ada harga ada rupa.
Acara pertama adalah mendatangi guest house Pemandangan Indah di jalan padang matsirat yang lonely. Check in nya mudah, datang ke office, tunjukkan paspor, maka diberikan kunci bilik. Dekat office juga tersedia dispenser air, microwave, sendok piring yang boleh dipakai tamu, juga ada kafe yang buka bila-bila. Ada kolam renang yang boleh digunakan tamu. Untuk biliknya, ada tempat duduk di teras, tempat tidur yang lapang, air mineral, teh kopi dan perebus air, shower panas dingin yang kencang, TV Astro, AC, kipas angin. Lengkap. Kesannya seperti kost-an tapi besar dan bersih. Berhubung makin sore kami tak lama-lama di guest house, mau mengelilingi pulau.
Apa daya, salah arah muter kembali ke bandara, padahal mau lewat Skycab, pantai pasir hitam, tanjung rhu, kilim geoforest, dataran lang di kuah, seperti kunjungan 2014 dulu, beda arah putaran, kalau dulu berlawanan jarum jam, sekarang rencana saya searah jarum jam, lalu ke pantai Cenang. Sebabnya kami jalan lurus saja ketika ada tanda belokan ke pantai kok. Belum rezeki. Lalu kami putuskan ke bakso kak Ani yang ternyata sudah tutup tanpa jejak. Ke pantai Cenang ternyata salah arah. Kacau deh. Akhirnya diujung kesadaran, teringat pernah baca adanya pasar kamis malam Temoyong (di Langkawi tiap malam ada pasar malam yang pindah-pindah), akhirnya kami ke sana. Kami parkir di supermarket 2RMshop yang nantinya kami beli oleh-oleh serba 2.6 Ringgit, karena parkir pinggir jalan penuh mobil pedagang dan pengunjung pasar. Keberadaan pasar ini benar-benar menghibur kami, karena makanannya enak-enak, nasi kerabu daging 6 ringgit nya sedap, bahkan cake cokelat 2 Ringgit rasanya tak kalah dari cake cokelat bakery ternama. Banyak pengaruh makanan Thailand dan Kelantan, karena pulau ini dekat sekali dan pernah di kuasai Siam/Thailand. Mungkin karena pasar rutin dan adanya pelatihan masak, sehingga kualitas makanan yang dijual terjamin. Puas sekali jajan di sini. The best night market which i know. Bisa menghapus kesal salah arah dan tidak ketemu bakso kak Ani dan pantai Cenang tadi. Lalu kami kembali ke parkiran supermarket dengan beli beberapa barang terlebih dahulu. Balik ke guest house.
Dalam perjalanan pulang, panel indikator mesin nyala, tanya via WA ke Akim dia bilang tak apa-apa, ya sudahlah kami parkirkan saja di parkiran guest house jam 8.30 malam. Istri baru sadar topi nya tidak ada, entah jatuh dimana, padahal tadi sempat dipakai foto waktu cek serah terima mobil sewa. Masih ada perbaikan kamar sebelah sehingga bunyi palu terdengar hingga jam 9 malam, lalu abang penjaga guest house dan tukang pulang naik sepeda motor. Kembali senyap, sesekali terdengar mobil lewat jalan raya depan guest house. Beda sekali Kuala Lumpur dan Singapura yang gemerlap dan banyak gedung tinggi, dengan Langkawi yang senyap dan landed house seperti kampung di Indonesia. Kami tertidur lelap hingga esok subuh jam 6 pagi.
Pengeluaran naik pesawat, jalan-jalan dan menginap hari kelima ini (2 orang) adalah :