Citilink sebagai low cost carrier budget anak perusahaan Garuda Indonesia juga memberikan fasilitas makanan minuman di pesawat yang bisa dipesan sebelum penerbangan di laman http://www.citilink.co.id
Menunya antara lain : nasi bebek ireng khas (madura), nasi ayam woku (manado), nasi sei sambal susu (kupang), nasi beef maranggi (purwakarta). Harganya Rp 55.000,- /porsi. Ini merupakan kolaborasi chef Renata dan chef Juna dengan dailybox.
Pesan paling lambat 24 jam dari keberangkatan dari Jakarta dengan memasukkan kode booking tiket dan bayar pesanan prebook meal di Citilink.co.id.
Kapan kapan kalau naik Citilink dari Jakarta rencana mau coba ah.
Jalan jalan di YIA (Yogyakarta International Airport) Kulon Progo dapat menjadi alternatif buat masyarakat umum, apalagi jalur ke sana sudah sangat bagus, jalan yang mulus, dan adanya kereta bandara YIA. Area yang dapat digunakan untuk masyarakat umum adalah area public area. Sedangkan untuk airside (check in dan ruang tunggu) hanya untuk penumpang pesawat, ada pemeriksaan tiket dan dokumen lain (vaksinasi dan EKTP) di pintu masuk.
Lantai Mezanin
Kali ini kita jelajahi yang public area nya saja. Dimulai dari stasiun bandara YIA. Berhubung kemarin kesini naik kereta bandara, tempat ini yang pertama kami akses. Selain bisa berfoto di samping kereta, di ruang tunggu juga ada bingkai frame Instagram yang bisa untuk foto-foto. Pengunjung yang naik kendaraan pribadi maupun DAMRI juga bisa masuk stasiun bandara ini dari pintu depan maupun naik dari eskalator/lift. Stasiun ini terhubung dengan lantai mezanin. Di lantai ini ada replika jalan Malioboro, dimana ada butik, gerai UMKM binaan BPD DIY, gudeg Yu Djum dll. Ditengahnya ada 2 eskalator memanjang, tempat duduk, dan miniatur Tugu Yogya. Ada pula robot dinosaurus. Titik hiburan dan foto-foto. Di sini juga ada toilet bersih layaknya di mall besar di kota.
Lantai 2
Dari sini melipir ke kanan, tampak masjid bandara Al Akbar yang elok, berbentuk dome/setengah lingkaran. menyisir ke tepi, sampailah di eskalator/lift naik/turun. Kami naik dulu ke atas-lantai 2, area terminal keberangkatan. Di sini ada patung pangeran Diponegoro naik kuda. boleh ambil foto, tapi tak boleh menyentuh patung. Ada 3 pintu keberangkatan : A,B dan C, berhubung masih sepi penerbangan, hanya dibuka pintu B yang ada di tengah/belakang patung Diponegoro naik kuda. Langit-langit kaca membuat tempat ini terang tanpa pencahayaan lampu. Namun ada spot yang teduh karena tidak full kaca. Aliran udara pun lancar, meski lama-lama agak terasa lengket karena angin dari laut. Kami 2 jam foto-foto di sini sambil makan siang bekal sandwich dan teh tarik yang kami bawa dari rumah. Rencana beli jajan dan air mineral di Indomaret bandara, ternyata Indomaret berada di dalam ruang tunggu bandara khusus penumpang, jadi tidak bisa diakses pengunjung umum.
Lantai 1
Puas di lantai 2, kami turun ke lantai1 menggunakan eskalator. Lantai 1 ini lebih sejuk karena ada 2 kolam besar replika Tamansari dan terlindungi oleh lantai 2. Di sini ada pintu kedatangan konsep lawang papat (4 pintu) dan pameran kereta kuda milik istana Yogya yang sedang dipamerkan. Di dalam pintu kedatangan lantai 1 ini ada Roti O dan AW, sayangnya hanya bisa diakses penumpang yang tiba. Disini ada pula bus dan minibus DAMRI yang siap mengantar penumpang ke berbagai tujuan. Pilar tinggi dan lorong panjang di lantai ini mengingatkan kami dengan bandara kelas dunia Kuala Lumpur, Bangkok dan Hongkong. Di seberang depan terdapat masjid Al Akbar berbentuk dome setengah lingkaran. Di depan terdapat tempat penitipan sepatu/sandal yang siang itu tidak ada petugasnya, kemudian area bebas alas kaki yang sangat panas saat tengah hari, lalu inti masjid yang sangat sejuk dengan ventilasi alami. Toilet ada di sayap kanan dan kiri, terpisah untuk jamaah laki-laki dan perempuan. Sangat cantik masjid ini. Dari masjid ini bisa langsung ke area mezanin melalui jalan miring yang ramah difabel. Tampaknya banyak pengunjung dari wilayah sekitar bandara yang mengkhususkan jalan-jalan ke sini, terdengar dari pembicaraan mereka yang akan berkumpul di tempat parkir jam 3. Bandara sebuah area megah di tengah kawasan pedesaan, diujung barat daya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penerbangan tersedia di sini : Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Air Asia, dengan jurusan : Jakarta, Surabaya, Denpasar, Pekanbaru, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Bandar Lampung. Gerai makanan : Gudeg Yu Djum (lantai Mezanin), AW & Roti O (di dalam lantai 1 kedatangan). Transportasi : kereta bandara (lantai mezanin), DAMRI (lantai 1). Sinyal Telkomsel sangat bagus di sini. Lama perjalanan dengan kereta bandara adalah 39 menit.
Menyenangkan jalan-jalan di area public YIA. Mengingat masih terbatasnya minimarket, mungkin ada baiknya siapkan bekal dan air minum yang cukup. Atau jika ingin wisata kuliner dan belanja di sana juga boleh, karena sudah ada tempat makan khas Jogja seperti Gudeg Yu Djum dan karya UMKM binaan BPD DIY. Di area parkir juga tersedia kedai kopi. Bandara YIA dapat menjadi wisata alternatif di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan batalnya tiket Batik Air dari Bangkok ke Jakarta, mau tak mau tiket Citilink Jakarta ke Yogyakarta juga saya batalkan. Tiket Citilink ini saya beli di Tiket.com. Masih terkait pandemi Covid-19, saya batalkan dengan alasan tersebut pada tanggal 9 April 2020 lalu. Ternyata permintaan refund dengan alasan tersebut ditolak oleh customer service Tiket.com dengan alasan penerbangan saya 21 Agustus 2020 di luar waktu refund terkait pandemi Covid-19 yaitu sampai dengan 31 Mei 2020. Yang refundnya berupa voucher yang berlaku sampai 20 Juli 2020. Akhirnya saya refund atas permintaan penumpang yang meski dapat 75% tapi cash ataupun dikembalikan ke rekening kartu kredit. Prosesnya 30 hari kerja.
Amount of Refunds In accordance with the applicable regulation, we will make refunds to you or the person who has paid for the Ticket or to that person’s order in the percentage as set out in the following schedule:
≥ 72 hours before flight
75% (seventy five percent) of the base Tariff
48 – < 72 hours before flight
50% (fifty percent) of the base Tariff
24 – < 48 hours before flight
40% (forty percent) of the base Tariff
12 – < 24 hours before flight
30% (thirty percent) of the base Tariff
4 – < 12 hours before flight
20% (twenty percent) of the base Tariff
< 4 hours before flight
10% (ten percent) of the base Tariff
Saya tunggu sampai 20 Mei 2020 (42 hari), kok belum masuk juga. Atas dasar itu saya coba hubungi Citilink (via live chat) untuk menanyakan apakah refund saya sudah ditransfer ke Tiket.com, ternyata sudah.
Lalu saya hubungi customer service Tiket.com melalui whatsapp (0855 1500 878) beserta screenshoot live chat saya dengan customer service Citilink, mereka minta bersabar, karena masih dalam antrian, lalu mereka hentikan percakapan. Karena belum puas, saya buka lagi percakapan menanyakan hal itu lagi dan diterima CS yang lain. Akhirnya CS tersebut bilang ini baru 27 hari kerja kak, jadi sabar menunggu. April Mei ternyata banyak tanggal merah, dari 42 hari, ternyata 15 hari adalah weekend dan tanggal merah. Travel agent sudah terima uang dari maskapai kenapa masih ditahan-tahan. Terakhir saya email ke cs@tiket.com dan mereka segera membalasnya, kurang lebih isinya sama dengan chat WA, klaim sedang dalam antrian.
Pagi ini saya cek di kartu kredit ternyata sudah ada kredit berupa refund dari tiket.com senilai 75% harga tiket terdahulu. Alhamdulillah.
Sebelumnya pernah saya tulis pengalaman naik Citilink ini, maskapai anak perusahaan Garuda Indonesia segmen low cost carrier bintang 4 versi Skytrax 2018.
Pemesanan mudah sekali, bisa di online, namun karena beli mendadak, dapat harga cukup tinggi. Bandung – Surabaya hari ini 642 ribu, beli jam 11 pagi buat berangkat jam 5.50 sore. Untung dapat cashback 15% (95 ribu) dari Tokopedia. Malah kalau baru daftar dan coba pertama kali dan masukkan kode promo : COBADONG bisa dapat cashback 20% (maksimal 200 ribu), lumayan banget kan. Ke bandara dari rumah 17 km kena tarif 58 ribu Go Car, makan waktu 50 menit saat berangkat jam 3 sore weekday. Kalau Gojek saya sempat lihat tarifnya 38 ribu, cuma beda 20 ribu, tapi lebih baik naik Gocar karena sedang hujan.
Hari ini, 3 hari setelah penutupan Asian Games 2018, bandara Husein Sastranegara Bandung masih banyak menyisakan kemegahan event ini. Sangat terasa. Inventaris nya pun banyak yang baru dan brand internasional. Check in Citilink sangat mudah, bisa di aplikasinya maupun di website http://www.citilink.co.id. Pas di meja check in tinggal tunjukkan KTP, nanti petugas akan mencetakkan boarding pass.
Ruang tunggu banyak pembenahan. Ada 8 station charging. Masing-masing ada 6 colokan, jadi bisa charge 48 gadget bersamaan. Ada pula meja kursi santai. Tenant baru bermunculan, misal Starbuck, Keris souvenir, Eiger (di dalam), Kunafe (di luar) menambah semarak bandara ini.
Proses boarding lancar, dari terminal ke pesawat jalan kaki, lewat jalur yang aman, karena kebagian kursi no 18, masuknya dari pintu belakang. Ada yang baru dengan seragam pramugari Citilink, warna hijau pupus dengan desain kuncup bunga.
agenda wisata mundur seminggu
suasana parkir pesawat di BDO
seragam baru pramugari citilink
Layanan pramugari /a standar saja, senyumnya tak selebar pramugari Garuda, tapi tetap ramah. Pesawat nya juga baru. Namun terasa sempit untuk tinggi 175 cm. Pesawat on time, baik saat berangkat maupun tiba di terminal 1 Juanda (tempat ketibaan dan keberangkatan Citilink di Surabaya). Oh ya, Citilink sudah mulai mencoba jual paket tambahan, misal pilih kursi+minum+asuransi+lounge tambah 150 ribu, dan paket-paket lainnya. Cukup menarik program baru dari Citilink ini.
Oh ya, kalau perlu hotel, tiket pesawat & kereta api, hiburan, sewa mobil dengan harga bersaing dapat diperoleh di Tiket.com