7. MyUMobile : informasi sisa kuota U Mobile (Malaysia). Sinyalnya bagus dan bisa dipakai untuk tethering untuk paket yang mahal, untuk paket yang murah tidak bisa digunakan tethering. Tak sebagus sinyal Telkomsel, Indosat, maupun XL di Indonesia. Entahlah kenapa layanan internet dan TV di Malaysia terasa mediocre dibanding layanan di Indonesia.
8. Touch n Go : ewallet no 1 di Malaysia, cuma sempat daftar, tak terpakai karena belanja tunai ataupun pakai debit BCA selama di Malaysia dan Singapura. Kurs debit BCA lebih bagus daripada di money changer.
9. Pulse : cek ongkos, jarak, estimasi waktu naik LRT, MRT di Malaysia (Kuala Lumpur, Penang). Saya pakai untuk cek tarif selama jalan-jalan di Kuala Lumpur 23-25 Januari 2023. Pembelian tiketnya menggunakan mesin tiket, karena touch n go menyisakan deposit yang tidak jelas kapan akan dipakai lagi.
Selain itu saya juga instal :
10. Agoda : pesan kamar hotel, dengan cashback tunai yang punya expired date. Saya pesan Cordia@YIA, Spacepod@lavender, Avenue J Kuala Lumpur, Pemandangan Indah Langkawi, dan Tune Aerotel Sepang Malaysia di aplikasi ini.
11. Air Asia : pesan langsung tiket Air Asia, makanan minuman, taksi online, duty free, belanjaan dll. One stop shopping di Malaysia.
Selain aplikasi diatas, ada juga aplikasi yang pernah saya pakai, terlanjur saya hapus tapi juga bermanfaat, antara lain :
17. My Airlines : maskapai murah semacam Air Asia, tiket lebih miring. Bisa check in online
18. Movit : semacam google map, ada tambahan estimasi tarif dan cara paling efisien
19. Flightradar24 : memeriksa pesawat yang akan, sedang dan telah kita tumpangi, beserta peta dan waktu yang ditempuh. Semua informasi pesawat yang kami naiki didapat dari aplikasi ini.
20. Foodpanda : semacam Grabfood/Gofood, fokus di makanan minuman saja. Pernah saya pakai untuk pesan nasi lemak antarbangsa yang sangat sedap
Ini adalah hari terakhir jalan-jalan seminggu di Singapura dan Malaysia. Kami pergunakan hari ini untuk jalan santai, beli oleh-oleh menggunakan Ringgit yang tersisa. Untuk sarapan, tadi malam kami telah membeli satu set salad dengan cesar salad, buah apel dan roti burger di Jaya Grocer. Rencana kami mau bikin burger salad. Ternyata meski daging terasa enak, segar. Roti nya kenyal tidak rapuh, cocok untuk burger. Demikian juga apelnya, renyah. Kami makan pelan sambil menikmati Wi-Fi yang kencang. Lalu mandi, bersiap untuk check out.
Kami check out jam 10.30 pagi. Termasuk tamu terakhir, karena sejak sebelum subuh tadi sekitar jam 5 pagi, banyak tamu yang check out, termasuk tamu kamar sebelah sudah riuh bersiap ke Indonesia? Tak mengerti persisnya apa yang mereka bicarakan dalam bahasa Mandarin, tapi beberapa kali menyebut kata Indonesia dan Bali. Mungkin mereka akan ke sana.
Di resepsionis ada petugas, kakak bertubuh subur bertanya, “sudah sarapan? “” Sudah” “Mau tak sarapan lagi, sila pilih yang mana? Ada nasi lemak, american breakfast dan indian breakfast”” Saya tak pesan kak”” Ini saya bagi percuma” Terkejut saya, karena di booking Agoda No Breakfast. Kami pilih nasi lemak dan american breakfast. Minumnya dikasih 2 botol Spritzer 500 ml. Wah surpised me. Thank you.
Di sini menunggu 30 menit, hingga saatnya naik shuttle van pukul 11.00.Ada 2 penumpang lain yang naik, sehingga kami berempat. Armadanya van, bukan bus, karena penumpang nya hanya 4.Tadi malam naik bus karena yang naik 13 orang. Saya perhatikan 2 tamu lain ini tidak dikasih bekal breakfast. Entah mereka tak dapat atau mereka sudah makan di kamar. Wallahualam.
Perjalanan ke Tune KLIA 2 ini lebih lama, karena lebih jauh dan melewati jalur yang berbeda dengan semalam. Kalau kawasan diandaikan sebuah kotak. Tadi malam lewat setengah kotak bagian kiri kiri sejauh 15 km, sekarang lewat setengah kotak bagian kanan sejauh 17 km, dengan sopir keturunan Tamil yang ceria. Melewati Mitsui Outlet Park.
Setiba di Tune KLIA 2 kami ambil troli, lalu jalan melalui lorong yang tersambung ke terminal kedatangan KLIA2. Dari situ lanjut belanja di Jaya Grocer, membelanjakan sisa Ringgit. Kebetulan masih 52 Ringgit, saya belanjakan kopi brazil, kopi kluang station, teh BOH songket series mandarin, teh BOH peach, semuanya 49 Ringgit. Berhubung hampir jam 12 siang, kami makan siang bekal sarapan yang dikasih resepsionis Tune Aeropolis tadi. Ternyata semuanya sedap, semua enak, porsi nya banyak. Nasi lemak ada ayamnya, sedangkan american breakfast ada sup kacang merah, sandwich, sosis dan telur dadar. Di sekitar kami banyak orang Indonesia ke berbagai tujuan, mungkin karena ruang tunggunya sama-sama di L.
Usai makan siang, kami bergegas ke terminal check in di line V. Di sana kami drop bagasi plus cetak boarding pass warna merah menyala. Kami dapat ruang tunggu L10. Lalu ke pemeriksaan bawaan kabin penumpang oleh kru Air Asia. Lanjut pemeriksaan barang, paspor, lalu masuk ruang tunggu. Di sini pemeriksaan terakhir sebelum masuk pesawat, maka gelang jam, ikat pinggang, dompet harus di lepas untuk scan X-RAY. Saya sempat jamak qashar Dzuhur Ashar di surau dekat L8. Sebelah L10 yang merupakan ruang tunggu keberangkatan ke Yogyakarta. Satu jam sebelum terbang penumpang diminta masuk ke ruang tunggu dalam L10.
Menunggu cukup lama, akhirnya pukul 15.00 dipersilakan boarding naik pesawat Air Asia AK 348 tujuan YIA ini. Banyak penumpangnya warga Malaysia yang berlibur ke Yogyakarta dan sekitarnya. Saya pesan chicken Thai basil, tapi yang ready to eat chicken rice. Sedangkan istri pesan chicken sandwich. Sedap semua makanan sore ini. Meski sama sama chicken rice Air Asia, beda rasa produk AK dengan QZ yang seminggu sebelumnya kami naiki, mungkin beda penyedia kateringnya. Di AK ini lebih asin, nasi lebih pera, ayamnya lebih smoky, iyalah chicken rice makanan umum di Malaysia. Lebih pengalaman bikin chicken rice yang enak. Di sini pesanan kopi instan Moccona 50 gram diantar pertama kali setelah pesawat stabil dengan bungkus bertuliskan duty free. Duty free yang murah, karena saya beli hanya 14 Ringgit diskon 4 Ringgit, bayar 10 Ringgit.
Di pesawat tidak membosankan karena pramugari/a nya ada yang atraktif sepanjang perjalanan, menawarkan produk dan curhat rumah tangganya ke penumpang yang sedang ulang tahun dan duduk persis di belakang saya. Sampai akhirnya tertidur satu jam di pesawat hingga mendarat di YIA. Kursinya saja sempit tapi tak terlalu mengganggu karena banyak tidurnya.
Pertama datang diperiksa aplikasi peduli lindungi, lalu paspor, ambil bagasi, lalu bea cukai. Prosesnya lebih panjang dan lama dibandingkan di Changi seminggu lalu, tapi cepat kalau untuk WNI di banding WNA yang agak tersendat karena harus verifikasi dan pendaftaran imei telepon dll.
Beres imigrasi, kami langsung ke stasiun kereta bandara, ternyata tiket pukul 18.00 dan 20.00 habis, baik di aplikasi maupun di loket. Terpaksa turun lagi cari alternatif, dapatlah DAMRI. Tarifnya 80.000/orang, atau 4x tarif kereta bandara. Waktu tempuhnya juga 2,5 jam dibandingkan naik kereta bandara yang cuma 39 menit + naik taksi online 21 menit. Kelebihannya, kebetulan kami diturunkan depan rumah, sehingga tidak perlu naik taksi ke rumah.
Alhamdulillah perjalanan 7 hari 6 malam di Singapura dan Malaysia ini berjalan lancar, berkesan, banyak pengalaman baru dan dapat pelajaran yang intinya dimanapun semua orang itu sedang berjuang sesuai jalan hidupnya, setiap orang punya cerita hidupnya masing-masing.
Pengeluaran hari ke-7 jalan jalan ke Malaysia kali ini adalah :
*)Tiket Air Asia dari Kuala Lumpur ke YIA menjadi pengeluaran terbesar jalan-jalan ke Singapura dan Malaysia kali ini.
Kami sengaja ke Singapura pada tanggal ini karena ingin mengetahui suasana tahun baru Cina / imlek di Singapura, yang mayoritas penduduknya adalah keturunan Cina/Tionghoa. Pembelian tiket kali ini terdorong karena masih mempunyai credit shell Air Asia sebesar 732 ribu yang merupakan pengembalian akibat pembatalan penerbangan Air Asia ke Bangkok 2,5 tahun lalu karena pandemi Covid19 dan masa berlaku credit shell akan segera berakhir tahun ini. Selain itu paspor yang kami buat pasca ke Singapura dan Malaysia 2019 lalu belum pernah kami pakai. Waktu ke Singapura 2019 dulu merencanakan mampir ke Chinatown tidak jadi karena ingin fokus ke Johor Bahru, Kuala Lumpur dan Colmar Tropicale.
Check in online Air Asia sudah kami lakukan 4 hari sebelum keberangkatan, entah kenapa check in Air Asia Indonesia (QZ) baru bisa dilakukan 4 hari sebelum keberangkatan, padahal biasanya 14 hari sebelum keberangkatan. Malah tiket Air Asia Malaysia (AK) Kuala Lumpur-Yogyakarta sudah bisa check in 2 minggu sebelumnya. Di bandara check in lagi sekaligus drop bagasi.
Semenjak masuk ruang tunggu bandara YIA mulai tampak suasana imlek dengan dekorasi gerbang Kampung Ketandan yang merupakan Chinatown dekat jalan Malioboro Yogyakarta. Petugas AirAsia pemeriksa masuk ruang tunggu keberangkatan juga memakai pakaian dan riasan ala Cina. Baru pertama kali kami masuk ke ruang check in dan ruang tunggu bandara YIA. Cukup takjub dengan besar dan bagusnya interior terminal keberangkatan bandara ini. Langit-langitnya tinggi, banyak tenant brand asing dan dalam negeri yang buka outlet di sini. Misal Starbuck, Periplus, Bakpia Jogja, Mie Akhir Bulan, Pang Ai Ya, Kepala Djenggot, dll.
Ada juga Science Corner by Taman Pintar yang keren, toilet bersih, dan ruang tunggu yang luas serta berlangit langit tinggi. Pemandangan ke landasan pacu, laut dan parkir pesawat pun terbuka luas. Ini masih bisa diakses semua penumpang, baik tujuan domestik maupun internasional.
Sejam sebelum keberangkatan, ruang tunggu internasional dibuka. Boarding pass dan paspor diperiksa pegawai Air Asia berdandan mencolok ala Tionghoa. Lalu pemeriksaan paspor. Ada 3 petugas yang bertugas pagi itu. Beberapa orang tampak tertahan, disuruh menunggu di pojokan mungkin akan ditanya lebih lanjut. Yang sudah selesai imigrasi langsung mencari tempat duduk masing-masing. Ada beberapa kursi dilengkapi dengan steker listrik. Kami menunggu pesawat AirAsia dari Denpasar yang mendarat 15 menit sebelum melanjutkan penerbangan ke Singapura pukul 7.45 WIB. Pukul 7.25 panggilan boarding naik ke pesawat. Tampak pegawai Air Asia tergopoh-gopoh membawa setumpuk paspor milik kru (pilot dan pramugari/a) Air Asia Indonesia ini.
AirAsia Indonesia QZ 658 ini menggunakan pesawat Airbus 320 yang sudah berumur 10 tahun, bekas AirAsia Malaysia. Semua kru nya orang Indonesia. Buku menunya juga berbahasa Indonesia. Kami sudah pesan prebook meal nasi kuning Manado dan chicken rice seharga masing-masing Rp 50.000. Termasuk aqua gelas 220 ml. Semuanya sedap nikmat.
Pesawat berangkat pukul 7.51 dan mendarat dengan selamat di Singapura pukul 10.42 waktu Singapura, perjalanan 1 jam 51 menit. Sempat belok belok di atas daratan, rupanya itu pulau-pulau Batam, Bintan dan sekitarnya. Sungguh luas sekali negara Indonesia.
Setelah kami sampai Changi terminal 4, penumpang banyak ke toilet, lanjut ke Imigrasi. Saat ini perlu mengisi formulir online di aplikasi MyICAmobile, paling cepat 3 hari sebelum keberangkatan, apabila disetujui pemerintah Singapura, izin berlaku sampai 30 hari untuk sekali masuk. Di bandara tinggal masuk gate dengan petugas yang mencocokkan data yang masuk di aplikasi, tanpa isi kertas lagi. Lalu ke tempat pengambilan bagasi. Dari pengambilan bagasi, pindah ke terminal 3 menggunakan bus ke terminal 1 dulu, lalu naik Skytrain pindah ke terminal 3 counter Travelex, turun ke lantai 1 kedatangan untuk ambil Simcard Singtel yang saya beli di Klook seharga 15 SGD diskon menjadi 12 SGD berisi 100 GB internet Singapura, 3 GB internet roaming (bisa dipakai di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Australia) dan 3 SGD EZ Link untuk naik bis/MRT. Plug n play tanpa prosedur yang susah-susah karena petugas Travelex yang mendaftarkan paspor kita.
Main: $0.00 Exp:19-02-23. hi!Tourist: 500 Local min,100 Local SMS,30 Intl. Call min,100.000GB Local Data, Exp:19-02-23. WhatsApp Plan Exp:19-02-23. Facebook Plan Exp:19-02-23. WeChat Plan Exp:19-02-23. LINE Plan Exp:19-02-23.
Setelah mendapat kartu Singtel kami ke stasiun MRT Changi, top up ez link kartu Singtel 10 SGD. Istri pakai debit visa contactless Sinarmas yang ternyata dapat digunakan di MRT Singapura seperti yang dipromosikan Bank Sinarmas. Tinggal tempel, gate MRT langsung terbuka. Simpel.
Dari MRT Changi ke MRT Lavender memakan waktu sekitar 1 jam, keluar di exit B langsung terhubung di sisi utara jalan. Di sini kami ketemu outlet minuman boba Liho yang vouchernya saya beli di Klook. Redeem lancar. Boba nya kami bawa untuk bekal. Dari sini jalan ke hostel Spacepod@lavender melalui Burger King, MC Donald, supermarket Fairprice, 7 eleven dll. Daerah perumahan yang rindang dengan pohon besar. Tak sulit menemukan hostel Spacepod@lavender yang pengalaman menginapnya saya tulis di sini.
Potongan Rp45,000 untuk pengalaman travel unik pertama anda dengan Klook! Hai! Ada diskon Rp45,000 untuk berbagai aktivitas populer, hotel, dan lainnya di Klook. Cukup sign up melalui link ini: https://s.klook.com/c/pow17w
Karena ada rencana mengikuti Back of House Tour di Former Supreme Court yang masuk ke dalam program Singaporewards yang dimajukan dari pukul 16.30 menjadi 14.30, maka kami bergegas ke lokasi dengan naik bus SMRT No 145, tur ini kurang lebih berisi : Tur eksklusif ini menawarkan sekilas ke area terlarang bekas Mahkamah Agung, biasanya di luar batas untuk umum. Pergi ke belakang layar dan cari tahu lebih lanjut tentang proses ruang sidang dan pengalaman orang-orang yang diadili saat Anda:
Lintasi jaringan lorong tersembunyi
Panjat melalui pintu jebakan ke dermaga tahanan
Dapatkan akses ke Viewing Gallery di mana anggota masyarakat biasa duduk selama persidangan
Temukan kisah beberapa kasus paling terkenal dalam sejarah Singapura sejak 1939, yang diadili di ruang sidang ini.
Tur yang semula dijadwalkan 1 jam ini ternyata molor menjadi 2 jam, tampaknya guide Mr Loke CM yang didampingi cik Ibrahim bersemangat memandu kami. Secara bersamaan ada pameran karya seni, yang kebanyakan adalah seniman Indonesia.
Sebenarnya setelah tur, kami bisa menukarkan tiket sebagai voucher diskon SGD 15 untuk makan minum di Courtyard Cafe, namun ternyata sedang tutup, libur Imlek semua. Wah sayang sekali, jadinya kami minum boba Liho sambil duduk dekat serombongan TKW Filipina yang sedang bikin video Tiktok di tangga National Gallery. Sambil menunggu hujan reda sebelum kami lanjut ke Vivo City, mal terbesar di Singapura yang ternyata benar-benar besar, mungkin seukuran Trans Studio Mall Bandung.
Ketika hujan masih rintik-rintik, kami berpayung ke arah halte, naik lagi bus 145 ke Vivo City. Hujan lebat di luar bus. Syukurnya, ternyata halte bus di Vivo dilengkapi dengan atap, sehingga sampai mal terlindungi, aman dari basah hujan. Mal ini dipenuhi pengunjung, mungkin mal terbesar dan teramai yang pernah saya kunjungi di Singapura. Kami mau redeem voucher Klook di Yakun Kaya, Ben Jerry ice cream dan Polar Bakery, namun semuanya tutup libur CNY. Padahal cuma hari ini saya di Singapura, besok dari pagi harus cabut karena mau ke Malaysia. Akhirnya kepikiran untuk memberikan voucher ke teman yang tinggal di Singapura.
Di Vivo City kami makan sore sekalian makan malam, karena sudah pukul 17.00. Kami pilih ke foodcourt Kopitiam yang terbagi menjadi 2 zona, yaitu hijau untuk makanan minuman halal, putih untuk makanan minuman non halal. Kedua tempat beda warna alat makan ini terpisah tempat pencucian alat makannya dan kedainya. Tempat duduknya bebas, namun biasanya otomatis dekat dengan kedua zona masing-masing. Saya beli Tomyam Seafood dengan mie lebar 8 SGD, istri pesan ikan Saba dengan nasi 7 SGD. Semua makanannya sedap. Mungkin terlalu banyak irisan cabe dan kecap asin yang saya tambahkan ke tomyam sehingga kurang nyaman menghabiskannya, takut sakit perut.
Usai makan, kami lanjut keluar mal melalui exit D stasiun MRT Harbour Front menuju masjid Diraja Telok Blangah yang ada di seberang mal. Uniknya masjid ini tetap dikelola kerajaan Johor, penguasa Singapura sebelum kemerdekaan. Masjid ini terawat sangar baik, ada mata air yang senantiasa mengalir, dan ada pemakaman kuno nya. Kami salat salat jamak qashar Dzuhur Ashar di sini. Karpetnya empuk, tebal dan harum.
Setelah dari masjid, kami balik lagi ke mal untuk memastikan Ben Jery, Polar dan Yakun kaya apakah benar-benar tutup, ternyata benar-benar tutup seperti yang tertulis Instagram mereka. Lalu kedepan melihat dekorasi CNY milik mal, masuk lagi turun ke MRT Harbour front menuju MRT Chinatown, kami beralih ke MRT karena hari sudah mulai gelap dan mau yang tercepat sampai.Sesampai di Chinatown ternyata perayaan imlek tak semeriah ekspektasi yang terlihat di Youtube. Mungkin banyak yang sedang merayakan di luar Singapura. Banyak lapak yang sudah tutup.
Jalan sekitar 1 km belok ke selatan dengan pemandangan restoran, akhirnya ketemu Buddha Tooth Relic Temple & Museum yang megah, secara demografi penduduk Singapura paling banyak saat ini beragama Buddha 31,1%, disusul Islam dengan 15,6%. Bagian dalam wihara ditutup dan kebanyakan pengunjung hanya bisa melihat dari luar. Tampak pula panggung bekas komunitas Kreta Ayer mengadakan pertunjukan budaya.
Kami jalan ke MRT Maxwell menuju MRT Marina Bay sebelum akhirnya ke MRT Bayfront untuk menonton pertunjukan Spectra-A Light & Water Show di depan Marina Bay Sand. Karena ribet dengan stasiun MRT Marina Bay yang sangat dalam eskalatornya (terdalam di Singapura) dan berkelok peralihan/transitnya, kami sampai Bayfront sudah pukul 20.29, acara sudah bubar. Tinggal acara pusaran air di kaca cekung yang kami tonton, dan dari jauh lampu LightOnSingapore di gedung tempat kami tur 6 jam sebelumnya. Melewati mal Marina Bay Sand yang mewah tapi bisa diakses semua kalangan, kami balik ke hostel naik MRT Downtown Line menuju stasiun MRT Bendemeer. Stasiun MRT ini juga dalam, dan sekitarnya sepi, ada padang/halaman yang luas sebelum akhirnya kami sampai ke hostel. Ketika kami sampai pukul 21.10, tamu pods atas belum sampai juga, mungkin masih jalan-jalan di kota, kami leluasa untuk salat jamak qasar Maghrib dan Isya. Pas tengah tidur saya terbangun karena mereka datang, saya intip dari tirai pods, ternyata mereka sedang bereskan satu koper yang isinya oleh-oleh Singapura. Bangun jam 5.30 pagi mereka sudah pergi, mungkin kejar penerbangan pagi ke Jakarta.
Rincian biaya hari pertama jalan-jalan di Singapura untuk 2 orang :
*)tiketAir Asia 620.000/orang x 2 = 1,240.000-732.150 (credit shell ex Jakarta Bangkok 2020)=517.850
Pengalaman menginap di hotel Cordia YIA adalah pengalaman pertama yang menyenangkan. Pemesanan menggunakan aplikasi Agoda dapat kamar Deluxe tanpa sarapan seharga Rp 408.000,- dengan cashback Agoda tunai Rp 46.000,- yang diberikan seminggu setelah check out.
Untuk mencapai hotel ini kita masuk ke masuk lewat pintu kedatangan, jalan ke kiri ada lift hotel Cordia di lantai, keluar lift langsung ketemu resepsionis. Banyak tempat duduk buat menunggu.
Proses check in cepat dan praktis, kalau sudah bayar online tinggal tunjukkan KTP saja. Diminta nomor handphone, ditanya apa ada penerbangan? Jam berapa? Minta dibangunkan jam berapa. Tanda tangan untuk tidak merokok, dengan denda 1 juta saja bila melanggar.
Lalu diantar mbak pegawai magang yang ramah ke kamar, dibantu bawa bawaan dan informasi penting. Dekat lobi juga ada welcome drink lemon tea yang manis. Segar. Boleh minum sepuasnya. Hotel ini juga ada room service dengan menu variatif dan harga yang cukup yang bisa dipesan via telpon maupun datang ke restoran.
Dekat kamar 207 tempat kami menginap ada juga dispenser air minum yang bebas ambil secukupnya dengan pilihan air biasa, panas, dingin. Di kamar tidak disediakan air mineral, tapi disediakan botol kaca untuk refil di dispenser. Tak masalah. Ada teko perebus air, kopi, teh, gula dan cangkir.
Untuk kamar, cukup luas, 20 m2. Berkarpet. TV 35 channel tapi ada channelnya suka pindah misal dari HBO yang lagi mutar Spiderman jadi Indosiar yang lagi siaran sepakbola. Ada ekstra bantal, ekstra bed, gantungan baju, safe deposit box, kulkas, sandal slipper, meja kerja. Ada 5 colokan listrik dan 1 USB di kamar tidur serta 1 colokan di kamar mandi. Kasurnya cukup luas untuk kami berdua. Kamar mandi OK, dengan shower deras, dan toilet dilengkapi bidet/semprotan. Good.
Kecepatan internet sedang, setara dengan Indihome di rumah. Koridor berkarpet, memanjang. Channel TV juga ada yang khusus jadwal penerbangan. Volumenya rendah sekali, mungkin supaya tidak mengganggu tamu yang lain.
Kami sudah bisa tidur jam 8 malam, namun terbangun jam 11-12 malam karena tamu di kamar sebelah baru datang. Suara dari sebelah kedengaran. Jam 3 bangun, efektif 6 jam yang tercatat di gelang Huwaei waktu kami tidur di Cordia YIA. Mandi, salat subuh, dan jam 5 dapat telpon dari resepsionis morning call seperti yang kami minta. Check out hotel, lalu ke terminal keberangkatan.
Menginap di hotel Cordia YIA bisa menjadi pilihan sebelum melakukan perjalanan pagi hari. Saat ini masih perlu pakai masker dan scan aplikasi peduli lindungi saat masuk keberangkatan Bandara. Kalau mau salat berjamaah juga ada masjid di bawah. Hendaknya menjaga barang bawaan masing-masing karena kawasan bandara ini terbuka untuk umum.
Stasiun ini berada di jalan Pasar Kembang kota Yogyakarta, dekat pintu masuk keluar sisi selatan. Ada fasilitas jalan miring untuk yang bawa koper. Stasiun khusus KAI Bandara ini berseberangan dengan hotel Unisi. Per 21 Januari 2023 ini ada 15x perjalanan dari arah Yogyakarta ke YIA dan demikian pula sebaliknya. Mulai keberangkatan 04.02 pagi hingga 18.00 malam. Tarifnya flat Rp 20.000,-Untuk pemesanan bisa melalui aplikasi KA Bandara atau langsung datang ke mesin di stasiun ini. Nanti tinggal scan barcode di gate keberangkatan.
Stasiun kereta KAI Bandara ini dilengkapi dengan ruang tunggu berpenyejuk udara, tempat duduk, baik sofa maupun kursi biasa, kalau tidak cukup, bisa berdiri atau lesehan. siapa cepat dia dapat tempat duduk. Ada pula tempat charging handphone dan toilet. Saat cek hari ini toiletnya bersih dan wangi serai. Ada bidet/semprotan yang memudahkan untuk bersuci.
Cukup bagus dan memadai stasiun KA Bandara Yogyakarta ini, mungkin bisa ditambah tempat duduk agar lebih banyak penumpang yang bisa duduk di kursi, tidak berdiri atau lesehan. Tips : datang lebih awal, 1 jam sebelum keberangkatan agar peluang lebih besar dapat tempat duduk kursi sofa yang empuk dan nyaman.