Tag
antiinflamasi, antikolesterol, antinyeri, biaya pengobatan stroke di rumah sakit, biopsi, obat jantung, obat kolesterol, obat vertigo
Sebelumnya saya tidak pernah memperhatikan harga obat di apotek swasta dan apotek rumah sakit daerah. Saat menunggu pengambilan obat di RSUD saya bertanya-tanya, kenapa orang rela antri berjam-jam untuk mengantre obat, padahal kalau beli di apotek swasta di luar jauh lebih cepat. Ternyata alasannya ada 2, yaitu : 1. untuk pasien peserta BPJS rujukan, obatnya gratis 2. untuk pasien yang tidak menggunakan BPJS, harga obat di rumah sakit daerah lebih murah.
Pengalaman saya memang menunjukkan harga murah di apotek rumah sakit pemerintah dibanding apotek swasta. Bagaimana perbandingannya ? misal A=apotek RSUD Tulungagung Jatim, B=apotek online/offline K24 yang biasa tempat saya beli obat untuk keluarga besar.
1. Betahistin 6 mg (vertigo) = A Rp 691, B Rp 1361 (2 x A)
2. Clopidogrel 75 mg (jantung) = Rp 3.603, B Rp 13.170 (3,65 x A)
3. Euthyrox 100mcg (gondok, tiroid) A=Rp 1.233, B Rp 3.444 (2,79 x A)
4. Claneksi 625 mg (antibiotik) A=Rp 6.010, B= Rp 7.274 (1,21 x A)
5. Na Diklofenak (antinyeri) 25 mg A= Rp 158, B=Rp 520 (3,29 x A)
6. Meloxicam (pereda nyeri, radang, inflamasi) 7,5 mg A=Rp 358, B = Rp 520 (1,45 x A)
7. Allopurinol (asam urat) 300 mg tab A= Rp 316, B= Rp 520 (1,64 x A)
8. Candesartan 8 mg tab (hipertensi, jantung) A= Rp 627, B= Rp 6746 (10,76 x A). Hampir 11 x lipat bapak/ibu, mas/mbak, brosis !!!

9. Hyperchol (kolesterol) 300 mg tab A=Rp 6.958, B= Rp 12.982 (1,87 x A)

Bisa dibayangkan betapa menguntungkan bisnis apotek swasta jika penjualannya laris dibandingkan dengan RSUD yang bersifat pelayanan masyarakat dan sebagian dana dibantu pemerintah. Namun dibagian tertentu RSUD juga “tega” kasih tarif mahal seperti Biopsi yang Rp 650.000 dibanding RS akademik UGM Jogja yang hanya Rp 250.000. Hampir 3x lipat. Mungkin dengan hitungan bisnis, karena peralatan Biopsi mereka baru, agar cepat balik modal, tarifnya mahal. Wallahualam. Semoga kita semua sehat selalu dengan menjaga asupan makanan bergizi, berkualitas. Makanan minuman (snack, softdrink, mie, penyedap/vitsin dll) instan/pabrikan memang enak dan murah, namun secara jangka panjang bisa merusak organ tubuh, jika dikonsumsi berlebihan, yang pengobatannya mungkin lebih mahal daripada harga makanan minumannya. Lebih baik konsumsi masakan sendiri di rumah dengan bahan alami yang lebih sehat.
Artikelnya bagus, semangat kak.
SukaDisukai oleh 1 orang
terimakasih
SukaDisukai oleh 1 orang