• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Tag Archives: KFC Siam Paragon

Thailand 2011 (4) : Grand Palace, Siam Ocean World, Komunitas Islam di pusat Kota Bangkok

07 Jumat Okt 2011

Posted by asambackpacker01 in Bangkok, Bisnis, Hotel, Islam, Kuliner, Thailand, Tips, Wisata

≈ 2 Komentar

Tag

Grand Palace, jalan jalan ke bangkok, jalan jalan ke thailand, KFC Siam Paragon, Komunitas Islam di pusat Kota Bangkok, liburan ke bangkok, makanan halal di bangkok, mall MBK Bangkok, panduan liburan ke bangkok, panduan wisata ke bangkok, pengalaman liburan di bangkok, Siam Ocean World, Siam Paragon, wisata di bangkok


Senin, 19 September 2011

Hari ini kami baru sarapan sekitar jam 9. Karena setelah sholat Subuh jam 5 kami tertidur. Sama dengan hari sebelumnya kami dibuatkan makan vegetarian yang terdiri dari kentang kukus yang dihancurkan, tomat panggang, bayam tumis dan dialasi dengan saus jeruk.

kentang rebus

sarapan halal

 Kami juga mengambil salad dan buah potong. Dari dua hari pengamatan saya Thailand memang melimpah dengan produk pertanian bermutu. Semuanya enak. Konon kerajaan sangat memperhatikan pengembangan pertanian karena menyangkut prestise negara dan kebutuhan dasar masyarakat.

Jam 9.30 kami menyetop taksi warna kuning (atas) hijau (bawah) yang kata seorang teman selalu menggunakan argometer. Hari ini sengaja menggunakan taksi karena ke Royal Palace yang tidak ada jalur untuk BTS. Dan benar, taksi di sini cukup murah. Tarif buka pintu THB 35 dan tiap km biayanya THB 2. Sekalipun agak macet total biayanya THB 95 (Rp 28 ribu). Sopir taksinya yang sudah lansia ini juga sangat jujur dengan menunjukkan pintu masuk yang tepat. Ini sangat penting karena banyak sekali kasus orang yang tertipu calo di sekitar gerbang yang mengatakan istana sedang tutup dan diputar-putar yang ujungnya kekecewaan.

Karena benar-benar sedang istirahat makan siang-dari penjelasan petugas berseragam kami berjalan menyusuri trotoar yang sejajar dengan lapangan Sanam Luang sambil mengabaikan bujukan dari calo-calo. Sampai akhirnya kami sampai di Wat Mahatat yang dibangun oleh King Rama I (raja sekarang King Rama IX), di sana kami bertemu dengan ibu-ibu paruh baya yang memperkenalkan dirinya bernama Bu Viphawan yang juga wisatawan dari Chiang Mai yang baru datang ke Bangkok 3x. Beliau mengaku sebagai perawat di rumah sakit, yang pada kesempatan ini mengantarkan ayahnya untuk meditasi di Wat ini. Orang nya lancar berbahasa Ingggris, ramah, antusias dan memberikan tips untuk wisata air yang hemat, mulai dari berapa harga sewa tuk-tuk sampai dermaga, dan berapa tarif mengambil paket wisata melalui rute dekat Khaosan, Royal Barge sampai ke dermaga terdekat. Dan kebetulan istri tidak berminat naik perahu, dengan mengucapkan terimakasih kami pamit dan kembali ke Royal Palace yang ternyata sudah buka kembali.

Jujur saja, saya bukan penikmat sejarah. Namun rasanya kurang lengkap kalau ke Bangkok tidak mengunjungi tempat ini. Di sini kami ketemu bapak-bapak bule yang ramah dan proaktif membantu memfoto kami. Sebelum masuk ke istana kami beli tiket seharga THB 400/orang (Rp 120 ribu) yang bisa akses masuk ke Royal Palace, Museum Koin dan simbol kerajaan, dan Vimanmek Mansion (yang ini adanya terpisah seperempat jam dari istana). Kami sempat juga membeli kartu pos dan prangko untuk dikirim ke Indonesia. Biayanya THB 5 untuk kartu pos dan THB 15 untuk prangko nya. Cukup murah memang dengan uang sekitar Rp 6 ribu bisa kirim bukti sudah sampai Bangkok.

antrian tiket

loket istana bangkok

grand palace

grand palace alias istana bangkok

Kembali ke topik, disini ada bermacam Wat (Candi/Pura) dan di dinding terdapat relief yang menceritakan sejarah kerajaan Thai, berikut kegunaan bangunan-bangunan bersejarah tersebut di masa lalu. Yang paling menarik buat saya adalah istana kerajaan yang besar sekaligus megah dan penjaga yang mengenakan seragam kebesarannya seperti penjaga yang ada di istana Jogja maupun London.

foto narsis

stupa

Panas sekali siang itu, tak perlu berlama-lama kami segera kembali ke hotel. Berhubung sudah jam 2 siang, jalan agak lengang, maka argometer taksi pun hanya THB 85 (Rp 25 ribu) dengan waktu tempuh sekitar 35 menit. Kami sholat dan mendinginkan badan dulu di kamar hotel.

Setelah agak segar, jam 4.30 sore kami jalan lagi menuju BTS Sanam Pao untuk menuju BTS Siam dimana Siam Paragon berada. Dan di dalam Siam Paragon ini pula ada Siam Ocean World yang mengklaim sebagai Sea World terbesar di Asia Tenggara. Kami sempat tersasar, meski sama-sama di basement tetapi jalan aksesnya. Kami tersasar di parkiran mobil dan mushola yang besar sekali (3x mushola mall yang umum di Indonesia). Salut, meski mayoritas Budha, tetapi ada perhatian kepada kebutuhan ibadah umat Islam.

Setelah menemukan lokasi Ocean World, kami foto-foto dulu di sign board Ocean World. Berhubung saya sudah reservasi online sebelumnya, kami dapat potongan yang lumayan. Harga tiket masuk aslinya THB 900 dapat potongan 30% sehingga kami cukup bayar THB 630/orang (Rp 190 ribu). Cukup mahal memang, tapi saya rasa masih wajar mengingat biaya pembangunan dan pengelolaan tentunya juga sangat mahal. Ikan dan binatang air di sini sangat lengkap, besar dan di tata sedemikian rupa. Ada kolam sedalam 6 meter yang isinya beraneka binatang laut yang bisa kita lihat dengan mata telanjang, ada lorong dengan permukaan kaca 270 derajat yang berisi hewan dan biota laut. Kemudian ada pertunjukan pemberian makanan untuk ikan. Untuk mengunjungi semua paling tidak satu jam waktu yang diperlukan. Setelah hati dan fikiran terhibur, kami check out dengan mampir ke toko souvenir untuk membeli satu kaos khas dengan logo Ocean World.

ocean world

koleksi ocean world bangkok

Kami keluar dari Siam Paragon menuju pasar tumpah di seberang jalan menggunakan jembatan penyeberangan, dari pasar tumpah tersebut menyambung ke jembatan penyeberangan ke mall MBK yang sangat dikenal turis-turis dari Indonesia. Ternyata mall ini mirip ITC, tetapi lebih terang benderang, jalannya mungkin 2xlebih lebar dan barang jualannya unik-unik. Kami tidak berlama-lama di sini karena jam 7 ada janji ketemu dengan orang Thailand Muslim di Siam Paragon, yang sering saya antar saat kunjungan kantor ke Indonesia. Kali ini beliau yang menjadi tuan rumahnya.

Dari MBK ke Siam Paragon kami menggunakan jembatan penyeberangan masuk Siam Center, Siam Discovery baru ke Siam Paragon. Disini kami bertemu dengan beliau dan kami di ajak makan di komunitas Muslim Pattani yang berlokasi di  Petchaburi Soi 7, dekat masjid Darul Aman, yang hanya berjarak 1 stasiun BTS dan kami turun di BTS Ratcathewi. Ternyata restoran langganannya tutup, akhirnya kami makan di restoran Hayati. Di sini kami makan Tom Yam terenak yang pernah kami makan, ikan gurame goreng, kwetiau goreng dan daging sapi goreng. Menjadi kebiasaan orang Thai untuk makan dalam porsi besar dan dimakan bersama-sama. Oh ya, tidak seperti di Singapura, di sini kami bisa mendengarkan suara adzan, karena di Bangkok boleh menggunakan speaker. Alhamdulillah serasa menemukan oase.

Sekitar jam 9 acara makan-makan kami selesai, saya 100% ditraktir oleh tuan rumah, plus nebeng gratis taksi ke hotel. Terimakasih pak, sudah menjamu kami dengan sangat baik dan mengesankan.

Setelah sholat akhirnya jam 11 kami sudah lelap dalam peraduan.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Thailand 2011 (3) : Jalan jalan ke Chatuchak Weekend Market dan Siam Paragon

06 Kamis Okt 2011

Posted by asambackpacker01 in Hotel, Kuliner, Malaysia, Thailand, Tips, Wisata

≈ 4 Komentar

Tag

Chatuchak weekend market, jalan jalan ke bangkok, jalan jalan ke thailand, johny english reborn, KFC Siam Paragon, liburan ke bangkok, makanan halal di bangkok, makanan halal di thailand, menu halal KFC Bangkok, panduan liburan ke bangkok, panduan wisata ke bangkok, pengalaman liburan di bangkok, saman islam, Siam Paragon, wisata di bangkok


Minggu, 18 September 2011

Kami bangun agak siang hari ini, jam 6 pagi. Setelah sholat Subuh kami segera mandi dan bersiap-siap menikmati pengalaman baru di hari kedua ini. Tujuan kami adalah ke Chatuchak Weekend Market yang buka jam 8 pagi.
Jam 7.30 kami sarapan dulu di restoran yang ada di lantai bawah (satu lantai dengan lobby/resepsionis). Berhubung kami minta makanan halal, mereka menyiapkan secara khusus makanan vegetarian buat kami. Yang terdiri dari Potato Mashed (kentang tumbuk) dan sayur asparagus tumis. Enak. Mereka juga mengenalkan chef mereka yang Muslim yang bernama Anan. Untuk buah potong dan aneka minuman tidak menjadi masalah. Insya Allah makanan ini benar-benar halal dan thoyib. Tak satupun kulihat wanita berjilbab (cara mudah mengidentifikasi muslimah) makan pagi di sini, padahal saat check in kulihat nenek-nenek Melayu berjilbab bersama suaminya senyum ramah menyapa kami.
Setelah makan kami bergegas ke BTS Sanam Pao untuk menuju BTS MoChit di mana Chatuchak Weekend Market berada di dekatnya. Sekitar 15 menit kami sampai di BTS ini.Untuk menuju pasar kami berjalan melewati taman dan masuk lewat samping. Sambutan pertama adalah bau selokan yang sama seperti umumnya pasar di Indonesia. Tapi dari segi kebersihan lumayan bersih. Sekitar jam 10 pasar mulai ramai oleh turis, dan kios-kios buka secara penuh. Ternyata pasar ini sangat luas (ada 26 section-blok) dan lengkap jualannya. Harga-harga juga bersaing dengan pasar di Indonesia. Yang saya salut meski jualan di pasar kaos souvenir yang di jual berbeda-beda dan unik, karena mereka punya desain sendiri-terutama di section/blok 14. Istimewa.

kaos murah

kaos murah bangkok

 Bermodal bahasa Inggris yang terbatas dan kalkulator mereka lancar bertransaksi. Serasa di negeri sendiri mengingat penampakan orangnya juga mirip dengan orang kita. Tak di Pasar Baru Bandung dan Tanah Abang jakarta, disini pun banyak sekali turis Malaysia. Meski beda negara, referensi makanan halal dan selera nya relatif sama, sehingga sering kali ketemu di tempat makan dan mushola. 
Setelah 4 jam mengubek-ubek isi pasar kami mencari tempat makan siang. Siang ini kami makan di Saman Moslem Restauran tak jauh dari Tower Clock (sangat mudah mencarinya). Kami memesan Nasi Briyani dengan daging sapi, dan Mi Bihun kuah dengan irisan daging dan bakso sapi. Untuk minum kami minum air kelapa yang masih ada di batoknya. Untuk makanan terasa nikmat, meski makanan ini tak lazim kami makan dan dalam porsi besar. Untuk air kelapa, terlalu tua daging kelapanya (sudah mulai bersantan). Total jendral THB 200 (Rp 60 ribu). Puas.

saman

saman halal at catuchack

saman2

nasi briyani dan pho serta kelapa muda, makan halal dan enak di catuchak

Setelah kenyang kami ke bagian depan untuk mencari mesin ATM yang berderet di pusat penerangan. Di sini pula kami disapa dengan ramah oleh kakek-kakek pegawai penerangan-dalam Bahasa Melayu, dan tanpa ditanya memberitahu bahwa lokasi mushola ada di belakang ATM TMB Bank. Ramah dan atraktif. Jangan membayangkan petugas penerangan memakai baju abu-abu seperti pegawai lapangan di Indonesia, mereka pakai baju putih bersih seperti seragam safari TNI AL.
Dalam acara belanja ini kami bisa dapat kaos seharga THB 140/piece ( Rp 42 ribu) dengan kualitas kain cukup bagus. Kalau mau yang lebih murah ada yang seharga THB 100/2 piece atau seharga Rp 15 ribu/lembar, desain lucu-lucu tetapi kainnya tipis sekali.ada juga baju obralan department store kualitas kain lumayan yang harganya juga sekitar THB 50 tapi sablonan nya tidak mencirikan Thailand, sehingga kurang pas rasanya buat oleh-oleh. Magnet kulkas THB 100/3 piece, asesoris wanita THB 20, bumbu Tom Yam dan Kari (bersertifikat halal) THB 20, bumbu Tom yam dan cabai kering THB 30.
Setelah puas dan kaki pegal kami balik menuju BTS Mochit. Di kiri kanan jalan kami lihat aneka jualan dan performing art dari mahasiswa yang di OSPEK maupun seniman bule yang super pede. Ada juga orang yang gelar dagangannya, tapi begitu datang petugas ketertiban mereka menggulung dagangannya. Tenang tanpa insiden ataupun ribut-ribut.
Berhubung cukup lelah, kami balik lagi ke hotel untuk menikmati kenyamanan ruangan ber AC dan meluruskan kaki selama 4 jam sebelum melanjutkan petualangan ke Siam Center yang glamour di sore-malam.
Sekitar jam 5 sore kami mulai melanjutkan kembali petualangan kami. Kali ini tujuan kami ke mall di BTS Siam. Tampak kumpulan muda-mudi ramai berkumpul di panggung hiburan Siam Paragon. Ternyata ada acara bazaar dalam rangka ulang tahun sebuah rumah produksi. Aneka pakaian, souvenir dan makanan mereka jual. Banyak juga pengunjung muslimah berjilbab baik Thai, Melayu maupun dari Arab dan India.
Puas menikmati suasana dan foto-foto kami masuk ke mall Siam Paragon. Kelihatannya ini mall paling prestisius di Thailand. Terlihat dari megah dan luasnya bangunan, barang yang dijual dan dandanan pengunjungnya. Tak tangung-tanggung ada toko yang menjual mobil Audi, Citroen, Porsche,BMW, Mercy dan mobil balap Lotus.

abmw

counter bmw di siam paragon

acar

masserati di siam paragon

Puas keliling-keliling, sekitar jam 6.30 sore kami naik ke lantai 5 dimana Paragon Cineplex berada. Berhubung film-film yang diputar di sana belum sampai di Jakarta, saya tertarik untuk membeli 2 tiket film komedi Johny English Reborn yang dibintangi oleh Sir Rowan Atkinson (yang terkenal dengan Mr. Bean). Di karcis film baru diputar jam 7.35 malam. Oh ya, harga tiket tergantung pada posisi tempat duduk. Yang paling murah THB 200 dan yang paling mahal THB 260 (RP 78 ribu). Kebetulan ingin tempat yang paling nyaman, maka dapatnya tiket yang paling mahal.
Di saat menunggu film diputar, perut terasa lapar. Sayangnya di ruang tunggu Cuma dijual burger MC Donald Cafe, kola dan berondong jagung, maka kami pergi ke food hall di lantai dasar untuk mencari makanan halal. Dari artikel yang pernah saya baca, makanan halal di mall biasanya makanan India, KFC dan MC Donald, meski tak ada label halal, tapi banyak wanita berjilbab asli Thailand (lancar ngomong pesanan dalam bahasa Thai) dan Arab makan di KFC. Saya pesan paket nasi ayam bumbu asam pedas dan istri pesan paket nasi kari ayam masing-masing seharga THB 89 (Rp 26 ribu), masing masing paket terdiri dari makanan, sup kental dan minuman kola. Meski waralaba internasional, tetapi ada menu dengan citarasa lokal yang tajam rasa rempahnya, sama hal nya ada menu nasi rendang di KFC Indonesia. Alhamdulillah terasa enak sekali dan tidak ada penolakan dari lambung.
Tepat jam 7.30 malam kami naik lagi ke Paragon Cineplex masuk ke studio yang ternyata masih sepi, baru ada 3 penonton yang masuk. Baru sadar bahwa kebiasaan penonton di Thailand, ketika mulai ada pemutaran iklan niaga dan film-film yang sedang dan akan diputar dari jam 7.35 sampai 7.55. Tepat sebelum film diputar, semua penonton diminta berdiri untuk melakukan penghormatan kepada raja Thailand sambil mendengarkan lagu kebangsaan dan menonton keberhasilan pembangunan di Thailand. Jelas sekali usaha kerajaan untuk merangkul masyarakat Muslim di Thailand dalam setiap iklan pemerintahnya (di Bioskop, TV maupun BTS) selalu menempatkan bapak-bapak berkopiah dan ibu berjilbab di tengah masyarakat Thailand yang beragam profesinya. Mengenai film Johny English Reborn cukup menghibur, pendapat pribadi sekuel ini lebih lucu dari film sebelumnya.
Sekitar jam 10 film selesai di putar dan pegawai mall sedang siap-siap pulang. Kami juga pulang menggunakan BTS, setengah jam kemudian kami sampai di hotel untuk sholat dan istirahat. Jalan-jalan yang melelahkan sekaligus menyenangkan.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 609 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    %d blogger menyukai ini: