Berikut itinerary dan budget jalan jalan ke Jepang selama musim gugur (low season). Perjalanan ini saya atur sendiri, tidak pakai travel/tour agent,
Beberapa poin penting yang harus disiapkan adalah :
Tiket pesawat, Air Asia seringkali/tiap tahun ada promo KL-Osaka/Tokyo Rp 2,5 juta pergi pulang. Meski pesawat budget, kursinya nyaman saja kok, tak kalah dengan maskapai full service terbaik dunia, Qatar Airways (pengalaman pribadi)
Hotel, untuk model kamar normal muat 2 orang atau keluarga dengan anak kecil mulai 750 ribu Rupiah, sesuai standar Jepang isinya lengkap meski tidak mewah, tapi dengan harga yang sama agak lebih bagus daripada hotel di Hongkong. Ada juga yang tidur di warnet atau hostel yang harganya mulai 100 ribu Rupiah/kapsul/malam.
Transportasi, beli pass jauh lebih hemat daripada beli eceran. Di Osaka ada Osaka Amazing Pass dan utuk jalan ke Kobe, Nara, Kyoto ada baiknya beli JR pass. Sedangkan di Tokyo beli saja Subway Pass.
Makan, agak susah cari makan halal, paling nasi putih 100 Yen di Lawson/7-11/Familymart, karena onigiri pun kadang ada yang mengandung babi. Bawa bekal lauk dan rice cooker dari Indonesia bisa jadi alternatif. Dan meski makanan utama orang Jepang adalah beras, tapi harga beras di sana mahal, 500 Yen/kg. Gpp lah kalau buat seminggu/2 minggu, ga ada apa2nya dibanding tiket pesawat dan hotel.
Tempat wisata, karena di Osaka beli Amazing Pass, tidak banyak tambahan buat masuk ke tempat utama wisata di Osaka dan Kyoto. Namun tidak demikian halnya dengan Tokyo yang tidak saya temukan pass. Tapi banyak gratisannya kok. Atau gabung dan beli aja di Klook, siapa tahu dapat murah.
Visa, murah aja kok, 300 ribuan, kalau pakai e-paspor malah gratis buat turis Indonesia, tapi tetep harus urus ke kedubes/konjen Jepang
Beberapa tips untuk perjalanan yang nyaman ke Jepang antara lain : 1. Tentukan kapan berangkat
Ini penting untuk persiapan awal. Jika musim panas (Juli-Agustus-September) tak perlu beli baju hangat, karena terkadang lebih panas dari tropis. Sedangkan musim lainnya terutama musim dingin (Desember-Januari-Februari) wajib menggunakan baju/jaket hangat 2. Beli Tiket ke Jepang
Beli jauh hari biasanya lebih murah daripada beli mendadak. Contoh freeseat Air Asia yang dijual 7-12 Bulan sebelum keberangkatan harga tiket sekitar 3,5 juta pergi pulang. Kalau dadakan dan full servis sekitar 7-8 juta Rupiah. Atau beli saja di tiket.com. Selain itu pembelian kamar hotel , tiket masuk lokasi wisata, router WIFI selama di Jepang, sebaiknya disiapkan di Indonesia. Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari 3. Urus Visa
Kabarnya sudah bebas Visa buat pemegang e-paspor mulai bulan ini, namun harus tetap lapor ke kedutaan besar atau konsulat jenderal Jepang terdekat (sesuai pembagian area), bebas Visa berarti tak perlu bayar Visa, tapi dokumen masih diperiksa 4.Buat itinerary, karena biasanya waktu mengajukan Visa,ini akan diperiksa kedutaan/konsulat 5.Luruskan niat
Kalau laporannya buat wisata, ya wisata saja, jangan jadi imigran gelap di sana. Ini yang menjadi alasan Jepang kenapa bebas Visa untuk warga negara Indonesia termasuk belakangan dibanding Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand. Dari catatan imigrasi yang masuk lebih besar dari yang keluar, artinya ada sebagian yang menghilang.
Menariknya Jepang versi saya : 1.Gabungan Singapura dan Hongkong dalam skala yang jauh lebih besar/negara. Sama sama rapi, bersih modern dan modis orang-orangnya 2.Orangnya serius dan profesional
Semua petugas yang saya temui di airport, hotel, kereta api, bus supermarket, lokasi wisata semuanya tampak serius dan menikmati pekerjaannya, jarang ngobrol dan bergosip. 3.Maju lebih dulu
Terlihat gedung tua tapi masih berfungsi sebagai pertokoan dan hotel. Subway dan stasiun sudah kusam, namun semua dalam kondisi yang terawat. 4.Hotelnya detil
Dari yang saya alami, baik yang kuno dan relatif murah (750ribuan) sampai yang termahal (1,5 jutaan) isinya detil. Shampo, conditioner, sabun mandi semua recall dalam botol bagus dan kualitas yang sangat bagus dan wangi. Sisir, sikat gigi bukan yang lekas rusak dan murahan. Ada pemanas air, TV, air purifier, sikat dan lidah sepatu. Harganya terasa lebih murah dari hotel sejenis di Singapura dan Hongkong (setengah sampai sepertiga). Contohnya Hearton Shinsaibashi Osaka seharga 750 ribu/malam saya rasa serupa/relatif sama (bentuk dan lokasi) dengan Ibis Bencoolen Singapura yang 2,3 juta/malam. 5.Relatif tepat waktu dan sabar
Nyaris sesuai jadwal untuk subway, pesawat dan bus, kecuali ada bencana/kecelakaan. Saat ke Gunung Fuji ada kecelakaan di highway, ada kemacetan lama-molor 45 menit, tidak ada klakson yang bunyi dari pengendara mobil. Sabar menunggu sampai polisi selesai mengamankan lokasi. Polisi juga yang menyapu pecahan kaca mobil yang pecah. 6.Relatif sopan dan bangga dengan bahasa Jepang
Hampir semuanya sopan, menunduk terhadap customer dan mengajak berbicara bahasa Jepang meski jelas2 saya bukan orang Jepang
Meski ada juga yang melihat aneh (dari kepala sampai kaki) orang asing. Dari cerita orang yang sudah lama tinggal di sana, sebagian besar orang Jepang merasa superior terhadap semua orang asing kecuali terhadap orang Amerika-satu2nya yang pernah mengalahkan Jepang. 7.Makanan halal dan enak
Mie udon dan sashimi yang saya coba di sana semuanya halal dan enak. Udon Sanuki di Kansai Airport ada sertifikat halalnya. Ocha/teh tawar dan kremesan tempura gratis-yang cocok untuk topping udon. Untuk sashimi enak sekali khususnya salmon dan telornya serta belut panggang yang empuk dan sedap. Maknyus lah rasanya. Padahal sebelumnya saya belum pernah makan salmon dan telur salmon mentah. Untuk onigiri (nasi kepal) lumayan enak dan murah, tapi harus dipastikan isinya apa (tanya ke kasir) 8.Gak nemu sepeda motor bebek
Meski motor produksi Jepang memenuhi jalanan negara berkembang termasuk Indonesia ternyata di sana tak ada motor murah, paling motor sport yang terlihat aneh diantara bus, kerumunan orang pejalan kaki yang keluar masuk subway dan sepeda angin yang sesekali tampak keluar dari perkantoran mewah. Mobil juga cuma LGCC, mobil box dan yang mahal sekalian, yang tengah2 macam Avanza, Jazz tak tampak. Uji emisi juga ketat, nyaris tak ada asap di jalanan dan udara senantiasa segar 8. Ada koin 1 Yen sampai 500 Yen. Ke mall berbekal koin 500 Yen (50ribu Rupiah) cukup buat beli kaos dalam Uniqlo 9. Tarif kereta mahal tapi sangat murah kalau beli pass
Sekali naik 240 Yen, namun di Tokyo dengan pass tourist 1500 Yen bisa dapat 3 days pass untuk turis yang bisa dipakai untuk naik subway 3 hari tanpa batas. Di Osaka ada Osaka Amazing Pass 2 hari seharga 3000 Yen bisa naik subway sepuasnya, bebas masuk Osaka Castle, Tempozan, Sky Garden, Tennoji Zoo dan belasan tempat wisata lainnya.
Penawaran menarik lainnya dari Klook sangat menghemat dan membantu perjalanan ke Jepang.
Sabtu, 15 Nopember
Saatnya balik ke Indonesia. Beberapa saat naik pesawat AirAsia X para penumpang hampir semua terlelap tidur termasuk para pramugari. Dan baru bangun jam 4 pagi. Pesawat yang bawa balik kami dari Tokyo Haneda ini load faktornya sekitar 90%, lebih penuh daripada saat berangkat ke Osaka Kansai. Namun pesawatnya sudah tua/kusam/debu, sehingga saat tayamum&lebih banyak debu yang bisa didapat. Jam 5 pagi kami mendapatkan makanan pesanan (pre order) kami yaitu nasi briyani vegetarian dan nasi kimchi duruguchi. Enak
nasi kimchi air asia x dan pelengkap tambahan
Jam 7 tepat pesawat mendarat di KLIA2.Proses imigrasi cepat, dan petugas imigrasi Malaysia yang namanya Indonesia banget (Irma Idayu) sudah menebak transit saja ya. Demikian juga saat declare bagasi. Selepas itu kami jalan lagi ke mall Gateway KLIA2 mampir AM Islamic Bank untuk menukar Yen ke Ringgit lalu berhenti di Jaya Groceries untuk sarapan nasi lemak, yang sepaket dengan free flow kopi atau teh seharga 5,9 Ringgit. Enak.
nasi lemak jaya groceries
Lalu ke supermarket untuk belanja oleh2 halal dan buah serta sayuran. Meski tak sebesar supermarket Mustafa Center Singapura tapi jualan di sini lengkap dari berbagai negara Asia. Termasuk dari Indonesia. Harga standar saja. Belanja cukup banyak memaksa kami tambah 1 bagasi lagi, opsinya beli tas traveling termurah 50 Ringgit atau beli kotak kardus di situ. Kami beli kardus saya yg cuma 5 Ringgit. Setelah itu kami cari tempat istirahat tak jauh dari situ sambil menata kembali belanjaan. Istri juga sempat beli sandal Fipper seharga 39 Ringgit. Kebetulan bulan ini ada promo penukaran resit belanjaan dengan BIG Points, kami tukar saja di customer service. Tak terasa jam sudah tunjuk jam 12 siang, saatnya masukkan bagasi di lantai 3. Total bagasi 37 kg, naik 8 kg dengan adanya tambahan belanja di Jaya Groceries. Semuanya lancar. Sesudah itu kami makan siang dulu di Dapur Nusantara di lantai 2 dekat KFC. Aneka masakan seperti sop ekor/buntut surabaya, nasi padang, bubur sukabumi, mi bandung, nasi kerabu kelantan, nasi salai pedas negeri sembilan. Kami coba dua menu terakhir. Dan uenak sekali rasa sambal nasi kerabu itu yang mirip nasi krawu gresik. Tampilan mirip nasi begana, tapi rasanya beda. Salai pedas juga enak, kuahnya mirip ayam lodho/opor Jawa Timur cuma isinya potongan daging sapi. Dua porsi plus teh totalnya 46 Ringgit. Cukup mahal tapi sepadan dengan rasanya. Alhamdulillah.
menu dapur nusantara
lais pedas negeri sembilan
nasi kerabu kelantan
Masuk ke ruang tunggu cepat, tak banyak penjual makanan dan minuman di dalam. Kami tunggu di pintu Q19 dekat dengan Q10 dimana seminggu lalu kami disitu untuk menuju Osaka. Pesawat QZ201 baru berangkat jam 3.30 siang dan tiba di Jakarta jam 4.30 siang alias delay 30 menit dari jadwal. Di pesawat kami tak pesan makanan, hanya beli minuman Sharetea grass jelly seharga 25 ribu Rupiah, hampir sama saja harganya dengan di mall. Oh ya pramugari senior kali ini cukup agresif menawarkan penjualan makanan minuman dan souvenir. Mungkin sebelumnya ia seorang sales kartu kredit. hahaha.
klia2 jam 7 pagi
share tea air asia
Imigrasi dan bea cukai lancar, kami lanjut ke terminal 2F dengan bus shuttle untuk melanjutkan perjalanan saya ke Banjarmasin dan istri ke Yogyakarta. Ada insiden penumpang bapak2 Tionghoa Surabaya gebrak2 pintu mau ikut dan sopir bus marah dan bilang “sudah gratis gebrak bis pula”. Keduanya salah, yang satu anarkis dengan gebrak bis, yang sopir superior terhadap semua penumpang seolah kalian semua penumpang gratisan. Padahal ini kan fasilitas yang sudah dibayar penumpang melalui bayar airport tax. Seharusnya sopir bis bilang sudah waktunya berangkat.
