Tag
avenue of star, backpacker ke hongkong, biaya backpacker ke hongkong, biaya liburan ke hongkong, cerita liburan ke hongkong, fasilitas mandi di bandara changi, golden crown hongkong, hao's inn hostel, hongkong, hongkong airport, jalan jalan ke hongkong, kehidupan TKI TKW di Hongkong, mata uang hongkong, MC Donald Changi, menginap di changi, pengalaman naik tiger air, sim card murah hongkong, Singapura, snooze lounge changi, tempat menarik di hongkong, tempat tidur gratis di singapura, tips jalan jalan ke hongkong, TKI TKW Hongkong, yiu fai hostel
Ahad, 27 Oktober 2013
Kami coba jalan-jalan antar terminal ke terminal 3 yang katanya terbaru dan terbaik di Changi, karena kami naik Tiger dari terminal 2, kami tak mau lama-lama di sini, karena MRT hanya sampai jam 2.30 dan ada lagi jam 5, padahal jam 4 kami harus check in dan jam 6 sudah terbang. Pindah terminal bersama dengan pramugari dan pramugara Singapore Airlines. Karena sudah tengah malam dan mengantuk kami tidur di terminal 2 di rest room dekat taman bermain. AC yang sangat dingin seolah membekukan tubuh ini. Banyak kursi kosong sehingga kami bisa rebahan. Oh ya, kami sempat foto-foto di social tree, yaitu foto macam webcam, trus diupload ke layar besar seolah diterbangkan balon-balon ke angkasa, seru. Bisa dikirim ke email yang kita inginkan. Mainan ini ada di terminal 1.

pramugari/a Singapore Airlines siap berangkat terbang di tengah malam

penumpang tidur di terminal 2, aman kalau menginap di sini
Jam 4 pagi kami terbangun dan langsung menuju ke ruang imigrasi masuk Singapura, checkin di line 12 dimana Tiger berada, lalu membeli 2 menu sarapan di Mc Donald. Selesai sarapan subuh kami ke imigrasi keluar Singapura. Lalu terbang menuju Hongkong. Sholat Subuh kami lakukan saat mulai duduk di pesawat dimana waktu Subuh Singapura jam 6 waktu setempat.

sarapan di Mc Donald Changi
Perjalanan ke Hongkong makan waktu sekitar 3,5 jam dari Singapura. Berhubung low cost carrier, tidak ada makanan dan hiburan gratis, yg ada makanan yang bisa dibeli dan majalah Tiger. Untuk mengusir kejenuhan saya nonton 2 film box office dari smartphone pribadi, tak lupa pakai headset supaya suara dari film terdengar jelas (tidak kalah dari deru pesawat).

social tree changi
Kami mendarat di Hongkong tepat pukul 10 pagi, tak ada perbedaan waktu dengan Singapura. Kesan mengenai bandara Hongkong adalah megah, kaku, tanpa sentuhan artistik. Imigrasi panjang namun cepat. Tidak ada stempel, Cuma dikasih kertas print izin masuk. Demikian juga saat bertanya ke petugas dimana beli kartu Octopus Cuma dibilang ada diluar. Kurs resmi yang terpasang pun sangat tidak rasional. Kurs beli USD 1 hanya HKD 7 sedangkan jual USD 1 = HKD 8, padalah di Mandiri USD 1= HKD 7.4-7.6. Urung menukar USD saya menukar SGD saja yang tak sehancur USD apalagi Rupiah (IDR) yang hanya dibeli IDR 1juta= HKD 600. Atau 1 HKD= 1667, padahal kalau tarik tunai ATM Mandiri di sana HKD 1= IDR 1460. Pilihan terbaik tarik tunai pakai kartu debit bank di Indonesia untuk ambil uang di ATM sana. Pengalaman yang sama juga berlaku waktu ke Singapura, Malaysia, Vietnam dan Thailand beberapa waktu sebelumnya. Ada keunikan lain mata uang Hongkong yaitu diterbitkan oleh 3 bank, yaitu Bank of China, HSBC dan Standart Chartered, desainnya beda-beda, tapi sama-sama laku.

HKTB di bandara Hongkong
Kami menuju parkiran terminal 2, dimana bus kota berada. Tarif sangat murah dibanding naik MTR (kalau di Singapura MRT), untuk menuju Tsim Sha Tsui dimana penginapan kami tinggal (Hao’s Inn/grup Yiu fai) bus hanya HKD 33, MTR Airport Link HKD 90. Bonusnya adalah pemandangan Hongkong sepanjang jalan. Kebalikannya kalau pakai MTR, tidak bisa lihat pemandangan karena mayoritas melewati bawah tanah. Cuaca berkabut di area terbuka terlihat sepanjang kunjungan ke Hongkong ini, mirip dengan Jakarta. Konon pencemaran udara dari cerobong asap

majalah tigerair

beli tiket bus

mata uang hongkong yang di cetak oleh 3 bank yang berbeda

kamar losmen yiufai seharga 600 ribu/malam
industri China sangat parah sehingga kabut mencapai wilayah Hongkong.
Setiba di gedung Golden Crown kami kebingungan karena ada beberapa hotel yang berada di gedung ini. Antara lain grup Golden Crown Court hostel, dan grup Yiu Fai hotel tempat kami menginap. Ternyata kamar belum dibersihkan. Hotel seharga Rp 600 ribu ini serupa dengan kos-kosan dengan luas tak lebih dari 12 m3. Namun lengkap isinya seperti hotel seharga yang sama di Indonesia. Ada TV, hairdryer,AC, pemanas air, air hangat, sandal, minus lemari es. Kami keliling dulu mencari toko yang menjual kartu Octopus, ternyata untuk kartu perdana yang jual bagian informasi MTR yang berada di stasiun. Mudah saja, kami masuk terowongan ke MTR dan membeli 2 kartu Octopus seharga masing2 150HKD. Jangan membayangkan seperti hotel di Jakarta yang besar-besar dan berjauhan, di sini tempat penting sambung menyambung dalam gedung menjulang tinggi, di lantai paling bawah berderet toko emas, butik, supermarket, bank, tailor. Mau kemana-mana dekat dengan adanya bus dan MTR yang pintu masuknya sangat dekat dengan hotel.
Kami bayar sewa 3 malam, yang bisa dibayar dengan Dollar Amerika atau Dollar Hongkong. Pakai Dolar Amerika biayanya 3×56=168, setara dengan Rp 1,969 jt atau pakai Dolar Hongkong biayanya 1220, setara Rp 1,781 jt. Karena kami sudah ada Dolar Hongkong tentu pilih pakai uang ini, dan jatuhnya lebih murah. Petugas sekaligus ownernya kakek-kakek usia 70 an tahun tapi masih sehat dan ramah. Tiap ketemu selalu menyapa “Hello””Good morning” dst. Istirahat menjadi prioritas kami setelah semalaman kurang tidur di Changi dan penat perjalanan selama hampir 4 jam. Tidur siang 3 jam lalu bersiap berangkat lagi tanpa mandi, karena udara di Hongkong lagi sejuk dan kering, sehingga tidak keluar keringat. Mirip-mirip di Arab saat umroh Maret lalu dan negara subtropis lainnya.
Menjelang jam 6 sore kami menyusuri Nathan Road dan mampir ke supermarket ParknShop untuk membeli perbekalan selama beberapa hari mendatang. Murah sekali harga buah di Hongkong. Anggur tanpa biji sekilo HKD20 (Rp 28 ribu) padahal saat yang sama di Indonesia di jual Rp 65 ribu. Pir HKD1 per biji. Demikian juga jeruk Navel Australia hanya HKD4 per kotak isi 4. Tampaknya pajak impor buah yang tinggi turut mempermahal harga buah impor. Barang lain hampir sama. Kecuali minuman dalam kemasan, di Indonesia lebih murah.

buah yang relatif murah di hongkong

para TKW sedang berkumpul dekat masjid kowloon

masakan TKI seharga 20 HKD
Kami simpan dulu belanjaan di kamar sebelum lanjut ke depan hotel, tepatnya ke taman Kowloon (Kowloon) yang bersebelahan dengan masjid Kowloon. Seratusan TKW Indonesia sedang berkumpul di libur hari Minggu mereka. Ada yang dugem di taman, ada yang pengajian bersama komunitasnya, ada yang berkumpul di masjid, ada yang pacaran dengan tenaga kerja Pakistan (anehnya tak terlihat satupun TKI pria) ada yang asyik makan-makan. Kami beli makan dua kotak nasi berisi ayam goreng dan oseng tempe dan papaya muda harganya HKD20/kotak, cukup murah mengingat satu menu nasi briyani di restoran India dihargai HKD75. Rasanya lumayan, khas masakan desa di Jawa. Dari situ kami lanjut jalan kaki ke Avenue of Star yang berjarak sekitar 500 meter dari situ untuk menyaksikan “A Symphony of Lights” berupa permainan tata cahaya dan lampu laser yang dipancarkan dari gedung-gedung dari wilayah Hongkong Island dan Kowloon dan diiringi musik beserta penyanyi yang berlokasi di Avenue of The Star. Untuk menuju sana bisa melalui terowongan Exit J stasiun MTR East TST. Ratusan turis berbagai negara ras Asia maupun Eropa berkumpul di sini, perahu wisata juga hilir mudik melintasi selat yang memisahkan Hongkong Island dan Kowloon. Semilir angin malam dan gebyar lampu dari gedung pencakar langit membuat malam itu terasa indah sekali. Seperti umumnya turis, kami foto-foto bernarsis ria, dan gantian dengan turis entah darimana minta tolong difoto. Kami sempat beli tea botol dari vending machine, sebotol dihargai HKD10. Sepanjang pantai ada cap tangan aktor/artis terkenal Hongkong, patung perunggu Bruce Lee dan patung aksi orang membuat film. Sekitar jam 10.30 kami berangsur meninggalkan pantai untuk kembali ke hotel masing-masing. Di jalan ketemu dengan anak-anak beserta pengasuhnyan(TKW) yang masih main di taman bermain menunggu orang tuanya balik dari pantai. Untuk ke hotel kami masuk lewat terowongan Exit J station East Tsim Sha Tsui yang terhubung dengan station Tsim Sha Tsui dan kami keluar dari Exit D.
Untuk telpon dan internet selain memanfaatkan WIFI yang disediakan hotel,bus dan MTR, bisa juga mengaktifkan fitur roaming operator Indonesia. Di sana ada juga anak perusahaan Telkom yaitu Telin yang jual kartu perdana dengan harga murah, hanya sayang tempat penjualannya terbatas di kantor Causeway Bay-dekat konsulat Indonesia untuk Hongkong. Bisa juga pakai XL Axiata yang kerjasama dengan operator lokal SmartOne menggratiskan roaming BB 3 hari dengan syarat berlangganan full service BB di Indonesia. Tapi leletnya bikin pusing kepala, mungkin dijatah sinyal paling jelek. Yang paling umum dan kelihatannya mantap ya SIM Card untuk turis yang dijual PWCC.

HK Tourist SIM Card

tarif SIM CArd HK Tourist
Kami sholat di kamar lanjut tidur dengan nyenyak, mengingat udara yang sejuk malam itu.
Hari ke | Kegiatan | Provider/Lokasi | 2 ORANG | PER ORANG | |
2 | Sarapan | Mc Donald-Changi T2 | 90,000 | 45,000 | |
2 | Singapore-Hongkong | TigerAirTR2062 | 3,380,052 | 1,690,026 | |
2 | Bus ke TST stop no 13 | A21 | 96,360 | 48,180 | |
2 | Check in menginap 3 malam | Yiu Fai-Nathan Road | 1,781,200 | 890,600 | |
2 | Octopus Card | TST Station | 438,000 | 219,000 | |
2 | Makan siang | Makan donat Krispy Kreme | – | – | |
2 | Belanja kebutuhan 3 hari | ParknShop | 181,478 | 90,739 | |
2 | Makan malam | Beli dari TKW | 58,400 | 29,200 | |
2 | Avenue of Star | Lighting @Hkg, tea vending machine | 14,600 | 7,300 | |
TOTAL | 6,040,090 | 3,020,045 |

kartupos hongkong

wujud aslinya
Ping-balik: Maskapai Termurah Di Dunia | Asambackpacker01's Blog