• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Category Archives: Ho Chi Minh

Ho Chi Minh : Tips Perjalanan Aman dan Nyaman

07 Minggu Okt 2012

Posted by pengingat in Air Asia, Ho Chi Minh, Tips, Vietnam, Wisata

≈ 8 Komentar

Tag

Air Asia, jalan jalan ke ho chi minh, jalan jalan ke Saigon, jalan jalan ke Vietnam, kecurangan yang biasa terjadi di vietna, makanan halal di vietnam, masjid di saigon, money changer di vietnam, scammer di vietnam, tips jalan jalan ke vietnam, transportasi di vietnam


Situasi

Jangan bayangkan Negara Vietnam khususnya Ho Chi Minh City adalah tempat yang terbelakang, anti barat dan kaku. Meski negara sosialis dan pernah mengalahkan Amerika Serikat, nyatanya mereka juga sangat hedonis dan seperti negara ekonomi kapitalis lainnya. Bedanya produk yang dijual adalah produk branded asal Amerika dan Eropa Barat, namun investornya adalah pengusaha dari Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Singapura. Mereka kelihatan sangat terbuka terhadap investasi asing. Istilahnya otak sosialis, perut kapitalis. Mereka juga respek begitu tahu kami dari Indonesia, mungkin karena negara paling besar di ASEAN dan sering membantu mereka (masalah manusia perahu, penengah konflik Spartly, memberi pelatihan/menjadi guru bagi petani kopi hingga mereka kini produsen kopi ke 2 terbesar di dunia setelah Brazil-melampaui Indonesia yang menjadi gurunya). Turis Malaysia sangat banyak, sehingga kami selalu dikira orang Malaysia (maklum muka Melayu) oleh pedagang dan tukang becak/ojek.

Keuangan

–          Siapkan bekal dalam USD, karena kalau beli Dong (VND) di Indonesia susah dan dihargai sama dengan Rupiah (IDR). Padahal di sini 1 USD = 20800 VND. Kalau kita kembalikan ke Rupiah 1 IDR = 2,19 VND. Tapi kalau Rupiah ditukar di sini bisa jadi tidak laku, kalaupun laku tidak mendapat kurs yang wajar.

–          Bawa ATM dari Indonesia. Kartu ATM Indonesia bisa dipakai di sini. Utamanya yang ada logo Visa atau Mastercard. Ada fee nya sekitar 20000-45000 VND. Saya pakai ATM Mandiri, ambil 2 juta VND, saldo di Mandiri berkurang 939 ribu IDR (1 IDR = 2,13 VND)

–          Hati-hati menukar uang di  money changer. Selalu ada fee nya. Saya menukar 100 USD di counter kantor pos pusat Saigon, dipapan kurs 1 USD = 20.800 VND, seharusnya dapat 2.080.000 VND tapi yang saya terima hanya 2.008.000 alias berkurang 72.000 VND dari seharusnya. Entah fee atau korupsi (pendapat pribadi : aroma korupsi terasa di sini-dibanding Jakarta, KL, Singapura atau Bangkok) yang jelas mereka enggan memberikan slip penukaran. Kalaupun diberikan slip, kadang mereka mencoret-coret nomor registrasinya dan ditulis dengan tulisan tangan tanpa copy karbon.

Transportasi

–          Paling aman dan direkomendasikan adalah taksi Vinasun dan Mai Linh yang selalu pakai argometer. Saat tiba sudah malam, kedua taksi sudah tidak ada. Pilihan tinggal 2:  taksi yg ada di luar atau pesan ke travel agent Sasco yang merangkap money changer dan menjual voucher taksi. Harganya USD 16 atau VND 315.000. Saat berangkat ke bandara pakai Vinasun dalam kondisi macet total argonya VND 126.000, biaya parkir bandara VND 10.000, saya berikan VND 200.000, kembaliannya VND 20.000, artinya VND 44.000 diambil sopir sebagai tips. Jadi siapkan uang pas antisipasi tidak punya kembalian seperti yang saya alami. Tiap taksi ada mesin gesek, tapi kebetulan sopir yang bawa kami sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris, plus tidak bisa mengoperasikan mesin gesek. Hanya bisa senyum senyum kebingungan.

4.interior vinasun

interior taksi vinasun, sudah ada mesin gesek nya lho

–          Transport dalam kota bisa menggunakan bis kota yg hanya VND 4.000/jalan, ojek dan becak. Tidak sempat mencoba ketiga moda transportasi ini

–          Jalan kaki. Ini cara termudah dan termurah untuk yang tinggal sekitar distrik 1-Dong Khoi. Trotoar yang lebar, pohon yang besar dan rindang, bangunan yang megah dan enak dilihat, sayang kalau hanya terlewat dengan taksi. Di area ini ada Opera House, Rex Hotel, City Hall, Katedral, Kantor Pos, gedung tertinggi Bitexco yang bisa melihat semua arah kota Saigon, patung Ho Chi Minh, pusat perbelanjaan Diamond, Vincom, Saigon Center, Ben Tanh market dan beraneka toko souvenir, butik, toko kain, pelabuhan untuk kapal wisata Saigon Cruise dan aneka pusat perbelanjaan rakyat Vietnam. Sangat menarik

Makanan halal

–          Kami baru sempat mencoba 2 restoran halal dan 1 KFC untuk makan siang dan malam. Di selingi mi instan halal produk Thailand (I-mee) dan Vietnam (Vifon). Restoran halal yaitu D’Nyonya dan Halal@Saigon. Restoran D’Nyonya lebih mahal, namun pendapat saya rasanya lebih enak, tempat dan karyawannya kelihatan lebih bersih dan menarik (ada beberapa lukisan kanvas yang dipasang di dinding dan di jual) yang punya kelihatannya Chinese Malaysia Muslim terlihat dari kaligrafi Allah-Muhammad terpasang di dinding. Sedangkan Halal@Saigon kabarnya yang punya India non Muslim, tempatnya seperti warung biasa, kurang bersih, namun lebih murah 15%. Contoh Pho di D’Nyonya 90.000 VND di Halal@Saigon 75.000 VND. Ada harga ada rupa. Untuk KFC kurang jelas, karena tidak ada label halalnya. Namun mereka tidak jual menu babi seperti umumnya restoran di Vietnam. Sedangkan mi instan halal dari dua Negara ini bisa dijadikan cemilan, mengingat teksturnya yang renyah dan sudah berbumbu. Apalagi kalau dicampurkan bumbu instan nya, tambah nendang.

Telekomunikasi

–          Telkomsel prabayar (As, Simpati) bisa langsung tersambung dengan operator lokal. Ada SMS konfirmasi dari Telkomsel apa operator rekanannya di Vietnam (VN-Viettel) pastikan selalu tersambung dengan jaringan ini supaya mendapat tariff termurah. Sedangkan kartu Indosat saya (IM3) tidak ada teman operator di Vietnam-tidak ada sinyal sama sekali meski sudah di search jaringan operator lokalnya.

–          WIFI dan jaringan internet tersedia gratis di hotel. Meski sinyal WIFI 1 strip, bisa dipakai untuk streaming youtube tanpa putus. Upgrade software android di Galaxy Note dari OS 2 ke OS 4 hanya perlu waktu kurang dari 1 jam. Padahal kalau pakai WIFI di Indonesia, 2 jam download saja belum tuntas. Entahlah teknologi apa yang mereka pakai.

–          Facebook dan blogging diblokir. Sedangkan website wisata dan perbankan dari Indonesia (situs Bank Mandiri, BCA, BNI) bisa dibuka cepat dan bisa transaksi internet banking dengan aman.

Souvenir dan Oleh-oleh

–          Di internet, banyak wisatawan menyarankan jangan membeli souvenir dan oleh-oleh di Pasar Ben Tanh. Sangat touristy/mahal, harus tawar menawar, banyak barang palsu yang made in China. Lebih baik ke toko souvenir yang banyak di datangi turis Jepang yang kelihatannya sudah sering ke sini. Untuk di daerah Dong Khoi bisa mencari souvenir (kaos) di toko Du Du, dekat pertigaan Sheraton/Masjid Central. Daerah lain bisa cari di google website virtual tourist mengenai Ho Chi Minh City/Saigon. Penilaiannya biasanya jujur/sesuai.

Untuk makan, cari saja di supermarket Thuong Xa Tax-mall Saigon Center. Snack dan makanan halal (antara lain kue wijen, mente goreng dll) yang bisa untuk oleh-oleh bisa ditemukan di sini dengan harga standar supermarket. Buah yang jarang ditemui di Indonesia juga bisa ditemukan di sini misalnya buah Plum, seharga VND 40.000 untuk 8 buah (IDR 2.500/buah).

  • Ada juga souvenir gantungan kunci di bandara seharga USD 4 (Rp 56 ribu), cukup bagus, namun bisa rusak engselnya dalam setahun pakai. Seperti ini (baru dipakai 2020 rusak tahun 2021) :

Airport

-Tan Son Nhat adalah nama bandara di Ho Chi Minh (Saigon) berjarak 7 km dari pusat kota. Tarif taksi meter Vinasun dari pusat kota sekitar VND 140.000 (IDR 65.000/USD 7).

-Air Asia yang terbang ke Vietnam adalah Air Asia Indonesia, Malaysia dan Thailand, belum ada Air Asia Vietnam. Tenaga kerja nya outsourcing masyarakat lokal Vietnam. Tidak ada counter check in yang dedicated untuk Air Asia. Lihat display tempat  check in yang terpampang dekat pintu masuk. Cetak tiket Air Asia di bandara kabarnya USD 3/tiket. Sebaiknya dicetak di tanah air.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ho Chi Minh – Jakarta (4) : Tom Yam D’Nyonya dan Tune Pasar Baru

07 Minggu Okt 2012

Posted by pengingat in Air Asia, Ho Chi Minh, Jakarta, Tips, Vietnam, Wisata

≈ 2 Komentar

Tag

DNyonya Saigon, highland coffee vietnam, imigrasi Vietnam, jalan jalan ke Saigon, jalan jalan ke Vietnam, saigon, tune pasar baru


Hari ini adalah hari terakhir kami di Vietnam, sarapan roti prancis dengan selai, minum teh dan jus jeruk nipis, packing, check out dan titip tas sebelum balik lagi jam 4 ke hotel untuk melanjutkan perjalanan ke Bandara Tan Son Nhat. Setelah check out kami makan siang di D’Nyonya, di sini kami pesan semangkuk besar Tom Yam yang sangat kental bumbunya-super mantap the best lah. Satu mangkuk di hargai VND 99.000 yang cukup buat berdua, tambah nasi 2 porsi, lemon tea dan es Bandung (sirup cocopandan dicampur susu), total kami habis VND 122.000. Bisa dibilang ini adalah makan siang paling saya suka selama di Vietnam, Tom Yam kental dengan porsi jumbo, super yummy rasanya, penutup jalan-jalan yang mengesankan.

4.tom yum, nasi, es bandung dan lemon tea

nasi tom yun D Nyonya saigon dan es bandung

 Puas makan siang yang lezat kami ke mall Vincom yang belum sempat kami kunjungi. Standar saja jualannya, barang-barang ber merk. Dari situ kami lanjutkan jalan ke Saigon Center dimana kami beli tas tangan semacam Eiger seharga VND 292.000 (IDR 140.000) yang kuat dan tebal kainnya untuk bawa bagasi tambahan. Tepat jam 3 kami balik ke hotel, packing dan pesan taksi Vinasun yang kebetulan ada tempat mangkal nya di depan hotel. Perjalanan ke bandara memakan waktu 30 menit karena macet. Kondisinya sangat mirip dengan Bandung yang banyak pohon besar dan lokasi bandara nya di kota. Sesampai bandara kami bisa langsung masuk ke ruang check in tanpa pemeriksaan.

4.check in

bandara Saigon

Banyak sekali turis dan China yang berkunjung ke Vietnam, namun pengawasan mereka lebih ketat. Ada semacam kartu imigrasi dan scanning tas tangan segala. Padahal kalau dari Indonesia dan Negara ASEAN lainnya bebas melenggang kangkung tanpa perlu isi formulir dokumen, hanya diperiksa sekali saja-paspor saat di pintu imigrasi. Untuk Air Asia berhubung belum ada Air Asia Vietnam, maka tenaga kerja di bandara menggunakan tenaga outsourcing lokal yang stricly counter check in dan drop in bagasi baru buka 2,5 jam sebelum keberangkatan. Tak urung antrian koper mengular menunggu di depan counter check in. Sambil menunggu kami habiskan 3 botol/kaleng minuman Vietnam sebelum disita di screening.hehe

Setelah check in kami ke ruang tunggu.

4.teh,sarang burung,jus buah campur

aneka minuman di Vietnam, beli pakai sisa recehan

Di sini dijual bermacam souvenir yang recommended untuk dibeli.

4.toko souvenir dekat ruang tunggu

lihat lihat souvenir di bandara

 Berdasar review turis barat yang pernah tertipu dengan kualitas dan mahalnya barang di Ben Tanh, mereka memilih beli di bandara karena harga lebih murah dan kualitas lebih terjamin. Kopi Highland Coffee isi 15 sachet x 17 gram di hargai USD 3, sedangkan gantungan kunci emas imitasi dihargai USD 4 (ini gambar kondisinya di tahun 2021 setelah pertama dipakai tahun 2020).souvenir vietnam 2021

Pesawat berangkat tepat waktu pada pukul 19.30, sekitar setengah jam kami di atas daratan Vietnam dan menyaksikan daratan yang terang (entahlah apa), setelah itu melalui perairan bebas. Di sini kami diberikan nasi kuning manado

4.naskun manado

nasi kuning manado

dan menu special chicken teriyaki

4.chicken teriyaki

chicken teriyaki

 yang sudah kami pesan sebelumnya. Semuanya lezat. Tepat pukul22.30 kami mendarat di Jakarta. Imigrasi juga cepat dan efisien.

4.sampai di terminal 3 cengkareng

imigrasi terminal 3 jakarta

Kami menuju parkiran bandara, mencari taksi. Disana kami dilayani dengan ramah oleh orang taksi Primajasa, tarif bawah dan sopirnya-orang Sunda sangat ramah dan baca Basmallah sebelum berangkat. Kami diantar sampai hotel tujuan kami di jalan Samanhudi-Pasar Baru, total IDR 100 ribu termasuk biaya bandara dan tips saya untuk sopir. Sesampai di Tune Jakarta kami langsung dilayani resepsionis. Kami sempat foto snap shot yang asyik-bikin fun & enjoy yang hasil jepretannya dikirim ke email kita. Meski hotel budget yang menginap banyak eksekutif lho. Bahkan turis timur tengah yang masih pakai jubah, mereka mampu beli tiket Qatar Airways menginap di sini juga. Sewa handuk dan alat mandi 39 ribu, TV 24 jam 39 ribu, Aqua 1,5 liter 8 ribu.

4.kamar tune

kamar tune pasar baru jakarta

4.ada tvnya

TV di Tune pasar baru Jakarta

Menginap semalam plus sarapan berdua di Kopitiam Oey saya bayar online 210 ribu (dapat diskon promo kartu kredit BNI). Kamar sangat bagus dan baru. Untuk AC, handuk, shampo, sabun dan TV bayar lagi di resepsionis.Overall, nice to stay in here.

4

biaya hari ke empat

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ho Chi Minh (3) : Kantor Pos,Katedral dan Bitexco Tower

06 Sabtu Okt 2012

Posted by pengingat in Air Asia, Ho Chi Minh, Tips, Vietnam, Wisata

≈ Tinggalkan komentar

Tag

Bitexco, halal@Saigon, jalan jalan ke Saigon, jalan jalan ke Vietnam, kantor pos saigon, katedral saigon, taman di saigon


Hari ini kami mulai perjalanan jam 9 pagi setelah sarapan kami susuri jalan Ha Bai Trung melalui gedung SEAMECO, Hotel Intercontinental, Hard Rock Café

3.hard rock cafe vietnam

jalanan sekitar hard rock cafe saigon

dan belok ke arah kantor pos HCMC yang sangat besar

3.Saigon Post Office

kantor pos saigon

. Persis di depannya ada katedral Saigon yang megah tersusun dari batu bata merah

3.katedral saigon

katedral saigon, ada patung yesus dan burung merpati di depannya

Banyak pasangan yang mengambil foto pre wedding di area ini. Untuk kantor pos, gedungnya bagus semacam gedung tua peninggalan Belanda. Di sini kami foto-foto dan membeli kartu pos  plus prangko untuk dikirim ke Indonesia.Harga kartu pos dengan foto khas Vietnam di jual VND 5.000, ongkos kirim ke Indonesia VND 10.500.

3.Dalam kantor pos

interior kantor pos saigon

Petugas kurang ramah dan asyik ngobrol sendiri. Demikian juga dengan petugas penukaran uang yang kurang jujur (baca di bagian tips)

Kami lanjutkan perjalanan melalui taman di depan katedral yang ada patung bunda maria, banyak burung merpati yang kelihatan jinak, ketika di dekati mereka santai saja-tidak terbang.

3.@diamond

bola dunia di diamond plaza

 Dari sini kami lanjutkan ke Diamond Plaza yang berada persis di belakangnya yang menjual aneka produk branded. Untu supermarket dan food court ada di lantai 4. Tak banyak yang bisa saya ceritakan untuk tempat ini, karena itu kami lanjut saja ke taman yang luas dan dipenuhi pohon2 tinggi.

3.kota dengan banyak taman

di taman dekat reunification palace

Konon di situ sering diadakan pertunjukan seni. Tepat di seberangnya ada Reunification Palace, bekas istana Vietnam Selatan yang kini menjadi museum. Kami tak sempat masuk karena jam 11-14 museum ini tutup. Tak jauh dari tempat ini ada konsul jendral Indonesia. Setelah duduk di taman sekitar setengah jam, kami lanjutan perjalanan melalui jalan Pasteur menuju jalan Dong Khoi, makan siang di Halal@Saigon yang berada persis di depan Masjid Jamek. Meski kabarnya yang punya Malaysia (keturunan India) non Muslim, namun makanan dan minuman yang dijual di sini halal semua. Ditandai dengan sertifikat halal dari komunitas Islam Ho Chi Minh City. Di situ kami pesan Pho 2 porsi dan minum lemon tea. Sajiannya melimpah dengan tambahan sayur daun mint, sawi, jeruk nipis dan kecambah besar. Pho nya tanpa bakso, tapi irisan daging sapi yang tebal.

3.pho halal@saigon

pho di halal@saigon, persis di depan masjid jamek

 Segar, nikmat dan mengenyangkan. Setelah itu kami kembali ke hotel untuk istirahat.

Jam 3 sore setelah sholat, kami bersiap melakukan perjalanan selanjutnya menuju pinggir sungai. Jalanan amat ramai ketika mendekati sungai. Extra hati-hati. Di sini ada dermaga kapal wisata, pabrik/dok kapal

3.pemandangan sungai

pemandangan pinggir sungai saigon

 dan taman tempat mancing rakyat Vietnam. Ada juga gedung bank ANZ dan hotel Majestic riverview

3.hotel majestic riverview

hotel majestic yang anggun

 yang menjulang tinggi menghadap sungai. Setelah puas kami lanjut ke Bitexco yang merupakan gedung tertinggi di kota ini. Untuk masuk ke skydeck dan melihat panorama di lantai 49, pengunjung membayar tiket VND 200.000. Semuanya yang datang adalah turis barat dan Jepang. Mungkin bagi kebanyakan masyarakat Vietnam terlalu mahal dan tidak worth it. Tapi bagi wisatawan yang terbatas waktu untuk menghafal kota, sarana ini sanat membantu untuk mengenal kota HCMC. Dari jam 4 sore-7 petang kami bisa lihat HCMC saat siang, sore dan malam yang indah. Apalagi saat sore sempat hujan, muncul pelangi tepat di hadapan kami.

3.sisi timur saigon

pemandangan saigon sisi timur

3.pelangi @saigon

pelangi di saigon

3.saigon river menjelang malam

saigon menjelang malam

3.sisi utara saigon

sisi utara saigon di malam hari

3.sisi barat daya saigon di petang hari

sisi barat saigon menjelang malam

3.bitexco

keterangan mengenai bitexco sebagai gedung tertinggi no 5

3.lift ke bitexco skydeck

lift bitexco

Indah sekali. Jam 7 kami bergegas turun ke lantai dasar gedung dalam waktu kurang 1 menit. Cepat sekali lift gedung ini. Keluar dari gedung Bitexco kami berpapasan dengan eksekutif yang baru keluar dari di gedung ini.  Kami menyeberang jalan ketemu lagi kompleks pertokoan di sepanjang Dong Khoi. Oh ya, ada toko souvenir yang cukup murah-outlet Du Du dekat pertigaan menuju Dong Du. Kaos kualitas baik VND 122.000, beli 5 gratis 1. Alias jadi VND 111.000 (IDR 50.000) per kaus kalau belinya 6. Sebagai bandingan, kaos semacam ini di Ben Tanh harganya VND 250.000. Kami sampai di hotel jam 8 malam setelah sempat nyangkut dulu di toko souvenir lain yang lucu-lucu produknya. Tapi hati-hati di sini tidak 100% local, ada juga barang impor dari China alias bukan made in Vietnam.

3

biaya hari ke 3

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ho Chi Minh (2) : Mengenali Saigon-Paris from East

06 Sabtu Okt 2012

Posted by pengingat in Ho Chi Minh, Tips, Vietnam, Wisata

≈ 2 Komentar

Tag

jalan jalan ke Saigon, jalan jalan ke Vietnam, jalanan Saigon, makanan halal di Saigon, masjid jamek Saigon, Parkson, tips jalan jalan ke vietnam


Hari kedua ini saya bangun jam 3 dinihari sesuai ritme hari-hari di Indonesia. Berhubung badan masih pegel dan mengantuk, setelah sholat malam lanjut subuh jam 4.50, lanjut lagi tidur sampai jam 7. Bangun sudah segar rasanya badan ini. Kegiatan selanjutnya adalah mandi, kemudian sarapan. Untuk sarapan menunya sangat banyak dan beragam, lebih dari 10 masakan antara lain tumisan, capcai, nasi goring dll, namun karena ragu kehalalannya cari yang paling aman yaitu makan roti tawar dan roti prancis yang bisa olesi selai orange dan strawbery. Plus minum teh, jus jeruk nipis dan pisang. Semuanya enak dan bisa di refill sepuasnya. Tamu kebanyakan dari Asia Timur seperti Korea, Jepang dan Cina. Yang dari Asia Tenggara hanya kami berdua.

Sekitar jam 9 kami mulai jalan meninggalkan hotel menuju pusat kota HCMC/Saigon yang ternyata hanya beberapa langkah sudah sampai di hotel Continental, hotel Caravelle dan Saigon Opera House.

Downtown Saigon-HCMC

depan-saigon opera, belakang-hotel continental

suasana jalan

kondisi jalan dekat kami menginap

Taksi Vinasun

Taksi Vinasun

Karena hari minggu, dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan seperti festival anak sekolah, pre wedding, ospek siswa baru dan sebagainya. Banyak hotel dan mobil mewah yang berpadu dengan kesederhanaan masyarakat yang kurang mampu. Mirip-mirip di Jakarta. Tetapi istimewanya di sini adalah banyaknya gedung art deco seperti di Bandung yang berdiri megah menjulang yang terawat dengan baik dan masih tetap digunakan, plus banyak taman

2.taman

hijaunya taman di Saigon

. Perjalanan selanjutnya menyeberang jalan melintasi taman tengah kota di depan City Hall, di sana ada patung Ho Chi Minh-bapak nasional Vietnam yang sedang memangku seorang anak

Patung HCM

patung paman Ho

. Di sana cukup banyak tukang ojek motor maupun xeom (becak) yang menawarkan jasanya. Di seberangnya ada REX Hotel yang dikenal sebagai pertahanan terakhir Amerika saat membela Vietnam Selatan melawan Vietnam Utara saat perang Vietnam di tahun 1975 lalu yang kini menjadi pertokoan dan hotel elit di HCMC.

Hotel Rex

pertahanan terakhir Amerika waktu perang Vietnam

Meski negara komunis seperti Cina, namun aroma kapitalis kembali mencengkeram Vietnam. Produk berbau barat mendominasi pertokoan modern, turis-turis barat juga bebas bersliweran di sini

2.Ini di Vietnam lho

mall kelas atas

. Tapi ada hal yang membuat kami takjub adalah trotoar yang sangat lebar, rata dan nyaman, semacam Orchard di Singapura, dan orang-orang yang tetap ramah.

Tujuan berikutnya adalah pasar Ben Tanh

Muka Ben Tanh market

pasar Ben Tanh

. Pasar yang menyasar ke turis ini menjual aneka souvenir, pakaian, makanan, sayur, daging, kopi, snack dan bumbu-bumbu khas Vietnam. Semua ada di sini. Tipe jualannya pun beragam, ada yang fixed price (tak bisa ditawar) sampai yang bisa ditawar sampai 50%

Pasar Ben Tanh

dalam pasar Ben Tanh

. Untuk souvenir kaos di bagian fixed price terpampang harga mulai 50 ribu Dong sampai 250 ribu Dong (125 ribu Rupiah). Sekalipun paling mahal rasanya tak sebagus dan selembut kaos Mahanagari di Bandung yang lebih murah (90 ribuan). Perlu mikir agak lama sebelum membelinya. Untuk ibu-ibu ada juga baju kurung Vietnam yang elok dipandang. Oh ya, saking banyaknya wisatawan Malaysia, melihat saya dan istri yang berjilbab, mereka menyapa “ Abang, kakak, mampir, ini baju bagus, baju murah, bisa kurang” ,”Malaysia, Kuala Lumpur, good good good” kami senyum-senyum saja mendengar rayuan mereka, mereka tidak tahu kalau kami dari Indonesia.Ha ha ha…..Sepulang dari Ben Tanh kami mampir ke pusat perbelanjaan Thuong Xa Tax yang menjual aneka barang seperti pakaian, perhiasan, makanan dan ada supermarket yang cukup lengkap. Seperti menjadi kebiasaan di suatu tempat yang baru, kami mencari produk bumbu dan makanan lokal yang ada sertifikat halalnya.

2.produk halal

oleh-oleh Vietnam, ada kopi dan enting2 yang enak, saos2 nya kurang enak sehingga kebuang waktu expired

Untuk snack dan bumbu produk Vietnam cukup banyak yang bersertifikat halal, namun untuk jus buah, mi instan, makanan siap santap terpaksa kami membeli produk bersertifikat halal dari Thailand yang cukup banyak di sini. Selain itu ada produk impor dari Malaysia dan Singapura, sedangkan produk Indonesia kami tidak temukan. Harga barang impor di sini lebih mahal daripada di  Indonesia, misal buah Kiwi New Zealand di jual 40 ribu Dong (20 ribu Rupiah) per 2 biji, kalau di Indonesia 15 ribu rupiah saja. Namun buah lokal seperti plum, disini harganya 40 ribu Dong untuk 8 biji. Kalau di Indonesia bisa 2 -3 lipatnya. Keluar dari pertokoan kami melintas depan hotel Caravelle, di sana saya tertarik dengan kelapa yang sudah siap dikonsumsi yang dijual ibu2 pedagang keliling pakai pikulan, ketika saya tanya berapa harganya,  yang jualan tidak menjawab, langsung memecah kelapa, menyerahkan kelapa, setelah istri mulai meminumnya dia bilang sixty thousand (60 ribu Dong~30 ribu Rupiah). Alamak, kami ditodong. Lain kali hati-hati kalau mau beli di pinggir jalan.

Matahari kian naik ke tengah, langit mulai mendung, kami balik lagi ke hotel untuk istirahat. Jam 2 kami merasa sangat lapar dan bergegas mencari tempat makan halal dekat Masjid Central Saigon. Di sana banyak pilihan antara lain Halal@Saigon, D’Nyonya, Baba. Kali ini kami makan di D’Nyonya Penang, ada bendera Malaysia di depan, namun pembelinya bermacam ragam, ada orang Malaysia, Indonesia, Cina yang kemungkinan besar Muslim semua. Restoran ini menjual aneka makanan Vietnam dan Malaysia. Saya pesan nasi goreng penang

2.nasi goreng

nasi goreng ala singapura yang lengket dengan ayam goreng. lumayan

 dan teh tarik

2.minuman

teh tarik dan es jasmine tea

, istri pesan mie khas Vietnam-Pho

2.Pho Vietnam

pho nya enak

 dan teh jasmine. Enak sekali dan porsinya amat sangat banyak, sesuai harganya yang total jendral 220 ribu Dong (110 ribu Rupiah). Recommended buat yang tidak terlalu memikirkan budget. Setelah puas makan minum kami ke Masjid Central (di bangun Muslim India pada tahun 1935) yang ada di sebelahnya. Seperti menemukan oase di tengah gersangnya kehidupan Islam di sini. Di sini pula kami bertemu saudara muslim Champa sebagai takmir masjid dan dari negara lain yang sedang mampir sholat. Posisi masjid ini sangat strategis, persis di samping kiri Hotel Sheraton Saigon dan di tengah kota. Semoga masjid ini tetap bertahan sampai akhir zaman. Amin.

logo masjid

tanda masjid jamek saigon

2.tempat wudhu

tempat wudhu, bisa pakai gayung atau bisa juga pakai pancuran kran

Setelah dari masjid kami kembali ke hotel untuk istirahat siang dan berencana melihat Sungai Saigon (Saigon River) sore harinya. Tepat pukul 4 sore kami berangkat ke sungai yang tak jauh dari hotel. Dari hotel yang berada di  jalan Ha Bai Trung sebenarnya kalau lurus 400 meter sudah sampai sungai, namun kami memilih memutar melalui Dong Du (lokasi masjid Central)belok ke Khoi Dong Khoi, menyeberang jalan raya baru sampai di pinggir. Sore itu tiba-tiba hujan deras sehingga kami tidak jadi ke pinggir sungai. Karena toko-toko di sini kanopi nya lebar, nyaris tak ada limpasan air hujan mengenai kami yang berteduh dibawahnya. Meski hujan asyik juga memandangi lalu lalang jalan raya. Setengah jam kemudian hujan reda dan kami sepakat ke masjid Central untuk sholat maghrib. Sebelum ke masjid, kami mampir dulu ke toko souvenir Du Du yang banyak dikunjungi turis Jepang. Di sini dijual bermacam produk seperti kaos, tas, ukiran, lukisan, bahkan stempel lucu-lucu juga tersedia. Mengenai harga di sini berlaku beli 5 gratis 1 untuk kaos dengan kualitas kain semacam Dagadu. Harganya 113 ribu Dong/biji. Kami ambil 6 bayar 5 totalnya 666 ribu Dong (300 ribu Rupiah), cukup murah daripada di Ben Tanh yang sangat touristy. Keluar toko, kami melintas Sheraton dan sampai masjid menjelang adzan maghrib-nyaris bersamaan dengan Jakarta (posisi barat timur nya hampir sama). Tiba saat sholat ada 2 shaf terisi penuh dengan jamaah di sini berbagai bangsa, dengan imam berwajah melayu. Sangat fasih dan tartil membaca Al Fatihah, Al Kafirun dan Al Ikhlas. Setelah sholat baca wirid seperti halnya di masjid-masjid di Indonesia. Selanjutnya imam duduk di halaman masjid dan berbincang dengan jamaah. Maghrib itu ada jamaah memberikan sekantung kresek uang-beberapa bundel uang ke imam, dan imam memanggil bendahara masjid untuk menerimanya. Ya, masjid ini sedang dalam rencana renovasi sejak dibangun di tahun 1935 lalu, kesempatan ber infak untuk amal jariyah. Leadership imam masjid dan mungkin sekaligus imam umat Islam di HCMC ini sangat terasa. Dari masjid kami balik ke hotel menaruh belanjaan kami, dan jalan lagi mencari makan malam melewati hotel Caravelle, Saigon Opera House dan masuk ke Parkson Mall. Kami menuju ke lantai 4 dimana ada supermarket dan food court. Di supermarket kami belanja bumbu masakan produk halal Vietnam dan buah segar. Kemudian ke KFC (alternative diantara sulitnya cari makanan halal di sini) beli ayam goring panggang. Sepotong ayam panggang dan sepotong ayam oven yang dibungkus alumunium foil plus lalapan, 2 nasi dan cola dihargai 110 ribu Dong. Karena belum begitu lapar kami pesan paket take away. Keluar dari Parkson dalam rintik hujan kami dibuntuti turis Timur Tengah yang lagi bingung cari makan halal, dia Tanya “Are you Muslim ?” dia Tanya restoran Italia yang halal ada dimana. Susah menjawabnya, terus Tanya di mana masjid terdekat, saya katakan satu blok dari sini ada masjid Central. Dari penampilan dan payung hotel yang dipakainya kelihatannya turis tajir. Oh ya, jalan yang kami lalui tadi adalah Dong Khoi-macam Orchard kalau di Singapura. Dengan kondisi agak basah kena rintik hujan, kami balik ke hotel untuk istirahat, kami coba makan menu KFC tadi, ternyata enak dan juicy teksturnya. Semoga halal. Meski pendapatan per kapita rakyat Vietnam hanya setengah per kapita rakyat Indonesia, namun harga makanan restoran halal seperti harga di hotel berbintang (di atas 50 ribu Rupiah/menu), padahal restoran non halal sekitarnya menawarkan paket lengkap all you can eat untuk harga yang sama. Tampaknya masih ada celah bisnis yang belum terisi, yaitu makanan halal dengan harga menengah (20-35 ribu) seperti harga di KFC. Sedangkan makanan pinggir yang murah dan mengandung babi, kelihatannya hanya dikonsumsi orang Vietnam.

2

biaya hari ke dua

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Jakarta – Ho Chi Minh (1) : Berangkat

06 Sabtu Okt 2012

Posted by pengingat in Air Asia, Ho Chi Minh, Tips, Vietnam, Wisata

≈ 6 Komentar

Tag

air asia jakarta ho chi minh, comfort kit Air Asia, debit Mandiri di Vietnam, jalan jalan ke Saigon, jalan jalan ke Vietnam, shuttle bus Cengkareng, Tan Hai Long 4, Terminal 3 Cengkareng, tips jalan jalan ke vietnam


Untuk Air Asia ke HCMC berangkat dari terminal 3 yang bisa ditempuh dengan shuttle bus gratis dari terminal 2 dan 1. Menurut petugas informasi, shuttle bus ini tersedia 24 jam.  Meski belum check in kami sudah bisa masuk ke dalam tanpa perlu menujukkan boarding pass, namun tetap dilakukan screening barang bawaan.

ruang tunggu keberangkatan

ruang tunggu terminal 3 soekarnohatta

Di dalam tersedia tempat makan Bakmi GM dan  Circle K yang posisinya bersebelahan, ada juga donat J.Co yang ada di depan. Restoran padang Minang Bistro juga tersedia dengan harga yang cukup bersaing 25 ribu/menu. karena kabarnya di HCMC susah cari makanan halal, di Circle K kami beli bekal berupa roti. ATM Mandiri, BNI, CIMB Niaga, BRI, BCA, Danamon tersedia di lantai 1 dan 2. Sedangkan money changer ada BNI dan Mandiri. Istri saya yang pertama kali ke sini suka dengan desain terminal 3 yang lain dari terminal 1 &2.

check in terminal 3 jakarta

tempat check in

Lumayan buat nunggu pesawat yang baru berangkat 4 jam lagi. Selain menunggu di tempat tunggu umum, bisa juga menunggu di restoran dan lounge  yang bertarif sekitar Rp 50 ribu/orang dan bisa gratis untuk pemegang kartu kredit tertentu.

De Green Lounge

lounge De Green

Kami naik pesawat tepat pukul  16:30 WIB dengan pesawat AirAsia QZ7736 dari Jakarta menuju Saigon/Ho Chi Minh (HCMC) yang ditempuh selama 3 jam. Waktu Vietnam sama dengan WIB, jadi tak perlu mengubah jam. Di pesawat ini hampir seluruh awaknya orang Indonesia, maklum dari kodenya pun (QZ) sudah ketahuan bahwa ini AirAsia Indonesia. Seragam sekarang lebih sederhana, mirip seragam SPG di toko elektronik. Di pesawat kami di layani terlebih dahulu karena sudah memesan via online jauh-jauh hari yaitu makan nasi padang

nasi padang

nasi padang

 dan nasi kuning manado

nasi kuning manado

nasi kuning

yang masing2 dihargai Rp 35 ribu. Dan juga comfort kit yang terdiri dari bantal leher yg bisa diisi angin, selimut acrylic

comfort kit

masih murah, 75 ribu dapat selimut, bantal leher dan penutup mata

 ukuran 100×160 cm dan penutup mata. Mengenai makanan, rasa standar makan di pesawat-tidak seenak di rumah makan terkenal di darat, namun kali ini nasi dan lauknya melimpah, sampai menggembung kemasannya.

Tepat pukul 18:30 waktu Vietnam pesawat mendarat di Tan Son Nhat Airport, cukup jauh lokasi parkir pesawat dengan tempat pendaratan. Bandaranya bagus, baru dan modern, mirip terminal 3 Cengkareng namun luasnya seperti Bandara Juanda Surabaya. Tempat pemasangan iklan masih banyak yang kosong. Dari sini keluar ke imigrasi. Yang unik di Vietnam tak perlu isi formulir imigrasi, langsung saja ke loket imigrasi yang sangat banyak-ada puluhan, jadi tak perlu lama antri bisa langsung ke loket. Sempat ditebak saya dari Singapura, mungkin saking banyaknya turis dari Singapura ke sini. Mereka cukup respek ketika tahu dari Indonesia, mungkin karena Negara paling besar di ASEAN dan pernah menampung manusia perahu dari Vietnam. Secara umum orang Vietnam lebih kuning dari orang Indonesia, seperti campuran Cina dengan Melayu tapi kadar Cina nya lebih dominan. Baik cowok ceweknya cakep semua untuk ukuran Indonesia. Entah kebetulan karena bekerja di bandara. Di sini banyak mesin ATM yang bisa menerima kartu debit dari Indonesia.  Bahkan ada tulisan iklan dari Visa yang artinya kurang lebih dari manapun kartu debit Visa anda, bisa dipakai di Vietnam. Saya coba pakai debit Mandiri dan tarik tunai di ATM Agribank di ujung kanan pintu kedatangan internasional, saya ambil 2 juta Dong (VND), kena charge 20 ribu Dong (1%), ketika sampai hotel saya cek di Internet Banking Mandiri, terjadi pengurangan 939 ribu rupiah ( 1 rupiah = 2,13 dong). Kurs sebenarnya hari ini 1 rupiah = 2,19 dong, namun kalau bawa Rupiah terus ditukar dengan Dong di money changer Jakarta atau di Vietnam kabarnya 1 rupiah = 1 dong. Cukup worthed mengambil uang di ATM Vietnam pakai debit Visa Mandiri.  Setelah urusan ambil uang,berikutnya kesibukan mencari taksi. Saya cari taksi recommended macam Blue Bird nya HCMC, yaitu Vinasun, tak satupun muncul, Mai Linh yang juga recommended sudah tutup outlet pemesanan taksinya. Tahu kami kebingungan, penumpang AirAsia di sebelah kami yang ternyata orang Vietnam (tadinya saya kira orang Manado) datang dan menyarankan cari ibu2 yang pakai seragam baju khas Vietnam, saya ke outlet Sasco di dalam bandara (bisa masuk lagi meski sudah keluar  bandara) dan dikasih harga 16 USD (315 ribu Dong=150 ribu Rupiah). Kalau dapat Vinasun atau Mai Linh kabarnya cukup bayar 7 USD. Tak apalah, daripada naik taksi tanpa argo di luar yang kabarnya bisa men charge lebih dari satu juta Dong untuk jarak bandara-tengah kota HCMC yang berjarak hanya 8 km. Kendaraan taksi ini menggunakan Toyota Innova yang masih baru (umumnya taksi di HCMC pakai Toyota Innova).

Perjalanan ke tengah kota HCMC memakan waktu sekitar 30 menit, melewati jalan yang penuh bangunan kuno semacam yang ada di Bandung, namun bedanya di sini jalannya lebar lebar. Gemerlap kota begitu terasa, hotel, deretan toko dan di selingi pedagang makanan pinggir jalan yang agak jorok-buang sisa makanan di pinggir jalan. Pukul 20.30 kami tiba di Hotel Tan Hai Long 4 di Jalan Hai Ba Trung No 81 tak jauh-100 meteran dari kawasan elit di HCMC. Kami pesan menginap 3 malam dengan rate 100 USD include tax di kamar superior tanpa jendela, karena sedang penuh, kami diupgrade ke kamar deluxe yang ada jendelanya 2 biji. Lumayan kamarnya, setara dengan hotel bintang 3. Ada TV kabel 40 channel

TV 32 inc

TV nya sudah flat

, AC, 3 tempat colokan listrik yang masing2 2 colokan, lemari, coffee/tea maker, safety deposit box, kamar mandi yang dilengkapi shower,bath up,hairdryer dan amenities lengkap

kamar mandi

kamar mandi bathub

.

1.kamar

tempat tidur yang bersih

1

biaya hari pertama

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • MY Airlines
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 467 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    %d blogger menyukai ini: