Tag
Air Asia, air asia xt, gh corner, Indonesia AirAsia, jakarta penang, jalan jalan ke phuket, nasi lemak, nasi lemak pak nasser, Thai Airasia
Bagi orang Melayu di Malaysia dan Indonesia, nasi lemak merupakan makanan khas yang identik dengan suku Melayu, meskipun suku lain juga dapat menikmatinya. Ciri khasnya adalah nasi bersantan (lemak) dilengkapi dengan kacang tanah dan ikan bilis/teri goreng renyah ditambah sambal dan irisan ketimun. Mirip dengan nasi uduk di Betawi maupun nasi gurih di Jawa. Di Maskapai Air Asia, nasi lemak ini juga dijual di semua penerbangannya baik di Malaysia maupun negara lain (Indonesia, Thailand, Filipina dan India). Di Malindo/Batik Malaysia juga menjual nasi lemak.
Di Yogyakarta yang identik dengan nasi gudeg dan angkringan, juga ada yang menjual nasi lemak. Salah satunya GH Corner yang ada di jalan Mangkubumi, diantara Tugu Yogya dan stasiun Tugu Yogya, bersebelahan dengan Burjo Mangkubumi dan Olive Chicken di sisi barat jalan. GH Corner ini salah satu dari 17 cabang GH Corner PT Global Ikhwan Grup di Indonesia. Kami ke sini jam 6.30 pagi karena disini sudah menyediakan nasi lemak bungkus sejak jam 5.30 pagi, restorannya sendiri baru bukan jam 7 pagi sampai 10 malam. Di google dulu restoran ini ada di daerah mahasiswa Babarsari/Seturan sebelum pindah ke sini, lokasi yang lebih banyak turis.


Kami parkir mobil persis di depan restoran, tampak berderet daun pisang berbentuk kerucut ada di meja depan restoran. Tertulis ada 2 macam nasi lemak yang dijual, yaitu nasi lemak telur (Rp 10.00) dan nasi lemak ayam (Rp 15.000). Kami beli yang nasi lemak telur, karena yang ayam belum tersedia. Kami buka bungkusan nasi ini di mobil, isinya nasi lemak, daun pembatas nasi dan topping, ikan bilis/teri dan kacang tanah goreng dalam plastik kecil, sambal dalam plastik kecil, telur rebus ayam 1/2, dan seiris ketimun. Kami buang daun pembatas nasi dengan topping dan meletakkan sambal di atas topping dan mulai menikmatinya. Ternyata sedap sekali, persis dengan nasi lemak yang ada di Malaysia. Ikan bilis/teri dan kacang tanah gorengnya renyah matang sempurna, tidak gosong maupun alot. Perfect. Sambalnya manis, khas Melayu. Tak lupa kami minum dan makan buah yang kami bawa bekal dari rumah.


Setelah puas makan, kami lanjut ke jalan Malioboro dan Kraton (istana kerajaan) Yogya. Mobil kami tinggal di depan restoran GH Corner. Jalan kaki melewati stasiun Tugu, jalan Malioboro, Istana Negara Yogya/Gedung Agung, sampai belakang kraton lalu balik lagi melalui benteng Vredeburg, pasar Beringharjo dan jalan Malioboro yang epic. Lapangan alun alun utara juga sedang direvitalisasi dengan penggantian rumput dengan pasir pantai. Sepanjang jalan ramai dengan turis domestik maupun internasional karena bertepatan dengan libur panjang sekolah. Total jarak 5,86 km dan 8000 langkah.




Pulangnya kami beli lagi 2 bungkus nasi lemak telur dan 2 bungkus nasi lemak ayam untuk makan siang dan mau kami berikan untuk yang di rumah. Saat dimakan untuk makan siang, ternyata nasi lemak ini masih enak, ditambah wangi daun pisang. Pengemasan yang baik tampaknya membuat nasi lemak ini terjaga kualitasnya. Tak kalah dari nasi lemak Pak Nasser yang pernah kami nikmati di Air Asia rute Bangkok-Phuket, Jakarta-Penang, Penang-Jakarta dahulu. Selain nasi lemak, GH Corner juga menjual makanan dan minuman seperti nasi kebuli, mandhi, briyani, roti canai, tomyam, snack (donat dan stick), teh tarik dll. Tempatnya bersih. Termasuk kamar kecil dan musholanya. Good job GH Corner.


Cara masak sehat dan kurangi minyak
