Tag
amalan Ramadan, buka puasa yogyakarta, festival ramadan, gambar tempat wisata, masjid Jogokariyan
Masjid Jogokariyan ini terletak di jalan Jogokariyan no 36, sebelah selatan kota Yogyakarta, diantara pojok beteng selatan Kraton Yogyakarta dan Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Masjid ini sangat terkenal karena keaktifan memberdayakan masyarakat sekitar dalam kegiatannya. Selama Ramadhan, ada kegiatan buka puasa bersama yang menyediakan 2500-3000 porsi tiap hari berupa takjil, makanan, minuman dan buah yang dikerjakan masyarakat sekitar dan para sukarelawan.

Kemarin kami mencoba untuk ikut buka puasa di sana. Pertama adalah mencari tempat parkir. Untuk motor, ada parkiran gedung futsal yang memang sengaja digunakan, ada petugasnya. Untuk mobil yang agak sulit, kami pilih parkir di Superindo Parangtritis, sekalian beli snack dan minuman. Dari situ tinggal menyeberang. Melewati SPBU yang berulang-ulang menyetel himbauan dilarang parkir untuk pengunjung bazaar Kampoeng Ramadhan Jogokariyan, dan memasang pagar pembatas.
Jalan menuju masjid semarak dengan pedagang makanan dan minuman. Bermacam-macam yang dijual, ada dimsum, oden, corndog, pentol, bakso, pecel, sotong bakar, gorengan, minuman rasa bubble gum, dawet dll. Selain itu juga ada angkringan yang jualan permanen di seberang masjid. Benar-benar semarak dan hidup suasananya. Bahkan tahun ini, akun Instagram klub sepak bola Inggris Tottenham Hotspur menampilkan kartun Kampoeng Ramadhan Jogokariyan.

Kami tiba di masjid jam 4 sore, langsung masuk masjid, sedangkan anak-anak sibuk beli makanan minuman di bazaar. Kajian dimulai, yang sudah siap ustad dan para peserta i’tikaf, masjid berangsur-angsur penuh dengan pengunjung dari luar. Sore kemarin yang menjadi pembicara ustad Yusuf. Membahas antara lain istighfar ketika menghadapi segala masalah dunia, sedekah infak subuh sebagai pembuka pintu rezeki, sholat syuruq 12 menit, 1,5 jam setelah subuh, dan bermacam amalan dalam Islam yang ada di aplikasi android Hisnul Muslim. 15 menit menjelang waktu berbuka, kajian selesai, dilanjutkan doa bersama, memohon ampun pada Allah SWT.







Menu buka puasa ini, ta’jil 3 kurma, nasi opor ayam, kerupuk udang, pisang, air mineral gelas, model piring terbang seperti hajatan di Jawa. Alhamdulillah sedap. Cara ini lebih ramah lingkungan karena minim sampah kardus dan plastik yang terbuang. Namun juga beresiko pecah, kabarnya sehari bisa 50 piring yang pecah. Usai buka puasa, sholat maghrib berjama’ah, disarankan waktu ikut ceramah/kajian sudah wudhu, karena kalau sudah tiba waktu sholat, antri panjang untuk wudhu dan bisa ketinggalan jamaah pertama (tadi malam sampai 3x jamaah. Usai sholat kami pulang, melalui bazaar yang masih sangat ramai. Ambil kendaraan di Superindo Parangtritis, dan kami masih sempat sholat Isya plus Tarawih di masjid dekat rumah. Alhamdulillah.
Masjid ini menyediakan penginapan, disamping banyak hotel/losmen yang tak jauh dari masjid.