Hotel ini berada di kawasan Taman Safari Cisarua Bogor. Dari bandara Soekarno Hatta dapat ditempuh dengan naik bus DAMRI tujuan mal Botani Square di daerah Baranangsiang Bogor. Lanjut naik Gocar/Grabcar sekitar Rp 75 ribu + tol Jagorawi.
Dalam rangka pulang ke rumah yang selesai dikontrak orang, kami akhirnya pulang ke rumah Banjarmasin, lebih tepatnya ke kota Banjarbaru. Perjalanan ini sekaligus untuk melihat perkembangan transportasi dan kota yang kami lalui, serta kesempatan bertemu bersilaturahmi dengan para tetangga yang hampir 3 tahun kami tinggal.
Dari rumah di Grand Sharon Bandung pukul 05.15 kami membawa mobil ke stasiun Utara Bandung, jarak sekitar 15 km dengan biaya 48 ribu kalau naik GoCar/Grab Car, atau 53 ribu naik Uber, atau 90 ribu naik Blue Bird. Itu saya cek dari aplikasi masing-masing. Karena kami berangkat subuh, kadang susah cari taksi online, serta rencana balik di stasiun Bandung juga, maka kami inap kan saja mobil di stasiun Bandung. Tarif nya 24 ribu/hari. Pukul 05.55 (30 menit) kami tiba di stasiun Bandung.
kereta argo parahyangan ekonomi
Kami naik kereta api Argo Parahyangan ekonomi pukul 06.30 bertarif 70 ribu, yang tiba di stasiun Gambir pukul 10.15, telat 30 menit karena berpapasan dengan kereta komuter di stasiun Jatinegara dan Manggarai. Kondisi kereta baik, seperti yang pernah saya ulas sebelumnya.
Setiba di stasiun Gambir, kami keluar pintu Barat menuju pool bus DAMRI yang ada jadwal ke bandara Soekarno-Hatta setiap 15 menit. Kami kebagian yang berangkat pukul 10.30. Bus yang kami tumpangi bagus, ada colokan listrik, dan bagasi ada stiker bukti penyimpanan bagasi. Perjalanan sejauh 25 km ini memakan waktu 75 menit, bertarif 40 ribu /orang. Ada kemacetan di jalan menuju tol dan di pintu masuk/keluar tol. Perubahan yang terlihat sejak 2 tahun terakhir adalah mulai tumbuhnya rumah susun dan kawasan Jakarta Expo (PRJ). Lalu hutan berawa. Kini, agak lebih cantik pemandangan dari Stasiun Gambir ke Soekarno-Hatta. Pukul 11.30 bus sampai di pintu masuk kawasan bandara. Bus memutari terminal 3 dulu, baru 1A, 1B, dan akhirnya pukul 11.45 kami turun di terminal 1C dimana pesawat Citilink diberangkatkan.
ruang tunggu keberangkatan terminal 1 C Soekarno HattaTV tanpa gambar
Saya sudah Check in online di rumah, sehingga kami tinggal drop bagasi di bandara. Setiap orang mendapat jatah 20 kg. Oh ya, Check in online Citilink ini bisa dilakukan di website atau aplikasi Android Citilink. Yang diperlukan kode booking/PNR dan nama belakang/keluarga pemesan. Check in sudah bisa dilakukan 48 jam sebelum jadwal keberangkatan. Sebelum itu (48 jam sebelum keberangkatan) calon penumpang masih bisa memesan makanan yang harganya 45 ribu/porsi dengan bermacam menu, misalnya nasi ulam, nasi campur bali, nasi kuning cakalang, nasi goreng, ayam teriyaki, spageti bolognaise dll, bonus Aqua 330 ml. Jika beli di pesawat harga makanan 55 ribu, Aqua 330 ml 10 ribu, total 65 ribu. Jadi dengan preorder bisa hemat 20 ribu. Citilink menggratiskan pemilihan kursi, siapa cepat dia dapat.
Kami menunggu sekitar 45 menit di lounge umum C3. Ada juga executive lounge Blue Sky, dimana pengunjung harus bayar 90 ribu. Sedangkan untuk penumpang kelas bisnis Batik Air dan pemegang kartu kredit di atas platinum (Infinite, World) gratis. Cukup bagus meski terminal ini sudah tua. Ada free WiFi yang cukup kencang. Nyalakan WiFi handphone anda, temukan #freewifi.cgk. Cuma masukkan nomor handphone, connect, maka langsung tersambung. Sebaiknya langsung masuk ruang tunggu keberangkatan sesuai yg tertulis di boarding pass , karena penumpang semua jurusan penerbangan Citilink campur di sini, kalau di luar atau executive lounge takut ketinggalan. Ruang tunggu nya keren, setelah direnovasi tahun lalu. Harum, aroma serai. Appreciate untuk bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Yang kurang, siaran TV bandaranya kabur, daripada nyala tanpa gambar, sebaiknya dimatikan saja, hemat listrik.
Tepat pukul 12.30 panggilan boarding QG 870 terdengar, kami segera naik dan pukul 13.00 pesawat take off. Telat 20 menit. Saya duduk di kursi nomor 2F, sebelah kanan, dengan pemandangan kota Jakarta. Cuaca kurang bagus, tergantung beberapa kali karena awan tebal. Ketika mendekati Banjarmasin, mulai tampak pantai, muara sungai Barito dengan tongkang batubara, dan pematang sawah. Kami tiba di bandara Syamsuddin Noor pukul 15.45 WITA, dengan kondisi landasan basah oleh hujan. Kondisi terminal bandara ini sudah lebih bagus dan lebar. Dulu masjid di pinggir parkir, kini ada di tengah halaman parkir. Dan tampak pembangunan di area yang tadinya lahan kosong.
kursi no 2 Citilinkbacaan di Citilink, mereka jual makanan dan minuman lhomuara sungai Barito yang masih ramai dengan tongkang batubara
Tergoda oleh kabar Gojek sudah bisa di pakai di Banjarmasin, kami coba cari taksi via aplikasi Gojek. Di terminal tidak ada yang ambil, di jalan tetap tidak ada yang ambil, sampai akhirnya di Indomaret dekat bandara tetap tidak ada yang ambil orderan. Kebetulan belum sholat, akhirnya kami mampir di masjid Baiti Jannati. Kontak Gojek tetap tidak bisa, akhirnya pukul 17.15 jalan kaki balik ke bandara ambil taksi bandara yang tarifnya 100 ribu, atau 3x lebih harga Gocar yang 31 ribu. Mahal kalau sering – sering bikin tekor juga naik taksi yang dimonopoli Kojatas ini. Jadi Gojek di bandara Banjarmasin /Banjarbaru adalah zonk.
Menjelang maghrib tiba di rumah, ambil kunci dari tetangga, dan ketemu security yang biasa menjaga komplek perumahan. Menikmati rumah pertama yang alhamdulillah cukup nyaman untuk ditempati.
Kesimpulan : menyiapkan waktu 3 jam perkiraan tiba di stasiun Gambir untuk lanjut ke bandara Soekarno-Hatta tampaknya terlalu mepet. Kereta telat setengah jam, kemudian macet di jalan menuju bandara, cukup membuat gelisah. Mungkin ada baiknya di siapkan 4 jam jeda dari estimasi ketibaan di Gambir dengan ketibaan di bandara Soekarno Hatta. Misal kereta api dijadwalkan tiba pukul 10.00, penerbangan berikutnya yang aman adalah pukul 14.00, dengan delay kereta 30 menit dan bus perlu waktu 75 menit, plus perpindahan dari kereta ke bus bandara 15 menit, maka tiba di bandara pas 2 jam sebelum keberangkatan, pas pula buat check in dan menikmati fasilitas yang tersedia di bandara, seperti free wifi.
Kesan positif saya rasakan kemarin saat menggunakan jasa DAMRI untuk mengantar saya ke Terminal Rawamangun dan kembali ke Bandara Soekarno-Hatta. Sebenarnya sejak 4-5 tahun lalu sudah bagus dan nyaman bus-bus DAMRI ini. Namun sejak SEA Games tahun 2011 ada perubahan yang signifikan yaitu lukisan batik di body belakang, menambah kesan elegan body nya yang berwarna perak. Sopir dan kondektur ramah, kabin bersih dan wangi. tiket/karcis murah hanya Rp 20 ribu untuk dalam kota Jakarta dan Rp 35 ribu untuk ke terminal sekitar Jakarta. Yang jelas lebih baik dan nyaman daripada SkyBus nya LCCT dan bus-bus yang ada di Kuala Lumpur, Singapura dan Bangkok.
Ukuran kabin yang besar dan AC yang selalu dingin membuat nyaman penumpang. Yang tak biasa saya lihat kemarin adalah di depan diatas sopir ada TV layar datar tipis yang memutar lagu-lagu hits, iklan wisata Indonesia dan informasi kecepatan bis serta perkiraan sampai di di tujuan.Menghibur dan informatif. Kemudian di dekat tangga masuk ada colokan listrik yang bisa dipakai penumpang untuk mengisi baterai hp, laptop atau apapun, yang penting charger dan baterainya bawa sendiri. Dua jempol tangan untuk DAMRI Jakarta.
Untuk ke tempat tujuan banyak pilihan, namun biasanya kalau tidak DAMRI ya taksi. Masing-masing ada kelebihannya
Naik DAMRI apabila :
– Tidak buru-buru,karena harus menunggu bus sesuai dengan tujuan terminalnya. Satu bus satu jurusan. Pengalaman saya, paling lama setengah jam menunggu untuk mendapat bus DAMRI sesuai tujuan
– Berangkat sendiri, dan tujuan tak jauh dari terminal yang dituju. Misal ke terminal Rawamangun dengan DAMRI cukup Rp 20 ribu, sedangkan apabila naik taksi sekitar Rp 100 ribu. Kalau berombongan dan lokasi jauh dari terminal pool DAMRI biasanya naik taksi.
Bonusnya ya lebih lega tempat duduknya. Sampainya juga kadang lebih cepat karena rata-rata sopir bus DAMRI bandara sudah cukup berumur/pengalaman dalam mengemudi. Dan mereka berangkat setiap seperempat atau setengah jam. Jadwalnya teratur. Info detailnya bisa di lihat di www.damri.co.id. Naik DAMRI lebih nyaman daripada baca website nya 🙂