Dari Jakarta kami tiba di LCCT jam 11.30 siang, masih lama untuk menunggu pesawat jam 8 malam ke Medan. Untuk itu kami memutuskan untuk isi waktu jeda ini mengunjungi Putrajaya dimana kantor pusat pemerintahan dan kementrian berada.Untuk mengunjungi tempat ini kami membeli tiket di konter setelah keluar imigrasi dekat tangga menuju pintu keluar bandara. Tiket seharga 8 Ringgit, terdiri dari tiket bus Nadi Putra 2,5 Ringgit dan kereta KL Transit 5,5 Ringgit. Pertama kami naik bus menuju stasiun Bandar Tasik Selatan dilanjutkan ke Putrajaya menggunakan kereta. Di sini kami sempat ngobrol dengan pasangan lansia dari Perancis yang pulang dari Bali, mereka mengira kami orang Melayu Malaysia, demikian juga pengantin baru Cina Malaysia yang ada di dekat kami yang baru pulang bulan madu, padahal kami 99,xx% Jawa (walau di salah satu silsilah keluarga ratusan tahun lalu ada kakek moyang pedagang Arab nikah dengan campuran Champa dan China lalu anaknya nikah dengan orang Majapahit dst dst) yang erat kaitannya dengan Bali. Setelah sedikit basa basi dan bergantian mengambil foto, tak terasa kami tiba di stasiun Bandar Tasik Selatan. Menyenangkan bersosialisasi dengan manusia dari belahan lain di dunia.
Dari stasiun boleh lanjut naik bis lagi nomor 300 menuju Masjid Putrajaya. Namun saya pilih tour gratis yang cuma bayar 1 Ringgit buat baya bus sahaja, guide cuma-cuma, kalau mau kasih tips juga boleh. Kawasan ini luar biasa rapi dan megah. Kantor (ibu pejabat) satu kompleks dengan fasilitas untuk pekerjanya. Walau menjemukan karena cuma bangunan sepi-mungkin di dalamnya banyak orang, sempat terpikir kapan Indonesia bikin yang seperti ini. Banyak manusia (Indonesia) kok semrawut, sedikit manusia (Malaysia)kok bisa lebih cantik. Mungkin pemerintah dan rakyat Indonesia harus bersepadu untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju. Amerika Serikat yang penduduknya lebih besar dari tetangganya (Kanada, Meksiko) saja lebih maju segala hal dibanding tetangganya, masak kita kalah dengan tetangga kita. Tur kurang dari 2 jam ini diakhiri bersamaan dengan makin gelapnya langit Putrajaya akibat kabut asap.
Oh ya, kami tiba saat beberapa jam sebelumnya Malaysia Airlines (MH) hilang kontak saat perjalanan ke Beijing. Ini menyebabkan banyak penduduk Malaysia yang kelihatan bingung termasuk pramugari Malaysia Airlines yang naik kereta cepat bersama kami tadi. Dan kabut asap tebal di Putrajaya, kali ini kabarnya dari hutan payau Dungun di Terengganu Malaysia