• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Category Archives: Lombok

Lombok (3) : Oleh oleh Lombok, Kaos Cidomo, Nasi Puyung dan ke Senggigi (lagi)

17 Kamis Jan 2013

Posted by pengingat in Hotel, Kuliner, Lombok, Tips, Wisata

≈ 5 Komentar

Tag

Hotel Holiday Resort, Hotel Pool Villa, Hotel Senggigi Beach, jalan jalan ke lombok, kaos Cidomo, lombok, Nasi puyung, oleh oleh lombok, Pantai Senggigi, Pasar Seni Senggigi, sate bulayak, sunset di senggigi, Transportasi murah di Lombok


Senin, 31 Desember 2012

Ini adalah hari terakhir di tahun 2012. Kami berencana menikmati hari ini dengan wisata kota Mataram untuk  membeli oleh-oleh makanan rumput laut di Phoenix jalan Gede Ngurah, kaos Cidomo di Jalan Adisucipto, nasi Puyung di Jalan Sriwijaya dan melihat sunset terakhir 2012 di Pantai Senggigi. Sarapan jam 9 pagi, menu simple,nasi putih denga capcai, lauk ayam pelalah (ayam pedas), kedelai goreng dan bawang merah goreng. Minum jus jeruk, desert buah potong.

porsi jumbo

sarapan dengan porsi jumbo

Meski di kota, mencari lokasi yang kami tuju tidak mudah, kami tersasar beberapa kali. Pertama toko oleh-oleh Phoenix, ternyata merangkap pabrik. Kami tak yakin ada toko di situ. Ternyata di rumah berpagar dan ada plang bertulis Phoenix Store- mirip pabrik, disitu ada tokonya. Yang dijual aneka produk rumput laut, madu Sumbawa, aneka keripik, trasi Lombok, kerupuk, abon, mente, kacang wijen dll. Lengkap sekali.

oleh oleh phoenix

toko oleh oleh phoenix

Sejam di situ kami lanjut ke Cidomo yang waktu tempuhnya 15 menit. Dari ujung tenggara ke ujung barat laut kota Mataram. Yang dijual kaos berbagai ukuran dan sandal. Sayangnya ukuran paling besar hanya XL, bahan sedang, harga kaos relatif murah 60-65 ribu dan sandal desain Cidomo 25 ribu/pasang. Desainnya bagus-bagus berciri khas Lombok.

desain kaos cidomo

kaos cidomo

kaos khas lombok

toko kaos khas lombok

Acara selanjutnya mencari makan siang nasi Puyung di jalan Sriwijaya. Browsing di internet katanya posisi warung yang menjual nasi Puyung Balap Inaq Isun (best and original puyung) di depan hotel Grand Legi di samping Mataram Music. Berputar 3 kali tak ketemu juga akhirnya putaran ke 3, jalan pelan2 kami temukan tempat ini. Tempat dan papan namanya tidak menonjol, pantas saja susah carinya. Mengenai nasi Puyung, lauknya ada ayam suwir yang sebelumnya dibumbui mirip ayam panggang lodho super pedas, semacam serundeng lezat dan kedelai goreng.

nasi puyung pedas

nasi puyung pedas, makanan murah tapi enak sekali

 Mantaps. Istri tak berani makan pedas hanya pesan soto ayam. Minum susu cokelat untuk menetralkan pedasnya nasi puyung sedangkan istri minum teh tawar hangat. Total 24 ribu. Komentar istri  “ di Mataram, makanan kok gampang sekali enak dan murah, hanya advertising dan informasi nya saja kadang kurang update”.

daftar makanan

daftar makanan

 Puas makan di sini, kami balik ke hotel untuk istirahat dan mandi, mengingat siang itu lembab setelah hujan sehingga membuat badan terasa lengket.

Sekitar jam 3 kami jalan lagi kea rah Pantai Senggigi. Jalur yang kami lalui berbeda dengan kemarin, yaitu setelah Jalan Pejanggik kami belok kiri kea rah Jalan Diponegoro yang terasa seperti jalan  kampong/pinggir kota, dan di ujungnya ketemu jalan raya dimana ada Pasar Seni Sayang Sayang. Lanjut sampai Jalan Adisucipto dimana bekas Bandara Selaparang berada, terus sampai pertigaan Ampenan, baru Jalan Raya Senggigi. Melewati Pasar Seni, Pura Batu Bolong, kami lanjut parkir dekat belokan Pura Kapusan dekat dengan pemandangan indah, menghadap pantai dimana hotel Senggigi Beach berada, di sini kami makan jagung bakar seharga 5 ribu. Karena tidak menghadap sunset, kami balik ke arah Pasar Seni Senggigi.

pintu masuk pasar seni

pintu masuk pasar seni senggigi

Alhamdulillah tempat parkir di depan pasar masih tersedia, pasar ini menjual barang seperti yang dijual pedagang keliling di Pantai Kuta plus pakaian seperti yang ada di Bali. Harganya lebih mahal, harga pembukaan kain tenun di Pantai Kuta kemarin 60 ribu, deal di harga 30 ribu, disini harga pembukaan 85 ribu, mentok di 55 ribu. Karena sudah beli, kami lanjut menyusuri jalan akses ke pantai. Luar biasa kami ketemu dengan pantai yang kami lihat dari atas tadi. Pantainya bersih dan banyak perahu nelayan yang sedang sandar.

nelayan menggotong perahu

nelayan menggotong perahu

Kelihatannya ini pelabuhan  tradisional plus tempat wisata. Sejumlah hotel seperti Holiday Resort Lombok -grup Blue Bird, Pool Villa Lombok dan Kila Senggigi-grup Aerowisata Garuda Indonesia berada di sini.

kolam renang hotel

kolam renang hotel

Pantai dengan hotel hanya dibatasi pagar setinggi perut orang dewasa. Dan dari pantai dapat melihat bungalow, kolam renang dan taman. Nyamannya tinggal di situ.

Kami jalan sampai ujung dimana ada persiapan acara malam tahun baru oleh Aerowisata, kami lihat sponsornya Garuda Indonesia, Citilink, Merpati dll. Pagarnya hanya pelepah daun kelapa beserta daunnya.

acara tahun baru hotel senggigi beach

acara tahun baru hotel senggigi beach

Di sepanjang pantai banyak orang mandi, penjual sate (ayam, sapi, jeroan) bulayak, kelapa muda, tukang lukis tato yang katanya tato bisa hilang dalam 6 minggu. Di pantai ini kami mencicipi sate ayam bulayak yang perporsi dijual 15 ribu dimana isinya 10 tusuk sate ayam plus 5 bulayak (lontong yang dibungkus lilitan daun kelapa). Enak. Minum teh botol frestea seharga 8 ribu.

sate ayam bulayak nan nikmat

sate ayam bulayak nan nikmat

Puas makan lanjut merekam video saat2 sunset, waduh ternyata mataharinya ketutup awan, ya sudah jam 6.15 kami meluncur balik, toh kemarin masih sempat lihat sunset.

sore di senggigi

sore di senggigi

Begitu mobil jalan, ternyata matahari mulai muncul dengan sinar yang luar biasa terang, kami buru-buru jalan, cari tempat yang pas buat mengambil gambarnya. Alhamdulillah kami dapat foto di samping hotel Bintang Senggigi yang ditempati nelayan tradisional.

inilah sunset

inilah sunset senggigi

Kelihatannya tanah ini dimiliki bule-terlihat nama kapal pesiar yang diparkir di sini, dan sudah berpagar tinggi. Bisa jadi nelayan menumpang di tanahnya. Ibu dan pak nelayan dengan ramah mempersilakan kami untuk ambil gambar pantai. Selanjutnya kami balik ke Mataram, dan 30 menit kemudian kami sampai di hotel untuk istirahat dan packing tas untuk persiapan balik besok subuh. Wah, acara TV lagi serunya, ada pemutaran film King Kong di Trans TV. Filmnya sangat seru dan indah, gambarnya juga sangat jernih. Mantap sekali. Sambil packing kami nonton film sampai habis. Haha. Sebelum istirahat saya kontak pemilik mobil rental untuk antar kami ke bandara besok pagi jam 4, karena jam 6 pesawat kami berangkat ke Jakarta.

Iklan

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Lombok (2) : Pantai Kuta Lombok dan Senggigi yang Mempesona

03 Kamis Jan 2013

Posted by pengingat in Hotel, Kuliner, Lombok, Tips, Wisata

≈ 2 Komentar

Tag

ayam taliwang, Beef prosperity burger, Hotel Novotel Lombok, jalan jalan ke lombok, Mataram Mall, MC D dan Hero di Mataram Mall, Novotel, Pantai Kuta Lombok, pantai seger, Pantai Senggigi, Pantai Tanjung Aan, Sarapan di Lombok Garden, sunset di senggigi


Ahad, 30 Desember 2012

Kami mulai aktivitas hari ini dengan sholat subuh, kemudian sarapan dan browsing internet. Acara TV kabel lumayan menghibur. Minuman di tea and coffe maker yang disediakan juga simple dan enak, kopi  good day dan the sosro premium.  Untuk sarapan pilihan menunya cukup lengkap, ada nasi goreng, bubur ayam, empal daging, sosis, roti beserta selai dan aneka buah potong. Rasa masakan enak, otentik, mungkin karena hotel lama, koki nya sudah berpengalaman.

sarapan empal sosis dan sayur labu

sarapan empal sosis dan sayur labu

Setelah sarapan, kami ambil mobil di tempat parkir, menuju SPBU untuk mengisi bahan bakar yang tak jauh dari hotel-300 meter an. Kami isi penuh karena khawatir jika tidak ada SPBU di jalan menuju Pantai Kuta yang berjarak 56 km dari kota Mataram. Kami coba melalui jalur Praya, ibukota Lombok Tengah dengan resiko lebih lama daripada melalui jalur bypass. Kota Praya hanya kami lintasi sebentar, kemudian masuk bypass melewati Bandara Internasional Lombok (BIL). Jalan yang mulus sekali, sehingga untuk mencapai Pantai Kuta hanya perlu waktu kurang dari 1,5 jam. Pemandangan sawah dan hutan serta kampong tradisional suku Sasak-Sade ada dalam jalur ini.

Sekitar jam 11 kami sampai di Kuta, kami ambil jalur kiri ke arah pantai di sebelah Hotel Novotel Lombok. Ternyata pantai hotel dengan umum hanya dibatasi tonggak kayu. Sebuah kemewahan yang hemat mengingat tarif menginap di situ sekitar 3 juta/malam untuk long weekend/end of year 2012. Untuk masuk ke pantai ini cukup membayar 5 ribu/mobil untuk kas desa. Pantainya sangat bersih, selama 2 jam di sana tak ketemu sampah plastik, yang ada hanya rumput laut yang terdampar, dan pasir bulat seperti merica. Mungkin karena dekat hotel, ada petugas kebersihannya. Gradasi pasir putih, laut hijau, langit biru dan karang sungguh indah. Panas memang, tetapi dengan mencelupkan kaki  di air terasa sensasi kesejukan dan betah berlama-lama di sini. Hanya sayangnya banyak anak-anak penjual souvenir seperti gelang dan manic manic, penjual kelapa muda dan tenun yang tak henti-hentinya menawarkan barang dagangannya dengan mode memaksa. Di sini saya coba mempraktikkan saran pemilik rental mobil untuk memberikan uang seribu rupiah ke anak-anak jika tidak berminat beli, ternyata ampuh. Harga jual sebenarnya cukup murah. Dengan 10 ribu bisa dapat 2-4 gelang dan manik-manik, kelapa muda juga dijual 10 ribu/kelapa. Harga yang wajar bahkan cenderung murah.

pantai kuta lombok yang mempesona

pantai kuta lombok yang mempesona

Puas di sini, kami lanjut ke Pantai Seger yang ada di sebelahnya, melalui jalan yang kurang bagus. Pantai ini lebar, ombaknya cukup besar sehingga banyak turis yang memanfaatkannya untuk berselancar. Tak hanya itu, di tempat ini tiap tahun ada acara Bau Nyale, yaitu panen cacing laut yang bisa dimakan. Posisi pantai ini di seberang muara sungai di samping Hotel Novotel Lombok Resort & Villa. Tarif masuk 10 ribu/mobil. Ada sumur dan MCK yang bertarif 2 ribu.Tak lama disini kami lanjut jalan ke Pantai Tanjung Aan yang wow keren. Jalanan kurang nyaman karena berbatu dan ada tanjakan. Karcis masuk 5 ribu/mobil dan sangat populer di mata masyarakat local Lombok. Terlihat banyaknya masyarakat tua muda berkunjung ke tempat ini. Pantainya lebih panjang, luas dan indah, namun agak kotor oleh bungkus makanan. Banyak penjual makanan minuman (termasuk kelapa muda), kaos dan songket, serta souvenir. Namun di sini penjualnya tidak memaksa seperti pantai pertama tadi. Di sini kami membeli kain songket emas yang ditawarkan 100 ribu dan deal pada harga 85 ribu, dan kain tenun sasak yang ditawarkan 60 ribu dan deal pada harga 30 ribu. Sangat murah jika dilihat dari susahnya pembuatan yang perlu berhari-hari. Info penjualnya sih harganya bisa 300 ribu kalau beli di desa wisata Sade. Dari beberapa blog panduan wisata Lombok disebutkan harganya mulai 50 ribu-1 juta. Recommended beli kain di sini.

pantai seger

pantai seger

pantai tanjung aan

pantai tanjung aan

Dari Pantai Aan kami lanjut melalui jalan akses ke Pantai Seger, Pantai Novotel dan ke Kuta Lombok. Ternyata di Kuta Lombok lah pusat keramaian turis. Banyak hotel, guest house, tempat makan, masjid bank dan ATM berada. Mirip di Kuta Bali versi jadul yang masih sepi. Angkutan umum, berhentinya juga di daerah ini. Perjalanan lanjut melalui BIL lanjut bypass yang sepi dan tibalah kami di Kota Mataram, di Jalan Gede Ngurah kami belok kiri, tersasar di bypass lingkar selatan, balik ke Gede Ngurah belok ke jalan Sriwijaya, Udayana, lalu ke Mataram Mall untuk makan siang setengah sore. Mall nya sudah tua, pengap, mirip dengan Mall Blok M di Jakarta. Di sini kami makan paket Beef Prosperity Burger yang gencar diiklankan di TV. Menu yang berisi burger daging, kentang aneka rasa dan bubble mangga sepaket dihargai 44 ribu termasuk pajak.

Mc D big prosperity

Beef prosperity burger Mc Donald

Lumayan lezat dan mengenyangkan. Puas makan kami mampir dan belanja di Hero. Jualannya lengkap, banyak produk impor yang kelihatannya untuk memenuhi konsumsi turis asing yang banyak dan expatriate tambang Newmont. Seharusnya Mataram punya mall yang lebih baru, besar dan nyaman mengingat ini ibukota daerah tujuan wisata.

Sesudah dari mall kami kembali ke hotel, saat keluar mall kami tidak ditarik lagi biaya parkir mobil meski lebih sejam dan saat weekend. Tarif parkir 2 ribu saja. Di hotel kami sholat Dzuhur dan Ashar, istirahat dan bangun sekitar jam 5.30 sore. Dan kami teringat agenda rencana sore ini kami mau lihat sunset di Pantai Senggigi. Berbekal peta Lombok yang dijual di toko Periplus Soekarno Hatta dan google map akhirnya kami sampai di pantai. Kami parkir dimana banyak mobil dan motor di parkir. Kami bayar 5 ribu tanpa karcis dan segera menuju pantai yang sudah banyak di datangi pengunjung. Sunset sudah mulai, sungguh indah pemandangan sore itu. Subhanalloh.

sunset di pantai senggigi

sunset di pantai senggigi

Sembari merekam saat saat matahari tenggelam, kami pesan jagung bakar seharga 5 ribu, numpang duduk di tikar milik penjual. Kami salut dengan para penjual makanan dan souvenir di sini, yang tidak semena-mena pasang harga. Ketika matahari benar-benar lenyap dari pandangan, kami balik ke kota Mataram. Cukup dekat, tak sampai 10 km sudah sampai tugu masuk kota. Kami lalui jalan yang berbeda dengan saat berangkat tadi. Melalui Jalan Adisucipto dimana Bandara Selaparang (bandara lama sebelum pindah ke BIL). Melalui Jalan Udayana, kami lihat odong-odong dan sepeda gembira yang dipasang lampu warna warni, indah. Di seberang taman terlihat warung-warung yang menjual sate bulayak, rapi dan terkoordinir. Jalan terus belok ke Jalan Pejanggik, Ngurah Gede, Sriwijaya, kami putar-putar 3 x untuk cari nasi Puyung tapi tak ketemu, karena sudah lelah, kami balik ke hotel, parkir mobil lalu ke warung tenda depan hotel. Pesan Ayam Taliwang, Beberok, Pelecing Kangkung  dan teh hangat.

ayam taliwang warung tenda

ayam taliwang warung tenda

 Lumayan enak dan tidak pedas. Kami bayar 52 ribu untuk ini semua, alias setengah harga dari makan serupa kemarin malam. Kalau mau Taliwang otentik, lezat, mantap rasanya/ tak sekedar kenyang, Ayam Taliwang HM.Moerad di Jalan Pelikan adalah pilihan yang tepat. Kalau hanya sekedar kenyang, murah dan lumayan enak, di warung-warung tenda pinggir jalan juga banyak yang jual. Setelah itu balik ke hotel, sholat lalu istirahat. Hari yang menyenangkan.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Lombok (1) : Ke Lombok Lagi

03 Kamis Jan 2013

Posted by pengingat in Garuda Indonesia, Hotel, Lombok, Tips, Wisata

≈ 2 Komentar

Tag

ayam taliwang, Ayam Taliwang HM.Moerad, Bandara Internasional Lombok (BIL), Blue Bird Lombok, DAMRI Lombok, Garuda Indonesia, hotel di lombok, hotel di Mataram NTB, Hotel Lombok Garden, hotel murah di Mataram, jalan jalan ke lombok, pengalaman naik Garuda Indonesia, Transportasi murah di Lombok


Sabtu, 29 Desember 2012

Ini adalah perjalanan kedua saya dan yang pertama buat istri saya ke Pulau Lombok. Perjalanan ini sebenarnya bisa dibilang rencana jauh ke depan dengan memanfaatkan promo Garuda di bulan Juni 2012, atau enam bulan lalu. Tiket promo dari Jakarta ke Lombok sekitar 855 ribu pp/orang untuk berangkat 29 Des’12 dan pulang 4 Jan’13, akhirnya hanya terpakai untuk keberangkatan, karena pulangnya dimajukan karena banyaknya laporan di kantor, re schedule sama saja harus bayar full, refund juga nilainya nol karena harga promo. Ujungnya sama saja dengan tiket regular. Itulah resiko beli tiket terlalu jauh dari hari pelaksanaan.

Perjalanan kumulai dari Banjarmasin, bangun jam 3 pagi sholat malam, mandi lalu sholat subuh. Jam 5.30 pagi sudah berangkat ke Bandara Syamsudin Noor yang saya tempuh 15 menit dari rumah. Dekat bandara saya titip mobil di penitipan langganan saya dengan biaya inap 20 ribu per hari. Setelah di drop oleh petugas penitipan kami langsung check in dengan tiket dan bagasi transit/terusan ke Lombok.  Yang istimewa, baru pada penerbangan kali ini saya bisa check in dan memilih kursi secara online. Salut untuk perbaikan sistem online Garuda. Agak kaget juga karena tidak diminta airport tax di sini. Cuaca di luar hujan deras, sampai penerbangan pada telat 15 menit. Lion yang terbang ke Jogja terlihat seperti jetski ketika melaju untuk take off/terbang.

Jam 7.15 baru boarding dan terbang pada pukul 07.45 WITA, dari jadwal 07.30 WITA. GA-531 yang saya tumpangi pagi ini masih sangat baru, ada audio video on demand (AVOD), majalah Garuda masih kinclong (baru) meski sudah akhir bulan. Namun mungkin karena cuaca hujan, koran hari ini belum ada. Saya nikmati daftar hiburan yang ada di AVOD, cek artikel destinasi, daftar film, video music dan daftar lagu. Ada Bang Rhoma Irama juga nah. Kunikmati perjalanan ini dengan lagu klasik Bang Rhoma. Istriku asyik melanjutkan menonton film Delisa, yang berlatar belakang Tsunami Aceh.  Di penerbangan Garuda sebelumnya belum tuntas menonton film ini. Oh ya, menu sarapan pagi ini Omelet, dengan sayuran kukus, dan buah potong. Minumnya saya pilih jus jeruk. Segar.

Sarapan GA531

sarapan rute BDJ-CGK

Tepat jam 8.25 WIB pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Kami ke tempat lapor transit, baru ke ruang tunggu di atas. Kami ke lounge BNI. Berhubung hanya 1 yang gratis untuk pemegang kartu, kami membayar 60 ribu untuk istri. Di dalam ternyata penuh, tinggal di deretan kursi tinggi untuk browsing internet. Heran juga masih di masukkan terus padahal sudah penuh. Internet juga tidak ada sambungan. Untung pastry nya enak-enak dan modern, majalah dan koran melimpah. Untuk makanannya-pecel lontong enak.buah potongnya juga segar.

Jam 10.45 sudah ada panggilan boarding untuk pesawat menuju Lombok, dan jam 10.50 sudah panggilan terakhir. Kami bergegas ke ruang tunggu F4 yang persis di ujung, dan dicegat mbak-mbak petugas check list penumpang. Di suruh bayar airport tax 40 ribu, karena tiket saya beli di Bulan Juni’12, saat airtax belum masuk ke harga tiket. Ternyata di dalam pesawat juga belum penuh, di belakang kami mungkin masih setengah penumpang pesawat yang baru akan masuk. Pukul 11.15 WIB pesawat lepas landas. Kondisi kabin agak kusam, mungkin generasi awal Garuda Boeing 737-800ER. Tidak ada AVOD di masing-masing kursi, yang ada layar yang menggantung di kabin. Cukup mengherankan juga, penerbangan Jakarta Lombok yang hanya 2x sehari dan mungkin 80% turis bule dan Asia Timur dikasih pesawat yang kurang bagus. Syukurlah pramugaranya yang masih muda, Budy, cekatan dan lancar berbahasa Inggris, gesture dan senyumnya yang natural semoga memberi kesan baik untuk tamu/wisatawan mancanegara.

makan siang rute CGK-LOP
makan siang rute CGK-LOP
hiburan rute CGK-LOP
hiburan rute CGK-LOP

Pukul 14.15 WITA pesawat mendarat di Bandara Internasional Lombok (BIL). Bandara megah, baru, modern dan serba kaca ini mengesankan buat penumpang yang baru ke sana, turis asing pun bilang WOW dan foto-foto begitu keluar dari garbarata. Semegah namun tak sebesar Bandara Hasanuddin Makassar. Ruang tunggu, pengambilan bagasi dan check in juga seperti Bandara Changi Singapore dalam versi mini. Hanya sayangnya begitu masuk ke ruang pengambilan bagasi kok bau toilet ya ?.Mungkin karena begitu turun dari escalator langsung didepannya ada toilet. Perlu pembenahan di sini.

lombok international airport
lombok international airport
pengambilan bagasi LOP
pengambilan bagasi LOP

Keluar bandara kami disambut orang yang menawarkan pengantaran ke daerah tujuan. Dari pengalaman kemarin untuk menuju pusat kota Mataram yang berjarak sekitar 40 km dengan jalan mulus biaya yang ditawarkan sbb :

  • Jemputan Blue Bird (bukan taksi tapi semacam Innova-karena taksi Blue Bird sejauh ini di larang jemput ke BIL) 130 ribu, namun kalau dari Mataram ke BIL (antar ke BIL boleh) tarif argo nya sekitar 113 ribu. Info dari CS nya Blue Bird
  • Carteran di BIL. Harga pembukaan 150 ribu, jalan terus saja, tanpa di tawar turun sendiri jadi 100 ribu. Gigih sekali, dia baru berhenti menawarkan jasanya begitu kita sudah dekat dengan counter DAMRI
  • Kombinasi DAMRI dan Blue Bird. Tarif murah hanya 15 ribu sampai terminal/pool DAMRI di Terminal Mandalika. Di depannya terminal ada pool Blue Bird yang berderet mobil taksi ini. Dengan 13 ribu sudah sampai di Hotel Lombok Garden/Raya/Mataram Mall. Total ongkos kombinasi ini hanya 43 ribu. Salut dengan sopir taksi Blue Bird di sini, yang memberi kembalian ketika kusodori 20 ribu, dan gembira sekali ketika saya bilang ambil saja kembaliannya (anggap saja sedekah untuk penduduk kota yang kita kunjungi seperti ajaran Rasul Muhammad SAW). Kalau mau langsung ke Pantai Senggigi juga bisa dengan tarif DAMRI 25 ribu/orang.

Entah kenapa rasanya tenteram di sini, lihat petak sawah sepert di Jawa tempo dulu, ibu-ibu pakai kain jarik/katun batik. Rasanya kembali ke beberapa puluh tahun lalu. Masjid besar dimana-mana, Alhamdulillah ya Allah.

DAMRI LOP-Mataram
DAMRI LOP-Mataram
Ibu ibu Lombok
Ibu ibu Lombok

Ketika sampai di Hotel Lombok Garden (ex Hotel Granada), adzan Ashar berkumandang. Check in dan kami diantar ke kamar superior 159. Agak kaget lihat kamarnya yang besar (sekitar 36 m2) dan kelihatan tua. Hotel angkatan 80-an kelihatannya. Telpon ke resepsionis minta kamar yang baru gedung bertingkat yang ada di belakang, bersedia membayar tambahan upgrade, tapi ternyata penuh semua kamar deluxe itu. Waduh. Kalau buat tidur/istirahat OK lho, tenang, redup, ada kulkas jadul, TV layar datar tapi masih tebal-tapi channelnya banyak lho (TV kabel), lemari pakaian yang superbesar, kamar mandi dengan shower yang mengucur kencang dan air segar-tidak asin. Tamannya super besar dan terawat. Ada sofa empuk dan meja. Di luar juga ada kursi dan meja yang menghadap ke taman. Macam bungalow.

lama tapi terawat
lama tapi terawat
taman menghijau
taman menghijau
mirip bungalow
mirip bungalow

Acara selanjutnya jamak Sholat Dzuhur dan Ashar di ruang yang super luas ini. Mandi sore dan menunggu mobil rental yang rencananya diantar ke hotel. Saya hubungi kontak person yang saya peroleh dari seorang teman, yang ternyata sedang sibuk untuk mengikuti orientasi calon legislatif kota yang akan selesai jam 7 malam. Ternyata pula, orang ini ketua organisasi pemuda partai terbesar selama orde baru. Jam 7 kami bertemu, dan mendapat permintaan maaf karena mobil yang akan saya rental masih dipakai dan dalam perjalanan ke hotel. Sambil menunggu kami mengobrol dan saya mendapat tips cara menghadapi orang/anak-anak yang ada di lokasi wisata Pantai Aan/Kute yang terkesan memaksa menjual barang/souvenir ke wisatawan. Caranya yaitu kasih tahu sudah beli dan kasih uang 1000 rupiah, Karena mereka benar-benar membutuhkan biaya sekolah. No problem, toh kita bisa melihat pemandangan yang super indah secara gratis, masa kita tidak peduli dengan kesulitan orang yang tinggal di situ.

Karena mobil sewaan tak kunjung datang, kami diantar menggunakan Suzuki Carry nya ke Rumah Makan Ayam Taliwang H.Moerad yang legendaries itu. Lokasinya di Jalan Pelikan. Kemudian mas nya balik ke tempat rapat.  Kami pesan ayam taliwang pelecing, beberok, pelecing kangkung, tahu goreng, jus tomat dan jeruk panas. Karena cuma ada 3 keluarga yang makan di situ, kami tak perlu menunggu lama untuk makanan pesanan kami. Rasanya nampol, ayamnya empuk , pedas dan berempah, terasa siraman jeruk purutnya, beberok nya sueger dan kangkungnya empuk dan segar. Sip banget. The best ayam taliwang which ever (sebelumnya pernah makan di Taliwang Irama di Mataram dan Taliwang Bersaudara di Bandung). Jam 9 malam kami telpon ke mas nya untuk di jemput. Tak terlalu lama datang dengan mobil yang akan kami rental. Antar mas nya ke tempat rapat (aktivis banget stylenya), dan kami coba memakai mobil untuk keliling kota. Kami baru sadar di Mataram ini banyak jalan satu arah, untung ada google map, kami bisa tahu arah kembali ke hotel. Kami sempat mampir ke Alfamart untuk belanja kebutuhan seperti air minum. Jam 9.30 malam kami sudah tiba kembali ke hotel, parkir mobil dan beristirahat.

ayam taliwang terenak sedunia
ayam taliwang terenak sedunia
nota ayam taliwang
nota ayam taliwang

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Lombok, Paradise Island

10 Senin Mei 2010

Posted by pengingat in Bali, Bisnis, Lombok, Wisata

≈ 6 Komentar

Tag

bali, hotel di sumbawa, hotel grand legi mataram, jalan jalan ke lombok, jalan jalan ke sumbawa, lombok, Mataram Mall, nomad tropical resort, sumbawa


Begitulah kira-kira untuk menggambarkan Pulau Lombok, saudara Pulau Bali yang mendapatkan julukan Paradise Island sebelumnya. Menurut informasi, apa yang terjadi di Lombok saat ini mirip dengan Bali 10 tahun lalu, dimana masih murah-belum terlalu komersial seperti saat ini. Itu juga yang saya rasakan selama menginjakkan kaki di Pulau Lombok di pertengahan Bulan Nopember 2009 lalu.

Perjalanan dari Sukarno-Hatta Jakarta ke Ampenan-Mataram ditempuh dalam waktu 1 jam 55 menit, menggunakan GA-821, merupakan penerbangan lanjutan dari Kuala Lumpur. Perjalanan sangat lancar,berangkat pukul 13:50 sampai Mataram pukul 16:45 WITA, sempat makan siang di pesawat dengan menu kari ikan+nasi. Tidak jelas ikan apa yang pasti ikannya empuk tanpa duri. Dessertnya kue lapis dengan kuah gula merah. tampaknya disesuaikan dengan menu khas trayek yang akan saya tuju, Pulau Lombok. yang jelas enak dan tidak bikin eneg.

Ketika akan mendarat tampak puluhan kubah masjid dan ribuan pohon kelapa seolah menyambut kedatangan kami di Pulau Lombok. Lombok memang sepintas mirip Bali, namun penduduknya mayoritas Islam. Suku asli pulau ini adalah Suku Sasak.

Setelah mendarat dengan mulus di Ampenan, saya bersama teman sekantor dijemput sopir hotel Grand Legi Mataram-ex Sahid Mataram. Perjalanan ke hotel ditempuh selama 20 menit, melewati jalan Kota Mataram yang lebar dan rimbun oleh pepohonan. Hotel yang terdengar asing di telinga saya, ternyata melebihi semua ekspektasi saya. Kamar yang bersih, rapi, wangi dan harga yang bersaing, sungguh mengesankan. Di hotel ini terdapat kolam renang yang bebas diakses oleh pengunjung.

 

kolam
kolam
kamar
kamar
halaman
halaman

Malam hari setelah sampai di hotel, kami pergi ke Pantai Senggigi yang sangat terkenal itu menggunakan taksi Blue Bird, karena sudah malam, yang kelihatan hanya cahaya lampu dari bangunan dan rumah di sepanjang jalan. tepat di tengah tempat wisata tersebut kami turun. setelah pilih pilih tempat makan akhirnya kami berhenti di Warung Bumbu. Oh ya, selain makanan mereka juga menyewakan sepeda angin yang bisa di sewa sehari Rp 25.000. yang bisa bikin gempor buat keliling Pulau Lombok. Setelah puas makan dan minum, kami balik ke hotel.

menu dinner

cumi tumis untuk makan malam

Sarapan di pagi hari di hotel juga nikmat, ada menu barat dan Indonesia. Ada juga buah-buahan lokal yang eksotis seperti manggis, jambu biji,mangga dan duku. semua bisa dinikmati sepuasnya.Sekitar jam 9 pagi kami check out untuk menuju bandara menggunakan mobil kijang, dengan menggunakan pesawat Cessna-Travira saya ke Benete-ujung barat Pulau Sumbawa, dimana PT.NNT yang akan saya kunjungi berada. setelah antara jam 10-4 sore kami di tambang, sebagai tamu saya diinapkan di Tropical Inn Beach and Resort (kini Nomad Tropical Resort), di tepi Samudera Indonesia yang luas.

pantai maluk

mengagumi keindahan sunset di Sumbawa

 

kolam nomad
kamar mandi nomad
kamar nomad

Resort ini sebenarnya bangunan seperti rumah biasa, namun karena lokasinya sangat terisolir, membuat tempat ini menjadi istimewa. Bayangkan saja utara,barat dan timur semuanya gunung dan hanya di selatannya yang membentang Samudra Indonesia yang luas. Sunyi namun asri. Isi kamar layaknya hotel bintang 3. Kasur springbed, meja rias, lemari, AC, TV satelit, kamar mandi ber shower, tempat baju kotor berupa keranjang anyaman bambu. Listrik menggunakan genset.Sinyal Telkomsel juga sudah sampai. Ada warnet dan fitness center. Nilai minusnya hanya air buat mandi yang lengket-payau dan benar2 di pinggir pantai, sampai-sampai di area parkir dipasang alat peringatan dini Tsunami oleh pemerintah. Makanan disini terasa hambar, mungkin menyesuaikan dengan selera bule yang kerap membanjiri tempat ini untuk surfing.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • MY Airlines
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 466 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    %d blogger menyukai ini: