Setelah 9 tahun, akhirnya membeli ban mobil lagi, terakhir kali Februari 2015 di Daihatsu Setiabudi Bandung, harga persisnya saya lupa, tapi sekitar 850 ribu/ban atau 1,7 juta untuk sepasang ban Bridgestone 250 R15. jauh sebelum itu pada April 2013 juga pernah ganti ban di Banjarmasin. Harga untuk 1 ban 677, sepasang dapat diskon menjadi 1,3 juta. itu harga 9-10 tahun yang lalu seudah termasuk biaya bongkar pasang, rotasi dan nitrogen.
Pagi ini ban saya bocor, kena paku yang menancap tegak lurus ban, entah tertancap dimana karena kemarin kami melakukan perjalanan darat 207 km dari Trenggalek Jawa Timur, melalui Ponorogo, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Sleman, aman saja sampai rumah . Tebakan kami dari bongkaran gedung sebelah selatan perpusda Diy yang tumpah ke jalan yang tak sampai 1 km dari rumah, jadi saat sampai rumah tadi malam kami belum menyadarinya. Alhamdulillah tidak di tengah perjalanan. Jadi ingat kejadian serupa waktu ban mobil sewaan bocor di tengah jalan-jalan di Nusa Dua Bali 2015 lalu melewati kawasan bongkaran gedung.
Kembali ke ban mobil yang bocor, kami mengetahuinya tadi pagi saat mau beli sarapan di tempat yang agak jauh. Karena bocor kami masukkan lagi ke garasi dan kami tinggal untuk cari sarapan soto dekat rumah, usai sarapan baru kami ganti ban yang bocor dengan ban cadangan. Untuk mengganti ban ternyata tidak sulit, yang penting dongkrak bawaan dan kelengkapan moobilnya masih lengkap. kami ikuti saja video yang ada di Youtube ini, setelah beberapa toko ban yang saya hubungi di bawah ini tidak melayani ganti ban home service.
Toko Ban 3 Bintang Putra, Harga Ban Dunlop SP10 Rp 675 ribu, Dunlop Enasave 700 ribu, Bridgestone Techno Rp 730 ribu, Bridgestone Ecopia Rp 815 ribu, Bridgestone Ecopia Rp 1,02 jt. Free pasang, bacance, nitrogen. Saya pilih ini, karena termurah, terdekat dengan rumah dan tidak ada biaya tambahan. Saya dapat ban kode buatan 4822 (minggu ke 48 tahun 2022, berarti baru 12 minggu (3 bulan) dibuat). semoga awet.
UD Madju Ban Jalan Kusumanegara, Harga Ban Dunlop SP10 695 ribu, Dunlop Enasave 730 ribu, Bridgestone Techno harus pesan dulu. Padahal tempatnya lebih proper dan jadi langganan bapak mertua sejak lama, tapi kok tak lengkap. Harga sedikit lebih tinggi dari 3 bintang putra. kalau di telpon adminnya biasanya bilang yang ini 700 ribu, jadinya 675, seolah-olah diskon padahal segitu harganya.
Super Shop & Drive Jalan Magelang, ini merupakan franchise. ketika ditanya home service ganti ban? tidak bisa, harga ban Bridgestone Techno Rp 850 ribu. Mungkin mereka pasang harga eceran tertinggi.
Kesimpulan untuk ganti ban cadangan sangat mudah, lihat tutorialnya di Youtube. Ganti ban disarankan 3 tahun sekali atau 40.000 km. Tapi pengalaman saya yang jarang pakai, 9 tahun dengan jarak tempuh 45.000 km bisa juga baru ganti ban. Sesuaikan kondisi ban, apabila sudah halus bahkan tampak rambut besi nya segera ganti. Oh ya, ganti ban di toko ban biasanya lebih murah daripada di service center resmi ataupun di franchise service mobil.
Kunjungan kami ke Malaysia tahun 2023 ini sama seperti dengan 2019 lalu, yaitu melalui Singapura. Hanya beda di beberapa destinasi yang dikunjungi. Dari Singapura ke Kuala Lumpur naik bus SJE ke imigrasi Singapura lanjut imigrasi Malaysia dan keluar di JB Sentral lanjut taksi Grab 13 Ringgit (8 km) ke Larkin Sentral. Di sini naik bus Mayangsari ke TBS (Terminal Bersepadu Selatan) Kuala Lumpur. Dari TBS sambung lagi ke kota menggunakan LRT ke stesen Masjid Jamek .Dari KL ke Langkawi, dari Langkawi balik ke KL menginap di Tune Aeropolis Sepang lalu balik ke Yogyakarta.
Berikut tips jalan dan makan di Malaysia :
Tiket pesawat : pasca covid19, tiket pesawat belum semurah pra covid19, karena pemerintah mengijinkan maskapai menaikkan tarif untuk menambal kerugian selama covid19. Solusinya beli tiket pesawat semurah mungkin saat ada sale Air Asia, Batik, Citilink, Malaysia Airlines maupun Lion Air. Pernah ada promo Citilink 500 ribu Jakarta KL termasuk bagasi dan makanan.
Hotel : pilih yang cancellation free/ gratis seperti di Agoda, yang pembayarannya via kartu kredit 2-3 hari sebelum kedatangan dan bebas dibatalkan sehari sebelum kedatangan. Biasanya beda sedikit, tak sampai 15 ribu dengan yang tidak bisa dibatalkan. Berguna kalau ada perubahan rencana, atau menemukan hotel yang lebih menarik seperti waktu kami akhirnya menginap di Avenue J hotel Kuala Lumpur.
Makanan : pilih hotel yang menyediakan sarapan gratis atau sudah masuk ke dalam harga kamar, lihat dulu review tamu sebelumnya terkait sarapan di hotel ini. Kadang lebih murah kalau sepaket dengan kamar, sarapan diperlukan karena selama jalan jalan kita perlu asupan gizi yang cukup, kalau sudah di jalan kadang tidak sempat untuk makan. Kalau makan, cobalah makanan setempat atau yang tak biasa di Indonesia seperti nasi dagang, nasi kerabu, nasi lemak, chili crab, tom yam, pho bo, ayam bakar Nando’s, burger Ramly, IKEA Malaysia, Ramen Seirock-ya dll. Kalau tetap ingin masakan Indonesia di luar negeri juga banyak ayam penyet, biasanya peminatnya orang setempat yang pernah ke Indonesia.
Bus : pakai aplikasi Redbus atau Easybook. Waktu ke Malaysia bulan lalu, dapat diskon 6 Ringgit pakai Redbus dari 30 menjadi 24 Ringgit untuk pemakaian pertama instal. Di terminal JB Larkin Johor mulai 1 Januari 2023 ada biaya cetak tiket dan layanan 2 Ringgit/ tiket.
Kereta : Bayar saja pakai tunai di mesin beli tiket LRT/MRT/Monorel. Tidak terlalu signifikan penghematan menggunakan kartu & ewallet Touch N Go kalau cuma buat seminggu, karena untuk Touch N Go harga kartunya saja 10 Ringgit dan saldo minimalnya 5 Ringgit. Dan seperti ewallet lainnya, kadang susah mengosongkan saldonya. Mungkin kalau sudah bisa digunakan di Indonesia baru menarik.
Taksi : paling praktis pakai Grab dengan kartu debit yang tersimpan di aplikasi. Waktu di Malaysia kemarin saya sempat memakai 2 kali, sekali di Johor dan sekali di Kuala Lumpur. Tak ada kendala sama sekali saat pakai debit BCA yang tersimpan di aplikasi Grab dan memakai nomor handphone Indonesia, karena untuk komunikasi dengan driver, tersedia chat dengan driver di aplikasi Grab.
Sewa mobil : sejauh pengalaman saya 2x sewa mobil di Malaysia, tepatnya di Langkawi. Pada Januari 2023 harganya tetap 50 Ringgit sama seperti 2014 (9 tahun lalu) dengan mobil Perodua Viva (kembaran Daihatsu Sirion). Silakan googling dan kontak orangnya untuk menanyakan ketersediaan mobil/kereta. Baik sewa tahun 2014 maupun 2023, saya cuma tunjukkan identitas berupa SIM Indonesia (driver licence) yang dicatat nomornya di kwitansi sewa waktu ketemu di bandara, dan tidak membahasnya waktu memesan mobil via WhatsApp. Untuk isi bensin, di Malaysia kebanyakan metode self service /layan diri, datang ke SPBU Petronas atau Buraq, bayar nanti ada indikator sudah siap diisikan atau belum, atau kalau bingung minta saja kakak kasirnya bantu.
Uang : siapkan 150 Ringgit (tukarkan 500 ribu Rupiah di money changer di Indonesia) untuk persiapan awal, selebihnya tarik tunai debit Visa/Mastercard di Malaysia sesuaikan dengan budget, misal 1 juta per hari (300 Ringgit), Seminggu perlu 7 juta (2100 Ringgit) . Ambil sekali saja karena biaya sekali tarik tunai 25 ribu Rupiah. Debit GPN belum bisa digunakan di Malaysia.
Bayar belanja : bayarnya bisa pakai uang tunai Ringgit yang ditarik via ATM di atas, atau bisa langsung menggunakan debit Visa/Mastercard Anda. Tidak ada biaya 25 ribu seperti tarik tunai, dan kurs nya sama dengan tarik tunai. Aktifkan dulu kartu debit Visa/Mastercard untuk transaksi di luar negeri, untuk BCA caranya mudah, yaitu dengan aktivasi debit Mastercard untuk transaksi internasional di aplikasi BCA Mobile.
Belanja : beberapa produk Malaysia memang bisa di dapat di marketplace Indonesia (Tokopedia, Shopee, Blibli dll) tapi lebih murah kalau kita beli di sana. Yang khas Kopi kopian ( chek hup, ipoh, old town, kluang station dll), coklat (beryl), cake murah (apollo), teh (boh), mie (Maggi, Mamee), bumbu (Adabi, Nyonya, Babas) bisa jadi oleh oleh pulang ke Indonesia.
Imigrasi : setelah covid19 ini lebih ketat. Baik imigrasi Indonesia maupun Malaysia sama sama menanyakan tiket pulang ke Indonesia. Siapkan tiket pulang baik berupa fisik/cetak maupun di handphone. Bahasa tak jadi masalah, karena kedua imigrasi menggunakan Bahasa (Indonesia/Malaysia) yang hampir sama. Bahkan di Singapura pun kadang menggunakan bahasa Melayu. Imigrasi Singapura lebih mudah karena pertanyaannya sudah melalui aplikasi MyICA 3 sampai sehari sebelum datang ke Singapura. Dan di sana memakai autogate.
Internet : kalau mendarat di KLIA terminal 1 & 2 dapat memesan SIMcard di klook, saat tiba, tinggal redeem di counter yang dipilih waktu memesan. Pilihan nya ada Tunetalk dan XPAC. Dulu pernah memakainya waktu 2019 ke Colmar Tropicale dan 2016 waktu transit ke Turki. Saya sendiri beli U mobile dan Digi di Tokopedia, untuk U mobile kurang cepat dan ada paket yang tidak bisa dipakai tethering. Sedangkan Digi cepat, nama operator yang tampil Chunghwa, hanya ada limit kuota 1 GB/hari sesuai paket yang saya beli. Kalau memakai nomor Indonesia, paket terbaik setahu saya Indosat. Ada paket 100 GB 100 ribu, untuk 7 hari di Malaysia. Untuk Telkomsel dan XLharga paketnya lebih mahal.
Setelah berangan-angan selama 13 tahun, akhirnya kesampaian juga menginap di hotel Tune KLIA Aeropolis. Kenapa berangan-angan ? karena saya sudah mengetahui hotel ini sejak pertama kali naik Air Asia dan ke Malaysia dan pernah ingin menginap di sini saat transit di hotel yang berada di kawasan terminal LCCT ini (kini jadi terminal kargo). Hotel ini dulu berkonsep tidur nyaman dengan kasur kingkoil, kipas angin, shower mandi yang deras, lainnya (amenities, AC, TV, internet) bayar. Bisa dibilang nenek moyangnya hotel Tune yang kini ada yang tetap bernama Tune, ada yang bernama Red Planet, Kalya, maupun Momo’s.
Jumat, 27 Januari 2023 jam 5 petang kami tiba dari Langkawi, dan esoknya Sabtu, 28 Januari 2023 jam 3 siang kami balik ke Yogyakarta. Daripada capek balik untuk menginap ke Kuala Lumpur, lebih baik menginap di sekitar KLIA2, toh kami sudah puas jalan-jalan di Singapura, KL dan Langkawi selama 6 hari. Booking hotel ini saya lakukan sebulan sebelum keberangkatan, sesaat setelah beli tiket promo MyAirlines KLIA2-Langkawi PP RM 236 untuk 2 orang. Pengalaman liburan kali ini banyak sekali kami temui produk Indonesia ada di Malaysia, seperti Indomie, Nabati, Indocafe, JCo, Gery, Kopiko dll, bahkan ada vending machine. Menariknya harga produk Indonesia di sini lebih murah daripada harga produk setempat. Dulu, meski perkapita Malaysia lebih tinggi tapi harga barang lebih murah, sekarang sudah menyesuaikan.
Setelah ambil bagasi MyAirlines, kami susuri mal KLIA2 dengan membawa troli besar, mampir dulu ke Jaya Grocer, mencari bekal makan malam dan sarapan di Tune Aeropolis sekalian survey apa saja yang bisa saya beli besok untuk oleh-oleh dengan menghabiskan sisa Ringgit yang masih tersisa. Tadinya ragu bawa troli besar ke dalam supermarket, tapi bapak-bapak India manajer toko mempersilakan masuk sekalian bawa troli. Di Jaya Grocer kami beli apel dan roti beserta set caesar salad yang dilengkapi saus Kewpie. Dari sini kami turun ke lantai bawah/dasar menuju Tune KLIA2 untuk menunggu jemputan shuttle bus. Karena ragu, kami mampir dulu ke minimarket KKK membeli roti isi daging dan kari ayam, serta selai kaya Gardenia, sambil menanyakan ke kasir kalau sudah benar arah kami Tune KLIA2.
Sebenarnya ada jalur khusus ke Tune KLIA 2 dari lantai 1, tak apalah lewat lantai dasar, toh sama-sama dekat jaraknya. Di Tune KLIA 2 kami tiba pukul 18.30 dan menemui resepsionis untuk mendaftarkan diri naik shuttle bus Tune KLIA Aeropolis. Dengan ramah, kakak resepsionis menyampaikan shuttle yang pukul 18.00 sudah berangkat, yang masih ada yang pukul 20.00 dan 22.00. Ok, saya daftar yang pukul 20.00 di formulir list dengan tulisan tangan. Tadinya hanya berempat yang menunggu shuttle ini, ada 2 yang datang lebih dulu, hingga 1,5 jam kemudian terkumpul 12 orang. Menunggu di lobby Tune KLIA 2 cukup nyaman, sofa nya empuk dan AC nya sejuk. Tapi ada nyamuk yang masuk menyelinap dari pintu otomatis. Internet U mobile istri dan ChungHwa saya cukup lancar dipakai di sini.
Ketika pukul 20.00 tepat datang bus shuttle dengan pengemudi Melayu. Bus mini muat 12 penumpang plus koper yang bisa disimpan di badan samping bus. Ketika bus memutari hotel untuk keluar, di gate keluar, ada tambahan 1 penumpang lagi yang naik, dibantu menyetop bus oleh pegawai Tune KLIA2. Baik sekali. Bus menyusuri perimeter KLIA sejauh 15 km dengan waktu tempuh 20 menit. Pemandangan pagar bandara, sawit, lampu jalan, KLIA, KLIA2 dan naik turun pesawat di malam hari cukup menarik perhatian kami. Hingga akhirnya tibalah di Tune KLIA Aeropolis di lokasi terminal kargo yang dulu terminal LCC (Low Cost Carrier) Air Asia. Jarak lurus dari KLIA2 mungkin hanya 5 km, namun karena memutar menjadi 15 km.
Lalu kami masuk ke hotel Tune KLIA Aerotel yang pintunya kecil, tidak seperti pintu hotel. Check in dengan menunjukkan passport, karena sudah dipesan lewat Agoda otomatis nama saya sudah terdaftar di list tamu hari itu. Cukup itu, dan bayar pajak turis 10 Ringgit/kamar/malam yang bisa dibayar tunai maupun pakai kartu. Kami minta kamar paling atas, dan dikasih kamar paling atas yaitu 503. Pemandangan dari depan pintu kamar adalah truk kargo dan landasan pacu, sedangkan dari jendela kamar yang terlihat adalah dinding koridor.
Kesan pertama mengenai kamarnya adalah, sempit. Kamar sudah penuh oleh kasur, menyisakan satu space kiri kanan depan kasur untuk lewat 1 orang. Maklum ukuran kamar hanya 10m2, termasuk kamar mandi. Rasanya ini adalah hotel Tune yang paling sempit yang pernah saya inapi. Untungnya harga 280 ribu sudah termasuk AC, selain kipas angin, yang cukup menyegarkan kamar. Dinding kepala dilengkapi kaca besar, lampu dan meja, dinding kanan ada meja lipat, dan di depan kasur ada tempat handuk dan jemuran. Socket listrik ada di 2 tempat. Untuk kamar mandi ada sabun cair, shampoo dan sabun batang. Pasta dan sikat gigi bawa sendiri. Kasur dan bantalnya empuk, selimutnya lembut dan showernya deras sekali, puas untuk mandi (terasa bersih). Buat saya cukup, tapi buat istri saya yang takut berada di ruang sempit, dia bilang takut kalau sendirian (Claustrophobia).
Setelah makan malam roti dari KKK kami ke resepsionis tanya surau dan WIFI. Ternyata username : nomor kamar, password : alamat email (bebas), langsung terhubung dengan WIFI hotel yang kencang (diatas 35 Mbps). Lalu kami salat di surau yang berada di bawah tanah, berdekatan dengan ruang laundry. Surau laki-laki dipisah dengan perempuan, termasuk tempat wudhu nya. Di sini tenang sekali dan sejuk. Usai salat, kami balik ke kamar, melalui lobby yang tampaknya masih ramai orang duduk-duduk dan makan minum di mini kafe hotel yang full music top 40.
Tidur di sini enak sekali, dari jam 9.30 malam hingga jam 5.30 pagi (8 jam tidur) tatkala terdengar kamar sebelah berisik sekali siap-siap check out. Mereka ada di beberapa kamar. Dari ngomongnya kedengaran bahasa Mandarin, kata yang saya kenali hanya wo men Indonesia Bali. Mungkin mereka mau ke Bali. Jam 5.30 pagi Malaysia itu sama dengan jam 4.30 pagi WIB. Atau kalau di Yogyakarta itu terasa seperti 3.30 dinihari, karena waktu salat Subuh di sini 1 jam lebih lambat (di Yogya 4.21 WIB, di sini 6.19 waktu Malaysia). Terus kedengaran lagi anak-anak bangun, menangis, mungkin karena terganggu berisiknya kamar sebelahnya. Kamipun bangun, mandi, salat subuh, sarapan dan bersiap check out. Sarapan kami buat dari 4 burger yang diisi dengan sayur salad dan saus Kewpie, serta custard muffin merk Sinar. Roti burger Jaya Grocer ini enak, manis lembut, tapi tidak mudah robek. Segar dan enak.
Pas pukul 10.20 kami turun ke resepsionis untuk check out dan menunggu shuttle van. Berhubung hanya 4 orang yang akan naik, pagi ini kami dilayani pakai minivan. Kakak resepsionis dengan ramah menanyakan apa kami sudah makan ? kami jawab sudah, lalu ditawari sarapan gratis atau boleh buat makan siang karena disajikan dalam box makanan, silakan pilih american breakfast, nasi lemak atau mee goreng. Istri pilih american breakfast, saya pilih nasi lemak. Dilengkapi dengan 2 botol air mineral Spritzer 500 ml. Sebuah kejutan yang menyenangkan buat kami, karena saya booking tanpa sarapan, eh ternyata dapat sarapan. Kami tunggu shuttle hingga 40 menit kemudian, dengan hiburan lagu top 40. Ternyata cukup lengkap juga jualan makanan minuman yang tersedia di lobby Tune KLIA Aeropolis ini, termasuk minuman yang haram. Sambil menunggu, kakak resepsionis meminta scan QR code Google map untuk mereview hotel mereka, ya tentu saja saya kasih bintang 5/5 dari pengalaman jemputan, surau, tidur lelap dan sarapan gratis yang mereka sediakan.
Van datang tepat pukul 11.00. Driver nya kali ini keturunan Tamil yang ceria, mengemudi dengan cepat sehingga dalam 17 menit menyelesaikan jarak 17 km dari Tune KLIA Aerotel ke Tune KLIA2. Rutenya berbeda dengan tadi malam, kalau tadi malam setengah KLIA ke kiri, siang ini setengah KLIA ke kanan, dengan pemandangan pohon sawit dan Mitsui Factory Outlet. Di jalan perimeter ini sesekali ketemu dengan motor sport yang mengebut di jalanan sepi sekeliling KLIA. Puas menginap di Tune KLIA Aerotel sekaligus menutup seri lawatan Singapura-Kuala Lumpur-Langkawi tahun 2023 ini. Alhamdulillah.
Selama seminggu di Singapura dan Malaysia 22-28 Januari 2023 telah menempuh jalan kaki rata-rata 12.339 langkah per hari atau meningkat 8.651 langkah per hari di bandingkan waktu berada di Indonesia.
Pencapaian ini tak lepas dari penggunaan angkutan umum selama di sana, dimana berjalan kaki dari suatu tempat ke stasiun /halte. Adapun jalan trotoar di sana terbilang bagus, aman dan nyaman untuk jalan kaki.
Alhamdulillah, dengan jalan kaki ini badan terasa lebih bugar dan berat badan hanya naik 0,5 kg meski kami selalu makan kenyang seminggu di Singapura dan Malaysia untuk memenuhi asupan gizi agar tidak sakit.
Ini adalah kedua kalinya saya mengunjungi Langkawi. Jika dulu menginap di hotel Asia Kuah, sekarang menginap di guest house Pemandangan Indah Padang Matsirat, dengan membatalkan reservasi di hotel Greenish Kuah. Pembatalan ini karena antisipasi tidak dapat rental mobil, mengingat beberapa blogger Indonesia menuliskan pengalaman kesulitannya memenuhi syarat untuk menyewa mobil di Langkawi, dan hanya dapat sewa motor. Kalaupun terpaksa naik taksipun tidak mahal, karena guest house ini dekat bandara Langkawi. Ternyata kekhawatiran itu sirna, tetap mudah mendapatkan sewa mobil di Langkawi, yang penting komunikasi booking mobil/kereta via WhatsApp dengan pemilik sewa beberapa minggu sebelum kedatangan.
Tarif guest house ini murah, hanya 248 ribu. Gambar hotel dan lingkungannya di Google map sangat mirip dengan kondisi aktualnya. Guest house ini bahkan terkesan sunyi, mungkin karena low season, bukan musim liburan. Pemandangan pantai dan bandara tidak terlihat dari sini, untuk melihatnya perlu naik ke atas ada look out yang menjangkau pantai dan bandara yang biasa untuk menonton pameran dirgantara LIMA, yang akan datang akan diadakan 23-27 Mei 2023 nanti. Gambar di google map ataupun agoda yang menunjukkan pemandangan gunung, pantai, sunset dan airport Langkawi itu tidak diambil dari guest house ini, tapi dari look out 260 m di utara guest house ini. Suasana Langkawi benar-benar sunyi dan santai sekali.
Kami dapat kamar nomor 104, ada teras dengan meja dan kursi. Di belakangnya berpemandangan ladang/kebun. Kamarnya agak gelap, berisi kasur ukuran queen, AC, meja kursi, teko pemanas air, teh, kopi, gula, krimer, AC, toilet, shower, TV dengan saluran Astro (kami bingung mengoperasikannya). AC nya agak berisik tapi masih dingin membuat kami nyenyak tidur dari jam 9 hingga 6 pagi (9 jam). Untuk Wi-Fi sangat cepat, perlu minta secarik kertas berisi username dan password yang hanya dapat digunakan untuk satu gadget. Jadi kalau banyak gadget minta yang banyak juga.
Ada kolam renang, shower bilas, kedai, dispenser, microwave dan peralatan makan khusus tamu. Untuk sarapan by order dan tersedia mulai jam 8.30 pagi. Kami tak terlalu banyak mengeksplorasi karena jam 8 sudah check out untuk mengikuti hopping island tour yang mulai jam 8.45 dari jetty kampung baru.
Guest house ini cocok untuk ketenangan, segera istirahat setelah dari bandara, sepi. Kurang cocok buat yang ingin dekat dengan keramaian, duty free, pantai, kuliner, dan sarapan. Termasuk dekat dengan semua tujuan yang pernah saya kunjungi dulu yaitu : skycab, tanjung rhu, maupun yang kami kunjungi saat ini : pasar kamis malam temonyong dan salat jumat masjid al ehsan.