• Beranda
  • Tips Jalan-jalan Ke Hongkong, Macau, Dan Shenzen
  • Tips Liburan Ke Turki
  • Tips Memilih Dan Menginap Di Hostel
  • Tips Jalan-jalan Ke Australia
  • Tips Liburan Ke Jepang
  • Aktifkan Berlangganan Roaming Sejak di Indonesia
  • Pekan Raya Jakarta Kemayoran Update 2020
  • Menginap di Bandara Changi Singapura
  • Promo Tiket Pesawat dan Hotel
  • Menginap di Bandara Soekarno Hatta
  • About

~ Perjalanan untuk mendapatkan pencerahan

Monthly Archives: Januari 2017

Australia 2017 (2) : Keliling Melbourne, Menyusuri Sungai Yarra,dan ke Australia Open

31 Selasa Jan 2017

Posted by pengingat in Australia, Melbourne, Tips, Wisata

≈ 7 Komentar

Tag

Australia Open, coles, Elizabeth Street, Flinders Street, itinerary melbourne, jalan jalan ke australia, jalan jalan ke melbourne, Melbourne Town Hall tour, naik tram di melbourne, prangko australia, pusat kota melbourne, solo traveling ke australia, Swanston Street, tempat instagramable di melbourne, tram in melbourne, traveling ke australia pertama kali, visitor Shuttle bus, Yarra River


Senin, 23 Januari 2017

Agenda hari ini antara lain keliling kota Melbourne dengan menggunakan tram dan bus, menyusuri sungai Yarra (video tepian sungai Yarra), dan melihat kemeriahan Australia Open 2017.

Sarapan pagi saya di Europa hostel hari ini adalah roti dengan bermacam selai. Ada selai strawberry, blueberry, aprikot, kacang tanah. Dan minum kopi yang saya campur dengan susu segar. Lumayan bisa mengganjal perut. Setelah sarapan balik ke kamar, mengambil bekal buah apel yang saya beli kemarin. Dan tentu saja mengisi termos air.

Perjalanan saya mulai dengan menyusuri Queen Street dimana ada Victoria university, lalu belok ke Londsdale Street dimana restoran halal Mamak dan Zamzam. Lalu menyeberang ke Elizabeth Street, tepatnya ke kantor pos untuk membeli prangko buat saya tempel di kartu pos yang saya beli di St kilda kemarin. Prangko kartu pos ke Indonesia sebesar AUD 2.1. Di situ juga dijual peralatan kantor dan peralatan filateli seperti prangko, album prangko, kaca pembesar dll. Ada juga bolpoin gratis yang boleh diambil. Tak sempat naik tram meski punya kartu day pass, takut kelamaan.

aussie used stamp
mamak resto melbourne
melbourne tram
victoria university queen street campus

Usai dari kantor pos, saya jalan ke arah Town Hall melalui Bourne Street mall yang ternyata ternyata kemarin ada insiden, orang Australia keturunan Yunani yang stres menabrak pejalan kaki di trotoar tersebut sehingga menewaskan 3 orang. Banyak karangan bunga di sana, ada juga stasiun TV yang siaran dari tempat ini. Turut berduka cita. Lanjut lagi jalan ke Swanston Street.

greek terrorist melbourne attack
melbourne terror

Jalan yang nyaman, teduh dan trotoar yang lebar. Saya ada jadwal mengikuti Town Hall tour jam 11 pagi yang pendaftarannya sudah saya lakukan seminggu sebelumnya. Bersama saya 5 turis dan New Zealand, 2 bapak-bapak, 3 ibu-ibu. Tepat jam 11 siang, tur dimulai, dengan menunjukkan ruangan yang ada di sana, misalnya ruang walikota, ruang menyambut ratu Elizabeth, ruang menyambut pebisnis besar yang berinvestasi di Melbourne, ruang konser musik/auditorium yang sangat besar beserta peralatan musik yang sangat kompleks dan besar. Selain itu kami juga dijelaskan sejarah terbentuknya kota Melbourne pada 1820 saat demam emas di sana. Melbourne sejak awal sudah di desain tata kotanya dan sampai saat ini masih digunakan. Sejarah negara bagian Victoria sebagai daerah terkaya di Australia, Olimpiade Melbourne 1956 dan perkembangan terkini kota Melbourne. Tour yang berlangsung 2 jam ini sangat menarik menurut saya, karena menyajikan hal yang baru.

townhall tour
melbourne townhall auditorium
townhall collection
queen elizabeth 2 pict at townhall
melbourne townhall view

Seusai tur, saya lanjut jalan ke Federation Square, melihat keramaian orang-orang yang menyaksikan siaran langsung Australia Open di layar besar. Lalu ke underground Visitor Information center dimana selain tersedia brosur informasi wisata, juga tersedia paket wisata dan toko souvenir. Saya membeli magnet kulkas dan tiket bus Visitor Shuttle di sini. Dari information center lanjut ke ACMI lalu keluar gedung ini menuju perhentian no 2 dari bus Visitor Shuttle. Dari sini bus mulai mengelilingi kota Melbourne, mulai Cricket Ground, Chinatown, Fitzroy (Italia Town), Melbourne university, Victoria Market, Docklands, Crown Casino, Botanical Gardenia, hingga Victoria Arts Centre, sebelum akhirnya ke Federation Square. Total perjalanan 90 menit. Bus ini ber AC, free WIFI dan ada komentatornya, baik suara kaset maupun dari sopir.

