Tag
Air Asia, biaya jalan jalan ke malaysia, jalan jalan ke Kuala lumpur, kebab baba rafi, kebab baba rafi malaysia, makan hemat LCCT, makanan di Kuala Lumpur, Malaysia, menara petronas, pasar seni kuala lumpur, petrosains, santan air asia, tiket murah AirAsia, Visit Malaysia Year 2014
Tahun 2014 dicanangkan Malaysia sebagai tahun kunjungan wisata (VMY2014), beruntung kami datang tepat pada saat pencanangan ini dimulai, sehingga kami turut merasakan kemeriahan suasananya.
Kami berangkat berempat dari Yogyakarta pada hari Jumat, 3 Januari 2014 lalu menggunakan pesawat Air Asia AK1321 yang berangkat jam 2 siang. Karena berdekatan dengan sholat Jumat, kami berangkat dari rumah lebih awal yaitu jam 11 untuk sholat Jumat jam 12-12.30.
Jam 1 kurang kami sudah ke meja check in,karena sudah check in via online kami hanya perlu verifikasi dokumen (paspor) dan mendapat stempel pengesahan. Kemudian bayar airport tax internasional Jogja lanjut ke imigrasi yg tersedia 2 meja petugas, lalu menunggu di ruang tunggu internasional yang tidak berubah sejak kunjungan pertama tahun 2010 lalu.
Pesawat terbang tepat pukul 14 WIB dan mendarat di LCCT KLIA pukul 17.50 waktu Malaysia, terlambat 25 menit dari karena cuaca hujan berpetir sore itu. Pengalaman terbang sore itu cukup menyenangkan, menu pesanan kami sore itu nasi lemak, chicken rice, nasi briyani, dan mie mamak yang sudah saya pesan secara online dimana harganya 20% lebih murah daripada langsung beli di pesawat. Majalahnya juga bertema Visit Malaysia Year 2014,sehingga sejak di pesawat kami sudah mulai merasakan acara besar negara ini.

nasi ayam briyani

mi goreng mamak

snack air asia

nasi lemak
Sesampai di parkiran pesawat, hujan sudah mulai reda, dan seperti biasa, untuk menuju bangunan terminal bandara LCCT kami jalan kaki melalui lorong lantai dari semen dan sebagian tergenang air. Buat yang pertama ke sini mungkin shock seperti kami dulu, tapi tak lama, setelah masuk bangunan, mulai terasa modern. Meski LCCT namun gerai toko ditata dengan rapi dan bervariasi.Imigrasi sangat panjang dari bermacam warna kulit dan ras. Estimasi saya seperempat Melayu, sepempat Cina, seperempat India dan seperempat lagi Western. Imigrasi ini makan waktu 1 jam.
Usai imigrasi kami mampir di kios Tune Talk untuk redeem pesanan kartu perdana/starter pack GSM senilai 5 Ringgit. Biaya untuk kontak ke Indonesia sangat murah, hanya 23 sen/menit (800 rupiah), tarif yang juga untuk SMS. Untuk data 88 sen per 50 MB. Lebih murah daripada roaming pakai nomor Indonesia yang 5000 per menit dan per SMS. Cuma sayang untuk sinyal Tune Talk kurang bagus, kadang hilang bila dipakai di pusat kota. Sebaliknya roaming mahal tapi sinyal penuh/bagus. Telkomsel kerjasama dengan Maxis, sedangkan XL kerjasama dengan Celcom.
Dari LCCT kami ke kota dengan menggunakan SkyBus yang sudah kami pesan bersamaan tiket AirAsia sehingga saat di bus, kami hanya perlu tunjuk kertas tiket ke kondektur. Perjalanan ditempuh sekitar 1 jam dan jam 8 malam tepat kami tiba di KL Sentral. Langkah selanjutnya kami ke hotel menggunakan monorail, karena hotel yang kami tuju dekat dengan stasiun monorail Medan Tuanku. Sebelum naik ke stasiun,kami makan dulu nasi kandar India Muslim di dekatnya. Menunya seputar ayam,ikan baik yg digoreng maupun dibumbu kari.Stasiun monorel tidak berada di KL Sentral, tapi harus berjalan dulu di lorong dengan ujung tempat parkir taksi, kemudian menyeberang serong kanan. Sekitar 200 meteran dari tempat parkir SkyBus.
Perjalanan ke stasiun Medan Tuanku makan waktu sekitar 30 menit melalui Maharajalela dimana komplek istana negara berada, Bukit Bintang,tempat favorit turis barat dan Arab, dan Bukit Nanas yang dekat ke menara KL dan pertukaran kereta ke Menara Petronas.
Kami sampai di hotel Tune Downtown KL tepat jam 9 petang. Proses check in cepat karena sudah dibayar dimuka. Tarif 150 Ringgit untuk 2 malam termasuk AC 24 jam sesuai pemakaian aktual,handuk beserta shampo dan sabun,TV dan Wifi 24 jam flat. Sebelum masuk kamar kami beli bekalan di 7 eleven di dalam hotel ini. Kami dapat kamar nomor 424 dan 425 dimana jendela berada di lorong tengah bangunan. Paling tidak debu dan bisingnya suara jalan raya tidak masuk ke bilik. Sangat nyaman kami rasa bilik Tune KL ini, lebih luas dari Tune Jakarta, Penang dan Johor. Ada spasi 1 meter bisa untuk sholat dan taruh tas.
Setelah sholat kami nikmati semua fitur yang ada, kemudian rehat untuk melepas penat dan persiapan perjalanan esok hari. Sinyal TuneTalk hanya muncul 1 batang di hotel ini.

di sini kami menginap

tune kl downtown
Sabtu, 4 Jan 14
Kami keluar dari hotel sekitar jam 9 pagi, melalui skyway/jembatan penyeberangan menuju Maju Junction untuk cari sarapan. Tapi kami tak temui karena semua masih tutup. Karena itu kami balik lagi ke skyway menuju stasiun LRT Sultan Ismail. Selain itu skyway juga terhubung ke monorail Medan Tuanku.
Dari Sultan Ismail kami menuju Masjid Jamik dengan tarif LRT 1.2 Ringgit per penumpang, boleh dibeli di mesin atau melalui loket. Perjalanan singkat saja hanya melalui stasiun Bandaraya. Turun LRT kami temui pedagang makanan yang menjual nasi lemak dan nasi goreng dengan lauk ayam. Empat bungkus kami bayar 11.6 Ringgit. Sepertiga harga nasi Kandar semalam. Kami beli 2 kaleng teh seharga @1 Ringgit di vending machine. Lalu berjalan melalui masjid Jamek di seberang sungai Gombak. Ketika sampai di plaza depan HSBC kami buka makanan dan makan di sana. Banyak polisi di sana, cek pengunjung dan minta identitas. Maklum banyak muka Asia Selatan di sana. Kami tenang saja, karena kami yakin polisi bisa bedakan turis dengan imigran gelap. Selesai makan, kami jalan menuju Pasar Seni (Central Market). Kami tiba jam 9.30 pagi, berhubung belum buka kami keliling dulu di lorong samping Pasar Seni. Banyak penjual cenderahati yang sudah mulai buka lapak. Tampak pula penjual kebab Baba Rafi dan ayam impit yang mulai siap-siap berjualan. Tepat jam 10 Pasar Seni dibuka. Penyejuk udara terasa segar pagi itu, dagangan di sana juga semakin cantik dan beraneka ragam. Kualitas juga terbilang bagus. Puas keliling kami menuju HAB Pasar Seni dimana bus jalur purple GoKL berada bersama bus rute lain. Bus ini gratis, mengantar pelancong ke area Bukit Bintang dan bisa berpindah bus jalur green menuju KLCC dimana menara Petronas berada. Meski gratis dilengkapi pula dengan WIFI yang bagus sinyalnya. Kami sempatkan pula update email dan whatssapp sambil melihat pemandangan kota yang rapi dan cantik sepanjang jalur bus.
Kami turun di perhentian Pavilion untuk berganti bus jalur green menuju perhentian KLCC. Cuaca hujan rintik-rintik, tak mengganggu semangat kami untuk menikmati lingkungan Petronas. Di muka gedung ini kami berfoto, lalu masuk Suria Mall melalui KL Philharmonic menuju lantai 4 dimana Petrosains berada. Wahana seharga 25 Ringgit untuk non Malaysia ini cukup sepadan dengan kelengkapan isi yang bisa dipelajari. Adik dan istri masuk ke situ, sementara saya dan istri mampir di toko buku Kinokuniya yang mirip Gramedia Grand Indonesia namun bukunya lebih padat dan tebal-tebal. Puas dari sini kami makan siang di foodcourt Rasa untuk mencoba menu Bimbimbap dan Kimchi Korea.

bimbimbab enak
Mengenai rasa, enak tidak mengecewakan. Puas kami dengan makanan yang ada. Di sini kami bersantai lebih dari satu jam, lanjut jalan lagi, ada pameran ilmuan di Petronas galery. Meliputi ilmuwan Malaysia dan peraih Nobel, dilengkapi pula coretan mereka di kertas A0 yang menggambarkan temuan mereka. Puas di sini kami turun ke lantai concourse untuk belanja di supermarket Jepang Isetan. Jualannya sangat lengkap, mirip Foodhall tetapi lebih berkelas barang-barangnya. Ada juga makanan siap santap beserta kokinya yang menjual masakan dalam kondisi segar. Tak hanya beli bahan, tapi juga wisata mata melihat chef menyiapkan makanan. Setelah 3 jam meninggalkan adik dan istrinya, handphone dengan nomor TuneTalk saya berdering, kasih kabar kalau sudah puas menikmati Petrosains. Kami kembali menuju foodcourt Rasa untuk ketemuan lagi. Dari sini kami turun lagi ke bawah mencoba mencicipi menu ayam KFC yang disajikan dengan nasi gurih/lemak. Enak, harga tak mahal, rasa tak mengecewakan.
Setelah puas di dalam mall, kami lanjut jalan ke halaman KLCC, disana ada kolam dan taman yang sangat nyaman untuk berfoto dan mencuci mata dengan warna hijau pepohonan. Kami juga sempat isi botol air dengan air semula jadi (mata air) yang sudah disterilkan. Air segar serasa Aqua. Kami tahu air semula jadi ketika security perempuan KLCC yang ambil air tunjuk ini air semula jadi, yang itu air paip (ledeng). Semuanya siap minum, tapi yang semula jadi lebih segar tanpa bau kaporit. Terimakasih cik. Rencana kami berikutnya ke masjid As Syakirin yang berada di kawasan KLCC, namun terkepung oleh alat berat yang sedang membangun gedung pencakar langit berikutnya. Terpaksa kami memutar sejauh sekitar 1 km.
Di sini kami mengqashar sholat Dzuhur dan Ashar. Meski sudah jam 5 petang langit KL masih terlihat terang. Kami lanjut jalan ke muka menara Petronas untuk naik bus GoKL dengan rute menuju Pavilion berganti bus menuju ke Pasar Seni. Kami beli coklat dan oleh-oleh lain meski di Petronas tadi juga sudah beli. Harga sama saja. Kami juga pesan kebab Baba Rafi seharga 4.9 Ringgit. Ini adalah francishe dari Indonesia, dan kelihatannya cukup laku dimana kami harus antri dengan pembeli berwajah Timur Tengah dan barat. Di seberangnya ada Es Teler 77 yang juga banyak peminatnya. Oh ya, di Petronas juga ada restoran Bumbu Desa yang mana sejak 2010 sudah ada di lantai 4, dan merupakan restoran tersediri yang selalu ramai dengan pembeli. Setelah Pasar Seni kami lanjut jalan ke Petaling Street melihat kemeriahan pasar ini. Lampion China dan jinggle Malaysia Truly Asia menggema di sini. Tren jualan tidak lagi barang murah semacam gantungan kunci tapi beralih ke fashion dan tas yang memungkinkan penjual mendapat margin untung lebih tinggi. Dari Petaling Street kami susuri jalan yang hingar bingar dengan aneka musik India yang mendayu-dayu, saat adzan berkumandang tiba-tiba semua hingar bingar itu lenyap berganti adzan, hingga akhirnya sampailah kami di stasiun Masjid Jamik. Kami sempat galau apakah mau balik ke hotel mengingat kaki sudah letih ataukah ke Dataran Merdeka untuk menyaksikan acara pembukaan Visit Malaysia Year 2013. Setelah berunding kami putuskan mendatangi acara yang khusus ini. Tampaknya acara sudah akan dimulai, kami berfoto dulu di depan kantor kementerian pelancongan dan kebudayaan Malaysia. Hasil foto terlihat sangat keren, kemudian kami ke dataran merdeka dan menemukan keramaian yang baru seperti 17 Agustus an di kabupaten. Saat hujan semakin lebat dan perkenalan 26 negara undangan termasuk Republik Indonesia yang hadir malam itu, kami pulang balik ke stasiun Masjid Jamik berlawanan arah dengan ratusan orang yang akan menuju dataran merdeka. Meski sebagai bumiputra menjadi prioritas, tapi orang Melayu juga mau berjualan sepanjang jalan ini dengan tertib.
Jam 9 tepat kami sampai di stasiun LRT Sultan Ismail melalui skyway menuju Maju Junction. Di sini kami lihat pertokoan mulai tutup dan kami mampir di supermarket Giant untuk belanja oleh-oleh. Harga di sini relatif lebih murah daripada Isetan, namun untuk coklat bubuk Cadbury 800 gram di sini lebih mahal 1 Ringgit. Puas belanja, kami mampir ke Warung Penyet, sebuah restoran Indonesia yang menjual aneka penyetan dan makanan Indonesia. Ramai sekali, hingga kami hanya terlayani untuk take away/bawa pulang ayam penyet sahaja. Tak apalah, yang penting ada yang dimakan di kamar. Sesampai di hotel, kami makan, dan rasanya cukup nikmat. Sambalnya pedas seperti yang dibilang Judika yang pernah mampir di restoran ini. Jam 10 setelah sholat kami sudah bisa istirahat dengan senyum mengingat perjalanan yang berkesan hari ini.

baba rafi di pasar seni

dapur penyet maju junction

cuti2 1 malaysia

di depan petrosains
Senin, 5 Januari 2014
Hari terakhir kunjungan ke KL ini kuisi dengan packing belanjaan, dan tepat jam 10 pagi kami check out hotel. Foto bersama depan tulisan Tune Downtown KL lalau menuju ke stasiun monorail Medan Tuanku yang menuju KL Sentral. Dari monorail KL Sentral kami menunggu SkyBus selama 30 menit di parkiran bus KL Sentral. Berhubung kami berempat, kegiatan menunggu tak terlalu membosankan. Jam 11 tepat bus berangkat, kami duduk di kursi paling depan, melihat pemandangan sawit dan Sirkuit Sepang. Tepat jam 12 kami tiba di LCCT dan bertemu rombongan umrah dari Indonesia. Sebelum check in dan periksa dokumen kami makan siang di Marybrown. Berempat makan nasi Marybrown dan teh tarik habis 45 Ringgit. Rasanya seperti nasi lemak namun ayamnya digoreng tepung plus diberi kerupuk papadum/India.
Pemeriksaan dokumen berlangsung singkat, lalu masuk imigrasi dan screening terakhir sebelum terbang. Di sini kami habiskan dulu bekal air minum. Ruang tunggu cukup luas, mirip bandara King Abdul Aziz Jeddah. Sebelum masuk ruang tunggu saya coba menggunakan kursi pijat elektronik yang sewanya 3 Ringgit untuk 9 menit. Setelah itu ke toilet dan mushola lalu masuk ruang tunggu. Tepat jam 2.50 siang, boarding masuk pesawat. Di pesawat kami menerima makanan pesanan kami yaitu vegetarian briyani, ayam panggang dengan saus krim, sate dengan lontong, dan sate 5 tusuk. mengenai rasa dan penyajian, enak dan menarik. Menutup perjalanan melancong ke Malaysia yang sangat mengesankan kali ini 🙂
Alhamdulillah

souvenir pasar seni

nasi ayam marybrown

ayam panggang krim keju

nasi briyani vegetarian
Catatan :
– Kurs tarik tunai ATM Mandiri 1 Ringgit = 3790 Rupiah, ATM CIMB Niaga 1 Ringgit = 3865
– Info lengkap wisata Kuala Lumpur : http://www.visionkl.com
– Info transportasi khusus bus gratis GoKL : http://www.spad.gov.my/news-events/announcements/2012/go-kl-free-bus-service-routes
– Info umum : http://www.vmy2014.com/