Salim memberikan voucher Rp25.000 untuk belanja di TaniHub!🍆🍉🍋🥭🥒🍊
Belanja online kebutuhan dapur seperti sayur, buah, daging, telur, dan aneka kebutuhan rumah tangga lainnya ada di TaniHub. Yuk klik https://tanihub.page.link/83Gj dan masukkan kode AGUSSQIX untuk dapatkan voucher dan gratis ongkir dengan minimum belanja Rp150.000.
Dapatkan bonus ratusan ribu dengan sebar kode Bagi-Bagi TaniHub kamu!
TaniHub selalu siap memberikan produk segar terbaik untuk kamu #JadiMakinGampang.
Jalan jalan di YIA (Yogyakarta International Airport) Kulon Progo dapat menjadi alternatif buat masyarakat umum, apalagi jalur ke sana sudah sangat bagus, jalan yang mulus, dan adanya kereta bandara YIA. Area yang dapat digunakan untuk masyarakat umum adalah area public area. Sedangkan untuk airside (check in dan ruang tunggu) hanya untuk penumpang pesawat, ada pemeriksaan tiket dan dokumen lain (vaksinasi dan EKTP) di pintu masuk.
Lantai Mezanin
Kali ini kita jelajahi yang public area nya saja. Dimulai dari stasiun bandara YIA. Berhubung kemarin kesini naik kereta bandara, tempat ini yang pertama kami akses. Selain bisa berfoto di samping kereta, di ruang tunggu juga ada bingkai frame Instagram yang bisa untuk foto-foto. Pengunjung yang naik kendaraan pribadi maupun DAMRI juga bisa masuk stasiun bandara ini dari pintu depan maupun naik dari eskalator/lift. Stasiun ini terhubung dengan lantai mezanin. Di lantai ini ada replika jalan Malioboro, dimana ada butik, gerai UMKM binaan BPD DIY, gudeg Yu Djum dll. Ditengahnya ada 2 eskalator memanjang, tempat duduk, dan miniatur Tugu Yogya. Ada pula robot dinosaurus. Titik hiburan dan foto-foto. Di sini juga ada toilet bersih layaknya di mall besar di kota.
Lantai 2
Dari sini melipir ke kanan, tampak masjid bandara Al Akbar yang elok, berbentuk dome/setengah lingkaran. menyisir ke tepi, sampailah di eskalator/lift naik/turun. Kami naik dulu ke atas-lantai 2, area terminal keberangkatan. Di sini ada patung pangeran Diponegoro naik kuda. boleh ambil foto, tapi tak boleh menyentuh patung. Ada 3 pintu keberangkatan : A,B dan C, berhubung masih sepi penerbangan, hanya dibuka pintu B yang ada di tengah/belakang patung Diponegoro naik kuda. Langit-langit kaca membuat tempat ini terang tanpa pencahayaan lampu. Namun ada spot yang teduh karena tidak full kaca. Aliran udara pun lancar, meski lama-lama agak terasa lengket karena angin dari laut. Kami 2 jam foto-foto di sini sambil makan siang bekal sandwich dan teh tarik yang kami bawa dari rumah. Rencana beli jajan dan air mineral di Indomaret bandara, ternyata Indomaret berada di dalam ruang tunggu bandara khusus penumpang, jadi tidak bisa diakses pengunjung umum.
Lantai 1
Puas di lantai 2, kami turun ke lantai1 menggunakan eskalator. Lantai 1 ini lebih sejuk karena ada 2 kolam besar replika Tamansari dan terlindungi oleh lantai 2. Di sini ada pintu kedatangan konsep lawang papat (4 pintu) dan pameran kereta kuda milik istana Yogya yang sedang dipamerkan. Di dalam pintu kedatangan lantai 1 ini ada Roti O dan AW, sayangnya hanya bisa diakses penumpang yang tiba. Disini ada pula bus dan minibus DAMRI yang siap mengantar penumpang ke berbagai tujuan. Pilar tinggi dan lorong panjang di lantai ini mengingatkan kami dengan bandara kelas dunia Kuala Lumpur, Bangkok dan Hongkong. Di seberang depan terdapat masjid Al Akbar berbentuk dome setengah lingkaran. Di depan terdapat tempat penitipan sepatu/sandal yang siang itu tidak ada petugasnya, kemudian area bebas alas kaki yang sangat panas saat tengah hari, lalu inti masjid yang sangat sejuk dengan ventilasi alami. Toilet ada di sayap kanan dan kiri, terpisah untuk jamaah laki-laki dan perempuan. Sangat cantik masjid ini. Dari masjid ini bisa langsung ke area mezanin melalui jalan miring yang ramah difabel. Tampaknya banyak pengunjung dari wilayah sekitar bandara yang mengkhususkan jalan-jalan ke sini, terdengar dari pembicaraan mereka yang akan berkumpul di tempat parkir jam 3. Bandara sebuah area megah di tengah kawasan pedesaan, diujung barat daya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penerbangan tersedia di sini : Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Air Asia, dengan jurusan : Jakarta, Surabaya, Denpasar, Pekanbaru, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Bandar Lampung. Gerai makanan : Gudeg Yu Djum (lantai Mezanin), AW & Roti O (di dalam lantai 1 kedatangan). Transportasi : kereta bandara (lantai mezanin), DAMRI (lantai 1). Sinyal Telkomsel sangat bagus di sini. Lama perjalanan dengan kereta bandara adalah 39 menit.
Menyenangkan jalan-jalan di area public YIA. Mengingat masih terbatasnya minimarket, mungkin ada baiknya siapkan bekal dan air minum yang cukup. Atau jika ingin wisata kuliner dan belanja di sana juga boleh, karena sudah ada tempat makan khas Jogja seperti Gudeg Yu Djum dan karya UMKM binaan BPD DIY. Di area parkir juga tersedia kedai kopi. Bandara YIA dapat menjadi wisata alternatif di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kereta bandara Yogyakarta (YIA) resmi dapat digunakan untuk umum mulai Jumat, 17 September 2021 dengan 8 jadwal keberangkatan, masing-masing 4x dari stasiun Tugu Yogyakarta, dan 4x dari stasiun bandara YIA. Lama perjalanan 39 menit. Tarif promosi bulan September 2021 untuk rute Yogya-YIA adalah Rp 20.000 (diskon 50%) dan rute Yogya-Wates/Wates-YIA Rp 10.000. Pembelian dapat dilakukan di aplikasi KAI Access dengan pembayaran menggunakan LinkAja ataupun QR code, bisa juga melalui loket dan mesin tiket.
Berikut jadwal Perjalanan KA Bandara YIA mulai 1 September 2021:
1. KA 7053 ; Yogyakarta 05.00 – YIA 05.39
2. KA 7057 ; Yogyakarta 07.20 – YIA 07.59
3. KA 7060 ; YIA 10.25 – Yogyakarta 10.04
4. KA 7063 ; Yogyakarta 10.19 – YIA 10.58
5. KA 6066 ; YIA 11.57 – Yogyakarta 12.36
6. KA 7071 ; Yogyakarta 14.02 – YIA 14.41
7. KA 7072 ; YIA 14.55 – Yogyakarta 15.34
8. KA 7076 ; YIA 16.49 – Yogyakarta 17.28
Letak ruang tunggu untuk kereta bandara di terminal Tugu Yogyakarta adalah paling dekat dengan jalan Pasar Kembang. Ketika masuk akan diperiksa kelengkapan vaksin penumpang (minimal vaksinasi 1) dan KTP, serta tiket pembelian. Bila sudah membeli lewat aplikasi KAI Access, tinggal scan di pintu/gate elektronik saja. Mudah sekali. Ruang tunggu kereta bandara saat ini agak kecil,terlihat beberapa penumpang terpaksa lesehan di lantai. Ada beberapa steker/colokan listrik untuk penumpang. Tersedia toilet bersih. Ada tanda larangan merokok di ruangan.
Kami naik kereta yang berangkat jam 10.19 WIB. Jam 10.05 kereta sudah tersedia, setelah menurunkan penumpang yang baru tiba dari Wates dan bandara YIA. Waktunya hampir bersamaan dengan kereta rel listrik/KRL jurusan Solo Balapan, beda jalur saja. Kereta masih baru, sejuk dan bersih. Ada rak untuk koper. Ada pula 2 steker/colokan listrik di tiap 4 kursi. Karena masih pandemi Covid 19, 4 kursi berhadapan hanya untuk 2 orang penumpang saja. Pemandangan sepanjang jalan adalah sawah dan kampung. Sinyal internet Telkomsel di rute ini timbul tenggelam, kadang ada, kadang hilang, meski belum jauh dari kota Yogyakarta.
Jam 10.58 tepat kereta tiba di bandara YIA. Perjalanan ini 2x lebih cepat daripada kalau naik mobil/bus yang melalui jalan raya yang menempuh jarak 46 km dari kota Yogyakarta. Ketika memasuki kawasan bandara, terasa kemegahannya, bisa langsung masuk tanpa pengecekan tiket di kawasan stasiun bandara yang cukup keren. Dari situ langsung terhubung dengan lantai Mezanin Bandara YIA. Kalau waktu terbatas bisa sejam saja di bandara ini, lalu balik naik kereta ke Wates/Kota Yogyakarta jam 11.57. Berhubung memang niat jalan-jalan di bandara YIA, kami ambil tiket balik yang jam 14.55, alias 4 jam kami berada di bandara YIA. (ada di tulisan berikutnya).
Jam 14.00 setelah salat Dzuhur dan istirahat di masjid bandara (Al Akbar), kami jalan lagi menuju stasiun bandara melalui lantai 1, bersantai di sana, lalu naik eskalator ke mezanin dan ke arah stasiun bandara. Di sini tampaknya makin siang makin ramai pengunjung. Banyak spot foto bertema jalan Maliboro dan tempat UMKM berjualan (makanan dan pakaian). Bahkan taksi gelap pun nekat menawarkan jasanya di sini “saya antar sampai rumah mas, ga perlu ganti angkutan” begitu bujukannya ketika kami melangkah ke stasiun bandara.
Saya beli tiket di aplikasi KAI Access dan bayar pakai LinkAja. Tidak perlu cetak tiket, cukup scan barcode di gate/pintu gerbang. Semua tertib antri. Dan kelihatannya kereta penuh sesuai kuota penumpang (50% selama PPKM). Kereta berangkat tepat pukul 14.55 Tampak gedung-gedung tinggi yang sedang dibangun di sebelah kiri, kabarnya kawasan bandara akan dibangun pusat bisnis smart city dan di utaranya tampak pemandangan pegunungan Menoreh. Terlihat indah. Mungkin lebih indah lagi saat sunset. Pukul 15.34 tepat sampai di stasiun Tugu Yogyakarta. Tempat keluarnya di pintu paling barat dan dikerumuni oleh tukang becak dan taksi. Kami lanjut jalan kaki ke Malioboro untuk naik bus dari halte di sana, sepanjang 500 m jalan banyak pemandangan menarik untuk dilihat. Naik TransJogja bisa menjadi pilihan transportasi yang hemat dan nyaman (tapi agak lama karena berhenti tiap halte). Sampai rumah, 5 km dari jalan Malioboro hanya bayar Rp 1.745 pakai BRIZZI, dibanding bayar taksi online saat berangkat tadi pagi (karena waktu mepet) yang Rp 28.000.
Menyenangkan jalan-jalan ke bandara YIA menggunakan kereta bandara pada hari Minggu, 19 September 2021 ini
Sejak awal tahun ini, kereta api rute Jogja Solo dilayani kereta rel listrik (KRL) Komuter seperti wilayah Jabodetabek. Kereta yang digunakan kereta listrik, ex Jepang dan buatan Inka Madiun. Sebelumnya komuter ini dilayani oleh kereta diesel Prameks (Prambanan Ekspress) yang kini menyisakan rute Jogja Kutoarjo.
Untuk naik kereta KRL Komuter ini diperlukan bukti vaksinasi minimal vaksin 1. Bisa buka di aplikasi peduli lindungi, file foto, maupun cetak kartu di kertas. Dan menggunakan masker double atau N95. Untuk jadwal kereta bisa dilihat di aplikasi KRL Access. Tarifnya sama untuk semua rute, yaitu Rp 8.000 sekali jalan. Pembayarannya bisa menggunakan Emoney (Emoney, Brizzi, Tapcash, Flazz), Ewallet (LinkAja) maupun kartu KRL.
Perjalanan Jogja Solo adalah 1 jam. Berangkat dari Yogya Tugu berhenti di stasiun Lempuyangan, Maguwo, Srowot, Klaten, Gowok, Delanggu, Purwosari, dan terakhir di Solo Balapan. Dilarang makan dan minum di dalam kereta. Dilarang berbicara sesama penumpang. Mengingat kondisi pandemi Covid19 yang belum usai.
Di sekitar pintu selatan stasiun Balapan Solo-50 meter ada sate buntel pak haji Kasdi yang enak sekali. Ada juga selat solo Viens di jalan Hasanuddin-850 meter yang juga enak. Keduanya adalah kuliner khas Solo. Stasiun Balapan Solo terlihat modern, karena ada tangga penghubung ke kereta bandara, KRL Komuter dan terminal Tirtonadi. Sebelum naik ke tangga penghubung diperiksa bukti vaksinasi dan masker double/N95.
Balik ke Jogja naik kereta baru buatan INKA (Industri Kereta Api) Madiun. Nuansa merah merona. Agak berbeda dengan kereta ex-Jepang yang kami naiki dari dari Jogja tadi yang merah maroon. Di stasiun Jogja bisa jalan jalan langsung ke jalan Malioboro yang senantiasa ramai oleh wisatawan. Dan hari Minggu kemarin jalan Malioboro ditutup untuk roda 4, sehingga kami tak bisa naik TransJogja yang murah, terpaksa naik Gocar melewati stasiun Tugu untuk mengantarkan kami pulang ke rumah.