2-visitor-shuttle
2-visitor-centre
2-unimelb
2-southern-cross-terminal
2-cbd-tampak-dari-victoria-market
2-senin-victoria-market-libur
2-flinders-station
2-exhibition
2-federation-square
2-dalam-bus-visitor-shuttle
2-bianglala-melbourne

Dari Federation Square saya susuri Flinders Street, dan terlihat puluhan gelandangan berada di jalan ini, khususnya di stasiun Flinders. Mengejutkan buat saya, karena Australia terkenal sebagai negara makmur, tapi gelandangan ternyata banyak juga. Gelandangan nya hampir semuanya bule, saya cuma lihat satu nenek-nenek Chinese terselip di antara mereka.  Jadi teringat jawaban Lisa orang New Zealand yang mengelola hostel di Goreme Turki waktu saya berkunjung ke sana 3 bulan lalu, “kenapa berbisnis di sini, bukankah New Zealand negara yang kaya dan banyak dikunjungi turis?” Jawabannya ” tiap negara punya permasalahan masing-masing”.

Dari Flinders Street saya mampir ke KFC di Elizabeth Street, beli paket yang sama dengan kemarin, yaitu Zinger. Berhubung saya mengisi survey, saya dapat bonus minuman kaleng dan kentang. Nikmat sekali. Di sini saya membaca berita kejadian kemarin ternyata dilakukan orang keturunan Yunani yang pailit/terbelit hutang. Dan korbannya ada cucu pendeta Yahudi, orang Jepang dan bule Australia.

2-kfc
2-panduan-melbourne
2-gelandangan

Hari sudah sore, tapi hari ini terasa panas, karena temperatur menunjukkan suhu 37 derajat Celsius. Sampai hostel jam 5 sore. Mandi, sholat, istirahat sebentar, minum susu dan jus yang saya beli kemarin, lalu berangkat lagi untuk melakukan tur pribadi, menyusuri sungai Yarra (video Sungai Yarra) sambil mendengar kicauan burung. Untuk menghemat tenaga, saya naik tram mulai dekat central hingga stasiun Flinders. Gelandangan terlihat makin banyak, mungkin sudah berkumpul. Karena agak mengkhawatirkan, saya lewat daerah ini dulu, nanti pulangnya tidak lewat sini. Jalan melalui Princess bridge, belok kiri lewat taman Alexandria yang kecil namun cantik. Di situ tampak beberapa keluarga sedang gelar tikar melihat lampu Australia Open dan kano yang melintas. Di bawah jembatan ada live music-pengamen. Jalan terus, kemudian menyeberang Southgate Pedestrian Bridge,jalan terus melalui Melbourne SEAlife, lalu belok Queensbridge Street yang ujungnya ada parkiran Crown Casino. Belok kiri, ini kawasan Southgate, di sini banyak hiburan, mulai nonton bareng Australia Open melalui layar besar, akrobat, sampai live music. Kantor konsultan besar seperti PWC juga ada di sini. Puas menikmati tepian Yarra River, saya kembali ke arah Federation Square lalu jalan ke halaman depan lokasi Australia Open (video lokasi Australian open) tepatnya ke Birarung dimana ada acara nonton bareng Australian Open (video nobar Australian Open di Birarung).

2-kasino
2-flinders-station
2-alexandra-garden
2-pinggir-sungai-2
2-nonbar
2-panda

Setelah menyeberang Princess Bridge, belok kanan melalui Princess Walk. Saya mampir beli Mama’s Gozleme, makanan khas Turki yang bertuliskan halal. Orang Australia tampaknya juga familiar dengan Gozleme, karena saya harus antri. Lanjut turun ke arah Birrarung Marr dimana ada booth dan ticketing Australia Open. Sangat meriah. Booth sudah banyak yang tutup, karena sudah jam 7.30 sore. Saya masih sempat foto di lokasi ini. Ada juga tempat nonton outdoor di bukit buat pemegang karcis bekas nonton di dalam. Uniknya layarnya ada di pinggir jalan, sehingga yang tidak berkarcis juga bisa nonton, meski kurang nyaman, karena terlalu dekat ke layar. Seperti nonton di bioskop dan duduk di kursi paling depan.

2-mamas-gozleme
2-nonbar-australia-open
Australia Open
Australia Open
2-australia-open-2
2-australia-open
2-social-park
2-nonbar2
2-nonton-di-luar

Usai melihat meriahnya acara Australia Open (video Australian Open), saya balik ke hostel. Saya mampir dulu ke Coles Swanston Street yang ternyata lebih lapang daripada yang di Central mall. Saya lihat Yakult harganya hampir 4 AUD, padahal di Indonesia cuma 8000 Rupiah (1/5 nya). Usai beli air minum, saya balik ke hostel naik tram yang ada iklan Garuda Indonesia di badannya. Dan tiba di hostel sudah jam 9.30 malam. Santai sambil menikmati belanjaan kemarin, dan sekitar jam 11 malam mulai lelap tertidur.

2-iklan-garuda-di-tram
2-dalam-tram
2-yakult-4-aud-5x-harga-di-indonesia

Tempat menarik di Melbourne yang saya kunjungi hari ini :

  • tur Town Hall
  • keliling naik bus
  • susuri Sungai Yarra
  • Australia Open

Pengeluaran hari ke 2 :

  • prangko koleksi dan untuk kirim kartu pos 3.95+6.3 = AUD 10.25~Rp 103k
  • magnet kulkas dan visitor shuttle bus 5.95+10 = AID 15.95~Rp 160k
  • Gozleme AUD 10~ Rp 100k
  • KFC AUD 10.75~Rp 108k
  • Air1.5 l AUD 1 ~Rp 10k

Rp 481k

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Australia (1) : Welcome To Melbourne

29 Minggu Jan 2017

Posted by pengingat in Jetstar, Melbourne, Tips, Wisata

≈ 16 Komentar

Tag

Acland, brighton beach, cara ke brighton beach melbourne, central mall, coles supermarket, Denpasar-Melbourne, europa hostel, flinders station, itinerary melbourne, jalan jalan ke australia, jalan jalan ke melbourne, kfc australia, luna park, luna park ticket, Melbourne, menginap di hostel, menukar uang di Travelex, myki explorer, naik tram di melbourne, Optus, pengalaman pertama, pusat kota melbourne, solo backpacker australia, solo traveling ke australia, st kilda, telkomsel roaming, transportasi di melbourne, traveling ke australia pertama kali, tullamarine airport


Minggu, 22 Januari 2017

Jam 5.30 pagi waktu Melbourne musim panas (3 jam lebih cepat dari Denpasar) saya sudah bangun, dan menuju toilet pesawat. Sementara beberapa penumpang bangun dan minta air minum gratis. Sholat subuh sambil duduk, dan jam 7.30 pesawat sudah mulai bersiap mendarat. Terlihat pemandangan daratan Australia yang hijau kecoklatan. Sekitar Melbourne adalah hutan, padang gembala dan pabrik. Jam 7.45 pagi pesawat mendarat dengan selamat. Di Jetstar tadi sudah dibagikan kertas imigrasi termasuk check list barang bawaan.

1-t3-tullamarine
kabin Jetstar
kabin Jetstar
Jetstar Denpasar-Melbourne
Jetstar Denpasar-Melbourne
1-avod

Imigrasi lancar. Saya dikasih tahu petugasnya untuk obat pasaran seperti obat maag, tolak angin, panadol, tak perlu di declare. Keluar bandara suasananya mirip di Indonesia, ramai penjemput dan jasa taksi. Meski musim panas, suhu udara pagi itu 14 derajat Celsius, dingin, dan kering, sehingga bibir saya retak-retak, seminggu jalan tak sembuh. Galau mau ambil uang tunai di ATM atau tukar USD ke AUD buat transportasi ke kota. Akhirnya menukar 100 USD ke Travelex, cuma dapat 106 AUD (harusnya 132 AUD). Cerita saya tulis di… Lalu ke information center yang petugasnya mbak-mbak Chinese yang ramah sekali, untuk membeli kartu Myki Explorer Cars seharga 15 AUD, berisi 9 AUD buat jalan dan 6 AUD buat beli kartu. Di sini saya juga ambil tas kertas yang bertuliskan “welcome Student” yang berisi bermacam panduan dan kartu perdana Vodafone expired. Gratis. Dari sini lalu mencari tempat bus 901 mangkal. Muter-muter tidak jelas, tanya 3X baru dapat petunjuk yang jelas.

1-uang-australia
Myki Card
Myki Card

Bus 901 dan bus lainnya yang dikelola PTV (DAMRI nya negara bagian Victoria) ada di terminal bus sejauh 400 meter sebelah kanan terminal Jetstar tempat saya turun. Setelah 9x berhenti tiba di halte stasiun Breadmeadow. Dari stasiun ini, saya naik kereta api ke stasiun Flagstaff. Stasiun bawah tanah mirip dengan MRT kalau di Singapura. Jalan ke hostel Europa sejauh 200 meter. Petunjuk saya dapat dari Google map yang saya aktif, setelah berlangganan internet Telkomsel roaming 3 hari seharga 275 ribu Rupiah, dapat kuota 750 MB yang saya aktif kan saat tiba di bandara tadi.1-kereta-di-melbourne

Europa hostel ada di Queen Street. Ini adalah pertama kali saya menginap di hostel. Kaget juga lihat banyaknya cewek cuma pakai hotpants dan bertato. Karena baru jam 11 sementara waktu check ini jam 2 siang, saya titip tas. Dan titip tas tidak gratis, ada kotak loker yang berbayar koin 2 AUD untuk 8 jam pertama, selanjutnya 1 AUD per jam. Karena belum ada koin, saya tukar kertas 5 AUD dengan 5 koin 1 AUD.1-europa-hostel

Usai titip tas, saya jalan dengan tas selempang. Menyusuri La Trobe Street lalu belok ke Elizabeth Street, naik tram gratis, melewati Bourke Street Mall yang nge-hits di Melbourne. Tanpa menyadari bahwa beberapa menit lalu ada orang Australia keturunan Yunani stress (teroris) menabrak pejalan kaki di trotoar sekitar mall ini dengan mobil bututnya, menewaskan 3 orang.

Masih kagok, karena pertama ke Melbourne, saya turun di halte tram Flinders. Lalu menyeberang ke stasiun Flinders. Rencana saya mau ke pantai Brighton yang ada Bathing Box nya itu. Maka saya harus naik kereta ke arah Sandringham, turun di stasiun Brighton Beach. Petunjuk di layar TV sangat jelas, tinggal tap kartu Myki. Masuk ke platform yang tertulis di TV. Perjalanan ke Brighton Beach cukup lama, sekitar 30 menit. Banyak penumpang yang turun, rata-rata anak muda. Pemandangan pantai yang jernih terlihat karang di dasarnya, banyak orang naik kapal pesiar dan kano, dari kejauhan tampak kapal-kapal besar. Semilir angin dingin dan teriknya matahari cukup membuat kulit gosong dan bibir retak-retak. Kombinasi dari suhu 18 derajat Celsius, kering/rendah kelembaban, dan matahari yang terik tak terhalang awan. Suasananya benar-benar indah, asyik, sejuk hangat. Agak kaget pas lihat di pantai, banyak cewek geletakan cuma berbikini dan yang cowok bertato dan telanjang dada. Sepanjang pantai. Di pinggir pantai juga ada taman yang rindang, disini saya melihat 2 keluarga muslim yang ditandai ibu berjilbab, sedang rekreasi menikmati semilir dan sejuknya angin pantai di bawah pohon, dengan meja penuh makanan dan softdrink. Jadi ngiler juga pas lapar begini. Glek. Banyak juga pesepeda yang lewat di trotoar. Ya, trotoar memang buat pejalan kaki dan pesepeda. Pantai yang ada Bathing Box nya sendiri masih harus jalan sekitar 800 meter ke Utara. Bathing Box sendiri cuma kotak kayu tempat berganti pakaian dan menyajikan snack. Meski kotak sederhana, tak murah memilikinya. Ada izin dan harganya bisa sampai 4 Milyar Rupiah untuk memilikinya.

Brighton Beach
Brighton Beach
1-brighton-beach

Saya cuma satu jam di pantai. Melanjutkan perjalanan ke St Kilda dengan bus, yang haltenya dekat stasiun Brighton. Jalan kaki 500 meter dari pantai Brighton ke situ. Pemandangan dari Brighton ke St Kilda adalah perumahan klasik yang sedap dipandang, dengan pepohonan rindang. Mungkin kalau di Indonesia dibilang angker/berhantu. Wkkk. Masuk kawasan St Kilda suasananya begitu meriah, apalagi ini hari Minggu. Pedestarian yang diisi satu live music lagu-lagu elegan, sangat enak di dengar. Tidak ada tumpang tindih musik di sini. Orang orang juga asyik menikmati lagu sambil makan minum di kafe kawasan jalan Acland ini. Di sini saya beli 3 kartu pos cantik bergambar Melbourne seharga @ 1 AUD buat dikirim ke saudara dan keponakan. Saya menuju Luna Park, dimana depannya ada taman dimana banyak orang berjemur dan bercengkerama. Luna Park (video Luna Park)adalah taman bermain, semua orang bebas masuk, cuma bayar kalau naik wahana bermainnya. Mulai AUD 49.95/orang bisa main sepuasnya, atau AUD 149.95/family 4 orang. Ini adalah salah satu wahana permainan tertua di dunia yang sudah ada sejak tahun 1912. Rollercoaster nya juga masih terbuat dari kayu. Keceriaan terasa di sini. Warga setempat bercampur dengan turis. Setelah sejam menikmati St Kilda dan Luna park nya, saya lanjutkan balik ke Downtown Melbourne dengan tram selama setengah jam. Tram modern sangat mirip dengan tram di Istanbul. Menuju kota melalui Crown Casino dan berganti free tram di simpang Flinders Street.

1-st-kilda-street
Luna Park Melbourne
Luna Park Melbourne
dalam Luna Park Melbourne
dalam Luna Park Melbourne

Saya turun di perhentian dekat Queen Street dan check in di Europa hostel. Bayar pakai kartu kredit plus deposit 20 AUD yang akan diberikan kembali saat check out. Saya dapat kamar 301 yang ada di basement. Ada 8 ranjang bertingkat buat 16 orang. Penat sekali, tapi masih ada space buat gelar sajadah dan box loker buat simpan tas. Kebanyakan remaja putri Jerman usia 20 tahunan. Ada juga bapak usia 50 tahunan dari Jerman, ada cewek turis Jepang. Muda-muda. Lihat mereka berpakaian, ampun deh, cuma pakai tank top, hotpants. Untuk mencegah hal yang tak diinginkan arah tidur saya menghadap tembok dan loker. Kebetulan dapat ranjang dekat pintu masuk yang masih kosong. Pas tiba di kamar ada juga cewek Jerman yang baru mandi dengan hanya pakai handuk ke kamar. Tapi masih punya malu anak ini, mojok sembunyi, saya pun ke luar ruangan. Yah inilah resiko tinggal di hostel berbagi ruangan dengan orang lain. Apalagi campur cowok cewek. Penghuni hostel di Melbourne banyak yang pelajar, sehingga masih relatif punya malu. Agak berbeda di Sydney dimana penghuni nya kebanyakan bule pencari kerja, istilahnya working holiday visitor/visa (WHV).

Setelah tahu kamar, saya lanjut lagi jalan-jalan untuk mengeksplorasi kereta api Melbourne, dengan naik tram ke stasiun Flinders. Naik kereta ke Frankston, balik lagi ganti kereta ke Belgrave dimana bisa sambung kereta kuno Puffing Billy- 38 AUD. Balik lagi mau lihat Clayton dan Dandenong dimana Monash University berada. Ternyata kereta hanya sampai Caulfield karena ada perbaikan. Untung ada juga kampus Monash di sini. Foto sebentar, balik lagi ke Flinders station melewati Richmond station dimana penonton Australia Open  2017 dari pinggiran kota Melbourne turun di sini, sambung jalan kaki melalui jembatan. Mengenai suasana pinggir kota Melbourne sendiri cukup cantik, rumah bagus dengan pekarangan. Cuma sayang, banyak coretan grafiti di dinding pinggir jalur kereta api. Mungkin ini salah satu yang menyebabkan Melbourne mendapat predikat sebagai kota seni. Ongkos keliling kota ini tercover dengan maximum/cap fare 7.8 AUD/day. Jadi setelah terpotong 7.8 AUD/hari maka selanjutnya gratis keliling zona 1 dan zona 2.

Sebelum jalan keliling kota dari hostel tadi, di Swanston Street dekat stasiun Flinders saya mampir ke KFC, beli paket Zinger Box 10.75 AUD yang isinya 3 potong ayam kecil, kentang, burger ayam juicy porsi besar, kentang tumbuk dan minuman kaleng mountain dew. Ga tau halal apa ga, karena ini cuma ayam dan kentang, bismillahirrahmanirrahim. Walau terkesan mahal tapi bisa buat makan 2x. Saya cuma makan ayam dan kentang tumbuk serta minum. Kentang dan burger saya jejalkan ke Tupperware buat makan malam. Fungsional.

1-kfc-1075-aud

salah satu produk KFC Australia

Jam 8 sore (di sini Maghrib hampir jam 9 malam) saya balik ke hostel dan tidur, tapi mampir dulu ke Central Mall untuk beli bekal di supermarket Coles. Hostel masih sepi, sholat Maghrib jamak Isya. Kira-kira jam 11 malam, rombongan cewek Jerman datang heboh. Berisik banget, sampai saya bangun dan pura-pura tetap tidur. Baru setelah mereka tidur, saya bisa tidur. Resiko tinggal di hostel. :mrgreen:

belanjaan di Coles
belanjaan di Coles
jam di mal Central
jam di mal Central
atap mal Central
atap mal Central
stasiun Flinders
stasiun Flinders

Tempat menarik yang saya kunjungi hari ini : Tullamarine airport, Brighton Beach dengan Bathing Box nya, St Kilda dengan Luna park nya, keliling kota dan daerah sekitar Melbourne.

Biaya hari pertama :

– Jetstar 549 k Rupiah

– Roaming data 3 hari Telkomsel 275 k Rupiah

– Myki Explorer 15 AUD~150 k Rupiah

– Hostel 2 malam +deposit 79 AUD~800 k Rupiah

– loker 2 AUD ~21 k Rupiah

– KFC Zinger box 10.75 AUD ~108 k Rupiah

-Coles supermarket 11.65 AUD~120 k Rupiah

——————-+

Rp 2,023 jt

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Tips Memilih dan Menginap Hostel Di Australia

29 Minggu Jan 2017

Posted by pengingat in Australia, Melbourne, Sydney, Tips, Wisata

≈ 2 Komentar

Tag

Australia, backpackeran ke australia, BIG hostel Sydney, europa hostel, jalan jalan ke australia, Melbourne, menginap di hostel, Sydney


Kunjungan ke Melbourne dan Sydney ini merupakan kunjungan pertama saya jalan sendiri menginap di hostel/sharing room. Biasanya bersama istri/keluarga dan tinggal di hotel/private room. Berdasarkan pengalaman tersebut, beberapa tips dari saya :

1. Pilih lah hostel yang mempunyai reputasi tinggi berdasarkan ulasan pengunjungnya. Semakin tinggi dan banyak yang mengulas berarti semakin baik. Ulasan berbahasa Indonesia/Malaysia biasanya  mewakili selera orang Indonesia/Malaysia.

2. Pilih lokasi di pusat kota atau dekat dengan transportasi umum. Hal ini memudahkan akses. Kecuali jika kita sewa kendaraan, tinggal di luar pusat kota juga tidak masalah. Pilih juga yang aman berdasar ulasan nomor 1.

3. Pilih yang bebas pembatalan sampai beberapa hari sebelum kedatangan. Karena kadang ada perubahan harga saat musim promosi. Pernah mengalami hal ini saat di hotel Istanbul, Goreme, Selcuk (Turki) dan hostel di Melbourne. Bahkan di Istanbul turunnya 30% (dari 525 ribu/malam, menjadi 375 ribu/malam). Saat memesan pertama di musim liburan, otomatis yang bulan berikutnya meski hari biasa kena efek harga musim libur. Pemesanan terakhir saat hari biasa. Pilih juga yang bisa bayar di tempat, utamanya apabila kita sudah punya bekal dalam mata uang transaksi (biasanya EUR/USD), untuk antisipasi fluktuasi nilai tukar.

Saat di hostel

1. Minta kwitansi pembayaran jika bayar di tempat dan cash. Karena pegawai hostel biasanya berganti-ganti (musiman).

2. Jaga sikap, ikuti aturan hostel, misalnya mematikan lampu saat lewat jam sekian. Tidak makan di ruang tidur. Termasuk dalam hal pergaulan, tidak usah ikut-ikutan gaya orang lain. Misalnya ikut-ikutan ke bar, mabok. Tidak keren kalau cuma ikut-ikutan macam begitu. Tidak punya identitas.

3.Selalu simpan tas dan barang berharga (paspor, gadget) di locker. Tiap tamu dapat fasilitas ini minus gembok. So, jangan lupa bawa cadangan gembok ya buat locker ya.

4. Untuk negara yang biaya makannya mahal seperti di Australia yang sekali makan warung rata-rata 15 AUD atau setengah dari biaya menginap di hostel, sebaiknya membeli bahan makanan di pasar/ supermarket setempat, lalu masak di dapur umum. Biasanya disediakan rak penyimpan bahan makan buat tamu hostel. Jangan lupa kasih identitas/nama di wadah kita.

5. Pilih yang ada sarapan. Meski cuma roti selai atau oat, lumayan bisa mengurangi biaya makan. Ada juga hostel yg mengadakan acara khusus yang tiap hari berganti, misalnya hari Senin gratis makan malam, Selasa tur gratis, Rabu nonton filmnya gratis dan seterusnya.

Pengalaman saya pertama menginap ala backpacker hari Minggu hingga Jumat kemarin, secara umum adalah sebagai berikut :

  • miliki toleransi, karena semakin banyak orang dalam satu ruangan, semakin banyak kemauan. Misalnya ada yang tak bisa tidur di ruang yang nyala terang atau masih ada cahaya menyala. Ada yang suka menaruh barang berantakan dan lain semacamnya.
  • latihan sabar, jika sebelumnya selalu menginap di hotel, ketika capek seharian jalan pulang bisa langsung rebahan/tidur, ini harus ditahan, karena di ruangan ada yang masih mengobrol. Karena kebanyakan yang menginap di sini adalah anak muda usia baru masuk 20 tahunan, maka muncul keisengan antar mereka, sehingga sangat berisik.
  • hati-hati dengan pergaulan, di toilet BIG hostel Sydney sampai ada stiker di tiap pintu kamar mandi, jika ada masalah penyakit seksual hubungi nomor xxxxx. Artinya penyakit kelamin sudah bukan hal yang aneh di hostel. Relasi dan cara berpakaian yang sangat bebas, memungkinkan hal itu bisa terjadi.

Ya, karena tinggal di hostel, saya jadi lebih bersyukur tinggal dan punya rumah sendiri. Dan pertama kalinya kepikiran rumah terus. Meski di tempat wisata senang, tetapi karena tidak bisa langsung istirahat setelah seharian jalan, maka terbayang empuknya kasur dan tenangnya kamar di rumah. Pertama kalinya dalam sejarah jalan-jalan saya ada pertanyaan dalam hati “Kapan balik ke rumah?”. Home sweet home.

1-europa-hostel-301
1-europa-hostel

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Australia 2017 : Tiket Murah ke Australia

28 Sabtu Jan 2017

Posted by pengingat in Australia, Jetstar, Melbourne, Scoot Airlines review, Singapura, Sydney, Wisata

≈ 7 Komentar

Tag

fasilitas Jetstar, fasilitas Scoot, harga bagasi jetstar, harga bagasi scoot, Jetstar, pesawat jetstar, scoot, scoot airlines review indonesia, tiket murah Jetstar, tiket murah ke Australia, tiket murah Scoot


Selain masih ada visa Australia, ada hal lain yang mendorong saya pergi ke Melbourne dan Sydney, yaitu TIKET PESAWAT MURAH :

1. Jetstar, Bali-Melbourne (JQ-36) seharga 549 ribu Rupiah termasuk airport tax, lama perjalanan 5 jam 30 menit. Fasilitas gratis : tas tenteng 7 kg. Lainnya bayar : pilih kursi, makan minum, audio video, WIFI, charging baterai gadget.

 

 

kursi lapang
kursi lapang
halus
halus
cahaya bisa diatur
cahaya bisa diatur
jendela besar
jendela besar
udara segar
udara segar
memanjakan panca indera
memanjakan panca indera
ada audio video
ada audio video
kelembaban
kelembaban
pilihan hiburan
pilihan hiburan
kursi nyaman
kursi nyaman
pesan makan
pesan makan
hiburan
hiburan
ramah lingkungan
ramah lingkungan
aneka minuman
aneka minuman
aerodinamis
aerodinamis
kabin besar
kabin besar
senyap
senyap

2. Scoot, Sydney-Singapura (TZ-1), seharga 1,7 juta termasuk airport tax, lama perjalanan 8 jam. Yang membuat mahal adalah airport tax Sydney airport yang hampir 800 ribu Rupiah. Saya lihat harga termurah Scoot Sydney-Singapura adalah 1,5 juta Rupiah, hari Selasa pagi, saya memeriksa seminggu setelah saya beli tiket. Tiket normal 2,1 juta Rupiah (AUD 199+charge bayar pakai kartu kredit AUD 10). Fasilitas : tas tentengan 7 kg + laptop 3 kg. Jika diperkirakan akan membawa bagasi 30 kg, sebaiknya beli langsung pre book bagasi yang berharga AUD 44 (440 ribu Rupiah). Karena jika hanya membeli bagasi 20 kg yang harganya AUD 24 (240 ribu Rupiah), dan ternyata ada kelebihan bagasi 10 kg harganya sangat mahal, kena AUD 25/kg, berarti tambah sekitar AUD 250, total AUD 274 (2,74 juta Rupiah). Sedangkan bila beli bagasinya go show kena AUD 100 untuk 20 kg+kelebihan bagasi AUD 250, total AUD 350. Untuk pilih kursi biasa biayanya AUD 7. Selengkapnya di scoot_fees_chart_en.

Fasilitas lainnya bayar seperti Jetstar. Tambahan biaya antara kedua maskapai sebagai berikut :

 No Add on  Jetstar AU Scoot SG (Scootbiz)
1 bagasi 20 kg          523,000          520,000
2 pilih kursi            90,000          120,000
3 makanan          249,554          170,000
4 hiburan            95,250          170,000
5 bantal selimut          149,732          180,000
     1,107,536      1,160,000

Di sini terlihat bahwa Jetstar lebih murah di pilihan kursi, hiburan, dan tambahan bantal selimut. Sedangkan Scoot yang merupakan anak perusahaan Singapore Airlines lebih murah sedikit dalam hal bagasi dan makanan. Kalau dijumlahkan Jetstar sedikit lebih murah.

Kedua maskapai ini menggunakan pesawat berbadan lebar terbaru seperti punya Qatar Airways, yaitu Boeing 787 Dreamliner, hanya saja ini low cost carrier, semua fasilitas (kecuali tas tenteng 7 kg) harus bayar. Pesawat Jetstar lebih bagus, karena dilengkapi audio video serta headset (saya dikasih pramugari headset gratis dalam kemasan plastik), charger USB, dan boleh minta minum air putih gratis diantar ke kursi. Sedangkan Scoot benar-benar polos kabinnya, serupa dengan Scoot dari Indonesia ke Singapura.

Tiket Jetstar adalah sebab, tiket lain (Scoot dan Air Asia) & penginapan adalah akibat. Tiket Murah 500 ribuan menyebabkan pengeluaran lain, sehingga total pengeluaran menjadi 5 juta (10x lipat). Cukup sepadan dengan pengalaman yang saya rasakan selama seminggu perjalanan, Bandung-Denpasar(hari ke 1)-Melbourne-Sidney(hari ke 2-7)-Singapura-Jakarta-Bandung (hari ke 7). Untungnya tak perlu urus visa, karena sudah punya visa yang saya urus tahun 2014 saat mau ke Perth, dan berlaku 3 tahun, sampai 2017. Meski ganti paspor, cukup update nomor paspor via email ke ke kedutaan besar Australia di Jakarta (gratis). Update visa dengan nomor paspor baru ini jadi bekal berangkat ke Australia.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Australia 2017 : Mahalkah Makan Di Australia ?

28 Sabtu Jan 2017

Posted by pengingat in Australia, Jetstar, Kuliner, Melbourne, Scoot Airlines review, Sydney, Tips, Wisata

≈ 8 Komentar

Tag

Australia, coles, coles supermarket, coles Sydney, jalan jalan ke australia, jalan jalan ke melbourne, jalan jalan ke Sydney, jetstar meal, kfc australia, kfc sydney central, makanan halal di Melbourne, makanan halal di Sydney, Melbourne, scoot meal, Sydney


Jawaban saya : Ya. Lebih karena sumberdaya alam yang melimpah dan manusia yang sedikit, sehingga biaya tenaga kerjanya juga ikut meningkat.

Aura mahal mulai terasa sejak naik pesawat Jetstar (anaknya Qantas) dari Denpasar ke Melbourne. Berapa seporsi makanan di pesawat ? nyaris 250 ribu Rupiah/porsi. Coba bandingkan dengan Air Asia yang cuma 33500 Rupiah/porsi jika pre order. Artinya sekitar 8x lipat harga makanan yang terbang ke Australia dibandingkan harga makanan Air Asia Indonesia.adcost-jetstar-jq

Demikian juga saat balik dari Melbourne ke Singapura naik Scoot (anaknya Singapore Airlines)? ternyata 12 SGD (120 ribu Rupiah)/porsi. Lumayan, tak sampai 4x harga Air Asia, dan ada yang bersertifikat halal (Jetstar tidak ada yang bersertifikat halal)

scoot-hot-meal-halal

Makanan darat sangat banyak pilihan sebenarnya, tetapi saya belum sempat coba. Hanya KFC, Gozleme Turki, donat di Melbourne saja yang sempat saya coba makan. Selebihnya masak belanjaan di Coles yang paling selisih 20% dari harga di Indonesia, bahkan untuk produk asli sana seperti susu, sayur dan buah lebih murah di Australia. Mi Instan Maggie Cup 90 cent (9100 Rupiah). Tidak takut kelaparan. Buat yang muslim bisa mengecek di aplikasi supermarket Coles, ketika di mesin pencari Coles, ketik kata halal, maka muncul sekitar 400 produk bersertifikat halal yang dijual di Coles.

Bagikan ini:

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Lagi
  • Cetak
  • Reddit
  • Twitter
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Pocket
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Skype
  • Surat elektronik

Menyukai ini:

Suka Memuat...
← Older posts

Ikuti Kami

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Cari

Terjemahan

Kategori

  • Air Asia
  • Anadolujet
  • Ankara
  • Asian Games
  • Asuransi
  • Australia
  • Bali
  • Bandung
  • Bangkok
  • Banjarmasin
  • Batik Air
  • Batu
  • Bisnis
  • Bogor
  • Brunei Darussalam
  • Buku
  • Cappadocia
  • China
  • Citilink
  • Denizli
  • Doha
  • Emas
  • Emirates
  • Garuda Indonesia
  • Goreme
  • Ho Chi Minh
  • Hongkong
  • Hotel
  • Internet
  • Investasi
  • Islam
  • Istanbul
  • Jakarta
  • Jepang
  • Jetstar
  • Johor
  • Kereta api
  • KLM
  • Kontes
  • Kuala Lumpur
  • Kuliner
  • Kyoto
  • Langkawi
  • Lion Air
  • Lombok
  • Macau
  • Makassar
  • Malang
  • Malaysia
  • Malindo
  • Medan
  • Melbourne
  • MY Airlines
  • Olahraga
  • Olimpiade
  • Osaka
  • Palembang
  • Pamukkale
  • Pegasus
  • Penang
  • Perth
  • Qatar
  • Qatar Airways
  • Scoot Airlines review
  • Sea Games
  • Shenzen
  • Singapura
  • Solo
  • Sriwijaya Air
  • Surabaya
  • Sydney
  • Thailand
  • Tiger Air
  • Tips
  • Tokyo
  • Turki
  • Turkish Airlines
  • Umrah
  • Umroh
  • Vietnam
  • Wisata
  • Yogyakarta

Arsip

  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Oktober 2013
  • September 2013
  • Agustus 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • April 2013
  • Maret 2013
  • Februari 2013
  • Januari 2013
  • Desember 2012
  • November 2012
  • Oktober 2012
  • September 2012
  • Agustus 2012
  • Juli 2012
  • Juni 2012
  • Mei 2012
  • April 2012
  • Maret 2012
  • Februari 2012
  • Januari 2012
  • Desember 2011
  • November 2011
  • Oktober 2011
  • September 2011
  • April 2011
  • Maret 2011
  • Februari 2011
  • Januari 2011
  • September 2010
  • Mei 2010
  • April 2010

Blog di WordPress.com.

  • Ikuti Mengikuti
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Bergabunglah dengan 467 pengikut lainnya
    • Sudah punya akun WordPress.com? Login sekarang.
    • asambackpacker01.wordpress.com
    • Sesuaikan
    • Ikuti Mengikuti
    • Daftar
    • Masuk
    • Laporkan isi ini
    • Lihat situs dalam Pembaca
    • Kelola langganan
    • Ciutkan bilah ini
 

Memuat Komentar...
 

    %d blogger menyukai ini: