Berikut itinerary dan budget jalan jalan ke Jepang selama musim gugur (low season). Perjalanan ini saya atur sendiri, tidak pakai travel/tour agent,
Beberapa poin penting yang harus disiapkan adalah :
Tiket pesawat, Air Asia seringkali/tiap tahun ada promo KL-Osaka/Tokyo Rp 2,5 juta pergi pulang. Meski pesawat budget, kursinya nyaman saja kok, tak kalah dengan maskapai full service terbaik dunia, Qatar Airways (pengalaman pribadi)
Hotel, untuk model kamar normal muat 2 orang atau keluarga dengan anak kecil mulai 750 ribu Rupiah, sesuai standar Jepang isinya lengkap meski tidak mewah, tapi dengan harga yang sama agak lebih bagus daripada hotel di Hongkong. Ada juga yang tidur di warnet atau hostel yang harganya mulai 100 ribu Rupiah/kapsul/malam.
Transportasi, beli pass jauh lebih hemat daripada beli eceran. Di Osaka ada Osaka Amazing Pass dan utuk jalan ke Kobe, Nara, Kyoto ada baiknya beli JR pass. Sedangkan di Tokyo beli saja Subway Pass.
Makan, agak susah cari makan halal, paling nasi putih 100 Yen di Lawson/7-11/Familymart, karena onigiri pun kadang ada yang mengandung babi. Bawa bekal lauk dan rice cooker dari Indonesia bisa jadi alternatif. Dan meski makanan utama orang Jepang adalah beras, tapi harga beras di sana mahal, 500 Yen/kg. Gpp lah kalau buat seminggu/2 minggu, ga ada apa2nya dibanding tiket pesawat dan hotel.
Tempat wisata, karena di Osaka beli Amazing Pass, tidak banyak tambahan buat masuk ke tempat utama wisata di Osaka dan Kyoto. Namun tidak demikian halnya dengan Tokyo yang tidak saya temukan pass. Tapi banyak gratisannya kok. Atau gabung dan beli aja di Klook, siapa tahu dapat murah.
Visa, murah aja kok, 300 ribuan, kalau pakai e-paspor malah gratis buat turis Indonesia, tapi tetep harus urus ke kedubes/konjen Jepang
Enak sekali bangun pagi ini di hotel Nikko Kansai Airport. Hotel dengan moto Pride of Japan dan punya cabang di Bali ini benar-benar memanjakan pelanggannya. Tarif lebih murah dari yang kami inapi kemarin, konsekuensinya durasi tinggal lebih pendek. Kami ambil paket 12 jam. Checkin jam 8 malam dan checkout jam 8 pagi. Tampaknya ramai yang mengambil paket ini. Cukup mewah hotel ini. Sesudah checkout hotel kami titip tas di locker terbesar yang sangat murah, hanya 200 Yen lokasinya di Aeroplaza persis di pintu keluar hotel, kalau di tempat lain 700 Yen.
pagi yang mendung di kansai airport
lobi hotel nikko kansai
pintu masuk hotel dan aeroplaza
Nikko kansai dari Kansai airport
Lalu ke terminal 1 untuk memasukkan kartu pos di kantor pos yang baru buka jam 9. Lalu makan udon halal Sanuki (sertifikat dari MUI Malaysia). Lokasinya persis di tengah bandara bersama resto Jepang lainnya. Harganya porsi standar mulai 450 Yen. Isinya mi besar (udon), kuah gurih, parutan jahe, daun bawang. Enak dan segar. Kalau mau tambah topping wijen dan remah2 gorengan boleh ambil gratis di depan kasir. Boleh minum teh hijau (ocha) gratis sepuasnya. Untuk aneka gorengan (tempura) harganya mulai 160 Yen. Kami ambil tempura udang, sotong dan ayam. Semuanya enak dan gurih. Pertama merasakan makanan enak asli Jepang setelah berhari-hari makan nasi kepal ( onigiri) isi tuna atau salmon. Pengunjung tempat ini kebanyakan rombongan Indonesia (Honda) dan Malaysia dari mencuri dengar pembicaraan mereka. Oh ya, minuman air kemasan Evian made in France yang termasuk mewah di Indonesia, di Jepang dijual murah seperti produk lokal mereka, 100 Yen.
udon sanuki kansai lagi ramai
menu halal udon sanuki
suasana di dalam
inilah udon sanuki
world best airport staf skytrax 2014
Jam 10.30 kami ke terminal 2 menggunakan shuttle bus gratis. Terminal 2 adalah terminal murah untuk Peach Airlines yang mengantar kami ke Tokyo. Bentuk terminal ini mengingatkan LCCT Kuala Lumpur dahulu. Di sini saya beli coklat kitkat rasa sakura matcha dan raspberry matcha. Wi-fi dan air minum keran gratis juga tersedia. Tapi air minum ini bau kaporit, bisa beli air minum botolan yang harganya 100 Yen. Merk lokal maupun impor macam Evian harganya sama. Pesawat yang digunakan jenis Airbus 320. Selama di pesawat makan minum tidak diberikan namun bisa dibeli karena ini low cost airlines. Kami beli selimut dan model pesawat yang harganya lebih murah dari harga di AirAsia. Perjalanan selama 1 jam 25 menit ini lancar. Tampak pula puncak gunung Fuji di kejauhan. Dan mendarat di Narita jam 3 tepat. Ini menjadi pengalaman pertama kami naik Peach Airlines.
low cost terminal kansai
jalan kaki ke pesawat peach
daftar menu dan souvenir peach
gunung fuji tampak di sebelah kiri
mendarat di narita airport
menunggu bagasi di narita airport
Dari sini kami lanjut ke Tokyo dengan kereta supercepat Keisei Skyliner. Tokyo yang berjarak 99 km ditempuh dalam 44 menit. Kursi nyaman dengan colokan listrik USB membantu kami mengisi baterai handphone. Pemandangan yang tersaji adalah kampung dengan hutan dan gunung yang masih berpohon. Meski di kampung, perbaikan jalan di sana menggunakan alat yang canggih dan lengkap, petugasnya pun semua menggunakan alat pelindung diri lengkap. Cepat sekali kereta ini. Tarif kereta ini 2000 Yen ditambah 1500 Yen untuk subway 3 days pass. Kalau pakai kereta biasa yang berhenti tiap stasiun harganya 890 Yen. Kalau mau menggunakan kereta tercepat kedua yaitu Narita Express (NEX) ongkosnya 1500 Yen jauh dekat bisa turun di Tokyo maupun Yokohama. Berhubung hotel kami dekat dengan Ueno, dan kami hanya perlu sekali ganti kereta maka kami pilih Skyliner ini.
keisei skyliner
interior keisei skyliner
interior dan tv keisei skyliner
steker listrik di keisei skyliner
mesin minuman di keisei skyliner
pemandangan dari kereta
Dari Ueno kami ganti ke subway ke arah Ningyocho. Stasiun subway Ueno terlihat tua dan kusam. Meski disana sudah tua/lama, sampai saat ini Jakarta baru akan membuat subway dan MRT.
Agak membingungkan lokasi hotel yang kami inapi. Tersasar sekali dan hampir tersasar dua kali sebelum akhirnya ada pekerja restoran mengantar kami sampai hotel Fresa Inn Nihombashi-Ningyocho. Ini hotel bintang 3 dengan fasilitas lengkap, meski tak sebagus Nikko Kansai tadi pagi. Yang mengejutkan reservasi kami dibatalkan sepihak oleh Agoda. Katanya mereka gagal mendebet kartu kredit 3 hari lalu dan tidak bisa menghubungi kami. Akibatnya rate hotel dari Rp 850 ribu bengkak menjadi 1300 Yen (Rp 1,45 juta) per malam. Kalau di Indonesia dapat kamar hotel bintang 5, di Jepang cuma dapat kamar hotel bintang 3. Hikmahnya kalau ganti kartu kredit sebaiknya batalkan reservasi yang pernah dibuat dan buat reservasi baru, dan pakailah nomor hp prabayar semacam Simpati, As, Mentari atau IM3 sebagai nomor kontaknya. Jangan pakai nomor pasca bayar (Halo, Matrix) jika anda tidak mengaktifkan fitur roaming (daftar di Grapari terdekat). Supaya kerugian seperti yang saya alami tidak terjadi pada anda. Pengalaman memang mahal.    Sempat dongkol dan hilang semangat, tapi setelah berpikir, daripada kami terlantar di luar yang lagi dingin, gelap dan hujan bukankah lebih baik melanjutkan booking hotel ini. Kami bersyukur masih mendapat kamar terakhir (saya lihat di komputer resepsionis tinggal sisa 1) dan bisa membayar hotel ini.
sekitar stasiun ningyocho
tempat kami nyasar
kamar fresa inn
tv di kamar fresa inn
pembersih udara kamar fresa inn
kamar mandi fresa inn
Setelah sholat Maghrib plus Isya, kami jalan lagi menuju stasiun Meiji Jingumae, yang dari Ningyocho kami harus berganti kereta sekali. Keluar dari stasiun kami temukan stasiun JR Harajuku dimana bentuk bangunannya klasik dan banyak orang muda dan para pekerja berdesakan pulang kerja. Kami sempat abadikan melalui foto. Dari sini lanjut terus sampai ke Daiso di Takeshita Dori yang punya 4 lantai penuh dengan barang murah dan lucu. Di sini banyak ketemu ibu melayu belanja oleh-oleh 100 Yen (108 Yen termasuk pajak 8%). Sangat murah dan variatif. Betapa tidak buku agenda 2015, air minum Evian 750 ml dan air minum dari Hokaido 2 liter harganya cuma 108 Yen (11 ribu). Sangat murah. Produk Indonesia yang kami temukan di sini seharga 108 Yen adalah sabun Lux dapat 2 batang dan sepasang sumpit. Sayangnya makanan ringan dan mi instan di sini banyak yang haram dan syubhat. Aplikasi Halal Mind (dibuat mahasiswa asal Indonesia di Kyushu University) yang saya download di Android cukup membantu mengidentifikasi kehalalan makanan yang akan saya beli. Setelah 2 jam belanja kami lalu cabut ke arah gang Harajuku, di sepanjang kami masih ketemu anak muda berpakaian aneh-aneh meski sudah mendekati jam 9 malam. Kami juga dapati Marion Crepes yang katanya crepes terlezat di muka bumi. haha lebay. Kami tak masuk ke gang Harajuku karena sudah sepi, kami lanjutkan saja ke arah Tokyu Plaza. Sebelum menyeberang ke Tokyu Plaza kami beli kebab J, doner kebab dari Turki varian hot and regular. Seporsi 500 Yen yang sebenarnya bisa dimakan untuk 2 orang. Sejam kemudian kami makan di hotel terasa masih hangat dan sumpah ini kebab paling enak yang pernah saya makan. Dagingnya gurih dengan krim yang gurih pedas, selangit deh rasanya. Dari Tokyu Plaza kami susuri Omotesando Hills yang disepanjang sisi jalannya terdapat butik ternama dengan pohon tinggi serupa Orchard Singapura. Lupa tapi ingat gebyar kilaunya. Ketika muncul tanda subway Omotesando kami masuk ke subway untuk balik ke hotel. Hilang dongkol, beralih kegembiraan setelah dari Harajuku.
stasiun harajuku
lorong harajuku
jalan ke daisho
kebab nikmat
doner kebab j yang masih dibungkus
yang sudah dimakan, enak sekali
Jam 10.30 malam kami sudah sampai hotel, pinjam setrikaan dan alasnya. Bisa juga pinjam nano beauty care, dan perlengkapan lainnya, namun karena ingin segera istirahat untuk ke gunung Fuji esok hari, kami putuskan tidak pinjam alat-alat lain, meskipun tampaknya menggiurkan (belum ada di Indonesia). Ada juga bermacam teh dan garam mandi serta peralatan mandi yang bisa kami ambil gratis. Sesampai di kamar kami hidupkan air purifier Panasonic yang menyebarkan udara segar di kamar. Jam 11 sudah lelap di peraduan.
setrika set di fresa inn
Oh ya, jangan lupa gabung klook untuk mendapat penawaran wisata yang lebih hemat di Jepang. Setiap pendaftar mendapat imbalan 44 ribu Rupiah. Segera beli tiketnya. Tempat wisata yang populer di Tokyo misalnya Disneyland, Hello Kitty, dan Tokyo Tower.
Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari
Kami check out jam 8 pagi lalu ke stasiun Shinsaibashi lanjut ke stasiun Tennoji untuk berkeliling Kyoto, Kobe, Nara sebelum akhirnya menginap di hotel Nikko yang menempel di bandara Kansai. Kali ini kami pakai JR Kansai Pass 1 Day seharga 2000 Yen (220 ribu).
Tarif subway 240 Yen per orang dengan waktu tempuh 9 menit. Jarak antara kereta hanya 2 menit. Di Tennoji kami pindah jalur ke JR dan menyimpan bagasi di pocket dengan sewa 700 Yen untuk 24 jam. Ini harga sewa kotak terbesar yang bisa muat 1 koper 20 kg dan 2 backpack.
Dari situ kami ke track 18 di mana kereta express Haruka akan lewat menuju Kyoto. Waktu tempuh ke Kyoto 44 menit dengan jarak sekitar 59 km. Untuk mencari Info waktu keberangkatan, waktu tempuh, pilihan kereta dan tarif bisa dilihat di http://www.hyperdia.com powered by Hitachi. Info sangat akurat dan ditunjang kereta api di Jepang yang jarang terlambat. Kalau kombinasi jalan kaki dengan kereta browsing di maps.google.com juga sangat membantu yang penting kita punya akses internet. Wi-fi gratis ada di Kansai Airport, hotel dan mall. Tapi untuk lebih nyaman saya berlangganan roaming Data Telkomsel dengan tarif termurah 150 ribu Rupiah/Hari dan termahal seperti yang saya ambil 480 ribu/7 Hari. Tak perlu sewa router Wi-fi di Jepang karena sinyal mitra Telkomsel di Jepang yaitu Docomo-Telkomnya Jepang kuat dimana saja. Dan rata2 hp sekarang bisa untuk tethering, sehingga bisa dipakai rame2.
Kereta express Haruka yang kami tumpangi nyaman. Kursi non reserved ada di gerbong 5&6, lainnya kursi green car dan reserved yang lebih mahal. Di gerbong 1,3 dan 4 ada toilet dan gendong machine, penumpang gerbong lain boleh mengakses. Tarif ke Kyoto 2200 Yen, karena pakai JR Pass kami tak perlu bayar, cukup tunjukkan kartu dan kemasannya. Petugasnya berpakaian rapi seperti kondektur kereta api. Bedanya mereka bawa mesin EDC /gesek kartu dan uang kembalian kemana2 untuk antisipasi penumpang kurang bayar. Nyaman dan tenang karena kebiasaan di Jepang seperti di Australia orang dewasa jarang ngobrol berisik di tempat/kendaraan umum. Kalau berisik kemungkinan besar turis dari Tiongkok.
eksterior jr haruka
pemandangan dari kereta Osaka-Kyoto
pemeriksaan tiket
kursi kereta Jepang
Kami melewati kampung dan Umeda Sky Building.
umeda sky building dilihat dari dalam kereta ke arah Kyoto dari Osaka
Stasiun Kyoto sangat besar. Untuk ke stasiun Saga Arashiyama tidak perlu jalan jauh, cukup nunggu di track sebelah. Kereta ke sana dipenuhi wisatawan baik domestik maupun internasional. Banyak manula maupun anak remaja. Jalan akses ke jembatan dan hutan bambu/bamboo groove terdapat toko2 souvenir buatan tangan yang menyita perhatian istri. Jalan yang menurut buku panduan bisa dilalui 10 menit aktualnya jadi 1 jam. Disini saya mampir di kantor pos beli perangko. Lalu jalan lagi sampai ke jembatan. Banyak restoran dan toko oleh2 sepanjang jalan, karena khawatir kehalalannya kami lewati saja. Dan makan bekal yang kami bawa. Nikmat sekali mi goreng rendang dengan nasi onigiri tuna plus abon sapi.
suasana jalan ke hutan bambu
toko souvenir
di hutan bambu arashiyama
hutan bambu arashiyama
bekal makan siang
Usai makan siang kami jalan lagi ke arah hutan bambu yang seram meski ramai oleh turis yang lalu lalang, maklum tingginya tajuk serta adanya beberapa kuburan membuat suasana hening meski ratusan orang melalui tempat ini. Di sini melintas pula ojek manusia ala Jepang yang konon harganya 8000 Yen dari Stasiun ke Jembatan lalu ke hutan bambu lalu balik ke sini, sekali ketemu mobil yang dinaiki tauke tua bangka (orang kaya sini) dengan sopirnya.
becak manusia 8000 yen
Jalanan menanjak cukup menguras tenaga. Di belokan ada penjual kartu pos bergambar lukisan hutan bambu saat malam, pemandangan taman dan pemandangan langit waktu malam yang kami beli seharga 100 Yen per kartu. Dan kami tempeli prangko yang kami beli di kantor pos tadi. Oh ya prangko untuk kartu pos internasional cuma 70 yen (7700 Rupiah) jauh lebih murah dari kirim kartu pos Indonesia ke luar negeri yang 27 ribu Rupiah.
Jam 12 kami sudah di stasiun Saga Arashiyama untuk kejar jadwal tur di Imperial Palace yang harus datang 20 menit sebelum jam 2. Jam 1 baru sampai stasiun Kyoto dan lanjut alternatif transportasi tercepat dan bebas macet yaitu subway, kami beli day pass seharga 600 Yen. Kami tiba di stasiun Imadegawa jam 1.40, sambil lari kami tiba di visitor center jam 1.55. Di ruangan sudah penuh dengan para tamu yang saya perkirakan 50 orang. Instruktur seorang ibu-ibu dengan bahasa Inggris cukup fasih namun kadang terselip bahasa Jepang. Tur sendiri berlangsung 1 jam, dari gerbang depan sampai taman rahasia. Keunikan bangunan ini adalah atapnya dibuat dari kayu berlapis yang dianyam dengan bambu sampai ketebalan 10 cm dan dibuat selama puluhan tahun, istana ini pernah dibom sehingga yang tampak sekarang adalah sebagian yang tersisa. Kemudian di halaman sengaja ditabur kerikil yang berisik supaya kalau ada yang lewat bisa ketahuan, maklum zaman dahulu belum ada CCTV.
suasana tur
ramainya stasiun kyoto
istana kyoto
suasana tur
antre masuk gerbang istana
suasana di kereta lokal
Jam 3.15 tur selesai, kami susuri jalan dan parahnya taman ini sangat luas, setengah jam baru sampai stasiun Karasuma. Tadi nya kami mau cari Islamic Center yang kelihatannya dekat di peta, ternyata ini belum setengahnya kami sudah kelelahan. Dengan sangat terpaksa kami sholat di toilet disable yang besar beralaskan jaket dan koran. toiletnya toilet kering sehingga tidak menjijikkan. Sebenarnya bisa saja sholat sambil duduk di kereta, namun sudah dekat/mepet dengan maghrib sehingga kami harus kejar waktu. Lanjut naik subway dan tiba di stasiun Kyoto menjelang maghrib. Kereta ke Osaka berangkat persis jam 5.15 sore waktu Maghrib jam setempat. Kami naik kereta rapid Haruka dan tiba di stasiun Tennoji jam 6.15. karena waktu check in hotel masih lama, kami jalan dulu di supermarket Kintetsu di lantai dasar gedung Abeno Harukas, gedung tertinggi se antero Jepang. Supermarket yang lengkap dan menjual produk makanan lucu dan menggemaskan ini juga menjual aneka buah dan sayur yang tak ditemukan di Indonesia. Ada juga anggur dan melon untuk bingkisan yang harganya sekitar 2000 Yen sekotak saja.
ramainya supermarket kintetsu
aneka jamur di supermarket kintetsu
anggur 500 ribuan
kasir di supermarket kintetsu
 yang lain harganya standar seperti di Indonesia. Jam 7.30 kami lanjut untuk ambil tas di loker dan naik ke kereta rapid Haruka yang berangkat dari line 15. Cepat sekali, dan jam 8 malam kami sudah tiba di stasiun Kansai Airport yang tersambung ke hotel Nikko Kansai dan Aeroplaza. Check in di Nikko cepat dan efisien. Kami masuk kamar 10081 yang ada di lantai 10. Interior dan pemandangan sangat bagus. Hanya sayang sedikit debu di atas dipan. Ada juga humidifier mengingat udara Jepang yang kelembabannya hanya 40%. Jauh lebih rendah dari Indonesia yang 85%. Hotel keren dan terjangkau ini sangat melegakan untuk diinapi. 🙂
kamar hotel nikko kansai
wastafel di hotel nikko kansai
anggur sepet
pojok kamar
TV flat dengan saluran TV kabel
meja rias dekat TV
petunjuk arah kiblat
kansai airport dilihat dari kamar hotel
Untuk mengantisipasi kehabisan tiket kereta wisata Sagano bisa dibeli sejak awal. Untuk kereta JR West Kansai yang menghubungkan Osaka dengan Kyoto dan sebaliknya (+Kobe dan Nara) bisa dibeli di klook.
Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari
Sedangkan untuk hotel di Osaka, Kyoto, Tokyo maupun kota lainnya dapat dibeli di tiket.com
Hari Pahlawan di Indonesia sangat tepat ke Peace Osaka Museum yang menyimpan dokumen dan gambar tentang Perang Dunia II yang mengingatkan generasi penerus akan kejamnya perang dan pentingnya menjaga perdamaian. Namun ternyata hari Senin museum ini tutup. Kami ke daerah Kaiyukan yang berada di Bay Area. Di sini ada Osaka Aquarium Kaiyukan, Santa Maria Cruise dan Tempozan Wheel Ferris (bianglala). Kami nikmati semua fitur ini gratis dengan Osaka Amazing Pass, kecuali ke Aquarium raksasa yang cuma kasih diskon 100 Yen menjadi 2200 Yen dalam ongkos masuknya.
Video Osaka Aquarium : https://t.co/eC185QBYVU?amp=1 Bianglala ini sangat besar, terbesar di Kansai (Osaka, Kyoto, Kobe, Himeji dan Nara) dari sini bisa kita lihat area sekitar Osaka Bay maupun gunung yang jauh di mata seperti gunung daerah Kobe dan Kyoto. Ataupun area Osaka seperti Universal Studio Japan (USJ), jembatan dua tingkat di atas sungai, area pelabuhan dan pusat kota. Ada audio dual language Jepang dan Inggris, serta keterangan landmark di sekitarnya. Lama di bianglala sekitar 30 menit. Usai naik bianglala kami lanjut keliling pantai menggunakan perahu Santa Maria. Kapal model klasik ini kelihatannya bentuk kerjasama Jepang denga Spanyol terlihat ada bendera Spanyol di ticketing. Kami tiba saat perahu baru berangkat. Terpaksa menunggu 45 menit sesuai durasi kapal. Ditambah penurunan penumpang dan persiapan jam 12 kami baru naik. Pemandangan yang tampak dari kapal antara lain Universal Studio Japan, aquarium Kaiyukan, 5 jembatan bertingkat, pengolahan sampah kota. Jam 1 kami lanjut jalan ke Aquarium. Untuk masuk sini pengunjung membayar 2200 Yen setelah diskon 100 Yen menggunakan Osaka Amazing Pass. Dengan tema Pacific Rim, Aquarium ini menampilkan koleksi ikan, kerang, berang-berang dan semua binatang dan biota laut serta darat, sangat lengkap koleksinya. Di pintu masuk dan keluar ada toko souvenir berkualitas yang harganya relatif standar dengan harga souvenir di wahana terkenal di dunia. Koleksi aquarium ini diklaim sebagai koleksi terlengkap di Jepang, dan banyak pujian dari pengunjung di Tripadvisor.
Jam 3 sore kami keluar area aquarium dan lanjut ke mall, tadinya mau makan siang buffet di restoran Turki, namun karena terlalu mahal (1860 Yen) dan kami sudah bawa bekal, kami duduk-duduk saja sambil makan siang bekal. Usai makan kami lanjut ke stasiun Osakako, dan menemukan penjual souvenir nenek Yoko yang menjual aneka souvenir dan di toko nya ada spanduk “selamat datang, sugeng rawuh”. Tampaknya pernah ada pengunjung dari Indonesia yang mengajari nenek ini bahasa Jawa. Usai mampir kami belanja dulu di Lawson sebelum naik kereta, balik ke hotel untuk sholat dan istirahat.
ada pertunjukan di depan akuarium. donasi seikhlasnya
itu lho toko souvenir yang ada ucapan selamat datang, sugeng rawuh (bahasa Jawa)
landak laut kah?
pertunjukan penguin yang akan segera dimulai
ikan warna warni yang cantik
berhubung ragu kehalalan makanan, tiap hari makan salad sayur, onigiri dan nasi. sehat
inilah replika kapal Santa Maria
Santa Maria dari samping
Kobe yang tampak dari bianglala Osaka
inilah bianglala Tempozan
display mobil di pedestrian Osaka
Louis Vuitton cabang Osaka
pedestrian Shinsaibashi Osaka jam 8 pagi
Usai istirahat dan sholat maghrib, jam 5.30 sore kami keluar lagi ke Shinshaibashi walk, namun ke arah kiri dan menemukan toko baju Uniqlo yang sale baju musim dingin. Dari situ kami masuk subway untuk lanjut ke Umeda. Perjalanan ke Umeda sekitar 10 menit dan kami cari HEP Five Ferris Wheel yang berwarna merah untuk melihat pemandangan lampu kota Osaka saat malam, tampak indah. Dari sini bisa kita lihat orang latihan gym, makan di restoran, pulang kantor, pesawat terbang, kereta shinkansen dan commuter. Begitu turun kami beli foto berdua kami seharga 1080 Yen. Sebenarnya tidak beli tidak apa-apa, berhubung naiknya sudah gratis karena tercover Osaka Amazing Pass, namun kami pengen jadikan foto resmi mereka sebagai souvenir. Dari bianglala ini kami lanjut lagi menuju Floating Garden yang berada di lantai
oatmeal, kopi, kopi susu, teh asin, telor, jeruk, kombinasi yang kurang pas
terusan Shinsaibashi dimana jam 9.30 malam sudah ada orang yang mabuk di lorong ini padahal masih ramai orang belanja setelah pulang kerja
ayam panggang ala Jepang
ujung Shinsaibashi
keturutan juga bergambar di depan neon Glico man
pabrik jajanan Meiji juga ada kafe nya di Dotonbori
Pemandangan dari bianglala HEP
pemandangan dari Umeda Sky
HEP ferris wheel, konon orang Jepang percaya kalau pacaran dan foto-foto di sini bakalan putus. Tapi kalau sudah suami istri sih ga berlaku. namanya juga mitos
bling bling gemerlapnya Osaka, kota terbesar kedua di Jepang
Uniqlo Shinsaibashi yang sedang obral baju musim panas, karena sudah mulai masuk musim dingin
ada toko yang namanya the Maling di lorong Shinsaibashi
mal Sogo yang happening di jalan Shinsaibashi
telur yang tidak matang juga meski sudah nyala selama 5 jam. ternyata voltase listrik di Jepang yang 110 V, sangat lambat untuk alat masak Indonesia yang 220 V. Solusinya pakai alat yang bisa ditukar ke 110 V
45 Umeda Sky Building. Jaraknya sekitar 2 km melalui jalan raya dan jalan bawah tanah yang ramai di malam hari. Untuk mencapai lantai 45 disediakan lift, kemudian registrasi menggunakan kartu Osaka Amazing Pass. Jika tidak beli pass bayar di tempat harganya 700 Yen. pemandangan spektakuler gedung tinggi diselingi desir angin malam dan lagu romantis, mirip di The Peak Hongkong. Bedanya ini bisa lihat 360 derajat, semua sudut Osaka. Puas kedinginan di sana, jam 8 malam kami jalan lagi ke subway untuk menuju Shinsaibashi. Stasiun Umeda saat malam sangat ramai, lautan manusia berjas menggunakan semua moda transportasi publik populer di Jepang ini. Jam 8.30 kami tiba di Shinsaibashi dan kembali menuju ke Uniqlo yang sudah mulai bersiap tutup toko. Jam 9 mereka tutup kami jalan sepanjang Shinsaibashi walk yang agak sepi karena ini Senin malam hari kerja, tidak seperti kemarin yang hari libur. Tapi di jembatan ujung dimana ada neon bergambar Glico Man masih ramai orang berfoto. Tonbori River Cruise juga sudah berangkat trip terakhir. Kami susuri Dotonbori 1 yang masih sangat ramai dengan pengunjung, ternyata disinilah toko oleh-oleh, takoyaki dan okonomiyaki terkenal berada. Kami juga sempat masuk gang ke arah stasiun Namba yang agak seram dengan perempuan muda berjejer seperti menanti pelanggan. Prostitusi di sini tidak seperti di tempat lain yang mencolok, di sini mereka dandan layaknya ABG biasa. Di situ pula ada orang mabuk minuman keras terlalu dini (jam 9.30 malam). Lalu pas jam 10 malam kami putuskan balik ke hotel melalui jalan Shinsaibashi yang sepintas mirip Orchard road, dimana pohon tinggi berdiri di depan toko ternama seperti Channel, LV, Coach, dealer Bentley dll.
Untuk tiket, tempat makan, sewa WIFI dan transportasi di Osaka, dapat dicari di klook. dengan mendaftar kemudian transaksi dan memberi testimoni, konsumen dapat poin yang apabila sudah terkumpul, dapat dibelanjakan. Ada satu tempat menarik yang tidak sempat saya kunjungi yaitu Universal Studio Japan yang tiketnya dapat dibeli di sini. Untuk yang lebih murah dan belajar banyak hal tentang laut, bisa mengunjungi Osaka Aquarium Kaiyukan, dimana tiketnya dapat dibeli di sini.
Ada juga Osaka Amazing pass yang sangat menghemat, karena sudah termasuk unlimited transportasi dan tiket masuk (baik yang free maupun diskon) lokasi wisata yang tak cukup dikunjungi dalam sehari (pengalaman di atas).
Untuk komunikasi dapat menyewa WIFI router. Sedangkan untuk transportasi dari bandara Kansai ke stasiun Namba Osaka dapat naik kereta cepat Nankai yang desain mukanya seperti robot.
Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari
Selain ke tempat di atas, agenda Hari ini juga ke Osaka Museum of History, Bagai Botanical Garden, Natural History Museum dan cuci mata seputar Shinsaibashi Dotombori.
Semua ditempuh menggunakan Osaka Amazing Pass 2 Days seharga 3000 Yen (330 ribu) yang berlaku untuk semua rute metro subway Osaka, gratis masuk lokasi wisata dan diskon di tempat perbelanjaan selama 2 hari.
Rencana itu sebagian berhasil dan sebagian batal. Karena kurang istirahat/tidur. Jam 6 kami sholat subuh di prayer room sekalian charge hp yang habis baterai. Jam 7 kami turun lagi untuk makan pagi makanan AirAsia kemarin. Sarapan omelet, sosis, ayam panggang dan sayuran serta minum kopi panas seharga 100. Yen yang kami beli di Family Mart. Oh ya, di bandara ini ada Family Mart dan Lawson yang buka 24 jam. Anehnya minimarket 7-11 tak tampak, meski di KL, Singapura, Bangkok dan Hongkong berserak. Usai sarapan kami ke counter JR (Japan Rail-BUMN Jepang) untuk tukar pemesanan dengan kartu JR pass 1 hari seharga 2060 Yen tanggal 11 November yang bisa dipakai keliling Osaka, Kyoto, Kobe, Himeji dan Nara. Disemua kereta milik JR kecuali Shinkansen dan Limited Express non Haruka.
Setelah antri dan dapat tiket lanjut ke counter Nankai (kereta swasta nya Jepang) untuk tukar pemesanan yang sudah saya bayar online di Indonesia dengan tiket Nankai Rapit Beta seharga 1130 Yen menuju stasiun Namba. Penampakan luarnya seperti helm Gladiator. Namun dalamnya cantik dan tempat duduknya selembut sutera. Jendelanya oval dan lebar. Setelah melalui beberapa stasiun selama 44 menit akhirnya kami tiba di stasiun Namba. Tua, canggih dan tetap terawat. Itu kesan ku terhadap stasiun ini. Terhubung dengan Namba Park hotel Nikko dan pusat perbelanjaan Takashimaya. Lautan manusia di bawah tanah seperti labirin namun tetap cantik. Kami cari information center untuk beli Osaka Amazing Pass, yaitu kartu yang memberi kita bebas masuk tempat wisata, kartu diskon dan bebas naik kereta subway tanpa batas. Harganya 3000 Yen untuk 2 Hari atau 2300 Yen untuk sehari.
