• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Monthly Archives: Oktober 2017

Kemana Pindahnya Daya Beli? 

31 Selasa Okt 2017

Posted by pengingat in Bisnis, Tips, Wisata

≈ 2 Komentar

Tag

gaya hidup, Kemana larinya uang, lifestyle, pindahnya uang dari sektor perdagangan ke pariwisata


Ada tulisan yang menarik terkait kemana pindahnya daya beli, dari sektor riil dimana pusat perbelanjaan elektronik dan pakaian sepi, sementara toko online cuma mampu menarik 1%. Berikut tulisan pak Yuswohady, pakar marketing yang biasa menulis di majalah Swa :

Welcome Leisure Economy
by yuswohady
The Phenomenon

Dalam 3 bulan terakhir muncul diskusi publik yang menarik mengenai fenomena turunnya daya beli konsumen kita yang ditandai dengan sepinya Roxi, Glodok, Matahari, Ramayana, Lotus, bahkan terakhir Debenhams di Senayan City.
Anggapan ini langsung dibantah oleh ekonom karena dalam lima tahun terakhir pertumbuhan riil konsumsi masyarakat robust di angka sekitar 5%. Kalau dilihat angkanya di tahun ini, pertumbuhan ekonomi sampai triwulan III-2017 masih cukup baik sebesar 5,01%. Perlu diingat bahwa konsumsi masyarakat (rumah tangga) masih menjadi kontributor utama PDB kita mencapai 54%.
Sebagian pakar mengatakan sepinya gerai ritel konvensional tersebut disebabkan oleh beralihnya konsumen ke gerai ritel online seperti Tokopedia atau Bukalapak. “Gerai-gerai tradisional di Roxi atau Glodok telah terimbas gelombang disrupsi digital,” begitu kata pakar.
Kesimpulan ini pun misleading karena penjualan e-commerce hanya menyumbang 1,2% dari total GDP kita, dan hanya sekitar 0,8% (2016) dari total penjualan ritel nasional. Memang pertumbuhannya sangat tinggi (eksponensial) tapi magnitute-nya belum cukup siknifikan untuk bisa membuat gonjang-ganjing industri ritel kita.
Kalau konsumen tak lagi banyak belanja di gerai ritel konvensional dan masih sedikit yang belanja di gerai online, maka pertanyaannya, duitnya dibelanjakan ke mana?
The Consumers
Tahun 2010 untuk pertama kalinya pendapatan perkapita masyarakat Indonesia melewati angka $3000. Oleh banyak negara termasuk Cina, angka ini “keramat” karena dianggap sebagai ambang batas (treshold) sebuah negara naik kelas dari negara miskin menjadi negara berpendapatan menengah (middle-income country).
Ketika melewati angka tersebut, sebagian besar masyarakatnya adalah konsumen kelas menengah (middle-class consumers) dengan pengeluaran berkisar antara $2-10 perhari. Di Indonesia, kini konsumen dengan rentang pengeluaran sebesar itu telah mencapai lebih dari 60% dari total penduduk.
Salah satu ciri konsumen kelas menengah ini adalah bergesernya pola konsumsi mereka dari yang awalnya didominasi oleh makanan-minuman menjadi hiburan dan leisure. Ketika semakin kaya (dan berpendidikan) pola konsumsi mereka juga mulai bergeser dari “goods-based consumption” (barang tahan lama) menjadi “experience-based consumption” (pengalaman). Experience-based consumption ini antara lain: liburan, menginap di hotel, makan dan nongkrong di kafe/resto, nonton film/konser musik, karaoke, nge-gym, wellness, dan lain-lain.
Pergeseran inilah yang bisa menjelaskan kenapa Roxi atau Glodog sepi. Karena konsumen kita mulai tak banyak membeli gadget atau elektronik (goods), mereka mulai memprioritaskan menabung untuk tujuan liburan (experience) di tengah atau akhir tahun. Hal ini juga yang menjelaskan kenapa mal yang berkonsep lifestyle dan kuliner (kafe/resto) seperti Gandaria City, Gran Indonesia, atau Kasablanka tetap ramai, sementara yang hanya menjual beragam produk (pakaian, sepatu, atau peralatan rumah tangga) semakin sepi.
The Shifting
Nah, rupanya pola konsumsi masyarakat Indonesia bergeser sangat cepat menuju ke arah “experience-based consumption”. Data terbaru BPS menunjukkan, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga yang terkait dengan “konsumsi pengalaman” ini meningkat pesat. Pergeseran pola konsumsi dari “non-leisure” ke “leisure” ini mulai terlihat nyata sejak tahun 2015
Untuk kuartal II-2017 misalnya, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95% dari kuartal sebelumnya 4,94%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini dinilai melambat lantaran konsumsi rumah tangga dari sisi makanan dan minuman, konsumsi pakaian, alas kaki, perumahan dan perlengkapan rumah tangga, (goods-based) hanya tumbuh tipis antara 0,03-0,17%. Sementara konsumsi restoran dan hotel (experience-based) melonjak dari 5,43% menjadi 5,87%. “Jadi shifting-nya adalah mengurangi konsumsi yang tadinya non-leisure untuk konsumsi leisure,” ucap Ketua BPS, Suhariyanto.
Studi Nielsen (2015) menunjukkan bahwa milenial yang merupakan konsumen dominan di Indonesia saat ini (mencapai 46%) lebih royal menghabiskan duitnya untuk kebutuhan yang bersifat lifestyle dan experience seperti: makan di luar rumah, nonton bioskop, rekreasi, juga perawatan tubuh, muka, dan rambut.
Sementara itu di kalangan milenial muda dan Gen-Z kini mulai muncul gaya hidup minimalis (minimalist lifestyle) dimana mereka mulai mengurangi kepemilikian (owning) barang-barang dan menggantinya dengan kepemilikan bersama (sharing). Dengan bijak mereka mulai menggunakan uangnya untuk konsumsi pengalaman seperti: jalan-jalan backpacker, nonton konser, atau nongkrong di coffee shop.
Berbagai fenomana pasar berikut ini semakin meyakinkan makin pentingngnya sektor leisure sebagai mesin baru ekonomi Indonesia. Bandara di seluruh tanah air ramai luar biasa melebihi terminal bis. Hotel budget di Bali, Yogya, atau Bandung full booked tak hanya di hari Sabtu-minggu, tapi juga hari biasa. Tiket kereta api selalu sold-out. Jalan tol antar kota macet luar biasa di “hari kejepit nasional”. Destinasi-destinasi wisata baru bermunculan (contoh di Banyuwangi, Bantul atau Gunung Kidul) dan makin ramai dikunjungi wisatawan.
Sektor pariwisata kini ditetapkan oleh pemerintah sebagai “core economy” Indonesia karena kontribusinya yang sangat siknifikan bagi perekonomian nasional. Saat ini sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa kedua terbesar setelah kelapa sawit dan diproyeksikan 2-3 tahun lagi akan menjadi penyumbang devisa nomor satu. Ini merupakan yang pertama dalam sejarah perekonomian Indonesia dimana pariwisata menjadi tulang punggung ekonomi bangsa.
Tak hanya itu, kafe dan resto berkonsep experiential menjamur baik di first cities maupun second cities. Kedai kopi “third wave” kini sedang happening. Warung modern ala “Kids Jaman Now” seperti Warunk Upnormal agresif membuka cabang. Pusat kecantikan dan wellness menjamur bak jamur di musim hujan. Konser musik, bioskop, karaoke, hingga pijat refleksi tak pernah sepi dari pengunjung. Semuanya menjadi pertanda pentingnya leisure sebagai lokomotif perekonomian Indonesia.
The drivers
Kenapa leisure-based consumption menjadi demikian penting bagi konsumen dan mereka mau menyisihkan sebagian besar pendapatan untuk liburan atau nongkrong di kafe/mal? Setidaknya ada beberapa drivers yang membentuk leisure economy.
#1. Consumption as a Lifestyle. Konsumsi kini tak hanya melulu memenuhi kebutuhan dasar sandang, pangan, papan. Konsumen kita ke Starbucks atau Warunk Upnormal bukan sekedar untuk ngopi atau makan, tapi juga dalam rangka mengekspresikan gaya hidup. Ekspresi diri sebagai bagian inhenren dari konsumsi ini terutama didorong maraknya media sosial terutama Instagram.
#1. From Goods to Experience. Kaum middle class milennials kita mulai menggeser prioritas pengeluarannya dari “konsumsi barang” ke “konsumsi pengalaman”. Kini mulai menjadi tradisi, rumah-rumah tangga mulai berhemat dan menabung untuk keperluan berlibur di tengah/akhir tahun maupun di “hari-hari libur kejepit”. Mereka juga mulai banyak menghabiskan waktunya untuk bersosialisasi di mal atau nongkrong di kafe sebagai bagian dari gaya hidup urban.
#2. More Stress, More Travelling. Dari sisi demand, beban kantor yang semakin berat dan lingkungan kerja yang sangat kompetitif menjadikan tingkat stress kaum pekerja (white collar) kita semakin tinggi. Hal inilah yang mendorong kebutuhan leisure (berlibur, jalan-jalan di mal, atau dine-out seluruh anggota keluarga) semakin tinggi.
#3. Low Cost Tourism. Dari sisi supply, murahnya tarif penerbangan (low cost carrier, LCC) yang diikuti murahnya tarif hotel (budget hotel) menciptakan apa yang disebut: “low cost tourism”. Murahnya biaya berlibur menjadikan permintaan melonjak tajam dan industri pariwisata tumbuh sangat pesat beberapa tahun terakhir.
#4. Traveloka Effect. Momentum leisure economy semakin menemukan momentumnya ketika murahnya transportasi-akomodasi kemudian diikuti dengan kemudahan dalam mendapatkan informasi penerbangan/hotel yang terbaik/termurah melalui aplikasi seperti Traveloka. Kemudahan ini telah memicu minat luar biasa dari seluruh lapisan masyarakat untuk berlibur. Ini yang saya sebut Traveloka Effect.
“Welcome to the leisure economy.”

Komentar saya atas tulisan ini perlu pembuktian. Terutama data-data dari pihak yang dikatakan menerima pindahan daya beli ini seperti Traveloka, maskapai LCC, Upnormal, kafe dst.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Mendapat Nasi Goreng dan Air Mineral Gratis di Kereta Parahyangan

29 Minggu Okt 2017

Posted by pengingat in Kereta api, Tips, Wisata

≈ 19 Komentar

Tag

buka gratis kereta api, cara memutar kursi kereta eksekutif, cara mengatur sandaran kursi kereta eksekutif, kereta api online, kereta Argo Parahyangan, kereta eksekutif, kereta yang mendapat buka dan sahur gratis, makan minum di kereta api, makanan di kereta api kini, naik kereta eksekutif dapat makanan, sahur gratis kereta api, Tokopedia


Naik kereta eksekutif dapat makanan minuman ? itu dulu, entah sejak kapan makanan minuman kereta api harus bayar.

Nah, sore ini kami balik ke Bandung dari stasiun Gambir pada pukul 15.30 WIB. Kereta tiba agak mepet, sehingga waktu masuk gerbong eksekutif,kursi masih menghadap Utara, untuk membaliknya mudah kok, di bawah kursi ada tuas, tekan pakai kaki kanan, lalu putar kedua kursi, maka akan berbalik 180 derajat. Kalau belum bisa, pasti dibantu petugas yang standby sepanjang perjalanan. Kereta berangkat tepat waktu. Semua berjalan normal. Saat melewati stasiun Cikampek tiba tiba pramugara/i kereta menghampiri tempat duduk dan menyebut nama saya dan istri sambil mencentang tulisan pada selembar kertas, bahwa kami dapat nasi goreng dan air mineral 600 ml gratis dari Tokopedia, karena membeli tiket kereta ini di Tokopedia.

isi nasi goreng.jpg

isi nasi goreng kereta api

Lumayan, nasi goreng dengan ayam dan telur goreng, dilengkapi acar,timun dan kerupuk, plus air minum. Kalau dihitung-hitung kami beli tiket eksekutif Gambir Bandung 125 ribu/orang. Dapat cashback 20% (25 ribu) ditambah nasi goreng dan minuman ini mungkin 40 ribu, berarti ongkos kereta eksekutif ini setara 60 ribu. Murah, karena eksekutif ini lebih lega dan empuk kursinya. Ditambah ada TV yang menghibur di sepanjang perjalanan. Tidak lupa merebahkan kursi pada pAhadosisi tidur, tidak datar sih, tapi lumayan rebah. Ada tombol/tuas di tepi kursi, dekat gang dan dekat jendela. Tinggal tekan, maka kursi akan rebah sesuai keinginan kita.

kemasan nasi goreng.jpg

kemasan nasi goreng kereta api

Oh ya, kemarin saat naik yg ekonomi tidak dapat gratis makan, mungkin promonya hari ini saja atau mungkin karena tiket ekonomi premium kemarin sudah terlalu murah, kalau ditambah bonus makanan ongkos kereta setara 35 ribu. Coba tanya Tokopedia ah, mau tanya sekalian ucapkan terimakasih.

Dan pagi ini dapat jawaban dari Tokopedia, yang isinya memang dipilih acak di berbagai keberangkatan kereta. Pantas saja teman yang pulang dari Semarang ke Bandung tadi malam cerita hal yang sama. Alhamdulillah

balasan dari tokopedia

Kamis, 10 November 2017

Menyambung tulisan di atas, hari ini saya lihat promo di Tokopedia, bahwa beli tiket kereta api eksekutif gratis makanan. Berlaku untuk pembelian tiket tanggal 7-30 November 2017. Silakan dicoba.

Ahad, 17 Desember 2017

Malam ini saya dapat lagi promo pembelian tiket eksekutif Parahyangan berbonus makanan dan minuman dari Tokopedia. Makanannya berupa nasi goreng Parahyangan, sedangkan minumannya air mineral Prima. Alhamdulillah. Ternyata ada promo lagi sampai 31 Desember 2017.

Selasa, 5 Juni 2018

Ada kabar kalau penumpang 18 kereta lebaran mulai dapat makan buka, sahur atau keduanya, kereta tersebut antara lain

Buka puasa:

Argo Sindoro (16.15 – 22.15)

Argo Jati (17.20 – 20.16)

Argo Parahyangan (15.30 – 18.39)

Gumarang (15.45 – 02.56)

Kertajaya (14.00 – 01.40)

Purwojaya Lebaran (16.00 – 22.55)

Argo Parahyangan (18.00 – 21.54)

Argo Parahayangan (17.02 – 20.19)

Sahur:

Tawang Jaya (23.00 – 06.15)

Argo Sindoro Lebaran (23.45 – 06.09)

Gajayana Lebaran (23.30 – 15.23)

Kutojaya Utara Tambahan (23.20 – 07.54)

Sahur dan buka :

Gajayana (17.40 – 09.06)

Bima (16.30 – 08.15)

Bangunkarta (15.00 – 03.30)

Matarmaja (15.15 – 07.51)

Brantas (17.00 – 07.50)

Brantas Lebaran (18.00 – 08.55)

Menu makanan sahur dan berbuka puasa yang ditawarkan mulai dari nasi goreng, ayam goreng, nugget, nasi lemak, dan lainnya.

PT KAI akan menyajikan makanan yang dimasak pada hari yang sama.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Mencoba Skytrain Bandara Soekarno Hatta 

18 Rabu Okt 2017

Posted by pengingat in Jakarta, Tips, Wisata

≈ 2 Komentar

Tag

Bandara Soekarno Hatta, jadwal Skytrain bandara Soekarno-Hatta, kereta bandara, kereta bandara Soekarno Hatta, kereta bandara Soetta, letak Skytrain bandara Soekarno-Hatta, Skytrain, Skytrain bandara Soekarno-Hatta, skytrain Cengkareng, soekarno hatta, Terminal 3 bandara Soetta, terminal 3 soekarno hatta


Minggu lalu saya coba ke terminal 3 Soekarno Hatta International Airport  Jakarta untuk mencoba Skytrain yang menghubungkan terminal 3 dengan terminal 1.

Dari stasiun Gambir saya naik bus Damri,  turun di terminal 3 yang merupakan tempat pertama menurunkan penumpang Damri sebelum ke terminal 1 &  2. Dari tempat turun penumpang Damri jalan terus ke ujung melalui tempat tunggu shuttle bus,  di sana ada eskalator menuju ruang tunggu Skytrain. Oh ya,  dari luar tidak tampak sesuatu yang menarik di dalam ruang Check in terminal 3.Tampak polos alias garing. Untuk masuk ke dalam diperlukan tiket.

Untuk Skytrain nya sendiri ada di luar,  di lantai bawah Check in, selantai dengan foodcourt yang tampaknya keren dan menarik untuk dikunjungi. Namun karena terbatasnya waktu,  saya menunggu Skytrain saja. Setelah menunggu 15 menit,  datanglah petugas Skytrain yang menginformasikan Skytrain sedang gangguan di terminal 2, tidak bisa dipastikan kapan bisa jalan lagi. Akhirnya para calon penumpang bubar satu persatu,  kebanyakan menuju shuttle bus yang ada di atas.  Banyak yang tampak kecewa. Maklum saja,  masih masa percobaan.

tanda skytrain.jpg

petunjuk ke skytrain

jadwal skytrain.jpg

jadwal skytrain

jadwal keberangkatan terminal 3.jpg

jadwal keberangkatan terminal 3

pemberitahuan gangguan teknis skytrain.jpg

petugas menginformasikan gangguan teknis skytrain ke calon penumpang

Overall,  masih perlu terus diperbaiki terminal 3 ini. Supaya layak bersaing dengan Changi. Saya rasa terminal 1 &  2 terlihat lebih elegan daripada terminal 3, pasca di bersihkan dan direnovasi. Ukiran dan pilar pilar di ruang tunggu sungguh cantik. Ditambah free WiFi dan fasilitas lainnya yang lebih bagus dari sebelumnya. Keren.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Balada Pembatalan Tiket Kereta Api

14 Sabtu Okt 2017

Posted by pengingat in Bandung, Jakarta, Kereta api, Tips, Wisata

≈ 3 Komentar

Tag

cara pembatalan tiket kereta api, fasilitas kereta api, inovasi kereta api Indonesia, Kereta api, pembatalan tiket kereta api


Masih menyambung tiket cadangan kereta api untuk antisipasi keterlambatan Lion Air dari Banjarmasin, saat tiba di Jakarta pukul 17.00 WIB, hati masih deg-degan, akankah kereta dari Gambir ke Bandung pukul 20.00 WIB akan terkejar?

Proses menunggu bagasi cukup lama, pukul 17.30 WIB baru dapat bagasi, lalu ke pool bus yang ada di depan terminal 1A. Menunggu bus ke Gambir dan pukul 17.45 naik bus. Bus memutar dulu memunguti penumpang di pool terminal 1B, 1C, 2, 3, dan baru pukul 18.05 keluar bandara Soekarno Hatta. Bus melaju kencang, tampak hotel Best Western Hariston yang di depannya ada bekas lokalisasi Kalijodo,yang kini terlihat mentereng. Lalu berjalan perlahan di depan Central Park sampai depan Monumen Nasional.Baru melaju lagi dan sampai di stasiun Gambir sudah pukul 19.15 WIB. Segera lari ke mesin check in lalu naik ke lantai 2, line 1, dimana kereta Argo Parahyangan akan diberangkatkan. Berhubung masih setengah jam, saya titip bawaan saya yg 14 kg ini (timbangan waktu check in Lion) ke penumpang yang sedang duduk di kursi. Saya turun ke stasiun Utara untuk menuju loket refund tiket cadangan( berangkat pukul 05.00 esok , buat jaga jaga kalau ketinggalan kereta pukul 20.00  WIB). Dapat antrian no 327, sementara yang dilayani baru no 290. Saya tunggu 10 menit baru terlayani 2 orang, berarti saya baru terlayani 2 jam lagi. Sadar akan kemustahilan ini akhirnya masuk lagi ke pintu boarding. Dan pas sampai line 1 kereta sudah datang. Tak lupa saya berterima kasih ke mbak yg sudah nungguin bawaan saya.

Kereta berangkat tepat pukul 20.00 WIB. Karena lapar dan haus, saya langsung ke restorasi yang ada di sebelah gerbong saya. Makan nasi goreng Parahyangan dan cappucino. Enak. Lalu balik ke gerbong, dan SMS customer service on the road,minta bantu untuk proses pembatalan tiket kereta. Petugasnya ramah dan membantu koordinasi. Sekitar 15 menit kemudian datang lagi,dan mengatakan permintaan maaf kalau dia mendapat informasi dari teman bagian ticket bahwa pembatalan harus dilakukan di loket stasiun Bandung, besok jam 4 pagi atau sekitar jam sebelum kereta tersebut berangkat. Sesuatu yang absurd menurut saya, kereta sampai Bandung pukul 23.30, berarti harus nunggu 4,5 jam buat refund tiket. Mana capek dan ngantuk pula.

Ya sudahlah, terpaksa sekali, tiket 80 ribu, saya relakan untuk hangus daripada nambah biaya parkir inap  1 hari + tidur tidak nyenyak di stasiun+bahaya mengemudi saat kurang tidur. Menurut saya, kereta api perlu memperbaiki layanan pembatalan tiket seperti penerbangan, dimana bisa dilakukan via aplikasi atau via agen, tidak harus datang dan antri di stasiun. Dalam sebulan ini sudah 2 x tiket kereta saya hangus, karena ketidak fleksibel and proses cancel/pembatalan dan refund tiket kereta api. Atau lain kali beli tiket go show saja, karena low season biasa banyak tiket go show yang tersedia.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Indonesia Tourism Calendar

13 Jumat Okt 2017

Posted by pengingat in Wisata

≈ Tinggalkan komentar

Tag

Indonésia Tourism Calendar 2017, Kalender wisata Indonesia


For comprehensive agenda and information about Indonesian tourism, please look at : http://www.indonesia.travel/gb/en/event-festivals

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...
← Older posts

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • MY Airlines
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 467 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    %d blogger menyukai ini: