Berikut itinerary dan budget jalan jalan ke Jepang selama musim gugur (low season). Perjalanan ini saya atur sendiri, tidak pakai travel/tour agent,
Beberapa poin penting yang harus disiapkan adalah :
Tiket pesawat, Air Asia seringkali/tiap tahun ada promo KL-Osaka/Tokyo Rp 2,5 juta pergi pulang. Meski pesawat budget, kursinya nyaman saja kok, tak kalah dengan maskapai full service terbaik dunia, Qatar Airways (pengalaman pribadi)
Hotel, untuk model kamar normal muat 2 orang atau keluarga dengan anak kecil mulai 750 ribu Rupiah, sesuai standar Jepang isinya lengkap meski tidak mewah, tapi dengan harga yang sama agak lebih bagus daripada hotel di Hongkong. Ada juga yang tidur di warnet atau hostel yang harganya mulai 100 ribu Rupiah/kapsul/malam.
Transportasi, beli pass jauh lebih hemat daripada beli eceran. Di Osaka ada Osaka Amazing Pass dan utuk jalan ke Kobe, Nara, Kyoto ada baiknya beli JR pass. Sedangkan di Tokyo beli saja Subway Pass.
Makan, agak susah cari makan halal, paling nasi putih 100 Yen di Lawson/7-11/Familymart, karena onigiri pun kadang ada yang mengandung babi. Bawa bekal lauk dan rice cooker dari Indonesia bisa jadi alternatif. Dan meski makanan utama orang Jepang adalah beras, tapi harga beras di sana mahal, 500 Yen/kg. Gpp lah kalau buat seminggu/2 minggu, ga ada apa2nya dibanding tiket pesawat dan hotel.
Tempat wisata, karena di Osaka beli Amazing Pass, tidak banyak tambahan buat masuk ke tempat utama wisata di Osaka dan Kyoto. Namun tidak demikian halnya dengan Tokyo yang tidak saya temukan pass. Tapi banyak gratisannya kok. Atau gabung dan beli aja di Klook, siapa tahu dapat murah.
Visa, murah aja kok, 300 ribuan, kalau pakai e-paspor malah gratis buat turis Indonesia, tapi tetep harus urus ke kedubes/konjen Jepang
Beberapa tips untuk perjalanan yang nyaman ke Jepang antara lain : 1. Tentukan kapan berangkat
Ini penting untuk persiapan awal. Jika musim panas (Juli-Agustus-September) tak perlu beli baju hangat, karena terkadang lebih panas dari tropis. Sedangkan musim lainnya terutama musim dingin (Desember-Januari-Februari) wajib menggunakan baju/jaket hangat 2. Beli Tiket ke Jepang
Beli jauh hari biasanya lebih murah daripada beli mendadak. Contoh freeseat Air Asia yang dijual 7-12 Bulan sebelum keberangkatan harga tiket sekitar 3,5 juta pergi pulang. Kalau dadakan dan full servis sekitar 7-8 juta Rupiah. Atau beli saja di tiket.com. Selain itu pembelian kamar hotel , tiket masuk lokasi wisata, router WIFI selama di Jepang, sebaiknya disiapkan di Indonesia. Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari 3. Urus Visa
Kabarnya sudah bebas Visa buat pemegang e-paspor mulai bulan ini, namun harus tetap lapor ke kedutaan besar atau konsulat jenderal Jepang terdekat (sesuai pembagian area), bebas Visa berarti tak perlu bayar Visa, tapi dokumen masih diperiksa 4.Buat itinerary, karena biasanya waktu mengajukan Visa,ini akan diperiksa kedutaan/konsulat 5.Luruskan niat
Kalau laporannya buat wisata, ya wisata saja, jangan jadi imigran gelap di sana. Ini yang menjadi alasan Jepang kenapa bebas Visa untuk warga negara Indonesia termasuk belakangan dibanding Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand. Dari catatan imigrasi yang masuk lebih besar dari yang keluar, artinya ada sebagian yang menghilang.
Menariknya Jepang versi saya : 1.Gabungan Singapura dan Hongkong dalam skala yang jauh lebih besar/negara. Sama sama rapi, bersih modern dan modis orang-orangnya 2.Orangnya serius dan profesional
Semua petugas yang saya temui di airport, hotel, kereta api, bus supermarket, lokasi wisata semuanya tampak serius dan menikmati pekerjaannya, jarang ngobrol dan bergosip. 3.Maju lebih dulu
Terlihat gedung tua tapi masih berfungsi sebagai pertokoan dan hotel. Subway dan stasiun sudah kusam, namun semua dalam kondisi yang terawat. 4.Hotelnya detil
Dari yang saya alami, baik yang kuno dan relatif murah (750ribuan) sampai yang termahal (1,5 jutaan) isinya detil. Shampo, conditioner, sabun mandi semua recall dalam botol bagus dan kualitas yang sangat bagus dan wangi. Sisir, sikat gigi bukan yang lekas rusak dan murahan. Ada pemanas air, TV, air purifier, sikat dan lidah sepatu. Harganya terasa lebih murah dari hotel sejenis di Singapura dan Hongkong (setengah sampai sepertiga). Contohnya Hearton Shinsaibashi Osaka seharga 750 ribu/malam saya rasa serupa/relatif sama (bentuk dan lokasi) dengan Ibis Bencoolen Singapura yang 2,3 juta/malam. 5.Relatif tepat waktu dan sabar
Nyaris sesuai jadwal untuk subway, pesawat dan bus, kecuali ada bencana/kecelakaan. Saat ke Gunung Fuji ada kecelakaan di highway, ada kemacetan lama-molor 45 menit, tidak ada klakson yang bunyi dari pengendara mobil. Sabar menunggu sampai polisi selesai mengamankan lokasi. Polisi juga yang menyapu pecahan kaca mobil yang pecah. 6.Relatif sopan dan bangga dengan bahasa Jepang
Hampir semuanya sopan, menunduk terhadap customer dan mengajak berbicara bahasa Jepang meski jelas2 saya bukan orang Jepang
Meski ada juga yang melihat aneh (dari kepala sampai kaki) orang asing. Dari cerita orang yang sudah lama tinggal di sana, sebagian besar orang Jepang merasa superior terhadap semua orang asing kecuali terhadap orang Amerika-satu2nya yang pernah mengalahkan Jepang. 7.Makanan halal dan enak
Mie udon dan sashimi yang saya coba di sana semuanya halal dan enak. Udon Sanuki di Kansai Airport ada sertifikat halalnya. Ocha/teh tawar dan kremesan tempura gratis-yang cocok untuk topping udon. Untuk sashimi enak sekali khususnya salmon dan telornya serta belut panggang yang empuk dan sedap. Maknyus lah rasanya. Padahal sebelumnya saya belum pernah makan salmon dan telur salmon mentah. Untuk onigiri (nasi kepal) lumayan enak dan murah, tapi harus dipastikan isinya apa (tanya ke kasir) 8.Gak nemu sepeda motor bebek
Meski motor produksi Jepang memenuhi jalanan negara berkembang termasuk Indonesia ternyata di sana tak ada motor murah, paling motor sport yang terlihat aneh diantara bus, kerumunan orang pejalan kaki yang keluar masuk subway dan sepeda angin yang sesekali tampak keluar dari perkantoran mewah. Mobil juga cuma LGCC, mobil box dan yang mahal sekalian, yang tengah2 macam Avanza, Jazz tak tampak. Uji emisi juga ketat, nyaris tak ada asap di jalanan dan udara senantiasa segar 8. Ada koin 1 Yen sampai 500 Yen. Ke mall berbekal koin 500 Yen (50ribu Rupiah) cukup buat beli kaos dalam Uniqlo 9. Tarif kereta mahal tapi sangat murah kalau beli pass
Sekali naik 240 Yen, namun di Tokyo dengan pass tourist 1500 Yen bisa dapat 3 days pass untuk turis yang bisa dipakai untuk naik subway 3 hari tanpa batas. Di Osaka ada Osaka Amazing Pass 2 hari seharga 3000 Yen bisa naik subway sepuasnya, bebas masuk Osaka Castle, Tempozan, Sky Garden, Tennoji Zoo dan belasan tempat wisata lainnya.
Penawaran menarik lainnya dari Klook sangat menghemat dan membantu perjalanan ke Jepang.
Enak sekali bangun pagi ini di hotel Nikko Kansai Airport. Hotel dengan moto Pride of Japan dan punya cabang di Bali ini benar-benar memanjakan pelanggannya. Tarif lebih murah dari yang kami inapi kemarin, konsekuensinya durasi tinggal lebih pendek. Kami ambil paket 12 jam. Checkin jam 8 malam dan checkout jam 8 pagi. Tampaknya ramai yang mengambil paket ini. Cukup mewah hotel ini. Sesudah checkout hotel kami titip tas di locker terbesar yang sangat murah, hanya 200 Yen lokasinya di Aeroplaza persis di pintu keluar hotel, kalau di tempat lain 700 Yen.
pagi yang mendung di kansai airport
lobi hotel nikko kansai
pintu masuk hotel dan aeroplaza
Nikko kansai dari Kansai airport
Lalu ke terminal 1 untuk memasukkan kartu pos di kantor pos yang baru buka jam 9. Lalu makan udon halal Sanuki (sertifikat dari MUI Malaysia). Lokasinya persis di tengah bandara bersama resto Jepang lainnya. Harganya porsi standar mulai 450 Yen. Isinya mi besar (udon), kuah gurih, parutan jahe, daun bawang. Enak dan segar. Kalau mau tambah topping wijen dan remah2 gorengan boleh ambil gratis di depan kasir. Boleh minum teh hijau (ocha) gratis sepuasnya. Untuk aneka gorengan (tempura) harganya mulai 160 Yen. Kami ambil tempura udang, sotong dan ayam. Semuanya enak dan gurih. Pertama merasakan makanan enak asli Jepang setelah berhari-hari makan nasi kepal ( onigiri) isi tuna atau salmon. Pengunjung tempat ini kebanyakan rombongan Indonesia (Honda) dan Malaysia dari mencuri dengar pembicaraan mereka. Oh ya, minuman air kemasan Evian made in France yang termasuk mewah di Indonesia, di Jepang dijual murah seperti produk lokal mereka, 100 Yen.
udon sanuki kansai lagi ramai
menu halal udon sanuki
suasana di dalam
inilah udon sanuki
world best airport staf skytrax 2014
Jam 10.30 kami ke terminal 2 menggunakan shuttle bus gratis. Terminal 2 adalah terminal murah untuk Peach Airlines yang mengantar kami ke Tokyo. Bentuk terminal ini mengingatkan LCCT Kuala Lumpur dahulu. Di sini saya beli coklat kitkat rasa sakura matcha dan raspberry matcha. Wi-fi dan air minum keran gratis juga tersedia. Tapi air minum ini bau kaporit, bisa beli air minum botolan yang harganya 100 Yen. Merk lokal maupun impor macam Evian harganya sama. Pesawat yang digunakan jenis Airbus 320. Selama di pesawat makan minum tidak diberikan namun bisa dibeli karena ini low cost airlines. Kami beli selimut dan model pesawat yang harganya lebih murah dari harga di AirAsia. Perjalanan selama 1 jam 25 menit ini lancar. Tampak pula puncak gunung Fuji di kejauhan. Dan mendarat di Narita jam 3 tepat. Ini menjadi pengalaman pertama kami naik Peach Airlines.
low cost terminal kansai
jalan kaki ke pesawat peach
daftar menu dan souvenir peach
gunung fuji tampak di sebelah kiri
mendarat di narita airport
menunggu bagasi di narita airport
Dari sini kami lanjut ke Tokyo dengan kereta supercepat Keisei Skyliner. Tokyo yang berjarak 99 km ditempuh dalam 44 menit. Kursi nyaman dengan colokan listrik USB membantu kami mengisi baterai handphone. Pemandangan yang tersaji adalah kampung dengan hutan dan gunung yang masih berpohon. Meski di kampung, perbaikan jalan di sana menggunakan alat yang canggih dan lengkap, petugasnya pun semua menggunakan alat pelindung diri lengkap. Cepat sekali kereta ini. Tarif kereta ini 2000 Yen ditambah 1500 Yen untuk subway 3 days pass. Kalau pakai kereta biasa yang berhenti tiap stasiun harganya 890 Yen. Kalau mau menggunakan kereta tercepat kedua yaitu Narita Express (NEX) ongkosnya 1500 Yen jauh dekat bisa turun di Tokyo maupun Yokohama. Berhubung hotel kami dekat dengan Ueno, dan kami hanya perlu sekali ganti kereta maka kami pilih Skyliner ini.
keisei skyliner
interior keisei skyliner
interior dan tv keisei skyliner
steker listrik di keisei skyliner
mesin minuman di keisei skyliner
pemandangan dari kereta
Dari Ueno kami ganti ke subway ke arah Ningyocho. Stasiun subway Ueno terlihat tua dan kusam. Meski disana sudah tua/lama, sampai saat ini Jakarta baru akan membuat subway dan MRT.
Agak membingungkan lokasi hotel yang kami inapi. Tersasar sekali dan hampir tersasar dua kali sebelum akhirnya ada pekerja restoran mengantar kami sampai hotel Fresa Inn Nihombashi-Ningyocho. Ini hotel bintang 3 dengan fasilitas lengkap, meski tak sebagus Nikko Kansai tadi pagi. Yang mengejutkan reservasi kami dibatalkan sepihak oleh Agoda. Katanya mereka gagal mendebet kartu kredit 3 hari lalu dan tidak bisa menghubungi kami. Akibatnya rate hotel dari Rp 850 ribu bengkak menjadi 1300 Yen (Rp 1,45 juta) per malam. Kalau di Indonesia dapat kamar hotel bintang 5, di Jepang cuma dapat kamar hotel bintang 3. Hikmahnya kalau ganti kartu kredit sebaiknya batalkan reservasi yang pernah dibuat dan buat reservasi baru, dan pakailah nomor hp prabayar semacam Simpati, As, Mentari atau IM3 sebagai nomor kontaknya. Jangan pakai nomor pasca bayar (Halo, Matrix) jika anda tidak mengaktifkan fitur roaming (daftar di Grapari terdekat). Supaya kerugian seperti yang saya alami tidak terjadi pada anda. Pengalaman memang mahal. Sempat dongkol dan hilang semangat, tapi setelah berpikir, daripada kami terlantar di luar yang lagi dingin, gelap dan hujan bukankah lebih baik melanjutkan booking hotel ini. Kami bersyukur masih mendapat kamar terakhir (saya lihat di komputer resepsionis tinggal sisa 1) dan bisa membayar hotel ini.
sekitar stasiun ningyocho
tempat kami nyasar
kamar fresa inn
tv di kamar fresa inn
pembersih udara kamar fresa inn
kamar mandi fresa inn
Setelah sholat Maghrib plus Isya, kami jalan lagi menuju stasiun Meiji Jingumae, yang dari Ningyocho kami harus berganti kereta sekali. Keluar dari stasiun kami temukan stasiun JR Harajuku dimana bentuk bangunannya klasik dan banyak orang muda dan para pekerja berdesakan pulang kerja. Kami sempat abadikan melalui foto. Dari sini lanjut terus sampai ke Daiso di Takeshita Dori yang punya 4 lantai penuh dengan barang murah dan lucu. Di sini banyak ketemu ibu melayu belanja oleh-oleh 100 Yen (108 Yen termasuk pajak 8%). Sangat murah dan variatif. Betapa tidak buku agenda 2015, air minum Evian 750 ml dan air minum dari Hokaido 2 liter harganya cuma 108 Yen (11 ribu). Sangat murah. Produk Indonesia yang kami temukan di sini seharga 108 Yen adalah sabun Lux dapat 2 batang dan sepasang sumpit. Sayangnya makanan ringan dan mi instan di sini banyak yang haram dan syubhat. Aplikasi Halal Mind (dibuat mahasiswa asal Indonesia di Kyushu University) yang saya download di Android cukup membantu mengidentifikasi kehalalan makanan yang akan saya beli. Setelah 2 jam belanja kami lalu cabut ke arah gang Harajuku, di sepanjang kami masih ketemu anak muda berpakaian aneh-aneh meski sudah mendekati jam 9 malam. Kami juga dapati Marion Crepes yang katanya crepes terlezat di muka bumi. haha lebay. Kami tak masuk ke gang Harajuku karena sudah sepi, kami lanjutkan saja ke arah Tokyu Plaza. Sebelum menyeberang ke Tokyu Plaza kami beli kebab J, doner kebab dari Turki varian hot and regular. Seporsi 500 Yen yang sebenarnya bisa dimakan untuk 2 orang. Sejam kemudian kami makan di hotel terasa masih hangat dan sumpah ini kebab paling enak yang pernah saya makan. Dagingnya gurih dengan krim yang gurih pedas, selangit deh rasanya. Dari Tokyu Plaza kami susuri Omotesando Hills yang disepanjang sisi jalannya terdapat butik ternama dengan pohon tinggi serupa Orchard Singapura. Lupa tapi ingat gebyar kilaunya. Ketika muncul tanda subway Omotesando kami masuk ke subway untuk balik ke hotel. Hilang dongkol, beralih kegembiraan setelah dari Harajuku.
stasiun harajuku
lorong harajuku
jalan ke daisho
kebab nikmat
doner kebab j yang masih dibungkus
yang sudah dimakan, enak sekali
Jam 10.30 malam kami sudah sampai hotel, pinjam setrikaan dan alasnya. Bisa juga pinjam nano beauty care, dan perlengkapan lainnya, namun karena ingin segera istirahat untuk ke gunung Fuji esok hari, kami putuskan tidak pinjam alat-alat lain, meskipun tampaknya menggiurkan (belum ada di Indonesia). Ada juga bermacam teh dan garam mandi serta peralatan mandi yang bisa kami ambil gratis. Sesampai di kamar kami hidupkan air purifier Panasonic yang menyebarkan udara segar di kamar. Jam 11 sudah lelap di peraduan.
setrika set di fresa inn
Oh ya, jangan lupa gabung klook untuk mendapat penawaran wisata yang lebih hemat di Jepang. Setiap pendaftar mendapat imbalan 44 ribu Rupiah. Segera beli tiketnya. Tempat wisata yang populer di Tokyo misalnya Disneyland, Hello Kitty, dan Tokyo Tower.
Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari