• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Tag Archives: grosir makanan di kuala lumpur

Biaya Jalan-jalan Dari Yogyakarta, Singapura, Kuala Lumpur dan Langkawi

02 Kamis Feb 2023

Posted by pengingat in Air Asia, Bisnis, Hotel, Internet, Johor, Kereta api, Kuala Lumpur, Kuliner, Langkawi, Malaysia, MY Airlines, Singapura, Tips, Wisata, Yogyakarta

≈ Tinggalkan komentar

Tag

Air Asia, Air Asia Indonesia, aplikasi itinerary, aplikasi untuk buat itinerary, avenue j hotel, Avenue K mall, biaya jalan jalan ke malaysia, biaya jalan jalan ke singapura, biaya liburan ke langkawi, biaya liburan ke malaysia, biaya liburan ke singapura, changi, grosir makanan di kuala lumpur, halal singapura, Hemat Singapura, hotel di Kuala Lumpur, hotel singapura, imigrasi, imigrasi Jakarta, imigrasi malaysia, imigrasi singapura, itinerary singapura, jalan jalan ke Kuala lumpur, jalan jalan ke langkawi, jalan jalan ke singapura, Kampung Baru Kuala Lumpur, Kuala Lumpur, kuliner enak dan murah kuala lumpur, kuliner Kuala Lumpur, langkawi, liburan ke langkawi, Liburan ke Singapura, LRT kuala lumpur, makanan di Kuala Lumpur, makanan halal di singapura, mall marina bay, marina bay sand, masjid al ehsan langkawi, masjid diraja telok blangah, masjid diraja temenggong daeng Ibrahim, masjid hajjah fatimah, MRT, MRT Kuala Lumpur, MRT Singapore, mrt Singapura, MY Airlines, pasar malam langkawi, pasar seni kuala lumpur, pemandangan indah guest house Langkawi, pengalaman liburan ke langkawi, rental mobil di langkawi, sewa mobil Langkawi, Singapore, Singapura, suasana liburan di langkawi, tempat wisata di langkawi, tripit, vivo city mall, Wisata Singapura


Perjalanan dari Yogyakarta ke Singapura, Kuala Lumpur, Langkawi lalu balik ke Yogyakarta lagi ini berlangsung 7 hari, Ahad/Minggu 22- Sabtu 28 Januari 2023 bertepatan hari raya Imlek, tahun baru Cina. Momen yang tepat untuk melihat perayaan dan suasana liburan Imlek di negara yang populasi Tionghoa nya tinggi. Sekalian pakai paspor ketiga yang belum pernah dipakai sejak dicetak tahun 2019, dimana sempat beli tiket dan akomodasi ke Thailand Agustus tahun 2020 tapi semua batal karena adanya Covid19.

Itinerary di aplikasi Tripit

Dari Yogyakarta ke Singapura saat ini ada 3 penerbangan langsung, yaitu dengan Air Asia, Scoot dan yang terbaru Batik Air. Saya pilih Air Asia karena punya kredit voucher 750 ribu dari pembatalan terbang ke Bangkok Agustus tahun 2020 dahulu saat awal Covid19. Selain itu Air Asia yang rute Yogyakarta Singapura ini adalah Air Asia Indonesia, yang tentunya lebih familiar dengan kru dan pramugari/a Indonesia dan add on makanan, bagasi, souvenir dalam Rupiah.

Sebelum ke Singapura, kami berangkat naik Gocar, naik kereta bandara 20 ribu/orang, menginap dulu di hotel Cordia YIA pada hari Sabtu, 21 Januari 2023 jam 3 sore, karena tidak mau terburu-buru ke bandara esok paginya, karena pesawat berangkat jam 7 pagi, Minggu, 22 Januari 2023 bertepatan tahun baru Cina- imlek. Di Singapura imigrasi cepat dan mudah karena sudah isi aplikasi ICA, lalu ikut tur Singaporeward, saya pilih Former Supreme Court Tour, lalu ke Vivo City makan tomyam dan ikan saba, salat di masjid diraja Johor Telok Blangah, ke Chinatown dan ditutup melihat kemeriahan di Marina Bay Sands. Kami menginap di Spacepods@lavender

Setelah semalam menginap, salat subuh di masjid hajjah Fatimah, sarapan kepak ayam dan belanja pagi (Dilmah special CNY) di Singapura, 23 Januari 2023 lanjut ke Kuala Lumpur via darat ke terminal JB (Johor Bahru) Larkin dahulu. Naik bus SJE 4,8 Dollar dari terminal Queen street. Proses imigrasi bisa cepat (1 jam) saat weekday arah Malaysia dan bisa juga lama (4 jam) saat weekend dan musim liburan. Karena salah belok kiri setelah imigrasi/ arah ke JB Sentral, kami naik Grab sekitar 13 MYR ke terminal JB Larkin Sentral. Dari JB Larkin ke Kuala Lumpur naik bus. Bisa dipesan online melalui Easybook atau Redbus, mesin tiket di terminal Larkin maupun secara offline. Harganya sekitar 30 Ringgit. Per 1 Januari 2023 ada biaya cetak dan admin 2 MYR di loket penukaran tiket. Perjalanan sekitar 6,5 jam (telat 1,5 jam ada kemacetan di jalan tol negeri sembilan) dan turun di TBS (Terminal Bersepadu Selatan) yang terhubung dengan stesen komuter dan LRT BTS (Bandar Tasik Selatan) ke kota Kuala Lumpur.

Di Kuala Lumpur kami menginap 3 malam di hotel Avenue J jalan Lebuh Pasar dan puas menikmati kota ini. Point of interest kota ini antara lain mal terbesar di Malaysia dan no 2 dunia : IOI Puchong, mal fancy pertama di luar Jepang : Lalaport by Mitsui, makan di IKEA Damansara, belanja di Giant Sungei Wang, makan malam di Kampung Baru, NZ Curry, menyeberang Pintasan Saloma, belanja di Village grocer dan tukar duit di Antara Duit Money Changer Avenue K mall, ke muzium tekstil, jalan kaki ke kawasan masjid India, Jakel mall, mengunjungi pasar seni central market pasca Covid, menginap di hotel Avenue J, makan di AlBaik, dan melihat air mancur menari di masjid jamek area river of life tiap malam hari adalah hal baru dan menarik yang kami lakukan selama 4 hari 3 malam di Kuala Lumpur.

Kamis, 26 Januari 2023 kami lanjutkan perjalanan ke Langkawi. Sebelumnya saya pernah ke sana tahun 2014 bersama adik, karena terkesan, dan ada promo tiket maskapai terbaru Malaysia yaitu MYAirlines maka saya terbang ke sana dengan istri. Kalau buat sekedar tahu, di Langkawi cukup 24 jam karena pulaunya kecil, cukup diputari 8 jam dengan kereta sewa/rental mobil. Kali ini kami fokus menikmati pasar Kamis malam Temoyong, dan island hopping mengunjungi 3 pulau di selatan pulau Langkawi yaitu pulau Dayang Bunting, Singa Besar dan Beras Basah.

Setelah semalam menikmati keindahan Langkawi, esoknya kami balik ke Kuala Lumpur. Menginap di Tune Aeropolis di dekat bekas terminal LCCT yang pernah kami kunjungi tahun 2010-2013 dahulu. Ke sana pakai shuttle gratis yang disediakan Tune KLIA 2 yang satu grup. Tarif di hotel Tune Aeropolis hanya 1/2 daripada di hotel Tune KLIA 2. Mungkin karena lokasinya jauh dari terminal dan tidak bisa diakses dengan jalan kaki mengingat dikelilingi runway. Kalau naik Grab sekitar 25-50 Ringgit tergantung jam sibuk dan permintaan.

Hari Sabtu, 28 Januari 2023 kami balik ke Yogyakarta, kali ini naik Air Asia Malaysia (AK), bagasinya lebih mahal (446 ribu/20 kg) daripada bagasi Air Asia Indonesia (QZ) yang 420 ribu/20 kg. Makanannya juga lebih mahal dan menu yang sedikit beda.

Alhamdulilah lancar, berkesan dan menyenangkan perjalanan ke Singapura dan Malaysia kali ini.

Rekapitulasi biaya jalan-jalan selama 7 hari 6 malam termasuk menginap semalam di Cordia hotel YIA (total jadi 8 hari 7 malam) adalah sebagai berikut :

Iklan

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Singapura-Malaysia 2023 (Hari 4) : Pasar Seni, IKEA Damansara, Giant Bukit Bintang, Kampung Baru dan Pintasan Saloma

01 Rabu Feb 2023

Posted by pengingat in Hotel, Islam, Kuala Lumpur, Kuliner, Malaysia, Tips, Wisata

≈ Tinggalkan komentar

Tag

avenue j hotel, avenue k, bukit bintang, central market, cheese naan, damansara, Giant supermarket, grosir makanan di kuala lumpur, hotel di Kuala Lumpur, IKEA Malaysia, jakel mall, jalan jalan ke Kuala lumpur, jambatan saloma, kak som, Kampung Baru Kuala Lumpur, KLCC, Kuala Lumpur, kuliner enak dan murah kuala lumpur, kuliner Kuala Lumpur, LRT KL, LRT kuala lumpur, Lulu hypermarket, makanan di Kuala Lumpur, masjid india, Masjid Jamek, menara kembar petronas, menara petronas, MRT, MRT Kuala Lumpur, Mydin, nasi goreng, pasar seni, pasar seni kuala lumpur, Petronas, pintasan saloma, Sungei Wang, Suria KLCC mall, teh tarik


Rabu, 25 Januari 2022

Pagi ini kami sarapan egg tart portugis yang kami beli kemarin, lalu ke restoran hotel makan nasi lemak ditambah ayam 4 fingers pembelian semalam dan roti oles margarin dan selai, kopi, jus oren, susu, dilanjutkan jalan kaki melalui Central Market/Pasar Seni yang ada di belakang hotel. Jalurnya melalui hotel Pacific Express, langsung deh ketemu Pasar Seni. Ketika kami sampai sana, toko baru buka belum satu jam. Agak sepi dibanding dulu, tapi lebih teratur, pedagang makanan yang biasa berjualan di Kasturi Walk tampaknya pindah lokasi jualan ke sekitar masjid jamek.

Di pasar seni ini kami menemukan gerai yang menjual barang ala vintage bertema prangko dan stempelnya. Lucu sekali. Karena mau kirim kartu pos maka saya mampir ke sini. Tempat ini menyediakan kartu pos, prangko, tas selempang, kartu ucapan dll. Bagus sekali desainnya. Di sini saya mengecap kartu pos dengan bermacam cap : kotak pos, kucing, kopi, gedung dll. Juga beli tas belanjaan seharga 38 Ringgit bergambar mie instan berbagai negara untuk souvenir istri.Nama gerainya Paper Adventures By Lokal Made. Di toko lain, untuk mertua beli pouch rajut tempat uang seharga 15 Ringgit. Teteh penjaga tokonya (orang Cimahi) baik sekali tidak menjual barang lama/rusak, karena pas dicoba sletingnya lepas/rapuh/getas. Gantungan kunci juga murah 7 Ringgit dapat 6, 20 Ringgit dapat 18. Bahannya bukan logam lagi seperti dulu, tapi dari plastik. Ada juga tempelan kulkas gambar uang kertas Ringgit semua pecahan 6 macam seharga 10 Ringgit. Lumayan bagus dan beda dari souvenir di sini dahulu.

Selepas dari Pasar Seni, kami melanjutkan perjalanan ke stesen MRT Mutiara Damansara dari stesen MRT Pasar Seni. Sempat bingung dimana masuknya, kami masuk lewat gate A yang menyeberangi jalan Sultan yang lampu penyeberangannya merah terus (rusak?), riskan menyeberang di sini. Padahal bisa saja naik eskalalator LRT Pasar Seni samping halte bus gratis GoKL yang jauh lebih sepi dan aman dari lalu lintas kendaraan. ya sudahlah, ini menjadi pengalaman pertama naik MRT Kuala Lumpur. MRT ini terlihat baru dan modern dibandingkan LRT. Untuk ke Mutiara Damansara ini makan waktu 40 menit dan duit 3,8 Ringgit/orang. Rutenya zig zag seperti huruf W. Damansara konon merupakan pemukiman high class di greater KL.

Sesampai di MRT Mutiara Damansara kami jalan ke IKEA Damansara melalui mal terbengkalai, lalu mal The Curve. Banyak tempat nongkrong di sepanjang jalur yang kami lalui sepanjang 700 meter ini, sampai akhirnya ke jembatan penghubung The Curve dengan IKEA Damansara kami belok kanan ke restoran IKEA. Di sini antrian mengular, mungkin 1/2 jam kami antri. Saya memesan fish and chip, swedish meatball, almond cake dan kopi. Untuk kopi gratis, karena sudah mendaftar menjadi member IKEA Malaysia. Rasa makanannya OK, netral, tidak pedas ataupun asam, sehingga aman untuk lambung.

Usai makan kami mau beli oleh-oleh di TESCO, namun jaraknya masih 700 meter kami putuskan ke GIANT Sungei Wang saja sekalian lihat suasana Bukit Bintang saat ini. Lalu kami naik MRT Mutiara Damansara-Bukit Bintang dengan lama perjalanan 45 menit. Kami sempat muter-muter dulu kebingungan cari lokasi yang pas, namun saya ingat, Giant ini tak jauh dari nasi hainan Chee Meng, maka dari itu saya berpatokan pada lokasi restoran ini. Sekitar MRT banyak lapak penjaja makanan, dekat Giant juga sudah ada Jolibee-KFC nya Filipina, dan Low Yat sudah selesai renovasi ramai jualan gadget. Dalam 3 tahun tentu ada perubahan. Usai belanja kami pulang untuk istirahat di hotel.

Berhubung ini adalah sore terakhir kami di Kuala Lumpur, kami rencanakan ke Kampung Baru untuk makan sore, sekalian makan malam. Jalur yang kami lalui adalah tepian River of Life, Masjid India, Jakel Mall, Kampung Baru, jembatan Saloma, NZ Curry lalu balik naik LRT dari stesen KLCC arah mal Avenue K. Menjadi pengalaman baru kami melalui jalur ini, kami jalan mungkin ada 3,7 km sendiri untuk rute ini. Tepian River of Life kami lihat situasi sekitar Bangunan Abdul Samad dan Masjid Jamek, menemukan pipa-pipa pengkabut saat pertunjukan malam hari dilaksanakan. Masjid India ternyata nyaman untuk jalan kaki, ada Mydin yang menjual produk impor seperti Mustafa Center Singapura, dan juga toko perhiasan dan kain tentunya. Sesampai samping hotel Silka Maytower yang saya batalkan menginapnya (karena isu masalah lift rusak) kami menyeberang ke Jakel Mall yang tersambung dengan Lulu Hypermarket-asal Dubai yang pernah kami belanja di sini tahun 2019. Lalu melalui kawasan sepi tepi sungai Kelang yang agak seram menjelang maghrib.

Ketika kami sampai di kawasan Kampung Baru, berkumandang suara adzan Maghrib. Kampung Baru Kuala Lumpur terasa kontras dengan kawasan lain yang banyak gedung tinggi. Di sini gedungnya rendah, seperti di kampung, cuma ada satu gedung tinggi, yaitu TAMU hotel & suites. Kami masuk di gerbang Kampung Baru jalan Raja Muda Musa, melihat banyak warung yang ramai pengunjung. Kami mampir saja di Kak Som, sebuah kedai makanan yang menyediakan makanan pantai timur Semenanjung Malaya. Kami pesan nasi goreng, sayur tumis dan teh O. nasi dan sayurnya banyak, gurih umami, teh O nya seperti teh tarik tanpa krimer/susu. Sedap sekali. Semuanya 15 Ringgit. Bayar dulu lalu numpang ke toilet yang ada di belakang luar.

Dari Kak Som, kami lanjut jalan ke jambatan Saloma melalui stesen LRT Kampung Baru. Banyak penjaja makanan di sini, baik lapak maupun food truck. Di sini adalah ujung Pintasan Saloma, untuk naik ke pintasan bisa pakai tangga maupun lift. Kami pakai lift saja karena kaki sudah pegel jalan seharian. Di atas sudah banyak orang yang berfoto ria. Setengah jam kami berfoto, bergantian menempati spot menarik dengan pengunjung lain. Gratis. Tampaknya turis dengan orang lokal adalah 50%:50%. Di bawah ada pemakaman Islam, di sepanjang jalan ke arah KLCC ada trotoar dimana penjaja lato-lato 10 Ringgit berada. Kami mampir ke NZ Curry House yang sudah saya tahu tempatnya sejak 13 tahun lalu, tapi baru berkesempatan makan di sana saat ini. Kami pesan Cheese Naan yang dilengkap daal (semacam hancuran kentang berkuah bumbu) seharga 7 Ringgit. Cukup enak, tapi kurang gurih, mungkin pakai cheese mozarella plain. OK, good experience. Konon katanya dari halaman NZ Curry House ini adalah tempat terbaik untuk ambil gambar menara Petronas seperti gambar di bawah. Setuju tidak ?

Usai makan di NZ Curry House kami lanjut jalan kaki ke stesen MRT KLCC yang berada di lantai underground mal Avenue K. Di NZ Curry House sempat didatangi kakak pengemis Timur Tengah berpakaian bagus pink dan bawa stroller bayi yang bagus serasi dengan baju si kakak. Lalu di mal Avenue K menjelang tutup jam 10 malam, berdatangan cowok gemulai baik lewat jalan raya maupun LRT. Agak janggal. Dari LRT KLCC turun di LRT Masjid Jamek melintas tepian River of Life dimana masih banyak orang duduk menonton pertunjukan air mancur. Hari Rabu ini hari libur terakhir CNY 2023 di Malaysia, esok kembali kerja.

Jumlah langkah kaki hari ke 4 di Kuala Lumpur ini adalah 16.320 langkah, setara 11,9 km, 495 kalori cukup untuk membakar 2 hamburger

Biaya jalan-jalan hari ke 4 di Kuala Lumpur ini adalah sebagai berikut (2 orang) :

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Singapura-Malaysia 2023 (Hari 3) : Datang Ke Museum Tekstil, Mal Terbesar Dan Mal Terbaru di Malaysia

01 Rabu Feb 2023

Posted by pengingat in Bisnis, Hotel, Investasi, Kereta api, Kuala Lumpur, Kuliner, Malaysia, Tips, Wisata

≈ Tinggalkan komentar

Tag

AEON, belanja hemat, biaya jalan jalan ke malaysia, grosir makanan di kuala lumpur, hotel di Kuala Lumpur, IOI Puchong, jalan jalan ke Kuala lumpur, jalan jalan ke malaysia, jaya groceries, Kuala Lumpur, kuliner enak dan murah kuala lumpur, kuliner Kuala Lumpur, lalaport, liburan ke malaysia, LRT kuala lumpur, makanan di Kuala Lumpur


Selasa, 24 Januari 2023

Agenda hari ini adalah mengunjungi museum tekstil, mal terbesar di Malaysia (IOI Puchong), dan mal terbaru di Malaysia (Lalaport).

Museum tekstil berada di jalan Sultan Hishamuddin no 26, sangat dekat dengan hotel Avenue J yang kami inapi, 220 meter di Googlemap belok di seberang KL City galery sudah sampai. Museum ini sering kami lewati waktu ke KL, namun baru kali ini sempat ke sana. Kami datang pas jam 10, setelah sarapan di hotel. Kami berdua tampaknya pengunjung satu-satunya di museum yang buka jam 9 pagi ini. Petugas tiketnya minta IC Mykad, mungkin kami dikira orang Malaysia yang harga tiketnya 2 Ringgit untuk warga Malaysia, dan 5 Ringgit untuk turis seperti kami. Museum ini terdiri dari 2 lantai, masing-masing ada 2 galeri : 1. lantai bawah ada : a. galeri pohon budi berisi sejarah tekstil dan perkembangan tekstil melalui perdagangan,b.galeri pelangi berisi koleksi warisan terpilih dari batik, baba nyonya, sulaman benang sutera, benang emas, fabrik india, broket, tekstil Serawak dan Sabah. 2.lantai atas ada 2 galeri : c.galeri ratnasari memperagakan barang perhiasan dan pribadi yang terbuat dari emas, perak, tembaga, perunggu, manik-manik, gigi binatang dan tumbuhan, d. galeri teluk berantai berisi koleksi kekayaan, kehalusan dan keindahan koleksi warisan Melayu. Museum ini dilengkapi toilet bersih. Ketika kami selesai baru datang rombongan anak sekolah ke museum ini.

Museum Tekstil dan Avenue J hotel

Puas di museum, kami lanjut jalan ke LRT Masjid Jamek. Kalau kemarin lusa, kami mengunjungi mal terbesar di Singapura, maka hari ini kam mendatangi mal terbesar di Malaysia dan terbesar nomor 2 di dunia, yaitu IOI Puchong. Di laman nya tertulis “IOI Mall seluas satu juta kaki persegi (100.000 m2=10 hektar). perkembangan sepenuhnya dikhususkan untuk seni berbelanja di bagian selatan koridor super multimedia. Memiliki aksesibilitas yang mudah dari Puchong ke area Shah Alam, Putrajaya, Sunway dan Subang melalui beberapa jalan tol utama seperti Kesas dan Lebuhraya Damansara Puchong. Dengan arsitektur Mediterania yang menawan, IOI Mall memiliki empat tingkat toko yang tersebar di tata letak horizontal dan memiliki lebih dari 3.000 tempat parkir. Menonjol dari jauh dengan carousel klasik otentik bernilai jutaan dolar di permukaan tanah yang didatangkan langsung dari Amerika, jangan sampai terlewatkan”

Untuk ke sana dari stesen LRT Masjid Jamek makan waktu hampir 1 jam dengan biaya 3,7 Ringgit ke stesen LRT IOI Puchong. Dari stesen LRT jalan kaki lagi 350 meter ke hypermarket AEON yang ada di ujung utara mal. Di sini kami langsung belanja. Banyak produk yang dijual diskon dan lebih murah daripada di Village Grocer semalam, misal teh tarik BOH di sini harganya 13,5 Ringgit berbanding di Village Grocer 17,5. Belum barang lainnya. Rasanya sepadan dengan ongkos transportasinya yang lebih mahal daripada ke Village Grocer mal Avenue K. AEON juga sudah ada di Jabodetabek, bahkan produknya bisa dipesan online di Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan Blibli. Karena tinggal di Yogya, mungkin yang mirip adalah Hypermart, dimana selain makanan dan minuman pabrik, juga menyediakan bakery/reroti dan makanan siap saji. Harga di AEON jelas lebih miring daripada di Village Grocer. Kami habiskan 2 jam di sini. Kami sempat takjub, kok kasir di sini sopan sekali beda dengan kasir di Village grocer tadi malam, bayar pakai debit BCA dia tak kalau tak ada contactlessnya sehingga tidak men tap kartu di reader, ternyata di resit namanya Hetty Sarlini, mungkin TKW Indonesia.

Di Bakery AEON juga menjual Portuguese Egg Tart (RM 6,5 untuk 3 pcs) yang rasanya lumayan enak, tapi rasanya tidak sulit untuk membuatnya di rumah, karena hanya perlu kulit pastry, isiannya cream, telur, gula dan tepung. Produk lainnya chese stick (RM 2,8), mini sesame crosissant (RM 1), marble cheese slice (RM 1,8) lebih enak dan murah. Malaysia adalah surga bakery halal, enak dan murah versi saya. Btw ada juga yang di Malaysia lebih mahal daripada di Singapura, yaitu teh Dilmah green tea mandarin orange ice tea 300 ml, di AEON Malaysia 8,9 Ringgit (31 ribu Rupiah) di 7-11 Singapura kemarin lusa 2,6 SGD (30 ribu Rupiah) dapat 2. Sueger rasanya.

Puas belanja kebutuhan, oleh-oleh dan bakery, kami coba menjelajah lagi mal IOI Puchong ini, mencari tempat makan yang jarang atau tak ada di Indonesia. Tadinya mau coba resto Thai Boat Noodle, tapi reviewnya buruk sekali, 3,1/5. Daripada kami jadi korban kekecewaan berikutnya, sesekalinya ke sini, lebih baik cari yang aman. Kami temukan Ramen Seirock-ya yang reviewnya bagus sekali, 4,7/5 yang di Indonesia juga ada misalnya di Gandaria City Jakarta Selatan. Di sini harganya lebih mahal daripada di Jakarta, misalnya ramen Toripaitan Shoyu Egg 21,4 Ringgit (76 ribu Rupiah), di Jakarta 62 ribu. Ditambah service charge 10%, service tax 6%. Selain itu kami juga pesan Japanese curry 15,4 Ringgit (55 ribu Rupiah) dan hot green tea 3 Ringgit (10 ribu Rupiah). Mengenai rasa untuk Toripaitan Shoyu Egg saya pilih yang kuah thick (tebal) rasanya gurih, ada pahit daun kale, buat saya yang aneh itu ayamnya, besar tapi dingin, mungkin metode masaknya seperti di ayam hainan, ayam rebus di masukkan ke air es biar juicy, tapi ini bikin eneg buat yang tak biasa seperti saya. Kalau Japanese curry, approved, enak sekali, no debat. Sedangkan hot green tea, awalnya aneh, tapi ternyata bisa meredakan mual makan ayam dingin di ramen, good choice.

Mal IOI Puchong ini ada 6 lantai, dan kami baru mengunjung 1/2 dari lantai Ground dan lantai 1, jadi kami baru 1/6 (16%) menjelajahi mal ini. Saya rasa sudah cukup, mungkin lain kali, karena sudah hampir jam 4 petang, kami harus pulang ke hotel untuk istirahat, sebelum melanjutkan ke mal terbaru di Kuala Lumpur, yaitu Lalaport. Lalaport ini mal fancy dari Jepang yang pertama buka di luar Jepang.

Setelah istirahat 1,5 jam di hotel, kami jalan lagi pukul 18.30 petang ke LRT Masjid Jamek menuju LRT Hang Tuah. Dari sini keluar ke BBCC (bukit bintang city center) dimana Lalaport-Mitsui Shopping Park berada. Mal ini baru setahun buka, menempati bekas lokasi penjara Pudu yang kini disisakan pintu gerbangnya. Suasana CNY Imlek terasa di dekorasi mal ini, meski mal Jepang, tapi mal ini ikut merayakan tahun baru Cina. Tak mengherankan karena populasi Kuala Lumpur 23% orang Tionghoa.

Usai foto-foto kami menuju Jaya Grocer, sebagai tujuan utama kami ke sini. Selain melayani personal, ternyata juga melayani pickup pesanan Grab. Banyak yang beli ecer juga tanpa keranjang. Kelihatannya bukan untuk belanja mingguan atau bulanan. Di sini tersedia bermacam-macam keju impor yang harganya mirip dengan supermarket di Indonesia, namun sepertinya lebih bervariasi, karena jelas lebih mudah ditemukan expatriat bule di Kuala Lumpur. Ada juga tepung pancake dalam botol tinggal tambahkan cairan, jadi deh adonan pancake. Harga butter impor dan sayuran mirip di Indonesia.

Istri sempat ke toilet, ternyata toilet duduknya dilengkapi panel yang sama dengan toilet di Jepang, kamuflase suara tetesan air, hujan, dan tempat duduknya hangat. Cocok untuk mencoba toilet Jepang. Eksterior Lalaport juga cantik untuk foto. Sayangnya saat kesana minggu lalu sedang hujan. Menyenangkan main ke mal ini.

Pukul 20.30 kami bergegas pulang. Saat keluar stesen LRT Masjid Jamek kami mampir di 4 Fingers yang jual ayam goreng ala Korea. Kami beli 6 pcs wingettes &drummettes mix seharga 17,1 Ringgit buat bekal besok. Sempat mencicipi 1 ketika sampai di kamar, ternyata enak, asam manis dan aroma bawang. Cuma porsinya hanya cukup untuk perempuan. Kami juga sempat beli keropok lekor dan lok lok yang rasanya seperti gorengan kerupuk ikan sarden dan sosis di Indonesia di food truck dekat river of life.

Perjalanan hari ini menyenangkan, meski tak banyak tempat yang bisa kami kunjungi karena terbatasnya waktu, tapi setidaknya kami mendapat pengalaman baru yang berkualitas.

Biaya jalan-jalan (2 orang) ke Malaysia hari ke-3 ini sebagai berikut :

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Singapura-Malaysia 2013 (Hari 2) : Salat Subuh di Masjid Hajjah Fatimah, Pergi Ke Malaysia, Hotel Avenue J

27 Jumat Jan 2023

Posted by pengingat in Kuala Lumpur, Singapura, Tips, Wisata

≈ 1 Komentar

Tag

antaraduit, Avenue K mall, biaya jalan jalan ke singapura, biaya liburan ke singapura, Bus Mayangsari, Grab Malaysia, grosir makanan di kuala lumpur, halal singapura, Hemat Singapura, hotel di Kuala Lumpur, hotel singapura, imigrasi, imigrasi singapura, internet murah di Singapura, internet murah Singapura, itinerary singapura, jalan jalan ke Kuala lumpur, jalan jalan ke singapura, johor bahru, KLCC, Kuala Lumpur, kuliner Kuala Lumpur, Liburan ke Singapura, makanan di Kuala Lumpur, makanan halal di singapura, Masjid Jamek, money changer di malaysia, perbatasan Singapura Malaysia, Singapore, Singapura, transport hemat di Singapura, transportasi Johor Kuala Lumpur, village grocer, Wisata Singapura


Senin, 23 Januari 2023

Hari ini kami awali salat Subuh di masjid Hajjah Fatimah yang berjarak 1,2 km dari hotel. Sepanjang jalan kami amati ternyata sudah banyak orang yang beraktivitas. Subuh di Singapura sekitar jam 6 pagi. Banyak orang yang tidur dekat kolam pancing Rochor river yang kebanyakan orang Tamil, mungkin pekerja konstruksi asing dari India yang sedang menghabiskan libur akhir pekan.

Ketika kami sampai di masjid jam 6.15 pagi, terdengar imam sudah salam, berarti kami ketinggalan jamaah. Ketika kami salat orang-orang masih baca doa panjang. Hajjah Fatimah adalah orang Melaka, istri saudagar kaya Bugis di tempat itu sekitar tahun 1825 dan masjid ini selesai dibangun tahun 1846. Masjid ini telah dijadikan monumen nasional oleh pemerintah Singapura pada 28 Juni 1973.

Dari masjid lanjut sarapan halal nasi padang Podomoro, sebelah Firman shah cafe (Google maps). Saya makan nasi lemak 5 SGD, sedangkan istri makan nasi kepak terong 4 SGD. Cukup enak, beras putih, ayamnya besar-besar digoreng kering renyah. Yang jelas masih fresh semua bahannya. Memang agak tinggi harganya karena beberapa tempat ada yang jual nasi lemak 2,5 SGD tapi porsinya lebih kecil.

Setelah sarapan kami lanjutkan jalan ke hotel, melalui jalan North Bridge, Sultan, Victoria hingga supermarket Fairprice di Kitchener Complex, di sini kami beli buah pisang dan roti untuk bekal jalan ke Malaysia. Lalu check out hotel yang cukup mudah dengan meletakkan kunci kamar di meja resepsionis. Kami lanjutkan perjalanan ke terminal Queen dengan jalan kaki sejauh 1,4 km. Trotoar yang rapi memudahkan perjalanan ke terminal. Kami sempat melalui pemakaman muslim dan Sekolah Islam Aljunied.

Selanjutnya membeli tiket sampai terminal Larkin Johor seharga SGD 4,8. Bus nya SJE. Sebenarnya kami cari Bus kuning CW 2 yang lebih banyak frekuensinya, namun hari ini masih libur imlek sehingga Bus banyak yang diliburkan. Kami naik saja SJE karena tidak ada pilihan Bus lain, meski pengalaman dahulu, Bus ini jarang ada, sehingga kalau tak mau nambah biaya lagi, tak ganti Bus. Internet Singtel masih sisa banyak, 99 GB dan berlaku hingga 19 Februari 2023.

Perjalanan sampai imigrasi Singapura sekitar 1 jam, sampai Malaysia 1,5 jam. Lalu kami salah keluar belok kiri ke arah JB sentral, harusnya setelah imigrasi ke kanan. Tak boleh kembali ke dalam, sehingga kami putuskan naik taksi Grab saja setelah mempertimbangkan naik bus kota lama sekali berangkat nya, berhubung hampir jam 11, bisa bisa ketinggalan Bus ke Kuala Lumpur jam 11.30. Naik Grab dari CIQ Jim Quee ke terminal JB Larkin 13 Ringgit pada jarak 8 km.

Di terminal Larkin kami tukarkan print pemesanan dengan tiket Bus, bayar 2 Ringgit per orang, berdua bayar 4 Ringgit. Bus berangkat agak molor dari jam 11.30 menjadi 11.45 karena masih menunggu beberapa orang yang telat boarding. Lalu bus melaju ke Kuala Lumpur, mampir rest area daerah Melaka, ke toilet, beli bakpao dan buah potong, ada juga mesin minuman 2 Ringgit dekat toilet wanita. Lalu lanjut jalan, menemui banyak kemacetan di sekitar Negeri Sembilan. Baru pukul 18 bus tiba di TBS (Terminal Bersepadu Selatan), terlambat 1,5 jam dari jadwal.

Kami lanjut ke Avenue J Hotel Central Market jalan lebuh pasar besar Kuala Lumpur 50050 menggunakan LRT dari stesen BTS (Bandar Tasik Selatan) yang terhubung dengan TBS ke stesen Masjid Jamek. Dari stesen menyusuri jalan Benteng yang tampak masjid jamek, lalu jalan yang dipenuhi pedagang kaki lima makanan. Check in disambut resepsionis cowok Melayu yang meminta paspor, pajak turis 3 malam x 10 Ringgit, dan deposit 50 Ringgit. Dapat kartu dalam kemasan yang dilengkapi dengan username dan password WIFI. Kami dapat kamar 205 yang mempunyai 2 jendela, 1 menghadap river of life masjid jamek dan 1 menghadap KL city galery yang ada tulisan i love KL. Sesuai permintaan. Tarif kamar deluxe ini Rp 366.667 per malam (1.09 juta/3 malam) yang sudah dibayarkan di Agoda waktu di Indonesia, dan termasuk sarapan. Sangat cantik pemandangan dan strategis lokasinya. Dapat pula amplop angpao yang berisi tulisan : TIME HEALS ALL WOUNDS…waktu menyembuhkan semua luka. dalam sekali maknanya. Di lobi juga tersedia buku bacaan dan sofa yang sangat nyaman.

Dari hotel kami jalan lagi makan malam nasi briani (10 Ringgit) dan teh tarik (2 Ringgit) di AlBaik yang enak sekali. Lalu naik LRT dari Pasar Seni ke KLCC tepatnya ke mal Avenue K yang ada di sebelah kiri stesen. Akses langsung dari exit LRT ada Antara Duit money changer tempat saya menukarkan sisa SGD dan Village Grocer yang kami kunjungi untuk bekal dan oleh-oleh saat itu. Kurs di Antara Duit bagus, 1 SGD = 3,152 MYR. Sedangkan Village Grocer tampaknya segmen nya untuk expatriat karena jualannya produk import seperti keju, daging dll, produk lokalnya pun lebih mahal dibandingkan di supermarket untuk lokal seperti AEON yang kami kunjungi esok harinya (misal 1 pack teh tarik Boh isi 15 sachet di Village Grocer 17,5 Ringgit, di AEON cuma 13,5 Ringgit, bedanya 4 Ringgit-15 ribu Rupiah), namun karena kami datang saat hampir tutup, maka dapat harga diskon 50% untuk croissant dan buah.

Untuk bayarnya saya pakai debit BCA Mastercard, sempat di tempelkan ke contactless reader oleh kasir tapi tak terjadi transaksi, maklum debit BCA belum ada fitur contactless, akhirnya pakai PIN. Usai tukar duit dan belanja kami pulang naik LRT KLCC ke masjid Jamek. Kami sengaja tidak ke KLCC Petronas karena sebelumnya tiap ke KL selalu ke sana, masih banyak tempat di KL yang belum kami kunjungi. Kami sempat muter-muter ga penting karena salah ambil exit di masjid india, padahal bisa cukup 1 menit lewat exit masjid jamek, karena salah exit jadi 10 menit. Dari stesen ke hotel lewat river of life. Masih tampak puluhan orang, remaja dan anak-anak menonton pertunjukan air menari yang malam itu diiringi lagu

Negaraku by Joe Flizzow, Altimet, SonaOne, Faizal Tahir

. Ini videonya.

Pengeluaran hari ke dua jalan jalan di Singapura-Malaysia (untuk 2 orang) kali ini adalah sebagai berikut :

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Kuliner Di Malaysia

27 Selasa Agu 2019

Posted by pengingat in Hotel, Kuala Lumpur, Kuliner, Malaysia, Tips, Wisata

≈ 2 Komentar

Tag

Colmar Tropicale, erya by suria johor bahru, grosir makanan di kuala lumpur, hotel di Kuala Lumpur, jalan jalan ke johor, jalan jalan ke Kuala lumpur, Kuala Lumpur, Kuliner, kuliner Malaysia, makanan halal di malaysia, Malaysia, Nando's, Nando's chicken Peri Peri, nasi kandar, nasi lemak, pengalaman naik KLM, sarapan di colmar tropicale


Selama periode 8-14 Agustus 2019 lalu saya mencoba makan minum beberapa kuliner terkenal di Malaysia yang belum pernah kami coba sebelumnya misalnya ayam hainan Chee Meng, Teochew Famous chendul, nasi kandar Pelita, Kolo mee Sarawak Bowl, Nando’s chicken, dan nasi lemak Antarbangsa. Halal, no pork, no lard, no alcohol. Berikut review dari yang paling enak hingga biasa saja.

  1. Ayam Hainan di Chee Meng Bukit Bintang KL (skor 8.6/10). Absolutely deliciousnasi hainan chee meng
  2. Cendol di Teochew Famous Chendul JB City Square (skor 8.5/10). Segar, ringan, lebih suka ini daripada cendol Elizabeth. Aslinya dari Pulau Penang.
  3. Mediteranian Rice di Nando’s Chicken Berjaya Times Square(skor 8.4/10). Gurih harum, aroma butter/mentega dengan sayur.
  4. Nasi lemak kosong di Nasi lemak Antarbangsa Kampung Bahru(skor 8.3/10). Harum, gurih, sedap tanpa tambahan apa-apa.
  5. Kolo Mee daging di Sarawak Bowl Sunway Putra (skor 8.2/10). Mi goreng ala Sarawak dengan toping daging sapi di atasnya.
  6. Nando’s Chicken Berjaya Times Square (skor 8.2/10). Ayam Portugis yang sedap, mirip ayam panggang Jawa.
  7. Banana Cake di Hiap Joo Johor Bahru (skor 8.2/10). Cake pisang yang enak dan alami.
  8. Prawn mee di Teochew Famous Chendul JB City Square (skor 8.2/10). Kuah kental, gurih dan agak pedas. Udang 3 ekor. Sedap
  9. Koay teow di Teochew Famous Chendul JB City Square (skor 8.2/10). Kuah segar dengan daun bawang dan irisan bakso ikan.
  10. Sarapan di Colmar Tropicale ( skor 8.2/10). Bermacam ragam makanan, sangat mengenyangkan.
  11. Chef Hong Korean sweet and sour chicken di Air Asia (skor 8.1/10). Pedas gurihnya nagih.
  12. Roast chicken di Air Asia (skor 8.1/10). Menu ini selalu enak, tidak pernah mengecewakan. Ayam panggang dengan kentang dan sayuran. Menu sehat.
  13. Ayam goreng dan Nasi Kandar Pelita KL (skor 7.9/10). Ayam renyah dengan kuah dan sayuran campur baur. Enak, tapi masih kalah enak dengan nasi kandar Alhass Penang dan nasi campur di KLCC.
  14. Nasi ayam pansoh di Sarawak Bowl Sunway Putra (skor 7.9/10). Unik banget rasanya. Nasi ayam dengan daun singkong tumbuk dengan sambal cabe dikucuri limau. Nano nano, ramai rasanya.
  15. Thai chicken basil di Air Asia (skor 7.8/10). Asin tapi enak, sedikit basil/kemangi.
  16. Chicken teriyaki di Air Asia (skor 7.8/10). Enak, seperti bikinan di rumah.
  17. Cendol di Sarawak Bowl Sunway Putra (skor 7.7/10). Gurih, tapi sempat lihat mereka pakai santan cair instan Kara.
  18. Susu cair rasa strawberry Nestle beli di Lulu Capsquare KL(skor 7.7/10). Enak, tapi pakai perisa saja/tidak alami.
  19. Ice lemon tea asam boi di Sarawak Bowl Sunway Putra (skor 7.6/10). Unik, baru pertama minum lemon tea dengan asam.
  20. Nasi ayam, nugget dan filet KFC di Berjaya Times Square (skor 7.5/10). Pertolongan pertama pada kelaparan, mengingat rasa dan harganya sudah bisa dibayangkan sebelum pesan makanan.
  21. Chicken rice di rest area tol Johor-Kuala Lumpur (skor 7.5/10). Biasa saja tapi ada sup nya.
  22. Lumpia isi nasi goreng ayam di pesawat KLM (skor 7.5/10), Nasi goreng ayam porsi makanan ringan, disajikan fresh dan hangat.
  23. Garden Salad di ISetan KLCC (skor 7.5/10). Enak, isinya daun selada, saus thousand island dan tomat cery. Asam manis gurih.
  24. Orange juice di pesawat KLM (skor 7.4/10). Mirip jus Buavita.
  25. Sarapan di eRYA by Suria JB (skor 7.3/10). Minimalis, serba karbohidrat, sedikit buah dan protein.
  26. Sotong di nasi lemak Antarbangsa Kampung Bahru (7.2/10). Terlalu manis sehingga tidak terasa sotong/cumi nya.
  27. Salted egg ice cream di 7-11 Colmar Tropicale (skor 7.1/10). Agak aneh telur asin dibuat es krim.
  28. Aneka roti Gardenia di 7-11 Colmar Tropicale (skor 7/10). Ada pahit-pahitnya meski masih lama kadaluarsanya.

Penilaian ini bersifat subyektif, tergantung selera tester, lokasi tenant dan suasana saat makan. Mungkin berbeda-beda penilaian tiap orang.

cendol, orawn mee, kway teow soup
chef hong sweet and sour chicken
roast chicken
banana cake
nasi goreng erya
chicken rice exit tol
koloo mee dan ayam pansoh
jajanan sarawak
KFC
Nandos
salad sarapan Colmar
salted egg ice cream
thai chicken basil
ayam teriyaki
snack KLM
garden salad dan susu
nasi lemak antarbangsa
ayam kandar Pelita

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...
← Older posts

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • MY Airlines
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 466 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    %d blogger menyukai ini: