Tag
bus turki, Cappadocia, green tour, green tour price, ihlara valley, metro turizm, pigeon valley, selime monastery, uchisar
Kamis, 3 Nopember 2016
Tidak seperti kemarin, setelah bangun dan sholat subuh, mandi, kami keluar hotel menuju lapangan tempat balon diterbangkan sekitar jam 7.30 pagi, yang cukup dekat dengan penginapan. Senang sekali kami bisa melihat banyak balon beterbangan di sekitar kami. Loncat loncat kegirangan, sejauh mata memandang tampaknya cuma kami berdua yang menonton balon terbang. Kaki langit terlihat sejauh mata memandang. Langit biru, matahari bersinar terang, suhu -6 derajat Celsius, perpaduan hangat sinar mentari plus suhu beku, selama 4 hari hasilnya kulit gosong, bibir pecah-pecah. Usai balon tak terlihat turun di lokasi nun jauh di sana, kami balik ke penginapan untuk sarapan. Sarapan yang tetap enak dan bergizi, namun dengan hidangan utama yang berbeda dengan kemarin.
Video nya bisa dilihat di https://youtu.be/COfrSx9j1fE
Dan pada pukul 09.45 kami dijemput mobil untuk mengikuti Green Tour yang berharga 120 TL, yang karena sudah punya Museum Card dapat diskon 20 TL menjadi 100 TL (410 ribu Rupiah) per orang. Tur ini berlangsung 9 jam, mulai pukul 9.45 dan berakhir pada pukul 18.30. Sebelum berangkat kami check out dan titip tas dulu. Ini penjelasan mengenai tur hijau-Green Tour :
” SOUTHERN (“GREEN”) TOUR: meliputi:
– Esentepe view point merupakan titik terbaik untuk melihat Göreme dan sekitarnya serta pengenalan sejarah Cappadocia.
– Derinkuyu-kota bawah tanah – menjelajahi 8 tingkat kota bawah tanah terbesar Cappadocia
– Lembah Ihlara – menikmati 2,9 km jalan mudah sepanjang sungai melalui lembah hijau subur
– Desa Belisirma untuk makan siang di tepi sungai- pilihan makan siang, saya pilih Beef Casserole sedangkan istri pilih Fish Hotplate.
– Biara batu Selime- struktur agama terbesar di Cappadocia, biara gua ini dulunya rumah bagi orang Hititte, Romawi, Bizantium, Seljuk dan peradaban Ottoman.
– Lembah Merpati viewpoint- melihat rumah mirip kandang merpati diukir dari permukaan batu
– Onyx – menonton pengrajin bekerja membuat kerajinan dari batu Onyx. Aktualnya kami ditawari produk perhiasan lain, tapi tak beli sama sekali juga tidak apa-apa.
– Toko permen dan oleh-oleh. Saya hanya beli kopi dan permen semacam permen rambut nenek.
Perjalanan tur seru karena guide kami-Azad cukup bagus selera humor nya dan sangat fasih berbahasa Inggris. Mungkin dia orang Turki yang paling fasih yang kami temui. Tampilannya seperti aktor sinetron Turki. Ya, di sini berserak orang berwajah rupawan layaknya dewa dewi di patung Yunani. Lebih susah ketemu orang biasa di sini. Dia juga mengerti gunung Tambora yang letusannya mengubah suhu global, dan tertarik ke sana. Dia orang Istanbul tapi merantau di Goreme.
Setelah tur hijau selesai, masih ada waktu 1,5 jam sebelum kami berangkat ke Pamukkale dari terminal bus Goreme. Di sini cukup banyak tempat makan, tapi kami masih kenyang dengan makan siang tadi. Kami diantar Lisa, orang Selandia Baru yang mengelola penginapan. Ia sudah kemana-mana termasuk Indonesia, tetapi memilih 2,5 tahun ini di Turki. Bus ke Pamukkale yang kami beli adalah bus Suha Turizm, dengan harga tiket sebesar 55 TL (250 ribu Rupiah)/orang. Perjalanan ditempuh dalam 9 jam. Berangkat jam 8 malam dan tiba di Denizli jam 5 pagi. Bus nya sangat bagus, tiap 2 jam berhenti, memberi kesempatan sopir dan penumpang istirahat. Pertama di ….(lupa), kedua di Konya (asal mula sufi) dimana ada heboh perayaan bola, ketiga di ….(lupa juga), dan akhirnya Denizli. Setiap balik ke bus kami diberi minum, bisa pilih jus, teh atau kopi. Tiap kursi ada layar TV yang bisa untuk menonton film, lagu, siaran TV dll. Tapi kami lebih banyak tidur karena capek seharian ikut tur yang jauh dan banyak jalan kaki (lebih dari 6 km catatan gelang Xiaomi saya).
Pengeluaran hari ke 6 :
- Green Tour 2x 100 TL = 200 TL (820 rb Rupiah)
- Pepsi Cola di restoran = 4 TL (17 ribu Rupiah)
- Bus Suha Turizm 2×55 TL =110 TL (500 ribu Rupiah)
- ——————————————————————
- Total = 1,337 juta Rupiah