Minggu lalu kami jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor (KBR). Jam 8 pagi setelah sarapan di hotel Grand Savero, kami mulai jalan melalui trotoar jalan Pajajaran dan menyeberang underpass dekat Botani Square menuju pintu 4. Ternyata pintu 4 ditutup. Terpaksa kami jalan lagi ke arah pintu 1 dimana ini merupakan pintu utama. Kontur jalan naik turun cukup lumayan menguras tenaga yang baru diisi di sarapan tadi.

Di depan pintu 1 banyak orang berfoto/mengambil gambar. Saya sempatkan mengambil foto dan mampir ke ruang informasi untuk mengambil brosur informasi KBR dan paket kegiatan yang ditawarkan. Lalu masuk ke pintu gerbang dengan metal detector. Di sebelah kiri ada loket tiket. Harganya 15 ribu sudah termasuk sumbangan Rp 1000 Palang Merah Indonesia (PMI), kami berdua bayar Rp 30 ribu. Di bagian depan ini ada toko souvenir. Sayangnya barang yang dijual kurang terawat. Kaos yang dijual kualitas kaki lima/emperan dengan harga mulai 65 ribu-165 ribu. Desainnya bagus, hanya bahan kainnya kurang dan kondisi barangnya banyak yang kusam. Kurang terawat.
Di sini mulai tampak motor bersliweran, para pegawai kebun raya menggunakan motor untuk mobilitasnya, demikian juga ada mobil bak terbuka untuk tur. Memang kebun raya ini sangat rindang, keberadaan kendaraan bermotor ini menurut hemat saya mengganggu pejalan kaki. Di bagian depan ini banyak kegiatan ibu-ibu senam sehat. Istana Bogor juga terlihat dekat kolam.
Karena ada janji dengan teman, kami susuri jalan hingga mendekati pintu masuk pintu 3 yang ternyata ada di depan hotel Grand Savero tempat kami menginap. Tahu gitu tadi masuk lewat sini saja, tidak perlu jalan jauh dan tidak telat mengikuti acara. Mungkin sebaiknya koordinasi dengan panitia dimana lokasi masuknya sebelum acara agar lebih praktis. Namun sebenarnya ada manfaatnya, yaitu memaksa kami mengeksplorasi KRB dan berolahraga. Catatan langkah kaki kami di KRB ini 8000 langkah, lumayan. Serasa jalan-jalan di Singapura yang tidak ada angkot, kemana-mana naik MRT.
Kebun Raya Bogor ini sangat besar, mungkin lebih besar dari Botanic Garden Singapore, dan tentu lebih sejuk karena di ketinggian. Mungkin yang bisa diperbaiki toko souvenir layaknya souvenir di museum seni Islam Malaysia atau Bank Negara Malaysia yang bersih terawat. Mobilitas pegawai menggunakan motor/sepeda listrik. Konsistensi informasi, karena informasinya pintu 4 dibuka saat weekend, ternyata weekend kemarin tutup.
Recommended untuk mengunjungi Kebun Raya (KRB) saat ke Bogor. Dibandingkan Botanic Garden Singapore (BGS) ini datanya :
Elevasi rerata : KRB 246 m dpl (lebih sejuk), BGS 100 m, Spesies tanaman : KRB 15.000 (lebih kaya), BGS 10.000, luas : KRB 87 hektar (lebih luas), BGS 82 hektar, pengunjung : KRB 800.000 (lebih sepi), BGS 4.500.000 per tahun, diresmikan : KRB tahun 1817 (lebih tua), BGS tahun 1859, biaya masuk : KRB Rp 15.000, BGS gratis hanya bayar kalau masuk ke orchid garden SGD 5 (Rp 50.000).

Menyukai ini:
Suka Memuat...