Tag
Anitkabir, Ankara, eminonu, esenboga airport, havatas, kadikoy, makam Ataturk, pengalaman naik Pegasus Airlines, Sabiha gokcen
Selasa, 8 Nopember 2016
Agak ngebut pagi ini, kami masak nasi buat bekal, dan bersiap mengejar jadwal pesawat jam 12.10 ke Ankara. Jam 7 kami sarapan buffet ala Turki dan barat yang lezat, ketemu pakcik makcik Malaysia beserta 2 putrinya.
Untuk meringkas perjalanan, kami naik tram dari Gulhane-Eminonu, kemudian disambung feri 15 menit dari Eminonu-Eropa ke Kadikoy-Asia. Dari sini lanjut lagi naik bus Havatas 10 TL ke Sabiha Gokcen Havalimani (SAW Airport). Kami sampai bandara sudah jam 10.30. Karena sudah check in online, kami tinggal cetak boarding pass di mesin yang tersedia. Karena tas pakaian dll kami simpan di hotel, perjalanan ke Ankara ini kami hanya berbekal backpack berisi paspor, duit dan buku panduan serta nasi dan lauk yang kami masak di kamar hotel tadi.
Perjalanan ke Ankara dengan pesawat Pegasus ini kami tempuh 1 jam saja. Serupa dengan Air Asia, Pegasus ini termasuk low cost carrier. Makanan, pilihan kursi, bagasi bayar. Kami makan siang di pesawat dengan menu produk Do&Co (sama dengan katering Turkish Airlines) yaitu Caesar salad dan mung bean. Caesar salad ini berisi 5 irisan ayam panggang, mayones, dan semangkuk plastik full sayuran, enak dan menyegarkan. Sedangkan mung Bean adalah masakan khas Turki yang berisi kacang hijau dibumbui paprika dan rempah-rempah ala Turki, ditambah roti dan sebotol mini minyak zaitun, enak kata istri saya. Pukul 13.00 pesawat mendarat mulus di Esenboga Airport (ESB). Seperti bandara sebelumnya, bandara ini juga baru dan kelihatan anggun. Mayoritas bandara di Turki yang saya temui (Sabiha Gokcen Istanbul, Adnan Menderes Izmir, Esenboga Ankara) bagus dan megah, mirip Kualanamu Medan, kecuali Erkilet Kayseri yang kecil dan Ataturk Istanbul yang sudah out of date.
Tujuan kami hanya satu, yaitu ke Musoleum Anitkabir, dimana ada makan Ataturk dan sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Turki dan tentunya melibatkan Ataturk. Untuk menuju ke lokasi kami pertama naik bus Belko no 442 tujuan Kayzali, tarifnya 10 TL, lanjut ke Anadolu/Tandogan memakai MRT/subway rute hijau yang ke arah ASTI. Tarifnya 4 TL. Perhentian terakhir bus ini ada di samping terowongan MRT Kayzali. Pemandangan Ankara berbeda dari Istanbul. Di Ankara lebih modern, seperti Singapura atau Kuala Lumpur. Sedangkan Istanbul lebih klasik dan berkarakter.
Keluar dari terowongan MRT Anadolu, ambil belok kiri, lebih bagus kalau punya akses data biar tahu lebih tepat lokasinya. Sebenarnya tinggal lurus saja, bisa langsung tiba di gerbang. Buat yang bawa backpack, sebaiknya backpack di simpan di sini, barang berharga sebaiknya dibawa. Di dekat pos ini ada mesin minuman dan snack yang harga jualnya termasuk murah, seperti Caprisonu dan air 1 TL, teh kaleng rasa peach Lipton 2 TL, Snack asin dan manis 1 TL. Dari gerbang ke patung singa dengan 10 tentara, berjarak 1 km, baru setelah itu tiba di lapangan luas dengan gedung utama berupa makam dan disampingnya museum. Museumnya sendiri saya rasa sangat spektakuler, betapa tidak, meski gratis, menampilkan semua barang pribadi Ataturk, bahkan AlQuran mini hadiah Ataturk ke adik perempuan nya juga ada. Walau agak kontroversial dengan tudingan Ataturk ini yang meruntuhkan kekhalifahan Usmani, tetapi dari museum ini yang menampilkan diorama dan sejarah Turki, tertulis bahwa pada 1920 melalui perjanjian Sevres khalifah sudah menyerah kalah dari sekutu Inggris, Italia, Yunani, dan Armenia dan mengkapling wilayah Turki untuk mereka, menyisakan sedikit saja. Tentara Yunani bahkan sudah mendarat di Izmir dan membunuh para lelaki dewasa, remaja sampai anak-anak di depan istri/ibu mereka. Generasi muda Turki yang dipimpin Mustafa Kemal Pasha menolak hal ini dan memberontak bersama rakyat Turki. Dan akhirnya berhasil. Sejak saat itu dia mendapat julukan Ataturk (bapak Turki) dan menghapus khalifah yang sebenarnya sudah tidak punya kekuasaan sejak perjanjian Sevres. Proses penghapusan ini berlangsung beberapa tahun, karena rakyat Turki masih mencintai khalifahnya. Sedangkan Ataturk merasa dia yang berjasa untuk bangsa Turki. Cukup worth it mengetahui sejarah Turki di sini dengan diorama spektakuler yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Dari Anitkabir ini bisa melihat pemandangan kota Ankara, karena posisinya ada di bukit. Taman jalan akses ke sini juga ditanami bunga yang cantik dan menarik. Kami sempat menyaksikan upacara penggantian tentara penjaga pada jam 3.30 sore. Dua setengah jam di sini, kami balik lagi dengan arah sebaliknya. Bus 442 yang ke bandara posisinya ada di seberang posisi datang tadi. Perjalanan selama 1 jam melalui kawasan modern yang mewah dengan apartemen dan masjid baru yang megah, ada foto presiden Erdogan pula, dan kami tiba di bandara pas jam 6 malam. Penjagaan sangat ketat di semua bandara, ada tank dan pemeriksaan berlapis, mengingat posisi dan beberapa kejadian sebelumnya.
Karena sudah check in online dan cetak tiket sejak di Istanbul tadi, kami langsung ke mushola untuk sholat, lalu masuk ruang tunggu 110 dimana Pegasus akan mengantarkan kami ke Istanbul malam ini.
Kami sudah pesan meatball dan chicken schnitzel. Rasanya super mantap, seperti masakan Indonesia. Bumbunya sangat terasa. Tertulis di kemasannya ada tulisan Do&Co Turkish, ini katering yang juga melayani Turkish Airlines dan Austrian Air. Selain menu utama, dilengkapi juga dengan roti/biskuit, salad dan puding. Chicken schnitzel dilengkapi setengah jeruk lemon, sedangkan meatbal dilengkapi minyak zaitun dan kemasan botol kaca mini. Menarik. Penerbangan yang seharusnya 1 jam ini bertambah 15 menit karena harus berputar menunggu giliran. Begitu mendarat di Sabiha Gokcen kami bisa segera keluar, karena tak ada bagasi. Untuk balik ke Kadikoy kami naik bus Havatas 10 TL, dan berhenti di beberapa tempat. Setengah ngantuk, sempat kepikiran serasa naik bus DAMRI bandara kalau di Jakarta.
Dari Kadikoy kami lanjut naik fery ke Karakoy, karena jam 11 malam sudah tidak ada yang ke Eminonu. Tak masalah, Karakoy dan Eminonu hanya terpisah oleh jembatan Galata, posisi stasiun juga berurutan (Setelah Karakoy adalah Eminonu). Dari stasiun Karakoy kami naik tram turun di Gulhane. Sholat lalu istirahat. Lelah sekali perjalanan ngebut hari ini. Setidaknya kami tahu kota Ankara, Museum Ataturk, dan bandara Sabiha Gokcen.
Ada yang menyebut mustafa kemal sebagai pahlawan ada yang menyebut pengkhianat karena membubarkan kekhalifahan, menurut mas gimana?
SukaSuka
tergantung sudut pandang siapa. kalau saya melihat, bagaimanapun, mustafa kemal tetap ada jasanya bagi turki. waktu kerajaan turki usmani kalah perang dengan sekutu, wilayah turki dibagi2 ke yunani, italia, perancis dll, namun mustafa kemal dan kawan-kawannya melakukan perlawanan. sesudah menang, mustafa kemal tidak mau mengakui lagi khalifah usmani, karena sudah hilang kuasa waktu kalah dari sekutu dan membagi wilayah. jadi mustafa berjuang untuk dia sendiri dan rakyat turki yang hampir saja dijajah/dicerai beraikan sekutu waktu khalifah turki menanda tangani perjanjian sevres
SukaSuka