Selama mudik lebaran, biasanya perlu data internet yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan informasi selama dalam perjalanan dan ditempat tujuan. Sesuatu yang tidak bisa dipenuhi oleh fasilitas Wi-Fi yang biasa kita nikmati di rumah ataupun kantor.
Berdasar penggunaan 4 operator telekomunikasi yang saya gunakan di handphone saya (Telkomsel Halo, Terlomsel Prabayar, Indosat IM3, XL) fasilitas internet termurah terdapat di aplikasi MyXL. Waktu saya beli sebelum mudik lebaran, ada paket 26 ribu Rupiah yang berisi 20 GB internet dan 4 GB tambahan (Tiktok, Instagram, Spotify). Kemudian waktu sampai tujuan ditambah lagi 30 GB internet lokal dan 4 GB tambahan. Totalnya 58 GB diperoleh dengan biaya 26 ribu Rupiah atau Rp 448/GB. Di tambah lagi telepon ke semua operator 30 menit.
Benar-benar murah, termurah dibanding semua layanan internet yang ada. Sinyal internet XL di daerah saya sangat bagus dan kuat.
Pagi ini saya lihat paket yang sama sudah tidak ada, yang ada paket yang sama dengan harga lebih mahal dan masa berlaku 7 hari. Tapi tetap lebih murah daripada operator lain.
Disclaimer : bukan promosi, berdasarkan pengalaman pribadi.
Kunjungan kami ke Malaysia tahun 2023 ini sama seperti dengan 2019 lalu, yaitu melalui Singapura. Hanya beda di beberapa destinasi yang dikunjungi. Dari Singapura ke Kuala Lumpur naik bus SJE ke imigrasi Singapura lanjut imigrasi Malaysia dan keluar di JB Sentral lanjut taksi Grab 13 Ringgit (8 km) ke Larkin Sentral. Di sini naik bus Mayangsari ke TBS (Terminal Bersepadu Selatan) Kuala Lumpur. Dari TBS sambung lagi ke kota menggunakan LRT ke stesen Masjid Jamek .Dari KL ke Langkawi, dari Langkawi balik ke KL menginap di Tune Aeropolis Sepang lalu balik ke Yogyakarta.
Berikut tips jalan dan makan di Malaysia :
Tiket pesawat : pasca covid19, tiket pesawat belum semurah pra covid19, karena pemerintah mengijinkan maskapai menaikkan tarif untuk menambal kerugian selama covid19. Solusinya beli tiket pesawat semurah mungkin saat ada sale Air Asia, Batik, Citilink, Malaysia Airlines maupun Lion Air. Pernah ada promo Citilink 500 ribu Jakarta KL termasuk bagasi dan makanan.
Hotel : pilih yang cancellation free/ gratis seperti di Agoda, yang pembayarannya via kartu kredit 2-3 hari sebelum kedatangan dan bebas dibatalkan sehari sebelum kedatangan. Biasanya beda sedikit, tak sampai 15 ribu dengan yang tidak bisa dibatalkan. Berguna kalau ada perubahan rencana, atau menemukan hotel yang lebih menarik seperti waktu kami akhirnya menginap di Avenue J hotel Kuala Lumpur.
Makanan : pilih hotel yang menyediakan sarapan gratis atau sudah masuk ke dalam harga kamar, lihat dulu review tamu sebelumnya terkait sarapan di hotel ini. Kadang lebih murah kalau sepaket dengan kamar, sarapan diperlukan karena selama jalan jalan kita perlu asupan gizi yang cukup, kalau sudah di jalan kadang tidak sempat untuk makan. Kalau makan, cobalah makanan setempat atau yang tak biasa di Indonesia seperti nasi dagang, nasi kerabu, nasi lemak, chili crab, tom yam, pho bo, ayam bakar Nando’s, burger Ramly, IKEA Malaysia, Ramen Seirock-ya dll. Kalau tetap ingin masakan Indonesia di luar negeri juga banyak ayam penyet, biasanya peminatnya orang setempat yang pernah ke Indonesia.
Bus : pakai aplikasi Redbus atau Easybook. Waktu ke Malaysia bulan lalu, dapat diskon 6 Ringgit pakai Redbus dari 30 menjadi 24 Ringgit untuk pemakaian pertama instal. Di terminal JB Larkin Johor mulai 1 Januari 2023 ada biaya cetak tiket dan layanan 2 Ringgit/ tiket.
Kereta : Bayar saja pakai tunai di mesin beli tiket LRT/MRT/Monorel. Tidak terlalu signifikan penghematan menggunakan kartu & ewallet Touch N Go kalau cuma buat seminggu, karena untuk Touch N Go harga kartunya saja 10 Ringgit dan saldo minimalnya 5 Ringgit. Dan seperti ewallet lainnya, kadang susah mengosongkan saldonya. Mungkin kalau sudah bisa digunakan di Indonesia baru menarik.
Taksi : paling praktis pakai Grab dengan kartu debit yang tersimpan di aplikasi. Waktu di Malaysia kemarin saya sempat memakai 2 kali, sekali di Johor dan sekali di Kuala Lumpur. Tak ada kendala sama sekali saat pakai debit BCA yang tersimpan di aplikasi Grab dan memakai nomor handphone Indonesia, karena untuk komunikasi dengan driver, tersedia chat dengan driver di aplikasi Grab.
Sewa mobil : sejauh pengalaman saya 2x sewa mobil di Malaysia, tepatnya di Langkawi. Pada Januari 2023 harganya tetap 50 Ringgit sama seperti 2014 (9 tahun lalu) dengan mobil Perodua Viva (kembaran Daihatsu Sirion). Silakan googling dan kontak orangnya untuk menanyakan ketersediaan mobil/kereta. Baik sewa tahun 2014 maupun 2023, saya cuma tunjukkan identitas berupa SIM Indonesia (driver licence) yang dicatat nomornya di kwitansi sewa waktu ketemu di bandara, dan tidak membahasnya waktu memesan mobil via WhatsApp. Untuk isi bensin, di Malaysia kebanyakan metode self service /layan diri, datang ke SPBU Petronas atau Buraq, bayar nanti ada indikator sudah siap diisikan atau belum, atau kalau bingung minta saja kakak kasirnya bantu.
Uang : siapkan 150 Ringgit (tukarkan 500 ribu Rupiah di money changer di Indonesia) untuk persiapan awal, selebihnya tarik tunai debit Visa/Mastercard di Malaysia sesuaikan dengan budget, misal 1 juta per hari (300 Ringgit), Seminggu perlu 7 juta (2100 Ringgit) . Ambil sekali saja karena biaya sekali tarik tunai 25 ribu Rupiah. Debit GPN belum bisa digunakan di Malaysia.
Bayar belanja : bayarnya bisa pakai uang tunai Ringgit yang ditarik via ATM di atas, atau bisa langsung menggunakan debit Visa/Mastercard Anda. Tidak ada biaya 25 ribu seperti tarik tunai, dan kurs nya sama dengan tarik tunai. Aktifkan dulu kartu debit Visa/Mastercard untuk transaksi di luar negeri, untuk BCA caranya mudah, yaitu dengan aktivasi debit Mastercard untuk transaksi internasional di aplikasi BCA Mobile.
Belanja : beberapa produk Malaysia memang bisa di dapat di marketplace Indonesia (Tokopedia, Shopee, Blibli dll) tapi lebih murah kalau kita beli di sana. Yang khas Kopi kopian ( chek hup, ipoh, old town, kluang station dll), coklat (beryl), cake murah (apollo), teh (boh), mie (Maggi, Mamee), bumbu (Adabi, Nyonya, Babas) bisa jadi oleh oleh pulang ke Indonesia.
Imigrasi : setelah covid19 ini lebih ketat. Baik imigrasi Indonesia maupun Malaysia sama sama menanyakan tiket pulang ke Indonesia. Siapkan tiket pulang baik berupa fisik/cetak maupun di handphone. Bahasa tak jadi masalah, karena kedua imigrasi menggunakan Bahasa (Indonesia/Malaysia) yang hampir sama. Bahkan di Singapura pun kadang menggunakan bahasa Melayu. Imigrasi Singapura lebih mudah karena pertanyaannya sudah melalui aplikasi MyICA 3 sampai sehari sebelum datang ke Singapura. Dan di sana memakai autogate.
Internet : kalau mendarat di KLIA terminal 1 & 2 dapat memesan SIMcard di klook, saat tiba, tinggal redeem di counter yang dipilih waktu memesan. Pilihan nya ada Tunetalk dan XPAC. Dulu pernah memakainya waktu 2019 ke Colmar Tropicale dan 2016 waktu transit ke Turki. Saya sendiri beli U mobile dan Digi di Tokopedia, untuk U mobile kurang cepat dan ada paket yang tidak bisa dipakai tethering. Sedangkan Digi cepat, nama operator yang tampil Chunghwa, hanya ada limit kuota 1 GB/hari sesuai paket yang saya beli. Kalau memakai nomor Indonesia, paket terbaik setahu saya Indosat. Ada paket 100 GB 100 ribu, untuk 7 hari di Malaysia. Untuk Telkomsel dan XLharga paketnya lebih mahal.
Setelah berangan-angan selama 13 tahun, akhirnya kesampaian juga menginap di hotel Tune KLIA Aeropolis. Kenapa berangan-angan ? karena saya sudah mengetahui hotel ini sejak pertama kali naik Air Asia dan ke Malaysia dan pernah ingin menginap di sini saat transit di hotel yang berada di kawasan terminal LCCT ini (kini jadi terminal kargo). Hotel ini dulu berkonsep tidur nyaman dengan kasur kingkoil, kipas angin, shower mandi yang deras, lainnya (amenities, AC, TV, internet) bayar. Bisa dibilang nenek moyangnya hotel Tune yang kini ada yang tetap bernama Tune, ada yang bernama Red Planet, Kalya, maupun Momo’s.
Jumat, 27 Januari 2023 jam 5 petang kami tiba dari Langkawi, dan esoknya Sabtu, 28 Januari 2023 jam 3 siang kami balik ke Yogyakarta. Daripada capek balik untuk menginap ke Kuala Lumpur, lebih baik menginap di sekitar KLIA2, toh kami sudah puas jalan-jalan di Singapura, KL dan Langkawi selama 6 hari. Booking hotel ini saya lakukan sebulan sebelum keberangkatan, sesaat setelah beli tiket promo MyAirlines KLIA2-Langkawi PP RM 236 untuk 2 orang. Pengalaman liburan kali ini banyak sekali kami temui produk Indonesia ada di Malaysia, seperti Indomie, Nabati, Indocafe, JCo, Gery, Kopiko dll, bahkan ada vending machine. Menariknya harga produk Indonesia di sini lebih murah daripada harga produk setempat. Dulu, meski perkapita Malaysia lebih tinggi tapi harga barang lebih murah, sekarang sudah menyesuaikan.
Setelah ambil bagasi MyAirlines, kami susuri mal KLIA2 dengan membawa troli besar, mampir dulu ke Jaya Grocer, mencari bekal makan malam dan sarapan di Tune Aeropolis sekalian survey apa saja yang bisa saya beli besok untuk oleh-oleh dengan menghabiskan sisa Ringgit yang masih tersisa. Tadinya ragu bawa troli besar ke dalam supermarket, tapi bapak-bapak India manajer toko mempersilakan masuk sekalian bawa troli. Di Jaya Grocer kami beli apel dan roti beserta set caesar salad yang dilengkapi saus Kewpie. Dari sini kami turun ke lantai bawah/dasar menuju Tune KLIA2 untuk menunggu jemputan shuttle bus. Karena ragu, kami mampir dulu ke minimarket KKK membeli roti isi daging dan kari ayam, serta selai kaya Gardenia, sambil menanyakan ke kasir kalau sudah benar arah kami Tune KLIA2.
Sebenarnya ada jalur khusus ke Tune KLIA 2 dari lantai 1, tak apalah lewat lantai dasar, toh sama-sama dekat jaraknya. Di Tune KLIA 2 kami tiba pukul 18.30 dan menemui resepsionis untuk mendaftarkan diri naik shuttle bus Tune KLIA Aeropolis. Dengan ramah, kakak resepsionis menyampaikan shuttle yang pukul 18.00 sudah berangkat, yang masih ada yang pukul 20.00 dan 22.00. Ok, saya daftar yang pukul 20.00 di formulir list dengan tulisan tangan. Tadinya hanya berempat yang menunggu shuttle ini, ada 2 yang datang lebih dulu, hingga 1,5 jam kemudian terkumpul 12 orang. Menunggu di lobby Tune KLIA 2 cukup nyaman, sofa nya empuk dan AC nya sejuk. Tapi ada nyamuk yang masuk menyelinap dari pintu otomatis. Internet U mobile istri dan ChungHwa saya cukup lancar dipakai di sini.
Ketika pukul 20.00 tepat datang bus shuttle dengan pengemudi Melayu. Bus mini muat 12 penumpang plus koper yang bisa disimpan di badan samping bus. Ketika bus memutari hotel untuk keluar, di gate keluar, ada tambahan 1 penumpang lagi yang naik, dibantu menyetop bus oleh pegawai Tune KLIA2. Baik sekali. Bus menyusuri perimeter KLIA sejauh 15 km dengan waktu tempuh 20 menit. Pemandangan pagar bandara, sawit, lampu jalan, KLIA, KLIA2 dan naik turun pesawat di malam hari cukup menarik perhatian kami. Hingga akhirnya tibalah di Tune KLIA Aeropolis di lokasi terminal kargo yang dulu terminal LCC (Low Cost Carrier) Air Asia. Jarak lurus dari KLIA2 mungkin hanya 5 km, namun karena memutar menjadi 15 km.
Lalu kami masuk ke hotel Tune KLIA Aerotel yang pintunya kecil, tidak seperti pintu hotel. Check in dengan menunjukkan passport, karena sudah dipesan lewat Agoda otomatis nama saya sudah terdaftar di list tamu hari itu. Cukup itu, dan bayar pajak turis 10 Ringgit/kamar/malam yang bisa dibayar tunai maupun pakai kartu. Kami minta kamar paling atas, dan dikasih kamar paling atas yaitu 503. Pemandangan dari depan pintu kamar adalah truk kargo dan landasan pacu, sedangkan dari jendela kamar yang terlihat adalah dinding koridor.
Kesan pertama mengenai kamarnya adalah, sempit. Kamar sudah penuh oleh kasur, menyisakan satu space kiri kanan depan kasur untuk lewat 1 orang. Maklum ukuran kamar hanya 10m2, termasuk kamar mandi. Rasanya ini adalah hotel Tune yang paling sempit yang pernah saya inapi. Untungnya harga 280 ribu sudah termasuk AC, selain kipas angin, yang cukup menyegarkan kamar. Dinding kepala dilengkapi kaca besar, lampu dan meja, dinding kanan ada meja lipat, dan di depan kasur ada tempat handuk dan jemuran. Socket listrik ada di 2 tempat. Untuk kamar mandi ada sabun cair, shampoo dan sabun batang. Pasta dan sikat gigi bawa sendiri. Kasur dan bantalnya empuk, selimutnya lembut dan showernya deras sekali, puas untuk mandi (terasa bersih). Buat saya cukup, tapi buat istri saya yang takut berada di ruang sempit, dia bilang takut kalau sendirian (Claustrophobia).
Setelah makan malam roti dari KKK kami ke resepsionis tanya surau dan WIFI. Ternyata username : nomor kamar, password : alamat email (bebas), langsung terhubung dengan WIFI hotel yang kencang (diatas 35 Mbps). Lalu kami salat di surau yang berada di bawah tanah, berdekatan dengan ruang laundry. Surau laki-laki dipisah dengan perempuan, termasuk tempat wudhu nya. Di sini tenang sekali dan sejuk. Usai salat, kami balik ke kamar, melalui lobby yang tampaknya masih ramai orang duduk-duduk dan makan minum di mini kafe hotel yang full music top 40.
Tidur di sini enak sekali, dari jam 9.30 malam hingga jam 5.30 pagi (8 jam tidur) tatkala terdengar kamar sebelah berisik sekali siap-siap check out. Mereka ada di beberapa kamar. Dari ngomongnya kedengaran bahasa Mandarin, kata yang saya kenali hanya wo men Indonesia Bali. Mungkin mereka mau ke Bali. Jam 5.30 pagi Malaysia itu sama dengan jam 4.30 pagi WIB. Atau kalau di Yogyakarta itu terasa seperti 3.30 dinihari, karena waktu salat Subuh di sini 1 jam lebih lambat (di Yogya 4.21 WIB, di sini 6.19 waktu Malaysia). Terus kedengaran lagi anak-anak bangun, menangis, mungkin karena terganggu berisiknya kamar sebelahnya. Kamipun bangun, mandi, salat subuh, sarapan dan bersiap check out. Sarapan kami buat dari 4 burger yang diisi dengan sayur salad dan saus Kewpie, serta custard muffin merk Sinar. Roti burger Jaya Grocer ini enak, manis lembut, tapi tidak mudah robek. Segar dan enak.
Pas pukul 10.20 kami turun ke resepsionis untuk check out dan menunggu shuttle van. Berhubung hanya 4 orang yang akan naik, pagi ini kami dilayani pakai minivan. Kakak resepsionis dengan ramah menanyakan apa kami sudah makan ? kami jawab sudah, lalu ditawari sarapan gratis atau boleh buat makan siang karena disajikan dalam box makanan, silakan pilih american breakfast, nasi lemak atau mee goreng. Istri pilih american breakfast, saya pilih nasi lemak. Dilengkapi dengan 2 botol air mineral Spritzer 500 ml. Sebuah kejutan yang menyenangkan buat kami, karena saya booking tanpa sarapan, eh ternyata dapat sarapan. Kami tunggu shuttle hingga 40 menit kemudian, dengan hiburan lagu top 40. Ternyata cukup lengkap juga jualan makanan minuman yang tersedia di lobby Tune KLIA Aeropolis ini, termasuk minuman yang haram. Sambil menunggu, kakak resepsionis meminta scan QR code Google map untuk mereview hotel mereka, ya tentu saja saya kasih bintang 5/5 dari pengalaman jemputan, surau, tidur lelap dan sarapan gratis yang mereka sediakan.
Van datang tepat pukul 11.00. Driver nya kali ini keturunan Tamil yang ceria, mengemudi dengan cepat sehingga dalam 17 menit menyelesaikan jarak 17 km dari Tune KLIA Aerotel ke Tune KLIA2. Rutenya berbeda dengan tadi malam, kalau tadi malam setengah KLIA ke kiri, siang ini setengah KLIA ke kanan, dengan pemandangan pohon sawit dan Mitsui Factory Outlet. Di jalan perimeter ini sesekali ketemu dengan motor sport yang mengebut di jalanan sepi sekeliling KLIA. Puas menginap di Tune KLIA Aerotel sekaligus menutup seri lawatan Singapura-Kuala Lumpur-Langkawi tahun 2023 ini. Alhamdulillah.
Hotel ini terletak di nomor 13 jalan Lebuh Pasar Besar, 50050 Kuala Lumpur. Dilihat dari peta, lokasinya persis di tengah-tengah kota Kuala Lumpur. Kami menginap 3 malam, 23-26 Januari 2022 dan memesannya mendekati keberangkatan, pesanan sebelumnya hotel Big M dan hotel Silka Maytower kami batalkan. Alasan utama memilih hotel ini adalah letaknya berpemandangan River of LifeMasjid Jamek di utara dan Gedung Sultan Abdul Samad yang didepannya ada Dataran Merdeka di barat, demikian juga KL City Galery dan muzium Tekstil juga di barat. Di selatan ada Central Market/Pasar Seni, di timur ada Petaling Street. Semua berjarak kurang dari 1 km.
Saat check in pukul 19.30 dilayani resepsionis cowok, ramah tapi tidak halus, misalnya kertas, pulpen dan paspor tidak diletakkan pelan-pelan tapi dilempar pelan. Seragamnya warna hitam. Hanya diperlukan paspor dan informasi tempahan/booking lewat apa?saya jawab Agoda. Kami dikasih kamar 205 yang mempunyai 2 jendela, menghadap utara dan barat, sesuai pesanan kamar di Agoda.
Di ruang resepsionis terdapat dispenser, meja dan kursi makan, perpustakaan, sofa empuk. Ada juga kafe, bisa pesan minum dan makan mie instan cup. Setelah dapat kartu kamar, kami pergi ke kamar. Untuk mencapainya harus men-tap kartu kamar di mesin pembaca. Dengan adanya ini, tamu lebih terpantau dan hotel relatif aman dibandingkan jika semua orang bisa akses lift.
Kesan pertama masuk kamar adalah seperti masuk kamar hotel bintang 3 di Indonesia, sebut saja : Amaris, Zest, Fave, Ibis dll. Menyediakan apa yang dibutuhkan. Kamar deluxe tidak ada kulkas, ada safe deposit box (habis baterai), pemanas air untuk kopi/teh, AC, kamar mandi dengan shower air hangat, toilet, meja kerja, kursi kerja, TV (siaran terbatas), kasur double bed. Wi-Fi juga ada dengan kecepatan rendah (lebih rendah daripada internet langganan IndiHome 200 ribu/bulan). Lampu kamar mandi padam, demikian juga lampu baca sisi kanan kasur kosong, disumpal dengan gumpalan kertas minyak. Fitur kamar biasa saja, tapi pemandangannya yang luar biasa. Tidur di sini bisa lelap meskipun di tengah kota. Dari kamar juga sempat bikin timelapse pagi dan sore, pemandangan dari jendela kamar ternyata cukup menarik.
Sarapan model buffet self service (layan diri). Menu hari pertama adalah nasi lemak dengan topping teri kacang, sambal, telur ayam, sosis. Kemudian ada roti tawar dengan topping butter margarin asin dan selai oren. Ada jus oren, susu tawar, kopi. Hari kedua nasi jahe dengan topping dan menu lain yang sama. Hari ketiga sarapan sarapan nasi hainan dengan topping dan menu yang sama dengan hari pertama dan kedua. Meski sederhana, namun mengenyangkan dan cukup enak, apalagi sambalnya, typical sambal melayu, namun selain manis juga terasa pedas (nendang), sehingga tidak terlalu manis. Pas.
Waktu check in dikenakan charge dari kerajaan Malaysia 10 Ringgit per malam, karena 3 malam kena charge 30 Ringgit/kamar. Selain itu bayar deposit 50 ringgit sebagai jaminan kalau ada kerusakan, dan dikembalikan saat check out.
Di samping kiri hotel ada lahan kosong yang saat kami kesana ada instalasi seni dari tali jangkar, yang dibentuk sedemikian rupa menjadi labirin yang bisa buat main anak-anak. Di situ juga menjadi tempat parkir otoped rental. Benar-benar strategis letaknya.
Untuk mencari makan di sini mudah, bisa ke kedai restoran sekitar atau delivery menggunakan aplikasi Grabfood, Foodpanda, Air Asia, MC Donald dll. Dari sini juga bisa naik LRT dari masjid jamek ke IOI Puchong (mal terbesar), KLCC (Petronas, mal Avenue K) , Hang Tuah (mal Lalaport) atau naik MRT ke IKEA (Damansara, Cheras) atau keliling Kuala Lumpur naik bus berbayar (Hop On Hop Off) maupun bus gratis (GoKL).
Overall, sesuai yang dibayarkan dengan yang didapatkan, bahkan lebih kalau melihat lokasinya yang strategis.
7. MyUMobile : informasi sisa kuota U Mobile (Malaysia). Sinyalnya bagus dan bisa dipakai untuk tethering untuk paket yang mahal, untuk paket yang murah tidak bisa digunakan tethering. Tak sebagus sinyal Telkomsel, Indosat, maupun XL di Indonesia. Entahlah kenapa layanan internet dan TV di Malaysia terasa mediocre dibanding layanan di Indonesia.
8. Touch n Go : ewallet no 1 di Malaysia, cuma sempat daftar, tak terpakai karena belanja tunai ataupun pakai debit BCA selama di Malaysia dan Singapura. Kurs debit BCA lebih bagus daripada di money changer.
9. Pulse : cek ongkos, jarak, estimasi waktu naik LRT, MRT di Malaysia (Kuala Lumpur, Penang). Saya pakai untuk cek tarif selama jalan-jalan di Kuala Lumpur 23-25 Januari 2023. Pembelian tiketnya menggunakan mesin tiket, karena touch n go menyisakan deposit yang tidak jelas kapan akan dipakai lagi.
Selain itu saya juga instal :
10. Agoda : pesan kamar hotel, dengan cashback tunai yang punya expired date. Saya pesan Cordia@YIA, Spacepod@lavender, Avenue J Kuala Lumpur, Pemandangan Indah Langkawi, dan Tune Aerotel Sepang Malaysia di aplikasi ini.
11. Air Asia : pesan langsung tiket Air Asia, makanan minuman, taksi online, duty free, belanjaan dll. One stop shopping di Malaysia.
Selain aplikasi diatas, ada juga aplikasi yang pernah saya pakai, terlanjur saya hapus tapi juga bermanfaat, antara lain :
17. My Airlines : maskapai murah semacam Air Asia, tiket lebih miring. Bisa check in online
18. Movit : semacam google map, ada tambahan estimasi tarif dan cara paling efisien
19. Flightradar24 : memeriksa pesawat yang akan, sedang dan telah kita tumpangi, beserta peta dan waktu yang ditempuh. Semua informasi pesawat yang kami naiki didapat dari aplikasi ini.
20. Foodpanda : semacam Grabfood/Gofood, fokus di makanan minuman saja. Pernah saya pakai untuk pesan nasi lemak antarbangsa yang sangat sedap