Halo! kamu diajak Agus untuk berinvestasi di SimInvest dimana kamu bisa mendapatkan 100 Lembar Saham GRATIS (saham asli bukan virtual), Bonus StarPoin atas setiap transaksi jual beli saham kamu, serta kesempatan dapat tambahan Modal Investasi sebesar Rp 100.000 saat kamu telah bertransaksi pertama kali! Yuk download SimInvest sekarang lalu daftar dengan kode AGUS757R atau klik link berikut: https://siminvestapp.onelink.me/AWTz/kuyinvest?af_referrer_customer_id=AGUS757R Program ini dapat berubah sewaktu-waktu, pastikan kamu membaca S&K yang berlaku ya. SimInvest App Mobile terdaftar dan diawasi OJK!
Ini adalah pengalaman investasi reksadana Trimegah Kapital saya sejak November 2007, atau 13 tahun 4 bulan. Investasi ini menggunakan sisa gaji dan saya biarkan sampai nyaris terlupakan.
Intinya reksadana itu kita mempercayakan uang kita di kelola oleh manajer investasi, entah itu untung atau rugi, kita tetap bayar biaya (gaji, operasional dll) manajer investasi secara proporsional berdasar persentase. Misal kita tanam 1 juta, biaya manajer investasi ya 0,001 x nya orang yang tanam investasi 1 milyar.Investasinya tergantung jenis reksadana yang dipilih, reksadana saham ya terdiri dari beberapa saham yang dipilih manajer investasi, reksadana pendapatan uang dibelikan obligasi negara maupun swasta, reksadana pasar uang ditanam di deposito, reksadana campuran ya terdiri dari bermacam campuran produk investasi. Lihat prospektus dan laporan bulanan yang mereka terbitkan. Bisa diakses di bareksa, kontan.co.id maupun dari laman manajer investasi masing-masing.
Pilihlah manajer investasi yang pintar mengelola portofolio, karena biasanya anda akan diuntungkan dengan reksadana yang nilai aktiva bersihnya meningkat.
Reksadana cocok buat orang yang punya kesibukan lain misalnya punya usaha, menjadi karyawan, dosen, guru dll. Sedangkan yang punya banyak waktu luang lebih baik kelola sendiri, tentunya dengan pengetahuan yang memadai. Kalau belum cukup ilmu, belajar dulu, sambil investasi di reksadana. Kalau sudah cukup ilmu dan modal, ya berani lah investasi langsung ke instrumennya (saham, obligasi, deposito).
Modal investasi saham sekarang sangat murah, bisa 100 ribu Rupiah saja seperti di Ajaib sekuritas. Sedangkan reksadana lebih murah lagi, apalagi kalau belinya di marketplace seperti Tokopedia dan Bukalapak, sisa recehan belanja dan jualan pun bisa buat investasi reksadana atau emas.
Kali ini saya ingin membagikan pengalaman menjual saham MPPA (Matahari Putra Prima) yang mengelola Hypermart/Hyperfresh, Foodhall dll yang sahamnya saya beli beberapa tahun lalu waktu sering belanja mingguan di Hypermart.
Kebiasaan belanja di Hypermart berlanjut waktu pindah ke Bandung. Namun disini tidak terlalu ramai, selain banyak pilihan tempat belanja lain, kadang buah nya tidak segar, pernah beli sekantung manggis, keras semua kulitnya, tak bisa dikonsumsi. Namun kelebihannya untuk elektronik boleh dikembalikan jika tidak memuaskan, seperti antena TV yang kurang bisa menangkap sinyal, asal ada bukti struk pembayaran dan belum lewat seminggu. Makin menarik ketika Lippo melaunching dompet elektronik OVO yang teristimewa untuk belanja di Hypermart dan Matahari. Banyak cashbacknya.
Nah, iseng-iseng tengok sahamnya, ternyata saham Hypermart (MPPA) terjun dari 2080 Rupiah diakhir 2017, menjadi 369 di tengah tahun 2018. Dan book value-nilai bukunya masih di sekitar 400. PBV < 1. Masih tergolong murah. Karena sering belanja di sana, saya pikir kenapa tidak sekalian membeli sahamnya. Kebetulan sudah punya akun di Mandiri sekuritas sejak 2013.
harga saham MPPA 2016-2021
Setelah menetap di Yogyakarta 2019, kadang masih belanja di Hypermart Lippo Mall, Hartono Mall, dan Jogja City Mall. Namun lebih sering di warung sayur buah dekat rumah, pasar, Pamella, Superindo, Indomaret, Alfamart yang lebih dekat rumah. Kualitas dan harganya juga memuaskan. Banyak pilihan.
Saya tengok saham MPPA stagnan bahkan sempat jatuh tinggal seharga 73 Rupiah di April 2020 awal pandemi Covid 19 di Indonesia. Laporan keuangannya pun berdarah-darah. Debt to Equity Ratio (DER) nya 2237%, atau utangnya 22x dari modal. Book valuenya-nilai bukunya tinggal 26 Rupiah per lembar. Bahkan Return on Equity nya -223%, rugi 2x dari modal. Pantas saja Hyfreshmart/Hypermart Lippo Jogja ditutup.
keuangan MPPA 9 April 2021 RTI.com
Kalau jual saat itu pasti rugi, beli 369 jual 73. Untunglah saya cuekin saja dinamika harga saham MPPA ini, karena saya percaya induknya-grup Lippo tidak akan tinggal diam lalu biarkan anaknya yang tersebar dari Aceh hingga Papua ini tutup, mungkin mereka gerilya cari teman yang mau hidupkan lagi MPPA.
Kabar baik di awal 2021, makin jelas di April 2021, bahwa Temasek (induk BUMN Singapore) akan membeli saham MPPA. Maka merangkak naiklah saham MPPA dari 73 sampai 585. Sempat turun ke 438 sebelum akhirnya bandar melalui broker MG memborong hingga harganya naik kembali ke 585 (Jumat, 9 April 2021).
Saya jual di rata-rata 484 dari harga beli 369, lumayan sudah untung 31%. Tidak serakah. Kenapa?karena waktu turun ke 438 tiba-tiba ada pembelian melalui broker MG sehingga harganya naik hingga 585. Saya baca artikel ada 4 macam broker di Indonesia, salah satunya broker saham gorengan dimana MG termasuk didalamnya. Mungkin bandar sedang masuk untuk mencari korban trader ritel yang kurang pengalaman, bandar beli lewat broker yang fee nya murah untuk beli dan jual. Saat ini broker yang jual beli bisa dilihat secara realtime saat jam bursa, tetapi Juli 2021 depan akan dihapus oleh BEI dan mendapat tentangan dari para trader.
broker pembeli saham MPPA
Saya jual saja, toh saya sudah jarang belanja di Hypermart, banyak subtitusi nya sekarang. Apalagi MPPA sedang menawarkan HMETD (hak memesan efek terlebih dahulu), pertanda perusahaan lagi butuh tambahan modal, yang berujung pada terdilusinya persentase saham investor jika tidak menambah modal. Yang terpenting, tak mau jadi korban saham nyangkut oleh pancingan bandar.
HMETD MPPA
Disclaimer : pendapat pribadi, bisa benar bisa salah. Kita lihat saja kedepan.
Si A punya uang Rp 60 juta pada akhir 2015 yang ingin diinvestasikan, karena bingung si A coba investasi saham yang lagi hits saat itu, yaitu AISA, yang konon akan seperti Unilever di masa yang akan datang. Selain itu juga investasi di saham PPRO, anak BUMN PT PP yang baru go public. Beli juga saham BUMI (Bakrie), TAXI (taksi ekspress), AUTO (onderdil Astra), JPFA (nugget so good), MPPA (Hypermart), PTPP (BUMN karya). Pokoknya hanya beli saham yang dekat dengan kehidupan sehari-hari si A.
Berapa nilai uang Rp 60 juta itu sekarang ?, ternyata tinggal Rp 25 juta, potensi rugi 35 juta (-60%). Kenapa bisa begitu ? Karena harga saham-saham tersebut turun 20-76%, tanpa satupun yang naik. Maka tak heran jika Jiwasraya merugi hingga puluhan trilyun. Lalu siapa yang menikmati keuntungan selisih ini ? para bandar/pemain besar tentunya yang bisa mempengaruhi naik turunnya harga saham, termasuk tersangka BC. Sejak BC aktif dan sering muncul di berita setahun dua tahun terakhir si A mulai malas bertransaksi saham. Kenapa? malas jadi mainan.
Lalu bagaimana dengan emas? seandainya si A belikan emas waktu itu (Rp 550.000/gram), dapat 109 gram emas. Kalau dijual di butik Antam (per 27 Februari 2020 harga buyback Rp 735.000/gram), laku Rp 80,115 juta. Atau untung Rp 20,115 juta (+33%).
Kenapa bisa terjadi ? emas dan saham bekerja berkebalikan, disaat dunia stabil dan penuh harapan (presiden baru misalnya), saham akan meningkat pesat seperti tahun 2015. Namun saat dunia gelisah seperti saat ini (virus Corona, ancaman perang), emas biasanya meningkat. Jadi tidak ada investasi yang benar-benar menguntungkan/bebas dari resiko. Bisa jadi setelah kegelisahan ini lewat, saham akan naik dan emas akan mendatar. Namun perlu diingat, emas tidak bisa dimanipulasi seperti mata uang dimana bisa dicetak sesuai kemauan pemerintah/negara.
Saya coba simulasikan investasi uang 100 juta Rupiah di saham yang dimulai dari 2 Februari 2015 hingga hari ini 4 Februari 2019 (4 tahun) pada
Reksadana saham yang berbasis IHSG,
Saham bluechip (likuid dan nilai pasarnya besar) terbaik misal ASII, UNVR, BMRI, TLKM, WSKT masing-masing 20 juta
Salah satu saham bluechip misal TLKM
Berapa hasilnya setelah 4 tahun ?
Dari tabel di atas terlihat jika :
1. 100% diinvestasikan ke reksadana saham yang mengikut IHSG hasilnya menjadi 122,5 juta Rupiah. Naik 22,5% per 4 tahun atau 5,6% per tahun.
2.jika diinvestasikan rata ke 5 saham bluechip hasilnya menjadi 130,5 juta. Naik 30,5% selama 4 tahun atau 7,6% per tahun.
3.jika diinvestasikan 100% ke saham TLKM menjadi 145 juta. Naik 45% selama 4 tahun atau naik 11,3 per tahun.
Terlihat secara umum kenaikan IHSG sedikit di atas inflasi yang 5%. Paling menguntungkan dan beresiko investasi murni di saham TLKM rata-rata naik 11,3% per tahun. Berikutnya investasi di 5 saham bluechip dengan jumlah masing-masing 20 juta yang rata-rata naik 7,6% per tahun. Dan yang paling buncit di reksadana saham berbasis indeks IHSG yang memberikan keuntungan 5,6% per tahun.
Terlihat bahwa dalam periode 4 tahun terakhir ini investasi saham sedikit di atas inflasi.
Tambahan : Reksadana yang mengacu ke indeks contohnya Danareksa Indeks Syariah dimana investasinya bertujuan merefleksikan kinerja saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index yang terdapat di Bursa Efek Jakarta
Dalam fund fact nya juga terlihat komposisi 5 besar saham yang diinvest adalah 5 saham terbesar di Jakarta Islamic Indeks. Hasilnya return hampir sama 200% sejak pertama diluncurkan tahun 2006.