Saya ingin sharing mengenai makanan selama di terbang (di udara) dan selama di tujuan wisata (di darat). Untuk perjalanan ke Turki ini kami membawa bekal antara lain :
Magic jar 0,3 liter dan beras yang sudah di bungkus buat sekali masak
Lauk rendang, abon, kering kentang dan gudeg kaleng
Mie gelas, sambal sachet.
Bahan-bahan ini sebagian kami persiapkan dari Bandung dan sebagian kami beli di Kuala Lumpur. Minimal sekali sehari makan masakan sendiri, masak nasi pagi-pagi sebelum mandi, kemudian sarapan karena kami pilih hotel yang menyediakan sarapan pagi , berarti 1x lagi entah makan siang atau malam kami bisa menikmati kuliner setempat.
nasi+kering kentang+simit
Selama perjalanan, ini kuliner yang kami nikmati yang merupakan complimentary, kecuali di Pegasus Airlines (lcc) :
Malindo Air (Bandung-Kuala Lumpur pp), 2 Snack (roti dan biskuit) dan 2 minuman (jus/soda dan air putih). Kalau di website nya dibilang bisa pesan (beli) makanan di bawah sekalian saat beli tiket pertama, tetapi pas mau keberangkatan daftar menu ini hilang. Di pesawat pun sudah tidak jualan.
snack dan minum di malindo air
Qatar Airways (Kuala Lumpur-Doha-Istanbul pp), full meal 4x + snack untuk KL-Doha pp. makanannya enak-enak, terdiri hidangan utama (beef, chicken), salad, roti dengan mentega, coklat, air putih gelas, pilihan minuman. Tetapi tidak ditampilkan di websitenya. Sudah banyak memposting makanan maskapai ini dengan kata kunci : qatar airways meal . Qatar Airways makanan minumannya paling mantap.
bubur ayam qatar air
chicken machboos mirip ayam briyani
tinggal roti
menu lengkap
omelet qatar air
salah satu tambahan minum
braised beef
cheese cake yang enak sekali
Anadolu Jet (Istanbul SAW-Kayseri), roti burger dan air mineral.
meal anadolu
Bus Metro Turizm (Goreme-Denizli), minuman hangat 3x dan air putih free flow.
Bus Pamukkale (Pamukkale-Selcuk), minuman hangat dan air putih
Turkish Airlines (Izmir-Istanbul SAW), dari gambar di laman nya ada burger spesial, hangat dan besar serta pendampingnya,namun itu adalah penipuan publik, kenyataannya cuma sepotong roti dibungkus kertas. Satu-satunya kenyataan yang lebih buruk dari harapan selama jalan-jalan di Turki. Sedangkan minuman tersedia teh, kopi, jus dan susu. Untuk penerbangan jarak jauh-luar negeri menunya lebih lengkap seperti di bawah.
gambar paket turkish
aktual
gambar paket turkish
gambar paket turkish
gambar makanan long haul turkish
gambar makanan long haul turkish
gambar makanan long haul turkish
gambar makanan long haul turkish
Pegasus (Istanbul SAW-Ankara pp). Menu lengkap dijual sekitar 20 TL (75-100 ribu Rupiah).
aktual kacang hijau yang dimasak ala turki
chicken schitzel yang uenak
caesar salad yang gurih segar
kofte. makanan terbaik di maskapai turki
Rasanya sangat enak. Ada logo Do&Co Turkish, mungkin seperti ini hidangan di Turkish Airlines jarak jauh.
Sarapan complimentary hotel
Esra Sultan Petrol-Istanbul : sarapan ala Turki yang sederhana namun enak, setumpuk selai dan mentega beserta roti sebagai tambahan.
sarapan di esra
makanan dengan latar belakang masjid kecil didepan masjid biru
Goreme Garden House (2x) : sarapan ala Turki ditambah telur dadar pada hari pertama dan telur dalam nampan yang wow spektakuler rasanya, menemen, buah zaitun dll. Roti nya juga sangat renyah. Memang ahli orang Turki bikin makanan sedap
renyah sekali roti gandum ini
ini adalah gula, bukan permen
enak banget dah
telur dadar yang enak
Bellamaritimo Hotel-Pamukkale : hotel keluarga ini menyajikan sarapan yang dibuat ayah ibu pengelola hotel. Enak sekali sarapan di sini.
Sarapan di bellamaritimo hotel pamukkale
Ephesus Hostel-Selcuk : Tak sempat sarapan, karena check out lebih awal. Ada jeruk bebas ambil di dapur. Karena musim buah, jeruk, delima, dan anggur ada dimana-mana, dijual sangat murah.
Erboy Hotel-Istanbul (4x) : paling lengkap selama di Turki, ada pojok aneka keju dan roti, pojok buah dan salad, ada pojok telor, sosis & roti telor, ada pojok kopi dan minuman lain. Mantap
Sedangkan jajan di luar sbb :
KL (H1+H2) : makan di Nu Sentral, kedai dekat hotel, BK KL Sentral dan kafe Museum Negara. Makan di KL termasuk murah, dibandingkan makan fast food di kota besar di Indonesia.
Doha (H3+H13) : masih kenyang makan di Qatar Airways 😉
Istanbul (H3+H4) : sarapan di hotel, jajan chesnut dan simit
Goreme (H5+H6) : coba makan di Safak kafe, kafe no 1 di Goreme versi TripAdvisor: Adana Kebab yang lumayan enak. Kopinya juga enak. Baklavanya enak, tapi dibawah ekspektasi.
Adana kebab yang enak di Goreme
Pamukkale (H7) : makan pide, pizza Turki dan Ayran (yoghurt asin) di kafe depan masjid. Enak dan menyehatkan.
Selcuk (H8+H9) : beli tavuk Kebab (Kebab ayam)di pasar pusat kota. lumayan dan cukup murah 4 TL.
Istanbul (H9 sd H13) : sarapan di hotel, jajan kumpir, simit, balik ekmek (burger ikan), makanan supermarket dan makan bekal sudah cukup. Kafe nya agak overprice.
Jatah makan siang green tour, saya pilih sup dan beef casserole
Buah murah di pasar dan sekali beli mi instan
Oh ya, tentang makanan, sebelum berangkat saya penasaran dengan makanan khas daerah yang ditampilkan di prangko Turki ini, sayangnya cuma sebagian yang sudah saya coba, yang lainnya silakan dicoba
Tidak seperti kemarin, setelah bangun dan sholat subuh, mandi, kami keluar hotel menuju lapangan tempat balon diterbangkan sekitar jam 7.30 pagi, yang cukup dekat dengan penginapan. Senang sekali kami bisa melihat banyak balon beterbangan di sekitar kami. Loncat loncat kegirangan, sejauh mata memandang tampaknya cuma kami berdua yang menonton balon terbang. Kaki langit terlihat sejauh mata memandang. Langit biru, matahari bersinar terang, suhu -6 derajat Celsius, perpaduan hangat sinar mentari plus suhu beku, selama 4 hari hasilnya kulit gosong, bibir pecah-pecah. Usai balon tak terlihat turun di lokasi nun jauh di sana, kami balik ke penginapan untuk sarapan. Sarapan yang tetap enak dan bergizi, Â namun dengan hidangan utama yang berbeda dengan kemarin.
Dan pada pukul 09.45 kami dijemput mobil untuk mengikuti Green Tour yang berharga 120 TL, yang karena sudah punya Museum Card dapat diskon 20 TL menjadi 100 TL (410 ribu Rupiah) per orang. Tur ini berlangsung 9 jam, mulai pukul 9.45 dan berakhir pada pukul 18.30. Sebelum berangkat kami check out dan titip tas dulu. Ini penjelasan mengenai tur hijau-Green Tour :
” SOUTHERN (“GREEN”) TOUR: meliputi:
– Esentepe view point merupakan titik terbaik untuk melihat Göreme dan sekitarnya serta pengenalan sejarah Cappadocia.
– Derinkuyu-kota bawah tanah – menjelajahi 8 tingkat kota bawah tanah terbesar Cappadocia
– Lembah Ihlara – menikmati 2,9 km jalan mudah sepanjang sungai melalui lembah hijau subur
– Desa Belisirma untuk makan siang di tepi sungai- pilihan makan siang, saya pilih Beef Casserole sedangkan istri pilih Fish Hotplate.
– Biara batu Selime- struktur agama terbesar di Cappadocia, biara gua ini dulunya rumah bagi orang Hititte, Romawi, Bizantium, Seljuk dan peradaban Ottoman.
– Lembah Merpati viewpoint- melihat rumah mirip kandang merpati diukir dari permukaan batu
– Onyx – menonton pengrajin bekerja membuat kerajinan dari batu Onyx. Aktualnya kami ditawari produk perhiasan lain, tapi tak beli sama sekali juga tidak apa-apa.
– Toko permen dan oleh-oleh. Saya hanya beli kopi dan permen semacam permen rambut nenek.
Perjalanan tur seru karena guide kami-Azad cukup bagus selera humor nya dan sangat fasih berbahasa Inggris. Mungkin dia orang Turki yang paling fasih yang kami temui. Tampilannya seperti aktor sinetron Turki. Ya, di sini berserak orang berwajah rupawan layaknya dewa dewi di patung Yunani. Lebih susah ketemu orang biasa di sini. Dia juga mengerti gunung Tambora yang letusannya mengubah suhu global, dan tertarik ke sana. Dia orang Istanbul tapi merantau di Goreme.
Jpeg
casserole dan nasi turki
sup turki
Setelah tur hijau selesai, masih ada waktu 1,5 jam sebelum kami berangkat ke Pamukkale dari terminal bus Goreme. Di sini cukup banyak tempat makan, tapi kami masih kenyang dengan makan siang tadi. Kami diantar Lisa, orang Selandia Baru yang mengelola penginapan. Ia sudah kemana-mana termasuk Indonesia, tetapi memilih 2,5 tahun ini di Turki. Bus ke Pamukkale yang kami beli adalah bus Suha Turizm, dengan harga tiket sebesar 55 TL (250 ribu Rupiah)/orang. Perjalanan ditempuh dalam 9 jam. Berangkat jam 8 malam dan tiba di Denizli jam 5 pagi. Bus nya sangat bagus, tiap 2 jam berhenti, memberi kesempatan sopir dan penumpang istirahat. Pertama di ….(lupa), kedua di Konya (asal mula sufi) dimana ada heboh perayaan bola, ketiga di ….(lupa juga), dan akhirnya Denizli. Setiap balik ke bus kami diberi minum, bisa pilih jus, teh atau kopi. Tiap kursi ada layar TV yang bisa untuk menonton film, lagu, siaran TV dll. Tapi kami lebih banyak tidur karena capek seharian ikut tur yang jauh dan banyak jalan kaki (lebih dari 6 km catatan gelang Xiaomi saya).
Setelah bangun jam satu malam, saya keasyikan internetan dengan WIFI hotel yang dahsyat kecepatannya. Setelah sholat subuh, tidur. Bangun lagi sudah hampir jam 8. Gagal kami melihat balon udara bertarif paling murah 140 Euro/orang atau 2,1 juta Rupiah yang ditawarkan penginapan untuk penerbangan satu jam tersebut. Baru keesokan harinya sempat mengejar balon udara ini di suhu minus 8 derajat Celcius, ini videonyaÂ
Hotel kami ini berada di Goreme, jantungnya Cappadocia. Cappadocia artinya tempat kuda cantik. Cappadocia sendiri terletak di pusat Anatolia, di jantung negara Turki. Bentang alam yang terdiri dari dataran tinggi lebih dari 1000 m di ketinggian yang ditembus oleh puncak gunung berapi, dengan Gunung Erciyes (Argaeus kuno) dekat Kayseri (Caesarea kuno) menjadi puncak tertinggi di ketinggian 3.916 m. Di selatan, Pegunungan Taurus membentuk batas dengan Kilikia dan Cappadocia terpisah dari Laut Mediterania. Ke barat, Cappadocia dibatasi oleh wilayah historis Likaonia ke barat daya, dan Galatia ke barat laut. Laut Hitam pantai berkisar Cappadocia terpisah dari Pontus dan Laut Hitam, sedangkan untuk Cappadocia timur dibatasi oleh sungai Efrat atas, sebelum sungai yang mengalir ke arah tenggara, ke Mesopotamia, dan dibatasi dataran tinggi Armenia. Karena lokasinya di pedalaman/tengah dan dataran tinggi, Cappadocia memiliki iklim benua, dengan musim panas yang kering panas dan musim dingin bersalju. Curah hujan jarang dan kawasan itu sebagian besar semi-arid.
Kami sarapan jam  9 pagi, dari balkon dekat dapur kami melihat ada 3 balon yang sedang mendarat, sempat diisengi Deniz bahwa semua tamu sudah sarapan dan sarapan sudah di bereskan. Gila saja, kan kemarin dia bilang sarapan jam 8-10. Ternyata berkelakar, kami dipersilakan duduk, dan mereka menyiapkan sarapan ala Turki. Manajemen penginapan Lisa, datang, menyambut kami dengan hangat, kelihatannya ia bule British merantau ke Turki. Tiba-tiba masuk pasangan turis Jepang yang berujar yang artinya kurang lebih” gila, beku menunggu balon udara terbang dari jam 6 sampai jam 8, tidak ada, dan ketika kami balik ke sini, bermunculan balon udara, hahaha”. Ya, pagi itu suhu udara -1 derajat Celsius. Sarapan lezat, dengan zaitun hitam, omelet, gozleme, desert buah campur yoghurt Turki, 4 macam selai dengan roti bertabur wijen yang hangat. Kami sempat dibantu berfoto oleh pasangan muda Turki (tadinya saya kira orang Denmark atau sekitarnya) yang sedang bulan madu. Di sini kami dapat penjelasan dari Lisa mengenai Goreme Open Air Museum, Sunset point, tempat makan yang enak, green dan red tour, serta menjawab pertanyaan kami mengenai lokasi farmer market, yang katanya jarang ada turis yang tertarik. Di situ kami bayar penginapan dan green tour untuk besok yang didiskon 20 TL/ orang karena kami sudah punya Turkey Museum Card yang kami beli di Istanbul kemarin. Ada beberapa museum dalam tur ini yang tercover oleh kartu museum.
peta goreme
peta turki
telur dadar yang enak
Jam 10 kami ke Goreme Open Air Museum yang sudah buka. Tiket masuknya 30 TL (125k Rupiah). Perlu 15 menit berjalan kaki (1,7 km/1,2 mil) dari hotel. Melewati farmers market (tiap Rabu di Goreme, hari lain di kota lain), penyewaan ATV, salah satu tempat peluncuran balon udara, penyewaan kuda dan unta, sampai akhirnya tiba di museum. Goreme Open-Air Museum menyerupai sebuah kompleks biara besar terdiri dari sejumlah biara dengan masing-masing gerejanya. Dengan lukisan dinding yang indah yang warnanya masih mempertahankan semua kesegaran aslinya. Goreme Open Air Museum telah menjadi anggota dari Daftar Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1984, dan merupakan salah satu dari dua situs UNESCO pertama di Turki. Sebagian besar gereja di Goreme Open Air Museum dibuat di abad 10, 11 dan 12. Ada banyak gereja dan kapel di Goreme Open Air Museum tapi yang paling penting adalah: Nunnery, St.Barbara, Apple, Snake, Dark, Sandals dan Buckle. Kalau dilihat orang awam, sepintas tidak ada yang menarik dengan tempat ini. Disarankan bawa catatan sejarahnya, agar lebih menghayati arti tempat ini di zaman dahulu. Pemandangan dari sini sangat cantik. Pelajaran yang bisa kami ambil adalah manusia tidak ada yang abadi, ada masa kejayaan dan masa kepunahan. Museum ini mengingatkan hal itu.
petunjuk audio
balon udara
di depani goa cappadocia
Dari museum jam 1.30 siang, kami balik melalui rute yang sama dengan berangkat tadi, belok kiri ke downtown/pusat kota. Jalannya enak, ada trotoar yang cukup lebar, ada deretan kafe dan toko souvenir. Jalan terus sampai mescit camii (masjid Jamik), disini kami mampir, duduk-duduk di bawah gazebo pohon anggur yang sedang berbuah, dan tampaknya tak ada yang berminat pada anggur ini, karena tampak bekas buah anggur yang terinjak. Masjid yang terawat, ada teras tertutup di depan yang bisa untuk sholat di luar waktu sholat berjamaah, ada bacaan tentang Islam dalam bahasa Jepang, China, Rusia, Perancis, Spanyol, Jerman dll. Kami tak menemukan yang bahasa Inggris ataupun Indonesia. Di sini kami sholat.
Usai sholat, kami jalan ke terminal untuk beli tiket di agen bus yang berjejer. Diantara banyak agen bus, hanya Suha Turizm yang memanggil kami,” bus to Pamukkale, come here”, bapak tua ini seperti sudah tahu kami mau kemana besok. “Where are come from? Malaysia?, ” No, I come from Indonesia”. Si bapaknya langsung menepuk “ahlan wa sahlan bil khair”, haha, malah disambut pakai bahasa Arab, mungkin bapak ini melihat banyak orang Indonesia yang umrah/haji di Mekkah. Harga tiket per orang di counter untuk bis malam Suha Turizm ke Pamukkale adalah 55 TL, lebih murah daripada jika pesan lewat internet yang bertarif 60 TL.
Usai beli tiket, kami menuju Safak cafe yang banyak direkomendasikan oleh turis di TripAdvisor. Dari terminal melewati taman mini yang bersih. Di kafe, kami disambut Safak pemilik kafe, kami pesan Adana Kebab 17 TL, kopi, teh Turki dan 3 potong Baklava. Enak dan unik. Belum pernah kami rasa 3 pesanan kami, kecuali teh Turki. Teh Turki seperti teh wangi, namun lebih pekat, yang kepekatan nya bisa kita atur sendiri. Gula di sini gula pasir dalam bentuk blok . Adana Kebab ini adalah potongan daging domba yang digoreng dan diletakkan di atas nasi atau kentang, ada campuran salad sayur dengan dressing lemon Turki yang segar. Kopinya mantap, pahit, tanpa gula. Baklava nya manis banget, pas dengan kopi.
Usai makan kami jalan kaki ke arah Sunset point yang aksesnya ada di samping masjid Jamik tadi. Jalan menanjak dengan hotel-hotel gua (cave hotel) di sekitarnya. Pemandangan yang indah. Bersama kami ada foto pre wedding dan turis asal India yang juga ke sini. Hari berangsur gelap, dan kami balik melalui farmer market yang sedang beres-beres dagangan/mau tutup. Kami ambil 7 buah jeruk dan 2 buah delima, penjual hanya minta 1.5 TL (6 ribu Rupiah). Murahnya kebangetan.
pasar rabu Goreme
penampakan dari atas
jeruk dan zaitun murah
Karena lelah seharian jalan kaki, usai sholat Isya kami tertidur lelap. Sampai akhirnya saya terbangun jam 12 malam karena mendengar pasangan Turki yang kamarnya disebelah kami bertengkar, saya tidak mengerti bahasanya, tapi kira-kira si istri cemburu pada suaminya. Tidur lagi.