Jam 5 sore kami tiba di terminal 2F untuk check in Garuda Indonesia. Bagasi kami bagi 2. 2 bagasi saya bawa dan 2 bagasi dibawa istri. Salah satunya overweight, namun teratasi dengan extra bagasi 5 kg GFF Silver.Usai check in kami ke Mandiri Lounge untuk makan malam (nasi padang, coffe latte, buah segar), sholat maghrib dan istirahat. Kami juga sempat tukarkan kupon yang kami beli di Groupon dengan donat Krispy Kreme dan es krim Haagen Daz. Jam 7 malam tepat sudah ada panggilan naik pesawat, saya masuk ke F7 sedang istri masuk F5 untuk penerbangan ke Yogyakarta. Menu ke Banjarmasin malam itu dada ayam dengan kentang yang dikukus, serupa dengan menu roast chicken berbayar di AirAsia namun dengan rasa yang sedikit lebih kaya. Pesawat baru terbang pukul 19.45 WIB dan tiba di Banjarmasin jam 22.30 WITA.
ayam panggang @Garuda Indonesia
Alhamdulillah perjalanan sepekan perjalanan ke Jepang via Jakarta dan Kualalumpur aman, lancar dan sangat berkesan.
Jangan lupa bergabung ke klook, karena selalu penawaran transportasi, lokasi wisata/atraksi dan paket wisata yang sering lebih murah daripada di lokasinya, apalagi jika semua itu dibeli sebelum berangkat, tak akan khawatir kehabisan atau antri beli tiket lagi. Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari
Pagi2 jam 6.30 kami berangkat ke stasiun Ningyocho untuk menuju stasiun Shinjuku (ganti subway di Hibiya) dalam rangka naik ke danau Kawaguchi dimana sering dikatakan sebagai spot terbaik untuk melihat gunung Fuji. Kami tiba di stasiun Shinjuku jam 7.15 dan melihat orang berjas rapi berlalu lalang menuju ke tempat kerja masing-masing. Jam 7.30 kami sampai di terminal bus Tokyo yang cuma muat 2 bus dan kami membayar ongkos bus ke danau Kawaguchi seharga 1750 Yen per orang yang sudah kami pesan via highwaybus.com sebulan sebelumnya- di loket pembayaran. Saya juga ambil brosur berbahasa Inggris sebagai panduan. Banyak wisatawan di sini. Bis berangkat tepat waktu, mulai boarding ke bus 10 menit sebelum berangkat. Dan jam 8.10 bus mulai meninggalkan Shinjuku.
Baru sejam jalan ada kemacetan, ternyata ada kecelakaan. Sebuah mobil terseruduk dari belakang. Polisi tampak sedang menyapu pecahan kaca. Kami seharusnya tiba di Lake Kawaguchiko station jam 9.55 jadi molor ke jam 10.40.
