Tag
bus gratis di perth, jalan jalan ke australia, jalan jalan ke fremantle, jalan jalan ke perth, kereta komuter perth, liburan ke perth australia, pengalaman liburan di perth, transportasi di perth, tulip di araluen, tulip di perth
Kali ini kami liburan as a couple ke Perth. Dan rasanya kami masih ingin kembali beberapa kali lagi. Karena kami tinggal di Banjarmasin dan tidak ada penerbangan langsung yang menghubungkan Banjarmasin ke Perth Australia. Untuk itu dalam rentang 16-24 Agustus ini saya menggunakan rute transit via Surabaya dan Denpasar.
Promo paket wisata Klook di Perth
Sabtu, 16 Agustus 2014
Perjalanan dimulai dari Banjarmasin pukul 9 WITA menuju Surabaya, dan lanjut lagi ke Denpasar pukul 13.30 WIB. Keduanya menggunakan Lion Air,sehingga dihitung transit dan kami tak perlu bayar lagi airport tax Surabaya yang 75ribu/orang, lumayan menghemat. Untuk sarapan kami makan minum di executive lounge Banjarmasin dan Surabaya.
Setiba di Denpasar kami coba jalan kaki ke hotel airport yg berdasar hitungan googlemap hanya berjarak 1,4 km. Namun ternyata trotoar putus di depan terminal internasional, mau tak mau cari taksi Blue Bird yg baru drop penumpang. Biaya ke hotel yg berada di jalan Elang no 5 ini sesuai argometer taksi 9ribu, plus biaya parkir 3ribu. Hotel yg murah ini-tak sampai 200rb cukup memadai dengan AC dan TV nasional, kamar mandi dalam. Setelah sholat, kami lanjut ke Pantai Kedonganan Jimbaran dengan taksi Blue Bird untuk sunset dinner di Furama Bumbu Bali. Spesial, karena suasananya romantis. Sekitar jam 8 malam kami balik ke hotel untuk istirahat.
Minggu, 17 Agustus 2014 : Bandara Ngurah Rai di Kemerdekaan Indonesia ke 69
Hari ini ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke 69. Cukup tua untuk sebuah negara. Suasana itu terasa saat tiba di terminal keberangkatan internasional yang megah, yang mirip bandara Internasional Hongkong. Lanjut ke counter AirAsia yang ternyata baru buka jam 4.30 dinihari. Antrian mengular karena pagi ini ada penerbangan ke Singapura, Kuala Lumpur dan Perth sama-sama jam 7 pagi. Untuk Perth sendiri relatif cepat karena saat kami masih di ekor antrian, ada pengumuman kalau yang ke Perth antriannya dimohon pindah, dan ternyata di depan kami cuma ada 1 rombongan keluarga Aussie yang antri. Check in berlangsung cepat dengan periksa paspor dan visa, lalu serahkan bagasi yang sudah dibayar saat pembelian tiket dan selanjutnya melalui pemeriksaan imigrasi.
Proses imigrasi juga singkat. Kemudian masuk labirin pertokoan duty free dan kedai kopi. Ditata sangat modern laiknya toko di Changi. Ketika tanya pegawai toko mengenai mushola, kebanyakan tidak tahu. Akhirnya ada pegawai toko yg memberitahu tahu bahwa lokasinya setelah imigrasi dan toilet. Ternyata mushola nya besar dan bersih dan ada 2. Satu untuk jamaah laki dipisah dan satu untuk perempuan. Sholat subuh itu saya berjamaah dengan pegawai bandara. Duh terasa syahdu. Ketika balik ke ruang tunggu tampak turis timur tengah pakai jubah tanya ke petugas kebersihan dimana mushola. Entah karena tak tahu atau tdk mengerti pertanyaan turis ini, petugas kebersihan ini cuma jawab “outside”, lalu saya jelaskan lokasinya, turis ini berterima kasih, sedangkan bli tukang sapu tadi melanjutkan pekerjaannya. Catatan saya mengenai bandar udara Ngurah Rai yang baru ini :
Plus: sangat megah, layaknya bandara Changi atau Hongkong
Minus: kapasitas/profesionalisme sumberdaya manusianya masih lemah, seperti porter yang mendorong trolley sampai menabrak penumpang yang ada di depannya tanpa merasa bersalah, penjaga toko duty free yang heboh ngobrol/bergosip padahal ramai pengunjung, petugas informasi kurang, papan informasi ruang keberangkatan tidak lengkap. Dari 12 penerbangan, hanya 2 yang ada informasi ruang tunggu keberangkatannya. Setengah jam menjelang boarding baru ada pengumuman. Padahal deretan ruang tingginya besar dan berjauhan. Kemungkinan bisa ketinggalan pesawat kalau tak mendengar pengumuman.
Fasilitas bangunan bintang 5 tapi kualitas pelayanan/SDM baru bintang 1. Semoga belajarnya tak kelamaan, malu karena meski baru buka turis asing sudah terlanjur menilai negatif di http://www.airlinequality.com
Ketika jarum jam menunjukkan pukul 6.30 WITA, ada panggilan naik pesawat. Dari terminal ditransfer ke pesawat menggunakan bus. Dan jam 7 tepat pesawat Air Asia QZ 540 lepas landas meninggalkan Denpasar menuju Perth.
Perjalanan ke Perth memakan waktu 3 jam 40 menit. Dengan 96% penumpang bule (dari 180 penumpang hanya 6 termasuk kami yg bertampang melayu), AirAsia Indonesia ini menjelaskan berbagai informasi dalam 2 bahasa, Indonesia dan Inggris berdialek Indo. Kami sudah prebook makanan yang lumayan nikmat dan mengenyangkan. Tambahan minum air mineral Fiji 500 ml seharga 3 Dollar Australia (33 ribu~3 galon Vit isi ulang). Sejam terbang mulai tampak daratan Australia bagian utara warna merah bata yang kaya bijih besi, gersang sehingga tak tampak sedikitpun awan, lalu berangsur menghijau ke arah selatan mendekati Perth dengan peternakan, kebun anggur dan buah lainnya.
Jam 10.40 pesawat mendarat dan kami turun di Perth International Airport yang tak semegah Ngurah Rai tadi, namun dengan penjaga toko, petugas imigrasi yang lebih ramah dan profesional. Setelah urusan imigrasi selesai kami keluar dan sudah ditunggu teman kuliah di ITB yang bekerja di BHP Billiton. Lumayan banyak karena satu angkatan saya saja ada 9 orang, belum angkatan lain. Lalu ke supermarket Woolworth untuk belanja kebutuhan beberapa hari ke depan. Ada yang beda di sini, yaitu ada meja self service, yaitu scan barang, bayar cash atau pakai kartu (kartu kredit pun harus pakai PIN). Selesai belanja lanjut ke rumahnya dulu untuk menyimpan belanjaan, tas dan bagasi. Di rumah teman ini pula kami menginap karena istri dan anaknya masih di Solo sana sambil menunggu keberangkatan haji kedua orang tuanya. Rumah yang besar dan mewah lengkap dengan kolam renang dan playground.
# saya sempat membatalkan booking hotel yang hampir 3 jutaan setelah teman ini menawari saya menginap di rumahnya#
Setelah istirahat sejenak kami lanjut cari makan siang ala Timur Tengah. Seporsi/setumpuk nasi kebuli dan setengah ekor ayam beserta semangkung salad zaitun dihargai 15 Dollar, cukup untuk 2 orang. Enak dan mengenyangkan.
Belakangan kami tahu bahwa untuk makanan standarnya 15 Dollar, 10x standar Indonesia,3x standar Singapura dan 1,5x standar Hongkong.
Dari sini kami lanjut ke Hillary dimana Aquarium of Western Australia (AQWA) berada. Tadinya mau masuk ke sini, namun oleh sang teman dijelaskan kalau tempat ini kalah bagus dari Seaworld Ancol. Akhirnya kami jalan saja, foto2 dan menikmati keramaian dan kesejukan hembusan angin di tempat ini. Lalu kami pesan fish n chip yg terdiri 2 fillet besar ikan dan kentang goreng seharga 14 Dollar. Mengenyangkan. Lokasi wisata ini hawanya sejuk, dilengkapi dengan tempat berteduh yang disediakan tempat memanggang/barbeque cuma-cuma. Serupa dengan dataran elang di Langkawi.
Puas di sini lalu kami mencari masjid terdekat. Ternyata ada masjid besar yang diresmikan oleh menteri besar (gubernur) negara bagian Serawak Malaysia. Kami sholat Ashar di sini. Usai sholat kami lanjut keliling Perth melalui highway dan area pantai sepanjang Samudera Indonesia/India. Tampak rumah besar, dan jalur bersepeda sepanjang jalan ini. Kami tiba di rumah jam 6.45 petang. Sejam kemudian berduyun duyun teman datang menyambut kami, ngobrol kesana kemari dan tampak ceria di wajah mereka. Cerita seputar dunia kerja di sana, habit dlsb. Rata-rata tunggangannya Honda CRV atau Toyota Fortuner, maklum yang pasti gaji mereka umumnya10x lipat dari gaji standar engineer di Indonesia. Obrolan yang asyik dan menarik ini sampai jam 10 malam karena sebagian harus bersiap berangkat ke site untuk esok paginya. Terimakasih teman2 atas jamuannya.
Biaya hari ini :
– Airport tax international Ngurah Rai IDR 200 k x 2 = IDR 400k
– Makan dan minum resto Arab AUD 17=IDR 190 k
– Belanja untuk 4 hari AUD 65=IDR 715k
– Fish and Chip AUD 14=IDR 155k
Total IDR 1460k

antrian check in air asia ke perth

daratan australia yang merona

deretan pesawat di bandara ngurah rai

pusat kota perth

kartu imigrasi australia

makan siang ala arab di perth

makan fish n chip di sini

air putih dari fiji sebotol 30 ribu

perumahan dekat bandara perth

ruang tunggu di ngurah rai

sarapan nasi goreng tahu dan ayam panggang

semprot antihama sebelum mendarat di perth

berfoto di perth airport
Senin, 18 Agustus 2014 : Ke Pusat Kota dan Kings Park
Agenda hari ini kami mulai dengan mencoba transportasi publik dari bus sampai kereta api. Lain dengan Malaysia, di sini penumpang selalu mendapatkan uang kembali yang pas. Untuk ke pusat kota kami naik bus sambung kereta komuter Thornlie line. Ada banyak line di sini. Sepintas mirip dengan MRT Singapura, tapi lebih tenang. Mayoritas kami melalui permukaan tanah, hanya sekali bawah tanah. Suburban Perth memang agak sepi. Sekitar 30 menit kami sampai di stasiun Perth. Dari sini kami telusuri pusat kota yang ditandai Hay dan Murray Street Mall serta Central Park. Saya juga antar teman sampai kantornya di BHP Billiton. Hujan di luar membuat kami bertahan di gedung jangkung ini. Lalu jalan lagi ke mall yang sudah mulai buka. Salah satu yang kami kunjungi adalah departemen store Target yang menjual pakaian dan perlengkapan rumah tangga kelas menengah. Mirip Matahari. Barang kebanyakan made in China. Begitu juga saat kami beli souvenir di Australia Gift mayoritas juga buatan China, ditambah tulisan designed in Australia. Harga juga lebih murah, Made in China AUD 39 dapat 3 kaos, Made in Australia AUD 54 cuma dapat 1 kaos dengan kualitas jauh lebih baik. Ya, Australia memang sangat tergantung ekspor bahan tambang untuk industri China, Sedangkan sebaliknya produk China memenuhi pasar retail Australia. Hiburan buat saya adalah untuk perlengkapan olahraga outdoor berkualitas di toko terkemuka Kathmandu kebanyakan made in Indonesia.
Ketika istirahat, ada whatssapp dari teman untuk makan siang di kantornya yang berada di lantai 44. Namun beli dulu makanan dari foodcourt di lantai bawah. Aneka model masakan ada di sini, hanya saja yang Indonesia tidak ada. Karena kemarin sudah makan ala Arab, maka hari ini makan masakan Asia Tenggara ala Thailand atau Vietnam. Pilihan jatuh ke masakan Thailand yang jual ayam asam manis, sapi dan aneka sayur tumis. Nasi putih atau nasi goreng Thailand dengan 5 pilihan topping dihargai 12 Dollar (132 ribu). Ketika sudah bayar tampak ada tulisan special order : pork chop. Yakkk, mudahan tak terkontaminasi makanan pesananku ini. Lalu kami ke lantai 44 dengan registrasi dulu untuk pengunjung sekaligus peminjaman access door. Sungguh indah pemandangan terlihat dari sini. Sungai Swan, pusat kota, Samudera Indonesia/Hindia, pinggiran kota terlihat dari sini. Sempat juga ketemu teman dari kampus di Sumatera yang kena pengurangan karyawan dan minggu ini adalah minggu terakhir dia bekerja. Ketemu pula WNI keturunan yang bekerja sebagai office girl. Tak ketinggalan kami foto-foto dengan latar belakang pemandangan seputar gedung.
Ketika mendekati jam 1, kami sholat berjamaah dengan staff keturunan Timur Tengah di prayer room. terasa syahdu, maklum di negara minoritas muslim. Lalu jam 1 kami berdua memisahkan diri untuk beranjak ke Kings Park. Dari halte George Terrace seberang gedung Central Park kami naik bus Transperth no 37 yang menuju Kings Park. Bus ini gratis sampai batas tertentu di pusat kota. Mulailah kami menjelajahi Kings Park yang sangat menyenangkan untuk rebahan, guling-guling dan banyak tempat duduk. rumput dan semak-semaknya pun berbunga indah. Pohon-pohon pun berjajar seragam mirip pohon buatan. Sungguh lengkap dan otentik karena meliputi semua tanaman yang dipunyai Australia. Burung-burung juga tanpa takut mendatangi kami. Foto dengan latar belakang pusat kota juga pas diambil di sini. Sabun, parfum dan aneka produk berbahan tanaman dijual di toko oleh2 Aspect of Kings Park.Enjoyable Kings Park. http://www.bgpa.wa.gov.au/kings-park
Hembusan udara segar dan sejuk sering berganti hujan, namun karena kelembaban rendah, baju yang basah lekas kering. Dan jam 4 kami bersiap balik ke kantor BHP untuk jemput teman-D dan selanjutnya mendatangi teman-H yang mengundang makan malam di rumahnya di daerah Como. Daerah ini tak ada kereta komuter, jadi ke sana naik bus no 31 dan bayar 2.9 AUD per orang. Rumah teman-H ini tak terlalu besar, karena rumah sewa. Sewanya 400 AUD per week (4 Rupiah juta/minggu). Mahal. Kami makan soto masakan istrinya. Hmh segar hangat, pas banget dengan udara dingin Perth. Usai makan malam dan foto bersama kami diantar tuan rumah untuk pulang. Kami lalui jalan bebas hambatan yang lebar dan gratis. Tak sampai 30 menit sampai rumah dan kami bisa beristirahat dengan tenang.
Biaya hari ini
– Bus dan kereta Transperth 4x AUD 4.8 = AUD 19.2 = IDR 210k
– Makan siang Thailand AUD 12.5 = IDR 140k
– Bus ke Como 2x AUD 2.9 = AUD 5.8 = IDR 65k
Total IDR 415k

pelangi di kings park

aneka brosur mengenai perth dan west australia

aneka bunga dari australia

bunga rumput

pohon khas australia

hay dan murray street yang bebas kendaraan

tanda masuk kings park

berpose di kings park

masakan thailand di kantor bhp

masjid almajid perth

mushola terminal internasional di ngurah rai setelah imigrasi sebelum duty free

pemandangan kota perth
Selasa, 19 Agustus 2014 : Fremantle yang Mempesona
Video kegembiraan di Fremantle
Hari ini adalah hari ulang tahunku. Cuma istriku yang tahu. Tak apalah, biasanya juga tak ada perayaan. Hanya sebagai tanda bahwa seiring usiaku bertambah, aku harus semakin baik dan semakin baik. Agenda hari ini adalah ke kota Freemantle, kota pelabuhan yang menyimpan puluhan bahkan ratusan bangunan kuno yang bisa dilihat dan dikunjungi. Kami berangkat dari rumah jam 10 dan tiba di Freemantle jam 11 siang. Ada masalah di jalur kereta Freemantle sehingga diturunkan satu stasiun sebelum stasiun Freemantle yaitu North Freemantle dan dilanjut dengan bus. Bus ini berhenti persis di depan stasiun, karena di sini pula letak terminal pusat. Kami tak sempat ke E-Shed Market, melainkan kami jalan ke arah kantor pos untuk beli kartu pos dan prangko untuk dikirim ke sanak saudara. Meski sudah era digital, cara ini masih diminati. Untuk kirim ke Indonesia biayanya 1.85 Dollar atau 20 ribu Rupiah sudah termasuk kartu pos. Kantor pos ini lebih mirip toko buku dan alat tulis kantor dengan tambahan filateli dan peralatannya. Layanan pos sudah pasti lengkap tersedia. Dari kantor pos kami lanjut jalan ke Kakulas supermarket yang mengkhususkan diri menjual rempah dan bahan pangan sedunia. Yang lagi promo adalah makanan siap santap dari India seharga 2 Dollar. Ada sertifikat halalnya. Ada juga kopi Brazil, zaitun Spanyol, dan beraneka bahan rempah lainnya. Setelah dari Kakulas kami jalan ke toko souvenir. Eloknya harga di sini sangat murah. Untuk taplak meja jika kemarin kami beli di Australia Gift seharga 6.9 Dollar, di sini hanya 1.9 Dollar, barangnya sama persis, made in China design in Australia. Mungkin karena di Fremantle adalah pelabuhan terbesar di Australia Barat, maka barang-barang impor di sini juga lebih murah. Wallahu alam.
Kami jalan hingga balai dan perpustakaan kota untuk selanjutnya naik bus CAT warna biru untuk keliling gratis. Ternyata pusat kotanya yang kuno, sedangkan di pinggirnya banyak perumahan baru. Ketika sampai dekat perhentian museum maritim, kami turun dan menuju Cicerellos fish n chip. Tempat makan legendaris yang berdiri sejak 1903. Tua juga ya. Disini kami pesan menu traditional fish and chip seharga 14 Dollar. Selain makanan disini juga jual gellato-es krim Italia yang bisa dipesan disebelah kiri, sedangkan untuk makanan di sebelah kanan. Tampaknya banyak imigran (China dan India) yang mencari nafkah di sini, kecuali kasir dan beberapa karyawan yang orang Australia. Setelah bayar kami diberi pager, yang akan berbunyi saat pesanan siap. Sambil menunggu kami lihat burung camar terbang lalu hinggap ke meja tamu yang lalai dengan makanannya. Ya, camar memang bandel, dia ikut makan fish n chip yang lagi foto-foto. Menarik. background kapal dan perahu nelayan dan semilir angin selatan yang menyejukkan. Tak sampai 10 menit pager berbunyi, kami ambil dan siap mencicipi. Tenyata ikannya lebih besar dan kentangnya lebih banyak daripada yang kami makan di Hillary kemarin. Rasanya asin karena bumbunya cuma taburan garam. Ada juga cuka dan jeruk lemon. porsi jumbo yang mengenyangkan.
Puas duduk dan berfoto, kami jalan lagi ke taman yang ada di depannya yang ditumbuhi cemara, pinus dan maple (lambang Kanada). Burung tanpa takut mendekati kami seolah minta di foto. Lagi-lagi kami berfoto di sini, udaranya segar sekali. Dari sini kami lanjut naik bus CAT ke terminal pusat yang hanya melalui satu perhentian saja dan ganti CAT warna merah. CAT ini melalui jalan yang kami lalui tadi siang. Lumayan kamu bisa melihat kota Fremantle tanpa bersusah payah jalan. Selesai city tour kami naik bus menuju stasiun kereta North Fremantle untuk selanjutnya ke Perth Station lanjut sampai Thornlie. Berhubung sudah jam 5 sore, gerbong kereta penuh oleh penumpang yang pulang kerja. Jam 5.30 sudah sampai di rumah dan kamipun istirahat.
Sebelum tidur tuan rumah memasak ayam panggang dengan topping brokoli dan sayuran kain didampingi sambal ikan roa. Nikmat sekali rasanya. Meski bapak2 tapi jago masak. Mantap
Biaya hari ini :
– Bus dan kereta Transperth 2xAUD 4.8 = AUD 9.6 = IDR 105k
– Tiket terusan Day Trip 2xAUD 12.1 = AUD 24.2 = IDR 270k
– Fish and Chip @ Cicerello AUD 14 = IDR 155k
Total IDR 530k

gedung tua di depan kantor bhp

tempat makan fish n chip paling terkenal yaitu cicerello

kereta komuter perth

menu di cicerellos

porsi fish n chip cicerellos yang cukup untuk dua orang

stasiun dan terminal bus fremantle

suasana fremantle

pemandangan sungai swan dari lantai 44 gedung bhp
Rabu, 20 Agustus 2014 – Melihat Tulip di Araluen
Hari terakhir kuisi dengan berkunjung sekali lagi ke pusat kota. tempat yang kukunjungi hari ini antara lain : London Court, Perth Mint. London Court adalah jalan yang ditata sangat mirip seperti London di zaman dulu, dan satu-satunya lorong di Perth yang berbau Inggris. Sedangkan Perth Mint adalah tempat pengolahan emas dari pedalaman Australia Barat. Kini menjadi museum dan menawarkan tur melihat proses dari bahan mentah hingga jadi dengan biaya tur AUD 25 (275 ribu Rupiah) untuk tur 1 jam. Kalau tidak ingin ikut tur bisa juga foto-foto di depan atau belanja koin emas, perak maupun logam lain, atau souvenir seperti topi, pin, gantungan kunci, piala dll yang serba berbau logam mulia. Kalau saya lihat harganya 2x harga intrinsik untuk emas dan 3x kali untuk koleksi perak, Sebagai contoh koin perak bergambar daratan Australia sebesar 1 troy ons (31 gram) dihargai AUD 99 atau 1,1 juta Rupiah, padahal intrinsiknya 1 gram perak hanya 11 ribu/gram atau 341 ribu Rupiah/troy ons. Namanya juga barang koleksi. Puas di kota kami balik ke rumah karena ada janji istri teman yang mau mengantar kami melihat bunga tulip di Araluen Botanic Garden. Ikut pula putrinya yang cerdas dan lucu. Sejuk dan segar sekali tempat ini. Bunga warna warni sungguh indah sekali. Sayang untuk ke lokasi ini tidak ada transportasi umum, kebetulan sekali kami diantar teman sehingga bisa menjangkau tempat yang cantik ini.
Ketika akan balik ke rumah lagi, hari sudah mulai gelap. Kami sempat beli obat dan oleh-oleh untuk teman-teman di Indonesia. Jam 5.30 sore kami tiba di rumah dan sholat Ashar. Lalu final packing. Jam 6 malam kami berangkat ke bandara Perth untuk bersiap terbang kembali ke Indonesia. Check in dan drop bagasi berlangsung cepat, ramah dan profesional. Menyenangkan. Teman yang kutumpangi mengantarkanku sampai di imigrasi. dan kami berpisah di sini. Terimakasih teman untuk tumpangan dan pelayanan yang luar biasa selama kami berada di Perth. Insha Allah ketemu lagi. Amin.
Jam 7.30 malam kami ada panggilan naik pesawat Air Asia QZ 534. Lagi lagi 95% penumpang penerbangan ini bule. Kami makan malam pre order berupa nasi goreng dengan sate dan nasi ayam/chicken rice. Lalu tidur. Mendekati jam 12 malam kami mendarat di Ngurah Rai. Tampak antrian yang sangat panjang di imigrasi untuk warga asing/foreign, dan sedikit antrian untuk WNI. Karena Cathay Pacific dr Hongkong, Korea Air, dan Sriwijaya Air dari Guangzhou China mendarat berurutan. Kami sempat takjub dengan besarnya aula imigrasi ini. selesai imigrasi kami cari taksi untuk mengantar kami ke Tune Kuta. Taksi bandara ini bertarif 80 ribu/flat. Padahal kalau pakai argo hanya 50 ribu. Proses check in hotel cepat dan ramah. Kami bisa nikmati kamar ini sekitar jam 1 malam, setelah sholat, kami langsung tidur karena esok jam 6 harus berangkat ke Ngurah Rai lagi untuk terbang ke Surabaya jam 8 pagi.
Yang nyata perjalanan ke Perth ini memberi warna baru dalam sejarah perjalananku. Jika selama ini di Asia, untuk pertama kalinya aku keluar dari benua ini, dengan situasi dan kondisi yang sangat mirip dengan Eropa, maklum ini Australia, tempat bermukim imigran dari Inggris sejak 200 tahun lalu. Alhamdulillah.
Biaya hari ini
– Bus dan kereta Transperth 4x AUD4.8 = AUD 19.2 = IDR 210k
– Taksi bandara Ngurah Rai ke Kuta = IDR 80k
Total IDR 290k
Total pengeluaran (makan minum dan transportasi lokal) 4 hari menuju dan balik ke Perth dari Denpasar adalah = IDR 2695k, di luar tiket pesawat, oleh-oleh, penginapan.

kings park

london court di perth

makan nasi goreng di air asia sepulang dari perth

perth mint yaitu museum dan tempat penjualan emas koleksi dari australia barat

polisi berkuda di perth

toko oleh oleh murah di fremantle

bunga tulip di araluen