KAI memberikan tarif khusus untuk kereta tertentu dari kota ke kota tertentu mulai 1 November 2021. Berlaku untuk kelas bisnis dan eksekutif. Pembelian 2 jam sebelum keberangkatan, di loket stasiun maupun aplikasi KAI Acces.
Tes antigen di stasiun Lempuyangan Yogyakarta dilakukan di gedung seberang pintu masuk parkir.
Proses nya cepat dan mudah :
1.Datangi petugas untuk ambil formulir. Mereka minta tunjuk tiket dan KTP.
2.Isi formulir dengan nama, nomor KTP, no handphone dan kode booking tiket kereta.
3.Bayar biaya tes antigen Rp 45.000 di loket pembayaran, setelah bayar formulir akan di cap lunas.
4.Lakukan tes antigen, ada 2 loket.
5.Tunggu hasilnya sekitar 15-30 menit di kursi tunggu yang ada di halaman.
Tes antigen ini buka jam 6 pagi hingga 9 malam. Waktu saya ke sana Rabu jam 4 sore, antriannya lumayan banyak, hampir semua kursi terisi. Prosesnya cepat.
Per Januari 2022 tarifnya turun menjadi Rp 35.000 dengan syarat penumpang kereta api jarak jauh.
Pagi ini saya coba naik kereta api ekonomi subsidi dari Yogyakarta jam 7.31 pagi ke Blitar. Kereta nya adalah kereta Kahuripan yang start berangkat dari Bandung. Tarifnya sama, flat Rp 80.000 dari manapun naik turunnya. Tiket ini sangat murah daripada kereta ekonomi non subsidi, misalnya Malabar yang satu loko dengan eksekutif dan bisnis, kelas ekonomi termurah nya Rp 195.000.
Berlawanan dengan arah kereta
Saya pilih kursi no 20E yang ternyata menghadap berlawanan dengan arah kereta, berhadapan dengan no 19E yang menghadap searah dengan kereta. Untuk kereta ke arah timur, supaya searah dengan kereta, pilih kursi nomor ganjil. Sebaliknya untuk kereta ke arah barat, supaya searah dengan kereta, pilih kursi nomor genap. Kalau rombongan dan ingin dekat dengan rombongannya, no 1 berhadapan dengan nomor 2 dan seterusnya.
Selama pandemi, kursi hanya diisi 75%.Dari 4 kursi sekitar saya, yang bisa dipesan kursinya hanya no 20D, 20E, 19E. Kursi nomor 19D dikosongkan. Dan tiap penumpang dapat masker dan tisu basah yang dikemas dalam pouch cantik berlogo KAI dan BUMN. Menarik.
Masker dan tisu gratis
Update Minggu, 19 Desember 2021
Tampaknya tidak ada aturan baku mengenai pemilihan tempat duduk dan arah kereta api. Buktinya hari ini ke barat, kursi nomor 20 tetap membelakangi arah kereta. Tapi tak usah terlalu risau karena banyak kursi kosong yang memungkinkan kita memilih kursi yang kita inginkan seperti gambar berikut ini.
Mau dekat toilet atau jauh juga bebas. Waktu masih kosong melompong dari stasiun Tulungagung, agak tercium bau pesing. Tapi begitu sudah mulai terisi separuh di Kediri, bau itu hilang. Oh ya, toilet nya ada 2 tiap gerbong, jongkok dan duduk. Ini gambar toilet jongkoknya.
Kini penumpang kereta api dapat memesan makanan khas daerah dari stasiun yang dilewatinya. Misalnya penumpang dari Yogyakarta ke Surabaya , dapat memesan makanan khas Solo dan Madiun.
Contohnya untuk Solo tersedia serabi Solo, selat Solo, sup matahari. Sedangkan di Madiun dapat memesan pecel Madiun dan bluder Cokro. Menunya seperti ini.
Pesanan paling lambat 1 jam sebelum keberangkatan, pemesanan dapat dilakukan di aplikasi KAI Access pada tiket yang kita beli.
Bagaimana pengalaman membeli makanan khas daerah ini? Ikuti tulisan selanjutnya.
Ekspektasi boleh tinggi, tapi siap-siap kalau ada notifikasi seperti ini.
Dari arah timur hari Minggu, jualannya beda dan bervariasi, syukur-syukur kalau ada, karena kadang waktu check out produk tidak tersedia.
Paling worth it dan ga neko-neko adalah beli Popmie Cup 10.000 di aplikasi KAI Access saat kereta berjalan (hanya muncul saat perjalanan). Selain murah, Popmie Cup ini sangat cocok dimakan saat udara di dalam gerbong dingin mencekat, mungkin 18 derajat Celsius. Dengan pesan di aplikasi, pesanan dipastikan tersedia dan diantar ke tempat duduk penumpang, karena jika pesan go show, seringkali popmie ini sudah habis apalagi kalau kita duduk di gerbong terjauh (gerbong 1 atau 6 ) dari restorka yang biasanya ada di tengah rangkaian kereta.
Jalan jalan di YIA (Yogyakarta International Airport) Kulon Progo dapat menjadi alternatif buat masyarakat umum, apalagi jalur ke sana sudah sangat bagus, jalan yang mulus, dan adanya kereta bandara YIA. Area yang dapat digunakan untuk masyarakat umum adalah area public area. Sedangkan untuk airside (check in dan ruang tunggu) hanya untuk penumpang pesawat, ada pemeriksaan tiket dan dokumen lain (vaksinasi dan EKTP) di pintu masuk.
Lantai Mezanin
Kali ini kita jelajahi yang public area nya saja. Dimulai dari stasiun bandara YIA. Berhubung kemarin kesini naik kereta bandara, tempat ini yang pertama kami akses. Selain bisa berfoto di samping kereta, di ruang tunggu juga ada bingkai frame Instagram yang bisa untuk foto-foto. Pengunjung yang naik kendaraan pribadi maupun DAMRI juga bisa masuk stasiun bandara ini dari pintu depan maupun naik dari eskalator/lift. Stasiun ini terhubung dengan lantai mezanin. Di lantai ini ada replika jalan Malioboro, dimana ada butik, gerai UMKM binaan BPD DIY, gudeg Yu Djum dll. Ditengahnya ada 2 eskalator memanjang, tempat duduk, dan miniatur Tugu Yogya. Ada pula robot dinosaurus. Titik hiburan dan foto-foto. Di sini juga ada toilet bersih layaknya di mall besar di kota.
Lantai 2
Dari sini melipir ke kanan, tampak masjid bandara Al Akbar yang elok, berbentuk dome/setengah lingkaran. menyisir ke tepi, sampailah di eskalator/lift naik/turun. Kami naik dulu ke atas-lantai 2, area terminal keberangkatan. Di sini ada patung pangeran Diponegoro naik kuda. boleh ambil foto, tapi tak boleh menyentuh patung. Ada 3 pintu keberangkatan : A,B dan C, berhubung masih sepi penerbangan, hanya dibuka pintu B yang ada di tengah/belakang patung Diponegoro naik kuda. Langit-langit kaca membuat tempat ini terang tanpa pencahayaan lampu. Namun ada spot yang teduh karena tidak full kaca. Aliran udara pun lancar, meski lama-lama agak terasa lengket karena angin dari laut. Kami 2 jam foto-foto di sini sambil makan siang bekal sandwich dan teh tarik yang kami bawa dari rumah. Rencana beli jajan dan air mineral di Indomaret bandara, ternyata Indomaret berada di dalam ruang tunggu bandara khusus penumpang, jadi tidak bisa diakses pengunjung umum.
Lantai 1
Puas di lantai 2, kami turun ke lantai1 menggunakan eskalator. Lantai 1 ini lebih sejuk karena ada 2 kolam besar replika Tamansari dan terlindungi oleh lantai 2. Di sini ada pintu kedatangan konsep lawang papat (4 pintu) dan pameran kereta kuda milik istana Yogya yang sedang dipamerkan. Di dalam pintu kedatangan lantai 1 ini ada Roti O dan AW, sayangnya hanya bisa diakses penumpang yang tiba. Disini ada pula bus dan minibus DAMRI yang siap mengantar penumpang ke berbagai tujuan. Pilar tinggi dan lorong panjang di lantai ini mengingatkan kami dengan bandara kelas dunia Kuala Lumpur, Bangkok dan Hongkong. Di seberang depan terdapat masjid Al Akbar berbentuk dome setengah lingkaran. Di depan terdapat tempat penitipan sepatu/sandal yang siang itu tidak ada petugasnya, kemudian area bebas alas kaki yang sangat panas saat tengah hari, lalu inti masjid yang sangat sejuk dengan ventilasi alami. Toilet ada di sayap kanan dan kiri, terpisah untuk jamaah laki-laki dan perempuan. Sangat cantik masjid ini. Dari masjid ini bisa langsung ke area mezanin melalui jalan miring yang ramah difabel. Tampaknya banyak pengunjung dari wilayah sekitar bandara yang mengkhususkan jalan-jalan ke sini, terdengar dari pembicaraan mereka yang akan berkumpul di tempat parkir jam 3. Bandara sebuah area megah di tengah kawasan pedesaan, diujung barat daya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penerbangan tersedia di sini : Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Air Asia, dengan jurusan : Jakarta, Surabaya, Denpasar, Pekanbaru, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Bandar Lampung. Gerai makanan : Gudeg Yu Djum (lantai Mezanin), AW & Roti O (di dalam lantai 1 kedatangan). Transportasi : kereta bandara (lantai mezanin), DAMRI (lantai 1). Sinyal Telkomsel sangat bagus di sini. Lama perjalanan dengan kereta bandara adalah 39 menit.
Menyenangkan jalan-jalan di area public YIA. Mengingat masih terbatasnya minimarket, mungkin ada baiknya siapkan bekal dan air minum yang cukup. Atau jika ingin wisata kuliner dan belanja di sana juga boleh, karena sudah ada tempat makan khas Jogja seperti Gudeg Yu Djum dan karya UMKM binaan BPD DIY. Di area parkir juga tersedia kedai kopi. Bandara YIA dapat menjadi wisata alternatif di Daerah Istimewa Yogyakarta.