eksterior kereta Nankai dari Kansai ke Osaka
kereta dalam kota yang lucu
tambah cantik depan kereta kota Osaka
interior kereta Nankai
Stasiun Namba ini agak membingungkan, namun kita bisa bertanya ke petugas maupun orang Jepang yang terkenal helpfull. Kami naik subway ke Shinsaibashi, 1 stasiun setelah Namba. Subway di sini kelihatannya sudah cukup tua, seusia MRT Hongkong barangkali. Tetapi terawat. Untuk mencapai hotel Hearton Shinsaibashi bisa lewat exit 7 naik di OPA hotel belok kanan 2x maka ketemu dengan hotel. Berhubung baru jam 11 kami belum bisa check in, kami titip bawaan ke resepsionis. Dari sini kami naik subway lagi menuju stasiun Tanimachi 4 dan masuk ke Osaka Museum of History yang tersambung dengan TV NHK. Museum yang keren ini menampilkan sejarah dan arkeologi Osaka dengan visualisasi canggih dan ditunjang audio visual yang mantap. Setelah 1,5 jam mengunjungi tempat ini kami berlanjut ke Osaka Castle Nishimaru Garden and Castle. Keren juga tempat ini lengkap dengan taman dengan pohon sakura, peach dan ginko. Harga kartu pos di sini 105 Yen hanya sayangnya tak jual prangko. Alokasi waktu di sini hampir 2 jam. Kami pulang melalui stasiun Morinomiya. Ini stasiun subway terjauh dari Osaka Castle. Jalan yang kami lalui melewati taman dan pepohonan warna warni, taman untuk konser dan air mancur dengan patung logo Osaka Castle. Kedua tempat ini sangat layak dikunjungi. Buat kolektor stempel, jangan lupa bawa buku kosong buat distempel simbol lokasi wisata ini.
gedung NHK Osaka
Osaka Castle
miniatur di museum
memandang kota Osaka
sayur imitasi di museum
suasana Osaka tempo dulu
bongkar pasang gambar benteng
patung museum, mirip orang Korea
Dari dua tempat ini kami balik ke hotel untuk check in. ternyata fasilitas sangat lengkap ada TV, air purifier, pemasak air, deposit box, sandal, alat cukur dan alat mandi kualitas tinggi-body shop. kelihatannya standar Jepang meskipun bentuk kamarnya mungkin sekelas hotel bintang 3. Hujan tak kunjung henti, sampai akhirnya jam 4 sore dimana masih rintik-rintik kami jalan lagi ke Shinsaibashi Walk sejauh 100 meter dari hotel dengan menyeberang jalan raya dan departmen store Daimaru. Lautan manusia di sepanjang jalan ini, anak muda dengan dandan habis-habisan terlihat di sini bercampur dengan turis dan orang dewasa. Semua toko ramai pembeli termasuk toko yang jual topi koboi seharga 1080 Yen. Murah dengan kualitas lumayan. Sebenarnya kami ingin naik kapal kecil Tombori River Cruise, namun karena masuk angin dan tidak enak badan terpaksa balik ke hotel melalui jalan Dotonburi 2 sampai ketemu lagi dengan hotel Hearton Shinsaibashi dimana kami menginap. Kami nikmati saja fasilitas hotel yang lengkap dan nyaman ini untuk lanjutkan perjalanan esok hari.
kasur hotel hearthon shinsaibashi osaka, empuk
meja dan amenities hotel
kamar mandi dengan bathub
sepintas neon Glico
lorong shinsaibashi
Untuk tiket, tempat makan, sewa WIFI dan transportasi di Osaka, dapat dicari di klook. dengan mendaftar kemudian transaksi dan memberi testimoni, konsumen dapat poin yang apabila sudah terkumpul, dapat dibelanjakan. Ada satu tempat menarik yang tidak sempat saya kunjungi yaitu Universal Studio Japan yang tiketnya dapat dibeli di sini. Untuk yang lebih murah dan belajar banyak hal tentang laut, bisa mengunjungi Osaka Aquarium Kaiyukan, dimana tiketnya dapat dibeli di sini.
Ada juga Osaka Amazing pass yang sangat menghemat, karena sudah termasuk unlimited transportasi dan tiket masuk (baik yang free maupun diskon) lokasi wisata yang tak cukup dikunjungi dalam sehari (pengalaman di atas).
Untuk komunikasi dapat menyewa WIFI router. Sedangkan untuk transportasi dari bandara Kansai ke stasiun Namba Osaka dapat naik kereta cepat Nankai yang desain mukanya seperti robot.
Kalau mau santai keliling Jepang juga bisa naik kereta peluru(saking cepatnya disebut bullet/peluru train) Shinkansen dengan harga tiket 3 juta bisa naik sepuasnya selama 7 hari