• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Tag Archives: haneda airport

Jepang (8) : Keliling Tokyo

15 Sabtu Nov 2014

Posted by pengingat in Jepang, Kuliner, Tips, Tokyo, Wisata

≈ 11 Komentar

Tag

AKB48, belut panggang jepang, haneda airport, jalan jalan ke jepang, jalan jalan ke tokyo, liburan ke jepang, makanan gratis di masjid turki tokyo, masjid turki di tokyo, pasar ameyoko, Wisata Jepang


Sholat Jumat dan makan siang gratis masjid Turki, pusat Sumo, kuil Asakusa, ke markas AKB 48 Akihabara, makan sashimi di Pasar Ameyoko dan balik lewat Haneda airport

Jumat,14 November 

image

Akibahara

Rencana untuk lihat lelang ikan tuna Tsukiji Fish Market yang sebenarnya cuma 2,3 km jalan kaki dari hotel kami dan 2 stasiun metro,pasar tsukiji.jpg serta kunjungan ke  Tokyo University (Todai) kami batalkan karena kami baru bangun jam 5 pagi. Lebih baik untuk istirahat dan menikmati kamar hotel yg cukup mahal ini sampai waktu checkout jam 10 tiba.
Saat checkout kami ambil beberapa teh sachet aneka rasa yang tersedia gratis di resepsionis. Setelah itu ke arah pintu A5 untuk naik subway dari Ningyocho ke Daimon. Dan dari Daimon ke monorel Hamamatsucho jalan kaki melalui World Trade Center (WTC).

dari hotel ke monorel bandara haneda.jpg
ke masjid camii turki di tokyo.jpg

Di sini (tempat naik kereta ke bandara nanti malam) kami menitipkan 3 tas ke locker dengan sewa 600 Yen per 24 jam. Lalu dua kali ganti kereta menuju Yoyogi Uehara dimana masjid Turki berada.

??????????

depan masjid turki

??????????

gerbang museum masjid turki

??????????

situasi jalan samping masjid turki

Jam 12 masih sepi di sana, namun kita bisa kunjungi pusat kebudayaan Turki yang ada di lantai dasar. Di situ ketemu bapak orang melayu (tak tahu orang Indonesia atau Malaysia) membagikan CD Alquran dan terjemahannya. Beberapa wartawan TV Jepang tampak mewawancarai beberapa orang, dan saya serta istri juga diwawancara seputar makanan, artis/aktor favorit dan cara kami mendapat info tentang Jepang. Sekitar 10 menit wawancara terdengar kumandang adzan, maka kami bergegas ke dalam masjid. Sholat jumat dimulai jam 12.45 dengan jamaah laki-laki di bawah sedangkan perempuan di atas. Adzan 2 x layaknya Sunni mazhab Imam Syafiie dan khotbah 3 bahasa diawali dengan orang Jepang yang khotbah dalam bahasa Jepang, sedangkan orang Turki khotbah dalam bahasa Turki dan Inggris. Jam 1.30 siang sholat Jumat usai dan kami langsung ke pelataran mendapat pembagian nasi samin, lauk ayam suwir dan minum yoghurt turki yang asin. Lumayan saving cost makan siang.hehe.

??????????

interior masjid turki di tokyo

??????????

nasi samin ayam dengan ayran alias yoghurt turki gratis

Di sini kami ketemu dengan kakaknya kakak ipar istri yang sudah tinggal di Jepang selama 13 tahun sejak melanjutkan S2 di Jepang hingga bekerja di perusahaan telekomunikasi di sana. Sambutan hangat kami terima. Meski umur beda 6 tahun diatas saya, namun seperti teman sendiri. Di sana kami juga ketemu komunitas Indonesia, ada yang mahasiswa ada juga yang freelance, bahkan ada kakek-kakek dari Ternate yang puluhan tahun tinggal di Tokyo, punya tempat makan dan mushola di Shinjuku, tepatnya di area red light district yang dikuasai yakuza (gangster Jepang). Kami juga sempat beli jus sekotak 130 Yen dan permen khas Turki ‘Lokum’ 1300 Yen yang terasa maknyus, serta bumbu masakan instan khas Turki seharga 200 Yen. Menyenangkan sekali bertemu dengan WNI di perantauan dan menikmati budaya negara lain di negara lain pula. Dan berkat guide saudara ipar ini pula kami bisa mendapat banyak informasi seputar kultur masyarakat Jepang secara lebih akurat, dan juga tempat wisata yang menarik menurut orang yang sudah lama tinggal di Jepang. Satu lagi, kali ini kami tak perlu buka peta atau tersasar. Bukan itu saja, kami dibayari tiket JR, diajak makan sashimi yang lezat dan diberi oleh-oleh halal. Alhamdulillah

Jam 3 kami cabut dan beranjak ke arah Asakusa menggunakan JR. Turun dekat arena & museum sumo, kami sempat mampir dan melihat museum sumo yang gratis serta belanja souvenir kaos sumo, lalu ke kantor telekomunikasi tempat kakak ipar tersebut dekat sungai Sumida. Dari kantor ke Asakusa jalan kaki sejauh 400 meter, dan kami temui beberapa rumah kardus yang kabarnya ini orang Jepang yang terbuang dari keluarganya. Mereka juga di razia dinas sosial namun kembali lagi menggelandang di kolong jembatan. Kabarnya banyak diantara mereka yang tewas saat musim panas yang suhunya di atas 40 derajat dan saat musim salju dimana suhunya 0 derajat. Sepintas sungai ini mirip sungai Martapura di Banjarmasin, beda gedung dan warna airnya. Jalan untuk pejalan kaki juga cukup lebar, selebar 2 city car. tak jauh dari situ terdapat komplek Asakusa.

dari masjid turki ke museum sumo.jpg
museum sumo ke asakusa.jpg

. Tadinya saya kira ada taman seperti di Osaka castle. Ternyata dikelilingi bangunan, tempat belanja dan temple. Aneka produk di jual dan banyak umat Budha yang sedang sembahyang dan berdoa.

arena dan museum sumo tokyo

??????????

sumida river

??????????

sumida bridge

??????????

kayak eek diatas gedung

??????????

gerbang asakusa

??????????

halaman asakusa

??????????

kelenteng asakusa

??????????

pasar asakusa

Sekira maghrib kami balik ke arah subway menuju Akihabara melihat lokasi awal berdirinya AKB 48 dan deretan toko elektronik yang tersohor. kami juga sempat mampir ke toko resmi AKB 48 dan ketemu gadis-gadis cantik yang kami kira personel AKB 48. Ternyata mereka misionaris Kristen yang membagikan buku. Kabarnya di Jepang usaha missionaris sudah sangat gencar namun kebanyakan penduduk Jepang tak pernah benar-benar masuk ke agama samawi (Yahudi, Kristen, Islam) sehingga agama samawi ini kalau dijumlah penganutnya tak sampai 5%. Usai dari AKB yang tidak wow, kami lanjut ke Ueno menggunakan subway. Ini adalah stasiun yang sama dengan saat kami tiba 3 hari lalu.

asakusa ke akihabara.jpg
akihabara ke pasar ameyoko.png
??????????

hiasan dinding stasiun akihabara

??????????

suasana akihabara

??????????

kafe AKB48

Tak jauh dari sini ada pasar Ameyoko. Seperti pasar pada umumnya disini dijual beraneka barang, ada baju, parfum, lauk pauk, daging, sayur, kain, kosmetik, obat-obatan, alat elektronik serta kebab. Kami menemukan snack keju lezat yang 1 pack seharga 200 Yen. Murah, sangat sepadan dengan harganya. Di sini pula kami diajak makan sashimi yaitu makanan laut mentah dengan nasi seporsi 850 Yen. Awalnya kamu ragu, tetapi setelah sesumpit baru ketahuan kalau ternyata rasanya enak, karena ikan salmon dan telurnya (salmon roe) segar. Melihat saya doyan, tuan rumah memesankan lagi makanan laut yang berisi tuna, salmon, tongkol, landak laut, tiram, telor salmon dihargai 1000 Yen. Penyajiannya dengan soyu/kecap jepang di mangkuk kecil yang diaduk dengan wasabi ada juga seiris jeruk lemon kalau mau kurangi bau ikan, lalu dijadikan cocolan ikan. Rasanya manis, asin, pedas, sedaplah pokoknya. Ini pertama kali makan sashimi dan tidak ada penolakan  dari tubuh, mungkin karena ikannya segar. Sedangkan istri makan belut laut (edo mae) panggang yang empuk lezat. Masih terbayang kelezatan dan kesegarannya. Enak semuanya.

??????????

kebab di pasar ameyoko

??????????

paling suka belut laut bakar ini, enak sekali

??????????

sashimi ikan dan telur salmon

Puas makan kami diantar sampai stasiun JR Hamamatsucho. JR (Japan Rail) ini umumnya berjalur di atas permukaan tanah sehingga kami bisa melihat pemandangan kota. Dan di sini kami berpisah sambil berucap terimakasih, selamat tinggal, sampai bertemu di lain waktu dan kesempatan. Dari Hamamatsucho ke terminal internasional Haneda tersedia monorel yang bertarif 490 Yen. Malam itu saya beruntung dikasih orang one day pass seharga 700 Yen sehingga saya tak perlu keluar uang untuk bayar tiket.

ueno ke hamamatsuco.jpg
monorel ke haneda.png

30 menit berada di monorel, kami tiba di terminal internasional. Lebih megah rasanya daripada Narita maupun Kansai. Bandara ini juga termasuk yang paling baru. Kami tiba jam 9 malam dan antrian sudah mengular di counter AirAsia X, sementara di belakang ada counter Garuda Indonesia yang tak kalah panjang antriannya. Sekitar sejam kami antri, akhirnya bisa checkin dan drop bagasi. Total bagasi 29 kg, jauh dibawah bagasi yang kami beli sebelumnya sebanyak 40 kg. Seandainya banyak ketemu oleh2 halal mungkin beli tas lagi untuk bawa oleh2. Imigrasi tak terlalu banyak petugasnya, cuma ada 2 meja saja. Begitu masuk ruang tunggu terasa begitu modern dan cantik. Di sini kami sempat mampir di Uniqlo yang menjual kaos Tokyo seharga 1500 Yen dan kaos dalam 500 Yen. Menarik dan tak kusia-siakan 4 biji sisa koin logam 500 Yen yang tersisa. Agak beda yang dijual di sini yang secara umum adalah pakaian dalam dan kaos, beda dengan yang di kota yang menjual jaket menyambut musin dingin. Usai belanja kami duduk sejenak di ruang tunggu no 144.

??????????

monorel Haneda airport

??????????

interior akses masuk ruang check in

??????????

check in @Haneda airport

Alhamdulillah pesawat berangkat tepat waktu pada pukul 23.55, nyaris tengah malam. Kondisi pesawat tak sebaru dan sebagus saat berangkat namun lebih tinggi load factornya. Bismillah.

Oh ya, jangan lupa gabung klook untuk mendapat penawaran wisata yang lebih hemat di Jepang. Setiap pendaftar mendapat imbalan 44 ribu Rupiah. Segera beli tiketnya. Tempat wisata yang populer di Tokyo misalnya Disneyland, Hello Kitty, dan Tokyo Tower. Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari

Iklan

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • MY Airlines
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 466 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    %d blogger menyukai ini: