Tag
Australia Open, coles, Elizabeth Street, Flinders Street, itinerary melbourne, jalan jalan ke australia, jalan jalan ke melbourne, Melbourne Town Hall tour, naik tram di melbourne, prangko australia, pusat kota melbourne, solo traveling ke australia, Swanston Street, tempat instagramable di melbourne, tram in melbourne, traveling ke australia pertama kali, visitor Shuttle bus, Yarra River
Senin, 23 Januari 2017
Agenda hari ini antara lain keliling kota Melbourne dengan menggunakan tram dan bus, menyusuri sungai Yarra (video tepian sungai Yarra), dan melihat kemeriahan Australia Open 2017.
Sarapan pagi saya di Europa hostel hari ini adalah roti dengan bermacam selai. Ada selai strawberry, blueberry, aprikot, kacang tanah. Dan minum kopi yang saya campur dengan susu segar. Lumayan bisa mengganjal perut. Setelah sarapan balik ke kamar, mengambil bekal buah apel yang saya beli kemarin. Dan tentu saja mengisi termos air.
Perjalanan saya mulai dengan menyusuri Queen Street dimana ada Victoria university, lalu belok ke Londsdale Street dimana restoran halal Mamak dan Zamzam. Lalu menyeberang ke Elizabeth Street, tepatnya ke kantor pos untuk membeli prangko buat saya tempel di kartu pos yang saya beli di St kilda kemarin. Prangko kartu pos ke Indonesia sebesar AUD 2.1. Di situ juga dijual peralatan kantor dan peralatan filateli seperti prangko, album prangko, kaca pembesar dll. Ada juga bolpoin gratis yang boleh diambil. Tak sempat naik tram meski punya kartu day pass, takut kelamaan.
Usai dari kantor pos, saya jalan ke arah Town Hall melalui Bourne Street mall yang ternyata ternyata kemarin ada insiden, orang Australia keturunan Yunani yang stres menabrak pejalan kaki di trotoar tersebut sehingga menewaskan 3 orang. Banyak karangan bunga di sana, ada juga stasiun TV yang siaran dari tempat ini. Turut berduka cita. Lanjut lagi jalan ke Swanston Street.
Jalan yang nyaman, teduh dan trotoar yang lebar. Saya ada jadwal mengikuti Town Hall tour jam 11 pagi yang pendaftarannya sudah saya lakukan seminggu sebelumnya. Bersama saya 5 turis dan New Zealand, 2 bapak-bapak, 3 ibu-ibu. Tepat jam 11 siang, tur dimulai, dengan menunjukkan ruangan yang ada di sana, misalnya ruang walikota, ruang menyambut ratu Elizabeth, ruang menyambut pebisnis besar yang berinvestasi di Melbourne, ruang konser musik/auditorium yang sangat besar beserta peralatan musik yang sangat kompleks dan besar. Selain itu kami juga dijelaskan sejarah terbentuknya kota Melbourne pada 1820 saat demam emas di sana. Melbourne sejak awal sudah di desain tata kotanya dan sampai saat ini masih digunakan. Sejarah negara bagian Victoria sebagai daerah terkaya di Australia, Olimpiade Melbourne 1956 dan perkembangan terkini kota Melbourne. Tour yang berlangsung 2 jam ini sangat menarik menurut saya, karena menyajikan hal yang baru.
Seusai tur, saya lanjut jalan ke Federation Square, melihat keramaian orang-orang yang menyaksikan siaran langsung Australia Open di layar besar. Lalu ke underground Visitor Information center dimana selain tersedia brosur informasi wisata, juga tersedia paket wisata dan toko souvenir. Saya membeli magnet kulkas dan tiket bus Visitor Shuttle di sini. Dari information center lanjut ke ACMI lalu keluar gedung ini menuju perhentian no 2 dari bus Visitor Shuttle. Dari sini bus mulai mengelilingi kota Melbourne, mulai Cricket Ground, Chinatown, Fitzroy (Italia Town), Melbourne university, Victoria Market, Docklands, Crown Casino, Botanical Gardenia, hingga Victoria Arts Centre, sebelum akhirnya ke Federation Square. Total perjalanan 90 menit. Bus ini ber AC, free WIFI dan ada komentatornya, baik suara kaset maupun dari sopir.
Dari Federation Square saya susuri Flinders Street, dan terlihat puluhan gelandangan berada di jalan ini, khususnya di stasiun Flinders. Mengejutkan buat saya, karena Australia terkenal sebagai negara makmur, tapi gelandangan ternyata banyak juga. Gelandangan nya hampir semuanya bule, saya cuma lihat satu nenek-nenek Chinese terselip di antara mereka. Â Jadi teringat jawaban Lisa orang New Zealand yang mengelola hostel di Goreme Turki waktu saya berkunjung ke sana 3 bulan lalu, “kenapa berbisnis di sini, bukankah New Zealand negara yang kaya dan banyak dikunjungi turis?” Jawabannya ” tiap negara punya permasalahan masing-masing”.
Dari Flinders Street saya mampir ke KFC di Elizabeth Street, beli paket yang sama dengan kemarin, yaitu Zinger. Berhubung saya mengisi survey, saya dapat bonus minuman kaleng dan kentang. Nikmat sekali. Di sini saya membaca berita kejadian kemarin ternyata dilakukan orang keturunan Yunani yang pailit/terbelit hutang. Dan korbannya ada cucu pendeta Yahudi, orang Jepang dan bule Australia.
Hari sudah sore, tapi hari ini terasa panas, karena temperatur menunjukkan suhu 37 derajat Celsius. Sampai hostel jam 5 sore. Mandi, sholat, istirahat sebentar, minum susu dan jus yang saya beli kemarin, lalu berangkat lagi untuk melakukan tur pribadi, menyusuri sungai Yarra (video Sungai Yarra) sambil mendengar kicauan burung. Untuk menghemat tenaga, saya naik tram mulai dekat central hingga stasiun Flinders. Gelandangan terlihat makin banyak, mungkin sudah berkumpul. Karena agak mengkhawatirkan, saya lewat daerah ini dulu, nanti pulangnya tidak lewat sini. Jalan melalui Princess bridge, belok kiri lewat taman Alexandria yang kecil namun cantik. Di situ tampak beberapa keluarga sedang gelar tikar melihat lampu Australia Open dan kano yang melintas. Di bawah jembatan ada live music-pengamen. Jalan terus, kemudian menyeberang Southgate Pedestrian Bridge,jalan terus melalui Melbourne SEAlife, lalu belok Queensbridge Street yang ujungnya ada parkiran Crown Casino. Belok kiri, ini kawasan Southgate, di sini banyak hiburan, mulai nonton bareng Australia Open melalui layar besar, akrobat, sampai live music. Kantor konsultan besar seperti PWC juga ada di sini. Puas menikmati tepian Yarra River, saya kembali ke arah Federation Square lalu jalan ke halaman depan lokasi Australia Open (video lokasi Australian open) tepatnya ke Birarung dimana ada acara nonton bareng Australian Open (video nobar Australian Open di Birarung).
Setelah menyeberang Princess Bridge, belok kanan melalui Princess Walk. Saya mampir beli Mama’s Gozleme, makanan khas Turki yang bertuliskan halal. Orang Australia tampaknya juga familiar dengan Gozleme, karena saya harus antri. Lanjut turun ke arah Birrarung Marr dimana ada booth dan ticketing Australia Open. Sangat meriah. Booth sudah banyak yang tutup, karena sudah jam 7.30 sore. Saya masih sempat foto di lokasi ini. Ada juga tempat nonton outdoor di bukit buat pemegang karcis bekas nonton di dalam. Uniknya layarnya ada di pinggir jalan, sehingga yang tidak berkarcis juga bisa nonton, meski kurang nyaman, karena terlalu dekat ke layar. Seperti nonton di bioskop dan duduk di kursi paling depan.
Usai melihat meriahnya acara Australia Open (video Australian Open), saya balik ke hostel. Saya mampir dulu ke Coles Swanston Street yang ternyata lebih lapang daripada yang di Central mall. Saya lihat Yakult harganya hampir 4 AUD, padahal di Indonesia cuma 8000 Rupiah (1/5 nya). Usai beli air minum, saya balik ke hostel naik tram yang ada iklan Garuda Indonesia di badannya. Dan tiba di hostel sudah jam 9.30 malam. Santai sambil menikmati belanjaan kemarin, dan sekitar jam 11 malam mulai lelap tertidur.
Tempat menarik di Melbourne yang saya kunjungi hari ini :
- tur Town Hall
- keliling naik bus
- susuri Sungai Yarra
- Australia Open
Pengeluaran hari ke 2 :
- prangko koleksi dan untuk kirim kartu pos 3.95+6.3 = AUD 10.25~Rp 103k
- magnet kulkas dan visitor shuttle bus 5.95+10 = AID 15.95~Rp 160k
- Gozleme AUD 10~ Rp 100k
- KFC AUD 10.75~Rp 108k
- Air1.5 l AUD 1 ~Rp 10k
Rp 481k