Ya, mumpung tinggal di Bandung, saya dan istri mencoba menjelajah kota sekitarnya. Dari Bandung ke Cirebon dapat ditempuh 4 jam dengan kereta api, 2-3 jam lewat jalan raya. Rute kereta api memutar ke utara dulu lewat Cikampek, baru ke timur arah Cirebon. Sedangkan lewat jalan raya bisa ditempuh melalui Jatinangor-Sumedang-Majalengka-Cirebon. Lumayan, sambil menghabiskan waktu di kereta dengan membaca buku “Indonesia Wow, MarkPlus Wow, We are Wow” tulisan Hermawan Kertajaya dan 25 MarkPlus-ers setebal 424 halaman. Lumayan, libur akhir tahun, sekaligus merayakan ulang tahun pernikahan dan merencanakan strategi untuk tahun 2016.

Restoran KA Ciremai nyaman untuk membaca
Kami pagi ini naik kereta Ciremai Ekspres yang berangkat jam 9.55 pagi dan sampai Cirebon jam 2.15 siang. Lintasannya melalui stasiun Purwakarta (dimana ada tumpukan gerbong bersusun), lalu Cikampek, Haurgeulis, Jatibarang, baru Cirebon Kejaksan. Pemandangan berganti dari hutan, sawah, ngarai menjadi pematang sawah yang luas di pantai utara. Ketika tiba di stasiun Cirebon, kami ikuti saja arus manusia di sana, semuanya menuju terowongan (underpass) yang menghubungkan antar jalur kereta. lalu naik, begitu sampai ujung langsung pintu keluar. Di sana disambut tukang becak. Berhubung sudah minta jemput hotel Metland kami ditunggu sopir yang membawa papan kertas bertulis nama saya. Dekat sekali, tak sampai sekilo jarak hotel dengan stasiun. Meski begitu, lumayan basah juga kalau kehujanan.

stasiun Cirebon

pedang nabi di Metland

paket di Metland

lobi Metland Cirebon
Hotel baru, simple dan wangi ini merupakan grup Metropolitan yang juga mengelola hotel Horison Nusa Dua yang pernah kami inapi dulu. Kamar simple, namun lebih bagus dari Amaris ataupun Pop Harris. Di lobi ada 10 merk koran umum dan bisnis, tinggal pilih mana yang mau dibaca. Setelah dapat kunci kami istirahat di kamar 808 yang kami pesan dari pegipegi.com. Lumayan dapat rate kamar deluxe (bedanya sama superior, ada tambahan coolbar dan pembuat kopi teh) 350 ribu setelah diskon 150 ribu (total sebelum diskon 500 ribu) di musim liburan yang ramai ini. Liftnya go green, baru nyala pendingin saat dipakai. WIFI kamar cukup cepat. Amenities bagus, seperti horison, bukan dispenser. Ada sisir, shampo dan kondisioner, lotion, sabun cair, sabun batang. Channel TV kabel ada 16 termasuk 2 informasi hotel dan grup nya. Ada juga safety deposit box untuk menyimpan barang berharga.
Setelah menunggu hujan 2 jam, kami keluar hotel jam 5.10 sore, cari makan empal gentong krucuk 1 yang banyak direkomendasikan itu. Kami jalan sekitar 500 meter menurut googlemaps, melalui trotoar jalan Siliwangi yang baru direnovasi. Posisi tempat makan ini persis di samping bank BTN yang megah. Tempat makan yang luasnya mungkin sekitar 60 m2 ini cukup representatif dengan kursi kayu yang kokoh. Saya pesan empal gentong campur sedangkan istri pesan yang daging, bedanya yang campur ada gajihnya (lemak daging) sedang yang daging, ya daging saja. Kami juga pesan sate sapi yang empuk dan enak, demikian juga kerupuk kulit sapinya. Enak sekali empal gentong disini, seperti perpaduan soto betawi dan gulai, tapi ini lebih enak. Pakai santan, daging, daun kucai. taburannya bisa pakai bubuk cabai merah yang pedas. Saya sempat taruh sesendok makan bubuk cabai di kuah, makan, awet panasnya di perut sampai se jam kemudian. hahaha. Harga per 22 Desember 2015, empal gentong/asem 18 ribu, nasi/lontong 4 ribu, sate 3 ribu/tusuk, krupuk kulit 8 ribu.

empal gentong krucuk yang enak sekali
Setelah empal gentong lanjut ke nasi jamblang mang dul seberang Grage Mal. Untuk ke sini bisa jalan kaki, naik angkot, maupun naik becak. Jalan 2 km menghabiskan waktu 30 menit melalui jalan Siliwangi, stasiun, kantor walikota, masjid jamik dll.Nasi yang dibungkus daun jati kemudian bisa dikasih topping aneka lauk ini sebenarnya nasi biasa. Rasa nasinya khas, sedangkan lauknya enak, semacam makanan di rumah. Seporsi dengan lauk 4 gorengan ( perkedel, tahu, tempe, sate kerang) dihargai 10 ribu Rupiah, sedangkan seporsi berlauk hati ayam, otak sapi, ikan asin dihargai 21 ribu Rupiah. Puas dari sini kami lanjut jalan ke Grage Mall. Tak semewah PVJ, Senayan City atau Grand Indonesia, tapi ada Foodhall yang isi jualannya 11-12 dengan Hypermart. Memang kakak adik sih. Untuk ukuran kota kecil, ini sudah lumayan membanggakan. Balik lagi ke hotel jalan kaki lewat masjid agung At Taqwa. Ketemu odong2 berlampu di depan masjid. Kami ketawa lihat perjuangan driver odong2 yang menghela untuk 4 orang anggotanya. Sudah bayar, dapat capek pula. Merekapun tampak ketawa menikmati.
Kami tiba di hotel jam 9 malam. Dan catatan Xiaomi Band menunjukkan angka 10 ribu langkah dan 7 km perjalanan kaki kami seharian. Lumayan sehat lah. Karena lelah, setengah jam kemudian tertidur, tak lupa cuci kaki yang agak kotor, karena beberapa titik lumpur bekas hujan yg kami lalui, mengotori sandal travel kami.
Paginya kami sarapan lezat. Untuk di kelasnya, saya rasa ini jauh lebih enak dan lezat serta variatif dari sarapan hotel sekelasnya (Amaris, Zodiak, Fave dll). Ada nasi dan mi goreng, ayam kentucky, set nasi rames, buah, set bubur ayam, set soto ayam, tahu gejrot, kopi, teh, susu, jus jeruk dan mangga. Rasanya otentik seperti masakan tradisional. Puas sarapan dan foto di rumah kebun yang asri kami lanjut untuk ke pasar kanoman dan kraton kasepuhan.
Untuk ke pasar kanoman kami naik becak, sambil pilih becak yang kira2 muat kami berdua. Tarifnya hanya 15 ribu Rupiah untuk jarak tempuh 2,7 km di google map. Kami lihat pusat bisnis dari becak. Pasar yang klasik dan meriah, ditambah macet karena ada pick up yg lewat berpapasan dgn becak. Kami nikmati aja kesemrawutan ini.
Di belakang pasar, ada pasar musiman, karena kebetulan mau ada maulid nabi. Kami kesasar, namun teratasi dengan bertanya ke pedagang di situ. Akhirnya kami menemukan kraton Kasepuhan mengikuti orang2 kampung yg bawa botol untuk bawa air “ajaib” dari kraton.

salah satu sudut keraton kasepuhan Cirebon
Untuk masuk kasepuhan, ada loket dengan harga tiket masuk 10 ribu Rupiah. Di dalam lebih banyak lagi pungutan sumbangan seikhlasnya, boleh saja kasih recehan, mereka tak akan mengomel. Siapkan saja buat 10 spot sumbangan. Ada istana raja, ada rumah kerabat, ada tempat pameran pusaka dan cinderamata dari kerajaan lain, ada meja kursi batu sumbangan Raffless, ada patung lembu nandi yg menandakan dulu Hindu sebelum Islam, ada keramik bergambar abad pertengahan di Eropa ditempel di dinding. Bangunannya sederhana tapi mengandung sejarah yang luar biasa. Di depan bangunan istana juga ada informasi tertulis mengenai sejarah kraton Cirebon. Bersamaan kunjungan kami, ada acara silaturahim raja dengan rakyatnya. Rakyatnya datang bawa pikulan isinya hasil kebon seperti pisang, singkong. Sederhana namun mengesankan, apa adanya tanpa relayasa. Oh ya, kami diantar oleh guide bapak2 usia 50 tahunan yang menjelaskan dengan pelan dan sopan, tidak pasang tarif tapi tidak memalak, ketika saya kasih 50 ribu, bapak tsb juga sudah tampak gembira dan berterima kasih.
Setelah hampir 2 jam di sini, kami balik ke hotel dengan becak bertarif 25 ribu.
Jam 12 kami check out, duduk baca koran lalu tidur2an di lobby hotel, menunggu jam 1, malas berlama2 di stasiun. Pas jam 1 kami jalan kaki ke stasiun yg berjarak 500 m. Panas, tapi tak sepanas Jakarta, Banjarmasin, KL ataupun Melaka. Kami mampir makan siang di empang gentong putra Mang Darma. Makan empal asem yg rasanya gurih segar. Enak deh. Jam 1.45 ke stasiun, duduk di ruang tunggu luar yang ada kipas anginnya, tak terlalu panas karena plafon stasiun cukup tinggi. Jam 2 tepat masuk ruang tunghu dalam setelah tiket dan KTP diperiksa petugas. Kami bimbang, apa menunggu Dunkin Donuts, Starbuck, atau batik Trusmi. Kami pilih yg terakhir saja, karena ini khas Cirebon, disini kami beli jaket batik, dan oleh2 khas seperti kerupuk udang, ikan, terasi, kulit sapi dan kulit ikan goreng. Ada sofa yang nyaman dan AC yang sejuk.

empal asem mang darma
Jam 2.45 kami naik kereta Ciremai yang sudah parkir, jam 3 siang tepat kereta berangkat ke Bandung, kami makan malam di situ dan tiba tepat jam 7.15 malam, lanjut naik taksi Blue Bird yang tempat parkirnya di samping kiri/50 meter dari pintu keluar stasiun Bandung sebelah utara.
Berakhir sudah jalan2 kami di Cirebon dengan kesan :
– lebih bagus dari bayangan saya, kota santai, jalan lebar dan mulus, trotoar lebar.
– makanannya enak2 dan berkalori tinggi
– orangnya ramah
– ada kraton kasepuhan yang bersejarah
– hotel kompetitif dengan layanan prima
– becak murah.
Menyenangkan bisa main ke Cirebon.
Menyukai ini:
Suka Memuat...