stasiun shinjuku
tiket ke danau fujiyama
bus jepang
suasana shinjuku
macet di jalan tol
ternyata ada kecelakaan, polisi menyapu pecahan kaca
Sesampai di terminal Kawaguchiko Kami antre dulu di toilet dan beli kartu pos dan prangko bertema gunung Fuji. Kami bingung kemana kami melangkah karena rata-rata pengunjung beli tiket bus untuk 2 hari, sedangkan kami cuma punya waktu 2 jam saja untuk di sini. untung saja petugas bagian informasi yang fasih berbahasa Inggris bahkan ikut membantu mengejar bus saat penumpang nyaris ketinggalan yang informatif langsung mencoret2 peta dan menunjukkan rute yang bisa kami lalui dengan berjalan kaki selama 10 menit dan cukup 2jam menikmati gunung Fuji melalui kapal pesiar danau Kawaguchi selama 20 menit serta naik kereta gantung selama 3 menit. 10 menit jalan kaki Jepang ternyata setara 20 menit jalan kaki santai kami, lalu kami tengok mana gunung Fuji kok tidak kelihatan di tempat parkir, lalu kami putuskan naik kapal pesiar seharga 980 Yen untuk perjalanan 20 menit bolak balik. Kami juga sempat lihat ada kereta gantung yang pendek yang membuat kami geli sendiri dan tidak berminat untuk naik. kereta gantung yang serupa dengan jalur flying fox. Sungguh menyenangkan naik kapal ini, diiringi musik yang menenangkan serta penjelasan 2 bahasa : Jepang dan Inggris membuat kami menikmati perjalanan ini. Akhirnya 5 menit mulai kelihatan Gunung Fuji yang tadi juga sempat kami lihat selama perjalanan menuju dan selama berada di stasiun bus. Indah sekali, nyaris sempurna bentuknya. Saya sampai berkaca-kaca karena melihat begitu dekat gunung yang begitu legendaris ini. Sambil mensyukuri kebesaran Allah SWT. Desiran angin dingin menambah romantisnya perjalanan naik kapal. Durasi 20 menit cukup dan tidak membosankan. Usai turun kapal kami lanjut jalan kaki menuju stasiun mengejar bus jam 13.10 yang berangkat 45 menit lagi. 15 menit jalan kaki plus sisa waktu 30 menit kami manfaatkan untuk beli souvenir, air gunung fuji dan tulis kartu pos bergambar gunung Fuji ke sanak saudara, dan mempos kannya di kotak pos terminal bus. Kapan ya kira-kira sampainya. Sebelum naik bus saya juga sempat beli apel Fuji seharga 100 Yen di depan stasiun, asli dari gunung Fuji. Kulitnya berbulu dan berminyak serta rasanya yang empuk dan renyah. Benar2 apel terenak yang pernah kumakan. Jam 13.10 bus berangkat dan sampai di Shinjuku tepat jam 14.55.
suasana kampung dekat danau fujiyama
pepohonan dekat danau fujiyama
warna daun di musim gugur
gunung fuji
gunung fuji dilihat dari danau
air gunung fuji
Dari terminal bus Shinjuku kami jalan kaki menuju gedung pencakar langit Tokyo Municipal Governmental Building. Dimana dari kedua menaranya kita bisa melihat pemandangan kota Tokyo dari semua sisi secara cuma-cuma. Caranya ikuti antrian ke salah satu menara, setelah puas turun ikut antrian ke menara lainnya. Kantor pusat informasi wisata ada disini sehingga tak mengherankan brosur di sini lengkap sekali. Mungkin bisa dipertimbangkan untuk mengunjungi gedung ini sebelum mengunjungi tempat lainnya. Jam 5 kami keluar gedung, sudah menjelang maghrib. Tadi pulang dari gunung Fuji kami sholat jamak Dhuhur dan Ashar sehingga tidak buru-buru cari tempat sholat. Pemandangan di lantai gedung juga tampak megah dan mewah. Ada bendera dan poster menyambut olimpiade musim panas 2020 yang akan diadakan di Tokyo. Meski baru akan diadakan 6 tahun lagi tapi gaungnya sudah terasa saat ini. Sebelum turun kami mampir ke mesin kopi illy untuk membeli sekaleng kopi moka yang enak sekali. Dari sini kami belok ke kiri menuju underground ke stasiun Shinjuku dan melanjutkan perjalanan ke Shibuya.
kopi moka illy yang enak sekali
Sesampai stasiun Shibuya, kami jalan kaki ke mall yang ada Starbucks Coffee yang merupakan spot terbaik untuk melihat lalu lintas pejalan kaki di Shibuya yang terkenal itu. Segelas kopi 350 Yen, sama dengan harga di Indonesia. Dekat stasiun ada patung anjing Hachiko yang setia menunggu majikannya sampai mati.
shibuya crossing dari starbuck
shibuya crossing dari stasiun shibuya
patung Hachiko
Usai dari situ lanjut ke Ginza. Perjalanan ke Ginza makan waktu 10 menit dengan ganti sekali kereta. Tujuan kami mau melihat keglamoran Ginza yang katanya pusat barang ternama. Di Tokyo barang branded tersebar dimana-mana, namun di Ginza adalah ibukota barang branded. Luar biasa gaya hidup orang Jepang. Wajar saja banyak orang mengincar barang bekas dari Jepang di flea market saat weekend. Pertama kami mendarat di Sony Center. Disini permainan interaktif untuk mencoba produk canggih Sony, ada juga mainan robotik yang lucu-lucu, kami skip saja karena rencana kami adalah melihat Ginza dari dekat dan makan malam di Torigin, yaitu rumah makan yakitori/sate ayam Jepang yang pernah dikunjungi presiden Sukarno, Bu Mega dan Pak Habibie. Usia tempat makan ini 65 tahun. Posisinya persis 2 blok setelah Sony. Tempatnya terbuka dari lantai 1 hingga underground. Yakitori yang enak dan juicy in dijual 170 Yen per tusuk dan ada paket seharga 820 Yen untuk 5 tusuk, kami pesan ini, serta teh tawar seharga 220 Yen.
shinjuku depan sony center
GAP shinjuku
menu torigin
torigin
pengunjung torigin
sate 850 yen dan minuman gratis
Puas setelah makan di Torigin kami lanjutkan perjalanan menuju stasiun untuk selanjutnya ke Roppongi dimana para expatriat banyak bermukim. Kami tiba di Roppongi Hill sekitar jam 8.30 malam. Aneka hiburan seperti bioskop, karaoke dan observatorium tersedia di sini. Tampak pula menara Tokyo di kejauhan. Namun karena semuanya terlihat biasa saja di mata kami, kami balik ke hotel yang ditempuh sekitar 30 menit dari Roppongi. Oh ya, di Roppongi ada pohon natal yang tampaknya akan dipasang lampu sebulan sebelum Natal.
Gunung Fuji dan makan yakitori Torigin langganan mantan 3 presiden Indonesia adalah dua hal yang menjadi poin penting dari perjalananku hari ini. Alhamdulillah
Oh ya, jangan lupa gabung klook untuk mendapat penawaran wisata yang lebih hemat di Jepang. Setiap pendaftar mendapat imbalan 44 ribu Rupiah. Segera beli tiketnya. Tempat wisata yang populer di Tokyo misalnya Disneyland, Hello Kitty, dan Tokyo Tower. Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari
Enak sekali bangun pagi ini di hotel Nikko Kansai Airport. Hotel dengan moto Pride of Japan dan punya cabang di Bali ini benar-benar memanjakan pelanggannya. Tarif lebih murah dari yang kami inapi kemarin, konsekuensinya durasi tinggal lebih pendek. Kami ambil paket 12 jam. Checkin jam 8 malam dan checkout jam 8 pagi. Tampaknya ramai yang mengambil paket ini. Cukup mewah hotel ini. Sesudah checkout hotel kami titip tas di locker terbesar yang sangat murah, hanya 200 Yen lokasinya di Aeroplaza persis di pintu keluar hotel, kalau di tempat lain 700 Yen.
pagi yang mendung di kansai airport
lobi hotel nikko kansai
pintu masuk hotel dan aeroplaza
Nikko kansai dari Kansai airport
Lalu ke terminal 1 untuk memasukkan kartu pos di kantor pos yang baru buka jam 9. Lalu makan udon halal Sanuki (sertifikat dari MUI Malaysia). Lokasinya persis di tengah bandara bersama resto Jepang lainnya. Harganya porsi standar mulai 450 Yen. Isinya mi besar (udon), kuah gurih, parutan jahe, daun bawang. Enak dan segar. Kalau mau tambah topping wijen dan remah2 gorengan boleh ambil gratis di depan kasir. Boleh minum teh hijau (ocha) gratis sepuasnya. Untuk aneka gorengan (tempura) harganya mulai 160 Yen. Kami ambil tempura udang, sotong dan ayam. Semuanya enak dan gurih. Pertama merasakan makanan enak asli Jepang setelah berhari-hari makan nasi kepal ( onigiri) isi tuna atau salmon. Pengunjung tempat ini kebanyakan rombongan Indonesia (Honda) dan Malaysia dari mencuri dengar pembicaraan mereka. Oh ya, minuman air kemasan Evian made in France yang termasuk mewah di Indonesia, di Jepang dijual murah seperti produk lokal mereka, 100 Yen.
udon sanuki kansai lagi ramai
menu halal udon sanuki
suasana di dalam
inilah udon sanuki
world best airport staf skytrax 2014
Jam 10.30 kami ke terminal 2 menggunakan shuttle bus gratis. Terminal 2 adalah terminal murah untuk Peach Airlines yang mengantar kami ke Tokyo. Bentuk terminal ini mengingatkan LCCT Kuala Lumpur dahulu. Di sini saya beli coklat kitkat rasa sakura matcha dan raspberry matcha. Wi-fi dan air minum keran gratis juga tersedia. Tapi air minum ini bau kaporit, bisa beli air minum botolan yang harganya 100 Yen. Merk lokal maupun impor macam Evian harganya sama. Pesawat yang digunakan jenis Airbus 320. Selama di pesawat makan minum tidak diberikan namun bisa dibeli karena ini low cost airlines. Kami beli selimut dan model pesawat yang harganya lebih murah dari harga di AirAsia. Perjalanan selama 1 jam 25 menit ini lancar. Tampak pula puncak gunung Fuji di kejauhan. Dan mendarat di Narita jam 3 tepat. Ini menjadi pengalaman pertama kami naik Peach Airlines.
low cost terminal kansai
jalan kaki ke pesawat peach
daftar menu dan souvenir peach
gunung fuji tampak di sebelah kiri
mendarat di narita airport
menunggu bagasi di narita airport
Dari sini kami lanjut ke Tokyo dengan kereta supercepat Keisei Skyliner. Tokyo yang berjarak 99 km ditempuh dalam 44 menit. Kursi nyaman dengan colokan listrik USB membantu kami mengisi baterai handphone. Pemandangan yang tersaji adalah kampung dengan hutan dan gunung yang masih berpohon. Meski di kampung, perbaikan jalan di sana menggunakan alat yang canggih dan lengkap, petugasnya pun semua menggunakan alat pelindung diri lengkap. Cepat sekali kereta ini. Tarif kereta ini 2000 Yen ditambah 1500 Yen untuk subway 3 days pass. Kalau pakai kereta biasa yang berhenti tiap stasiun harganya 890 Yen. Kalau mau menggunakan kereta tercepat kedua yaitu Narita Express (NEX) ongkosnya 1500 Yen jauh dekat bisa turun di Tokyo maupun Yokohama. Berhubung hotel kami dekat dengan Ueno, dan kami hanya perlu sekali ganti kereta maka kami pilih Skyliner ini.
keisei skyliner
interior keisei skyliner
interior dan tv keisei skyliner
steker listrik di keisei skyliner
mesin minuman di keisei skyliner
pemandangan dari kereta
Dari Ueno kami ganti ke subway ke arah Ningyocho. Stasiun subway Ueno terlihat tua dan kusam. Meski disana sudah tua/lama, sampai saat ini Jakarta baru akan membuat subway dan MRT.
Agak membingungkan lokasi hotel yang kami inapi. Tersasar sekali dan hampir tersasar dua kali sebelum akhirnya ada pekerja restoran mengantar kami sampai hotel Fresa Inn Nihombashi-Ningyocho. Ini hotel bintang 3 dengan fasilitas lengkap, meski tak sebagus Nikko Kansai tadi pagi. Yang mengejutkan reservasi kami dibatalkan sepihak oleh Agoda. Katanya mereka gagal mendebet kartu kredit 3 hari lalu dan tidak bisa menghubungi kami. Akibatnya rate hotel dari Rp 850 ribu bengkak menjadi 1300 Yen (Rp 1,45 juta) per malam. Kalau di Indonesia dapat kamar hotel bintang 5, di Jepang cuma dapat kamar hotel bintang 3. Hikmahnya kalau ganti kartu kredit sebaiknya batalkan reservasi yang pernah dibuat dan buat reservasi baru, dan pakailah nomor hp prabayar semacam Simpati, As, Mentari atau IM3 sebagai nomor kontaknya. Jangan pakai nomor pasca bayar (Halo, Matrix) jika anda tidak mengaktifkan fitur roaming (daftar di Grapari terdekat). Supaya kerugian seperti yang saya alami tidak terjadi pada anda. Pengalaman memang mahal. Sempat dongkol dan hilang semangat, tapi setelah berpikir, daripada kami terlantar di luar yang lagi dingin, gelap dan hujan bukankah lebih baik melanjutkan booking hotel ini. Kami bersyukur masih mendapat kamar terakhir (saya lihat di komputer resepsionis tinggal sisa 1) dan bisa membayar hotel ini.
sekitar stasiun ningyocho
tempat kami nyasar
kamar fresa inn
tv di kamar fresa inn
pembersih udara kamar fresa inn
kamar mandi fresa inn
Setelah sholat Maghrib plus Isya, kami jalan lagi menuju stasiun Meiji Jingumae, yang dari Ningyocho kami harus berganti kereta sekali. Keluar dari stasiun kami temukan stasiun JR Harajuku dimana bentuk bangunannya klasik dan banyak orang muda dan para pekerja berdesakan pulang kerja. Kami sempat abadikan melalui foto. Dari sini lanjut terus sampai ke Daiso di Takeshita Dori yang punya 4 lantai penuh dengan barang murah dan lucu. Di sini banyak ketemu ibu melayu belanja oleh-oleh 100 Yen (108 Yen termasuk pajak 8%). Sangat murah dan variatif. Betapa tidak buku agenda 2015, air minum Evian 750 ml dan air minum dari Hokaido 2 liter harganya cuma 108 Yen (11 ribu). Sangat murah. Produk Indonesia yang kami temukan di sini seharga 108 Yen adalah sabun Lux dapat 2 batang dan sepasang sumpit. Sayangnya makanan ringan dan mi instan di sini banyak yang haram dan syubhat. Aplikasi Halal Mind (dibuat mahasiswa asal Indonesia di Kyushu University) yang saya download di Android cukup membantu mengidentifikasi kehalalan makanan yang akan saya beli. Setelah 2 jam belanja kami lalu cabut ke arah gang Harajuku, di sepanjang kami masih ketemu anak muda berpakaian aneh-aneh meski sudah mendekati jam 9 malam. Kami juga dapati Marion Crepes yang katanya crepes terlezat di muka bumi. haha lebay. Kami tak masuk ke gang Harajuku karena sudah sepi, kami lanjutkan saja ke arah Tokyu Plaza. Sebelum menyeberang ke Tokyu Plaza kami beli kebab J, doner kebab dari Turki varian hot and regular. Seporsi 500 Yen yang sebenarnya bisa dimakan untuk 2 orang. Sejam kemudian kami makan di hotel terasa masih hangat dan sumpah ini kebab paling enak yang pernah saya makan. Dagingnya gurih dengan krim yang gurih pedas, selangit deh rasanya. Dari Tokyu Plaza kami susuri Omotesando Hills yang disepanjang sisi jalannya terdapat butik ternama dengan pohon tinggi serupa Orchard Singapura. Lupa tapi ingat gebyar kilaunya. Ketika muncul tanda subway Omotesando kami masuk ke subway untuk balik ke hotel. Hilang dongkol, beralih kegembiraan setelah dari Harajuku.
stasiun harajuku
lorong harajuku
jalan ke daisho
kebab nikmat
doner kebab j yang masih dibungkus
yang sudah dimakan, enak sekali
Jam 10.30 malam kami sudah sampai hotel, pinjam setrikaan dan alasnya. Bisa juga pinjam nano beauty care, dan perlengkapan lainnya, namun karena ingin segera istirahat untuk ke gunung Fuji esok hari, kami putuskan tidak pinjam alat-alat lain, meskipun tampaknya menggiurkan (belum ada di Indonesia). Ada juga bermacam teh dan garam mandi serta peralatan mandi yang bisa kami ambil gratis. Sesampai di kamar kami hidupkan air purifier Panasonic yang menyebarkan udara segar di kamar. Jam 11 sudah lelap di peraduan.
setrika set di fresa inn
Oh ya, jangan lupa gabung klook untuk mendapat penawaran wisata yang lebih hemat di Jepang. Setiap pendaftar mendapat imbalan 44 ribu Rupiah. Segera beli tiketnya. Tempat wisata yang populer di Tokyo misalnya Disneyland, Hello Kitty, dan Tokyo Tower.
Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari