• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Tag Archives: goreme jasmine house

Turki 2016 (5) : Ke Goreme Open Air Museum, Downtown, Sunset Point dan Isengnya Orang Turki

03 Kamis Nov 2016

Posted by pengingat in Cappadocia, Goreme, Tips, Turki, Wisata

≈ Tinggalkan komentar

Tag

balon udara Cappadocia, Cappadocia, Goreme, goreme ballon-air, goreme jasmine house, goreme open air museum, jalan jalan ke turki, liburan ke Turki, makan kebab di turki, tips liburan ke Turki


Rabu, 2 Nopember 2016

Setelah bangun jam satu malam, saya keasyikan internetan dengan WIFI hotel yang dahsyat kecepatannya. Setelah sholat subuh, tidur. Bangun lagi sudah hampir jam 8. Gagal kami melihat balon udara bertarif paling murah 140 Euro/orang atau 2,1 juta Rupiah yang ditawarkan penginapan untuk penerbangan satu jam tersebut. Baru keesokan harinya sempat mengejar balon udara ini di suhu minus 8 derajat Celcius, ini videonya 

Hotel kami ini berada di Goreme, jantungnya Cappadocia. Cappadocia artinya tempat kuda cantik. Cappadocia sendiri terletak di pusat Anatolia, di jantung negara Turki. Bentang alam yang terdiri dari dataran tinggi lebih dari 1000 m di ketinggian yang ditembus oleh puncak gunung berapi, dengan Gunung Erciyes (Argaeus kuno) dekat Kayseri (Caesarea kuno) menjadi puncak tertinggi di ketinggian 3.916 m. Di selatan, Pegunungan Taurus membentuk batas dengan Kilikia dan Cappadocia terpisah dari Laut Mediterania. Ke barat, Cappadocia dibatasi oleh wilayah historis Likaonia ke barat daya, dan Galatia ke barat laut. Laut Hitam pantai berkisar Cappadocia terpisah dari Pontus dan Laut Hitam, sedangkan untuk Cappadocia timur dibatasi oleh sungai Efrat atas, sebelum sungai yang mengalir ke arah tenggara, ke Mesopotamia, dan dibatasi dataran tinggi Armenia. Karena lokasinya di pedalaman/tengah dan dataran tinggi, Cappadocia memiliki iklim benua, dengan musim panas yang kering panas dan musim dingin bersalju. Curah hujan jarang dan kawasan itu sebagian besar semi-arid.

Kami sarapan jam  9 pagi, dari balkon dekat dapur kami melihat ada 3 balon yang sedang mendarat, sempat diisengi Deniz bahwa semua tamu sudah sarapan dan sarapan sudah di bereskan. Gila saja, kan kemarin dia bilang sarapan jam 8-10. Ternyata berkelakar, kami dipersilakan duduk, dan mereka menyiapkan sarapan ala Turki. Manajemen penginapan Lisa, datang, menyambut kami dengan hangat, kelihatannya ia bule British merantau ke Turki. Tiba-tiba masuk pasangan turis Jepang yang berujar yang artinya kurang lebih” gila, beku menunggu balon udara terbang dari jam 6 sampai jam 8, tidak ada, dan ketika kami balik ke sini, bermunculan balon udara, hahaha”. Ya, pagi itu suhu udara -1 derajat Celsius. Sarapan lezat, dengan zaitun hitam, omelet, gozleme, desert buah campur yoghurt Turki, 4 macam selai dengan roti bertabur wijen yang hangat. Kami sempat dibantu berfoto oleh pasangan muda Turki (tadinya saya kira orang Denmark atau sekitarnya) yang sedang bulan madu. Di sini kami dapat penjelasan dari Lisa mengenai Goreme Open Air Museum, Sunset point, tempat makan yang enak, green dan red tour, serta menjawab pertanyaan kami mengenai lokasi farmer market, yang katanya jarang ada turis yang tertarik. Di situ kami bayar penginapan dan green tour untuk besok yang didiskon 20 TL/ orang karena kami sudah punya Turkey Museum Card yang kami beli di Istanbul kemarin. Ada beberapa museum dalam tur ini yang tercover oleh kartu museum.

peta goreme
peta goreme
peta turki
peta turki
telur dadar yang enak
telur dadar yang enak

Jam 10 kami ke Goreme Open Air Museum yang sudah buka. Tiket masuknya 30 TL (125k Rupiah). Perlu 15 menit berjalan kaki (1,7 km/1,2 mil) dari hotel. Melewati farmers market (tiap Rabu di Goreme, hari lain di kota lain), penyewaan ATV, salah satu tempat peluncuran balon udara, penyewaan kuda dan unta, sampai akhirnya tiba di museum. Goreme Open-Air Museum menyerupai sebuah kompleks biara besar terdiri dari sejumlah biara dengan masing-masing gerejanya. Dengan lukisan dinding yang indah yang warnanya masih mempertahankan semua kesegaran aslinya. Goreme Open Air Museum telah menjadi anggota dari Daftar Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1984, dan merupakan salah satu dari dua situs UNESCO pertama di Turki. Sebagian besar gereja di Goreme Open Air Museum dibuat di abad 10, 11 dan 12. Ada banyak gereja dan kapel di Goreme Open Air Museum tapi yang paling penting adalah: Nunnery, St.Barbara, Apple, Snake, Dark, Sandals dan Buckle. Kalau dilihat orang awam, sepintas tidak ada yang menarik dengan tempat ini. Disarankan bawa catatan sejarahnya, agar lebih menghayati arti tempat ini di zaman dahulu. Pemandangan dari sini sangat cantik. Pelajaran yang bisa kami ambil adalah manusia tidak ada yang abadi, ada masa kejayaan dan masa kepunahan. Museum ini mengingatkan hal itu.

petunjuk audio
petunjuk audio
balon udara
balon udara
di depani goa cappadocia
di depani goa cappadocia

Dari museum jam 1.30 siang, kami balik melalui rute yang sama dengan berangkat tadi, belok kiri ke downtown/pusat kota. Jalannya enak, ada trotoar yang cukup lebar, ada deretan kafe dan toko souvenir. Jalan terus sampai mescit camii (masjid Jamik), disini kami mampir, duduk-duduk di bawah gazebo pohon anggur yang sedang berbuah, dan tampaknya tak ada yang berminat pada anggur ini, karena tampak bekas buah anggur yang terinjak. Masjid yang terawat, ada teras tertutup di depan yang bisa untuk sholat di luar waktu sholat berjamaah, ada bacaan tentang Islam dalam bahasa Jepang, China, Rusia, Perancis, Spanyol, Jerman dll. Kami tak menemukan yang bahasa Inggris ataupun Indonesia. Di sini kami sholat.

Usai sholat, kami jalan ke terminal untuk beli tiket di agen bus yang berjejer. Diantara banyak agen bus, hanya Suha Turizm yang memanggil kami,” bus to Pamukkale, come here”, bapak tua ini seperti sudah tahu kami mau kemana besok. “Where are come from? Malaysia?, ” No, I come from Indonesia”. Si bapaknya langsung menepuk “ahlan wa sahlan bil khair”, haha, malah disambut pakai bahasa Arab, mungkin bapak ini melihat banyak orang Indonesia yang umrah/haji di Mekkah. Harga tiket per orang di counter untuk bis malam Suha Turizm ke Pamukkale adalah 55 TL, lebih murah daripada jika pesan lewat internet yang bertarif 60 TL.

tiket-suha-turizm

Usai beli tiket, kami menuju Safak cafe yang banyak direkomendasikan oleh turis di TripAdvisor. Dari terminal melewati taman mini yang bersih. Di kafe, kami disambut Safak pemilik kafe, kami pesan Adana Kebab 17 TL, kopi, teh Turki dan 3 potong Baklava. Enak dan unik. Belum pernah kami rasa 3 pesanan kami, kecuali teh Turki. Teh Turki seperti teh wangi, namun lebih pekat, yang kepekatan nya bisa kita atur sendiri. Gula di sini gula pasir dalam bentuk blok . Adana Kebab ini adalah potongan daging domba yang digoreng dan diletakkan di atas nasi atau kentang, ada campuran salad sayur dengan dressing lemon Turki yang segar. Kopinya mantap, pahit, tanpa gula. Baklava nya manis banget, pas dengan kopi.

adana-kebab-18-tl

Usai makan kami jalan kaki ke arah Sunset point yang aksesnya ada di samping masjid Jamik tadi. Jalan menanjak dengan hotel-hotel gua (cave hotel) di sekitarnya. Pemandangan yang indah. Bersama kami ada foto pre wedding dan turis asal India yang juga ke sini. Hari berangsur gelap, dan kami balik melalui farmer market yang sedang beres-beres dagangan/mau tutup. Kami ambil 7 buah jeruk dan 2 buah delima, penjual hanya minta 1.5 TL (6 ribu Rupiah). Murahnya kebangetan.

pasar rabu Goreme
pasar rabu Goreme
penampakan dari atas
penampakan dari atas
jeruk dan zaitun murah
jeruk dan zaitun murah

Karena lelah seharian jalan kaki, usai sholat Isya kami tertidur lelap. Sampai akhirnya saya terbangun jam 12 malam karena mendengar pasangan Turki yang kamarnya disebelah kami bertengkar, saya tidak mengerti bahasanya, tapi kira-kira si istri cemburu pada suaminya. Tidur lagi.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Turki 2016 (4): Masjid Biru, Hagia Sophia, Museum Arkeologi, Lalu Terbang ke Cappadocia

02 Rabu Nov 2016

Posted by pengingat in Anadolujet, Istanbul, Tips, Turkish Airlines, Wisata

≈ 3 Komentar

Tag

Anadolujet, Blue Mosque, eminonu, esra sultan petrol, Goreme, goreme jasmine house, hagia sophia, havatas, Kayseri, museum Arkeologi, pengalaman naik Anadolujet, sabiha gokcen airport, shuttle kayseri goreme, sultanahmet, urgup


Selasa, 1 Nopember 2016

Setelah nyenyak tidur semalaman, kami sholat subuh, mandi, masak nasi pakai magic jar mini, mengagumi pemandangan tugu dan masjid biru yang menjulang, hijaunya taman dan meriahnya burung berkicau dan beterbangan dari dalam kamar,

pemandangan-setelah-subuh-dari-kamar-104-esra-hotel

pagi di sultanahmet

dan setelah itu jalan ke seberang hotel yang merupakan komplek hippodrome dimana selain ada tugu German Fountain, yang diberikan kaisar Jerman-Wilhelm 2 kepada sultan Abdul Hamid 2 pada 27 Januari 1901 sebagai lambang persahabatan Jerman dengan Turki.

german-fountain

German Fountain

ada juga obelisk Mesir, obelisk Theodisius, dan tugu Serpentine Column. Tadinya merupakan bagian tengah dari stadion Hippodrome berkapasitas 100 ribu orang yang dibangun pada abad ketiga oleh kaisar Septimus Severus. Obelisk Mesir, Obelisk Theosidius yang dibuat tahun 1500 tahun sebelum masehi dibawa dari Luxor Mesir oleh Theodisius.

obelisk-theodisius

obelisk Theodisius dan Serpentine Column

Tugu Serpentine Column yang dibuat tahun 479 sebelum masehi diambil dari kuil Apollo di Delphi Yunani. Sebenarnya di sini ada 4 patung kuda dari perunggu, namun dijarah saat perang salib tahun 1204 dan kini berada di katedral St. Mark Venesia.

Di tepi hippodrome ada  masjid biru dan museum seni Islam dan Turki. Kami kunjungi masjid ini itu, sedangkan museum seni Islam dan Turki belum sempat kami kunjungi karena belum buka (baru kami kunjungi pada hari ke 12)

blue-mosque-outside

tampak luar masjid biru

blue-mosque-inside

tampak dalam masjid biru

Masjid biru mulai dibangun pada tahun 1609 oleh Sultanahmet untuk menunjukkan supremasi Islam yang telah berkuasa di Istanbul, maka masjid ini dibangun berhadapan dengan Hagia Sophia dan berada di bekas bangunan kerajaan Byzantium. Pintu masuk untuk turis dari lapangan Sultanahmet, tidak melalui gerbang utama untuk jemaah masjid. Kubah utama berdiameter 23.5 meter, tinggi 43 meter. Disangga 4 tiang berdiameter 5 meter. Ada 6 menara. Yang menarik lainnya di masjid ini ada tempat sembahyang khusus sultan, karpet yang tebal, ada mimbar dan mihrab, tempat wudhu, halaman tengah dan dihias 20.143 keramik Iznik dalam 70 model yang cantik.

Lapangan yang benar-benar luas dan menawan. Beberapa kali kami ketemu kucing yang gemuk dan lucu, tapi tidak menoleh ketika dipanggil “pussss”, entahlah manggilnya apa, awal mulanya berontak kalau dipegang, setelah dibelai malah mengikuti langkah kami.

senengnya-ketemu-kucing

senengnya ketemu kucing

Orang sini kelihatannya pecinta binatang, di hotel tempat kami menginap pun di depan pintu disediakan makanan buat kucing liar yang melintas. Usai jalan, jam 9 kami balik ke hotel untuk sarapan. Tapi kami mampir dulu di toko milik hotel untuk beli SIM Card Turkcell 100 Lira yang berisi 4 GB, 500 menit kuota telpon lokal dan 1000 SMS, berlaku sebulan. Mahal, tetapi setelah saya amati, masih lebih murah (1/4 nya) daripada beli paket roaming Telkomsel (ini sudah paling murah dibanding operator lain dari Indonesia) yang isinya serupa, dengan masa pakai hanya 7 hari. Sarapan di hotel ini lumayan enak, ada 2 macam zaitun, hijau dan hitam, ada roti tawar, ada conflake dan susu, serta 7 macam selai dalam kemasan kecil yang kami coba semua, ada rasa strawberry, blueberry, peach, aprikot, cherry, keju oles yang yummy, butter. Selainya encer seperti saus.

esra-sultan-hotel-breakfast

sarapan di esra sultan hotel

Mendekati jam 10 makanan mulai dibereskan oleh ibu penjaga nya. Pemandangan dari sini-lantai paling atas yang mereka sebut teras-sangat bagus, bahkan selat Bosphorus terlihat dari sini.

pemandangan-dari-teras-esra-sultan-hotel

pemandangan dari kafe esra sultan hotel

Lalu membereskan bawaan, check out dan menitipkan koper dan tas sampai jam 2 siang sebelum melanjutkan perjalanan ke Cappadocia malam harinya.

Kami menuju Haghia Sophia yang mudah ditempuh dengan jalan kaki. Beli air 1,5 l seharga 1,5 Lira. Berfoto di dekat air mancur dengan latar belakang Masjid Biru dan Hagia Sophia, Big Bus juga punya pemberhentian di sini. Big Bus adalah semacam hop on hop off dengan harga 35 Euro (500 ribu Rupiah) berlaku untuk 24 jam, kadang kalau promo bonus 24 jam berikutnya juga, cocok buat yang punya waktu terbatas mengunjungi semua tempat utama tanpa harus berganti moda transportasi.

big-bus-istanbul

tempat mangkal big bus istanbul

Udara awal November ini terasa dingin, sekitar 9 derajat, semilir nya bisa membuat kami menggigil. Sebaiknya pakai jaket tebal dan long john saat pra musim dingin ini. Untuk masuk Hagia Sophia bisa bayar langsung 40 Lira, atau pakai kartu museum. Untuk turis, ada kartu 5 hari seharga 85 Lira untuk mengunjungi museum utama di Istanbul. Kami membeli kartu yang berlaku 15 hari seharga 185 Lira, karena kami akan mengunjungi kota lain yang tercover kartu ini. Untuk warga dan permanent resident Turki ada pula kartu lain yang harganya jauh lebih murah.

Hagia Sophia arti dalam bahasa Inggris nya Holy Wisdom. Kurang lebih berarti kebijakan suci. Tempat yang dibangun tahun 537 masehi di era kaisar Justinian 1 ini memang luar biasa, bikin mata berkaca-kaca, betapa hebat kuasa Allah SWT, peninggalan 2 agama berpadu dalam damai. Ada lukisan indah kelahiran Yesus dan ada tulisan Allah, Muhammad dan para sahabatnya. Tahun 1453 masehi gereja ini diubah menjadi masjid, dan pada 1935 diubah menjadi museum. Kubah berdiameter 32 meter tinggi 52 meter di atas tanah. Dengan 40 tulang pancang. Pernah rusak ketika gempa tahun 1558. Kaligrafi Islam muncul saat diubah menjadi masjid, sedangkan mosaic Yesus ditutup. Baru dibuka kembali pada 1930. Bangunan ini dikatakan sebagai salah satu pencapaian tertinggi dalam arsitektur zaman itu, sampai-sampai  kaisar Justinian 1 berujar “Glory to God who has thought me worthy to finish this work. Solomon, i have outdone you”.

hagia-sophia

interior hagia sophia

Sekitar jam 12.30 kami keluar Hagia Sophia, melanjutkan perjalanan ke museum Arkeologi yang dapat ditempuh melalui trotoar di samping jalur tram, persis disamping Gulhane Park. Museum ini menyimpan peninggalan sejarah sejak tahun 7 ribu sebelum Masehi hingga zaman Khalifah Usmani dan Republik Turki. Banyak sekali koleksinya. Di sini kami bertahan 1 jam buat melihat sepintas, dan berhenti untuk membaca beberapa keterangan koleksinya. Ada tiga bagian museum ini, yaitu : bagian utama, tiled pavilion dan ancient orient. Terdiri dari 4 lantai. Tiket masuknya 20 TL, dan kami tidak perlu bayar lagi karena tinggal tempel kartu Museum di card reader gate masuk museum. Kami bertemu mahasiswa/mahasiswi yang semuanya cakep dan mancung yang sedang observasi di tempat ini. Sampai istri yang hidungnya mancung untuk ukuran Indonesia, merasa paling pesek. Aktor dan artis terganteng/tercantik di Indonesia sepertinya wajah pasaran di sini. Oh ya, di sini juga ada Alexander Sarcophagus yaitu kotak mayat Abdalonymus of Sidon yang bagian luarnya berukir kemenangan Alexander the Great dalam perang melawan Persia dalam pertempuran Issus tahun 333 sebelum masehi.

archeology-museum

salah satu sudut museum arkeologi

Pukul 13.45 kami keluar gate Museum, jalan balik ke hotel, melewati Yerebatan Sarnici/Basillica Cistern, kolam penampungan air bawah tanah yang juga muncul di final film novel Inferno terbaru. Ada 1001 tiang penyangga bawah tanah tempat ini. Sempat juga beli chesnut 100 gram 5 TL, isinya 8 biji chesnut. Ada juga jagung bakar 2TL, kami tak tertarik karena di Indonesia juga banyak. Sampai hotel jam 2 siang dan kami mengambil barang bawaan kami.

yerebatan-sarnici

loket tiket masuk yerebatan sarnici atau basillica cistern

beli-chesnut

beli chesnut yang enak dimakan hangat

Dari hotel kami naik tram dari halte Sultanahmet ke halte Eminonu, lanjut naik ferry Sehir Hatlari ke Kadikoy yang tempat pemberangkatan dan kepulangannya ada di ujung paling kiri dekat jembatan. Pembayaran selain cash bisa juga pakai Istanbulkart. Perjalanan 20 menit dengan Fery yang stabil/tidak berguncang. Ada seniman mengamen dengan alat musik Turki dan suara merdu menyanyikan semacam gurindam abad pertengahan. Sesampai Kadikoy saya sempat mampir ke tourist information center untuk bertanya mengenai bus Havatas ke Bandara Sabiha Gokcen. Ternyata hanya 50 meter dari situ. Ongkos ke Sabiha Gokcen 10 TL, waktu tempuh 1 jam.

di-dalam-bus-havatas

di dalam bus havatas

Sabiha Gokcen Airport merupakan bandara yang terhitung baru, dengan desain modern dan fasilitas yang baik. Kami check in dan drop bagasi di deretan H dimana di situ petugas Anadolu Jet berada. Sesudah itu kami sholat, dan masuk ke ruang tunggu yang modelnya mirip bandara Ngurah Rai Denpasar. Pesawat berangkat dan tiba tepat waktu. Meski cukup murah, berdua tak sampai 500 ribu, untuk penerbangan ini diberikan pilihan snack antara lain burger keju, dan 2 roti lain, diberikan juga pilihan minuman apakah teh, kopi atau air gelas. Pesawatnya baru, tipe Boeing 737-800 dengan jarak antar kursi lebar, menyesuaikan dengan ukuran orang Turki yang rata-rata tinggi.

check in anadolu (grup turkish airlines)
check in anadolu (grup turkish airlines)
meal anadolu
meal anadolu
pesawat anadolu
pesawat anadolu

Kami mendarat di bandara Erkilet, Kayseri. Bandara kecil serupa bandara Husein Sastranegara. Di depan pintu ketibaan sudah ada penjemput yang membawa kertas bertuliskan nama saya, lalu membawa kami ke mobil shuttle Mercedes-Benz. Total ada 4 penumpang atau tak sampai setengah dari kapasitas. Jalan dari Kayseri ke Goreme sangat mulus, serupa jalan tol tapi gratis. Kayseri termasuk kota besar, dengan banyak gedung tinggi untuk rumah susun, dengan jarak antar gedung yang lebar, dipinggir jalan juga banyak ruko, semua kelihatan standar dan rapi, mengingatkan saya dengan Perth dan Jeddah. Sedangkan Goreme adalah kota kecil, kota wisata, seperti Kuta, tetapi bangunnya terstandar rapi. Enak untuk di lihat. Kami juga melewati Urgup, kota wisata juga. Setelah 1,5 jam perjalanan, kami tiba di hostel jam 9.15 malam. Pengelola hostel yang bernama Deniz menyambut kami dengan hangat, men scan kedua paspor kami. Tampaknya di Turki berlaku lapor identitas buat semua tamu penginapan. Lalu kami diantar ke kamar no 3 dengan taman kecil di depannya. Kamar yang cantik lengkap dengan TV, pemanas ruangan, kamar mandi dalam lengkap dengan sabun dan shampoo. Yang paling spektakuler adalah WIFI nya cepat sekali. YouTube tanpa buffer. Tak lama rebahan, tahu-tahu sudah jam 1 malam, kami sholat, tidur lagi.

goreme-jasmine-house-room

tempat tidur goreme jasmine house

Biaya hari ke 4 :

  • Tram Sultanahmet-Eminonu 2×2.15=4,3 TL (17k Rupiah)
  • Beli air+chesnut+buat pengamen = 7,5 TL (31 k Rupiah)
  • Kartu Turkey Museum Card 15 days = 2×185 TL=370 TL (1517 k Rupiah)
  • Hagia Sophia = 2×40= 80 TL (include)
  • Archeological Museum = 2×20=40 TL (include)
  • Fery Eminonu-Kadikoy 2×2.15=4,3 TL (17k Rupiah)
  • Bus Havatas Taksim-Sabiha Gokcen 2×10 TL=20 TL (82k Rupiah)
  • Anadolujet Sabiha Gokcen-Kayseri 2×59 TL = 118 TL (480k Rupiah)
  • Shuttle 2×25 TL=50 TL (210k Rupiah)
  • Hotel Goreme Jasmine House = 22 Euro = (330k Rupiah)———————————————————————————————–Total 2,684 juta Rupiah
38.643056 34.828889

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • MY Airlines
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 467 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    %d blogger menyukai ini: