Tag
3 hari 2 malam di Bandung, angkot dari Cihampelas ke Pasar Baru, Garuda Indonesia, Hotel Fave Cihampelas, Jalan Cihampelas, liburan singkat di Bandung, masjid raya Bandung, Pasar Baru, pengalaman naik Garuda Indonesia, pusat belanja cihampelas, PVJ Mall, resto Katjapiring

fave cihampelas bandung

kamar mandi fave cihampelas
Kamis, 15 Nopember 2012
Ini adalah kunjungan ke Bandung yang ke-dua selama 2012, dengan memanfaatkan liburan tahun baru Islam 1 Muharram 1424 H. Hari libur yang tertera hari Kamis, dipindah ke hari Jumat, sehingga Kamis malam kami bisa berangkat dari Banjarmasin menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Berhubung sudah kami rencanakan sejak 6 bulan lalu, kami dapat tiket Banjarmasin-Jakarta hanya Rp 372 ribu atau Rp 744 ribu pergi pulang per orang. Suatu kesempatan yang langka. Tanpa banyak ekpektasi karena dapat harga tiket sangat murah (diskon 50% 🙂 ), ternyata pelayanan Garuda tetap istimewa, mulai pelayanan check in yang ramah, sempat ditanya pilih dekat jendela atau jalan tengah, kemudian ada info berhubung tiket dibeli sebelum 4 Oktober 2012 (tanggal dimulainya harga tiket Garuda digabung dengan airport tax) kami harus membayar airport tax. No problem. Selesai check in kami dibuntuti orang yang baru naik pesawat pertama kali, yang balik ke Bekasi untuk mengurus E-KTP setelah 2 tahun kerja di tambak pamannya di Tanjung,Tabalong. Ketika mbak-mbak asuransi MNC Life menyapa, eh dia mampir, beli asuransi. usut punya usut dia disuruh beli 2 lembar polis asuransi seharga Rp 20 ribu/lembar dengan pertanggungan Rp 100 juta/polis. Totalnya Rp 40 ribu untuk pertanggungan Rp 200 juta. Jauh lebih mahal dari asuransi Takaful Safari yang hanya Rp 8800 (Rp 8000 polis dan Rp 800 pajak) untuk pertanggungan Rp 100 juta yang bisa dibeli dengan potong pulsa Telkomsel. Caranya sangat mudah seperti gambar di bawah. Saat masuk ruang tunggu ternyata banyak teman kantor yang satu pesawat dengan kami. tak kurang dari 8 orang. Setelah say hello, lanjut ngobrol sama akang yang tadi, tanya waktu berangkat ke Kalimantan 2 tahun lalu naik apa ? naik kapal laut, karena harus cepat mengurus E-KTP oleh pamannya dibelikan tiket Garuda yang harganya Rp 700-an ribu sekali jalan (dia tunjuk tiket). Katanya naik kapal laut juga sudah hampir segitu. Wallahu Alam, kalau ini saya tak tahu. Asyik ngobrol, tiba-tiba muncul teman-temennya (tetangganya di Bekasi yang jadi anak buah si akang tadi di tambak) yang datang mepet dengan boarding naik Lion yang tiketnya Rp 400-an ribu (kata si akang). Hebat juga si akang tadi, baru 2 tahun sudah jadi manajemen di tambak milik pamannya.
Boarding berjalan cepat dan lancar. Kami kebagian di kursi no 27A&B, yang C kosong. Sedangkan si akang duduk persis di 26A, B dan C nya kosong. Kalau mau dia bisa selonjoran. He3x. Pramugaranya sangat senior, seumuran ibu saya mungkin (mendekati usia pensiun), yang tetap ramah dan sabar melayani akang tadi yang kelihatan kikuk. Ya, mungkin samalah yang terjadi dengan saya waktu pertama kali naik pesawat 12 tahun lalu. Cuma pramugara Garuda senior lebih telaten dan penuh atensi dibanding pramugari muda singa terbang yang kadang sinis kalau melihat penumpang kebingungan. Agenda masuk pertama di pesawat adalah pembagian permen, lanjut makanan (nasi kuning lauk empal dan desertnya agar-agar kacang hijau) minuman, dan hiburan berupa audio video di tiap kursi. Berhubung saya minta minuman kopi, sepanjang perjalanan saya terjaga. Lumayan liputan TV pak Bondan yang lagi wisata kuliner di Bandung ada dalam salah satu pilihan acara. Bisa jadi referensi dan hiburan sampai pesawat mendarat di Jakarta. Channel nya sangat banyak- ratusan, mau dengar tilawah Al Quran juga ada. Tepat pukul 20.30 WIB pesawat mendarat di Jakarta (sebenarnya Cengkareng-Banten). Karena tidak ada bagasi kami langsung ke depan, tanya petugas berseragam dimana shelter tempat menunggu bus. Dia tunjukkan ke sebelah kiri terminal 2F dekat lampu air terjun (lampu hias seperti air jatuh), tak sampai 5 menit sampai di shelter yang menurut saya nyaman, terbuka, ada kipas angin, mushola, toilet dan bebas rokok, security tak segan-segan meminta perokok mematikan rokok atau dikasih alternatif hisap asap rokok sepuasnya di ruang merokok. Haha. Semoga tetap konsisten dan terjaga. Di sini bisa menunggu angkutan umum seperti DAMRI, Primajasa, Xtrans, Cipaganti. Ada TV flat yang berisi info jalur, nama kendaraan, jurusan, dan jadwal keberangkatan. Mantap sudah. Karena kami ke Bandung, dan akang nya ke Bekasi, kami pisah di sini. Kali ini kami mau coba naik bus Primajasa, bertarif Rp 75 ribu dan membuat istri saya langsung jatuh cinta, karena jarak kursinya lega, udara di bus lebih segar. Saking asyiknya, baru 15 menit bus berjalan, istri tertidur pulas. Sayapun menyusul sampai akhirnya tepat jam 12 malam, bus sampai di pool nya di perumahan Batununggal Indah. Perjalanan yang sungguh nyaman. Lebih nyaman lagi sebenarnya naik kereta api, tapi karena sudah terlalu malam sudah tidak ada kereta yang ke Bandung. Plus harus naik DAMRI ke stasiun Gambir, cost Rp 20 ribu, lanjut kereta Argo Parahyangan ke Bandung Rp 90 ribu. Jatuhnya lebih mahal dan lama. Naik travel juga di kisaran Rp 100-115 ribu sampai pusat kota Bandung, namun karena berupa minibus/van, ya kurang lega. Sementara ini naik bus Primajasa is the best choice.
Dari pool Primajasa, kami lanjut ke Fave Cihampelas naik taksi Bandung Metropolitan. Insya Allah taksi yang diizinkan masuk antrian di pool Primajasa terjamin dan ber argo tarif bawah. Ada 2 orang petugas Primajasa yang masih muda (dan kelihatan berpendidikan) mencatat dan mengatur antrian. Karena sudah lewat jam 12 malam, jalan-jalan di Bandung sepi. Untuk mencapai Cihampelas yang berjarak 12 km ke utara, hanya perlu 15 menit, dengan angka tertera di argo Rp 36 ribu. Kami bayar Rp 40 ribu, sopir taksinya kelihatannya sudah senang sekali. Memang dalam agama Islam dianjurkan untuk berbagi ke penduduk daerah yang kita kunjungi. Entah dalam bentuk tips (tambahan), sedekah atau apapun.
Fave Cihampelas menempati bekas supermarket Premier.

kamar fave cihampelas
 Dulu, zaman kuliah di Bandung-10 tahun lalu saya sering belanja di sini. Harganya cukup murah, produk impor ada di sini, lumayan sekali-kali saya merasakan mi halal rasa Tom Yam produk Malaysia, dimana saat itu mie instan di pasaran didominasi Supermie rasa ayam bawang dan Indomie goreng, itu-itu saja sampai

brosur fave cihampelas
bosan. Karena sayur mayur di Bandung bervariasi, melimpah dan murah-bahkan gratis kalau makan lalapan di warung, saya hampir selalu mencampur 1 bungkus mi instan dengan semangkuk sayur, entah itu sawi, wortel, caciwis, pokcoi, kembang kol dll. Maksimal 2x masak mi dalam seminggu, karena mulai paham bahaya jika berlebihan makan mi instan.
Di depan Fave masih stand by security yang siap membukakan pintu. Dan di dalam ada 2 petugas yang masih fit. Tanpa tunjuk KTP, akang resepsionis langsung menyapa ” selamat malam pak A–S, selamat datang di Fave Cihampelas” wow, berarti mereka memperhatikan email yang saya kirim waktu di kantor tadi pagi bahwa saya akan datang tengah malam. Kemudian ditanya, “bapak menginap 3 malam di kamar S——R, totalnya 1,—,— apakah bayar cash atau pakai kartu?” setelah itu kami diberi 2 kunci berupa kartu dalam pocket/kantung kertas. Di dalamnya ada voucher sarapan dan password WIFI 24 jam. Begitu masuk kamar, wow cantik dan leganya. Kasur nyaman, petunjuk arah kiblat, AC, ada TV kabel, meja, lemari, meja tas, safety deposit box (kecil, hanya bisa masuk netbook), kamar mandi yang dipartisi 3 ruang (wastafel dan kaca rias, ruang toilet jongkok, dan ruang shower). Meski perabotnya sederhana (macam produk Olympic) dan finishingnya kurang rapi, karena fiturnya lengkap dan ruangannya lebar, serta tarifnya yang hemat, puas rasanya menginap di sini. Puas cek-cek dan pastikan aman, kami cuci muka lalu tidur, karena sudah menjamak sholat Maghrib dan Isya sewaktu di Banjarmasin. Nyenyak sekali tidur malam itu.
Jumat, 16 Nopember 2012
Kami bangun agak kesiangan, hampir jam 6 WIB. Setelah sholat dan mandi kami browsing internet pakai laptop, wow cepat sekali, kami putar lagu Adele, soundtrack film James Bond terbaru-Sky Fall tanpa ada buffering, dan kemudian sejenak menonton siaran berita TV. Terpaku menyaksikan serangan Israel ke Gaza Palestina di awal tahun baru Islam. Semoga pertolongan segera datang ke bangsa Palestina yang terdzolimi. Berhubung liburan dan sudah kesekian kali ke Bandung, kami tidak muluk-muluk pengen ke satu tempat dan tempat yang lain. Bandung tetap indah di hati, meski macet di sana sini. Sarapan di sediakan dengan aneka menu yang sederhana, namun lebih lengkap daripada Fave Wahid Hasyim Jakarta. Ada bubur ayam, mie goreng, nasi putih, capcay, omelet, buah potong, roti dengan butter (mentega), selai nanas homemade (asli diparut) dan selai produk pabrik. Minumnya ada kopi dan teh. Esoknya menunya persis sama. Hari pertama ini saya ikuti saja keinginan istri untuk belanja baju di Pasar Baru. Untuk ke sana kami naik angkot ungu Cisitu-Tegallega yang melintasi jalan Cihampelas yang berada persis di depan hotel. Kami sengaja pilih naik angkot, selain murah juga bebas stres karena kemacetan, bisa melihat penduduk asli Bandung/Sunda yang ramah dan bersahaja. Pengalaman sebelumnya, naik taksi sering stress lihat argo jalan terus sementara taksi tidak jalan-jalan karena macet di siang hari, sewa motor?-ngeri ah, pengalaman gak kebagian jalan soalnya aspal terisi penuh mobil, sewa mobil ? habis waktu di kemacetan jalan raya. Mungkin kalau orang-orang tidak underestimate duluan dengan angkutan umum (bus kota/Damri dan angkot), udara Bandung akan lebih segar dan tidak bising oleh suara klakson. Dari Cihampelas ke Pasar Baru kami melalui bawah jalan layang Surapati, Unisba, Unpas, rumah sakit Cicendo, Stasiun Hall-Bandung, Hotel Hilton Bandung, belok ke jalan Gardujati, belok kanan ke jalan belakang Pasar Baru. untuk jarak sejauh 8 km ini baik jalan macet atau lancar tarifnya hanya Rp 2500/orang. Kalau mau terus ke Lapangan Tegallega juga boleh.

pasar baru bandung
Pasar Baru bagi saya kurang menarik karena dari dulu isinya kain melulu, tapi bagi ibu-ibu dan turis perempuan melayu (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand Selatan) tempat

suasana pasar baru bandung
ini sangat menarik. Kali ini (tumben) saya ikuti saja kemana istri pergi, cari kerudung, kemeja, rok. Tak terasa 2 jam putar-putar di sini. Akhirnya keluar sendiri menuju masjid raya Bandung menyusuri jalan Otista, belok jalan Asia Afrika, ngadem di kantor pos Bandung,

suasana kantor pos besar bandung

pojok filateli
naik tangga penyeberangan, turun pas di halaman samping masjid. Sebenarnya ada kegiatan yang menarik yang bisa saya nikmati hari itu, yaitu dibukanya lift ke menara masjid raya yang dipuncaknya bisa melihat pemandangan Bandung raya beserta gunung-gunungnya dan baru dibuka setelah sholat Jumat. Sholat jumat di masjid ini cukup panjang, dari khutbah sampai selesai sholat mungkin sekitar 1,5 jam. Isi khutbahnya berisi ucapan selamat tahun baru hijriah, keutamaan puasa 9,10,11 Muharram, peristiwa penting dalam sejarah sepanjang bulan Muharram/tahun baru hijriah.
Selesai sholat Jumat perjalanan kami lanjutkan ke arah Yogya mall terus menyeberang pertigaan yang jual buku dan majalah bekas. Dari sini kami naik angkot warna hijau Kalapa-Ledeng yang selalu dipenuhi penumpang. Tips naik angkot : pilih angkot yang sudah ada penumpangnya, jika belum ada pertanda harus menunggu sampai yang yang sudah ada penumpangnya terisi penuh. Rute ini kelihatannya paling favorit. Terlihat banyaknya orang yang berusaha menyetop sepanjang jalan dan kondisi angkot selalu penuh. Rute yang dilalui antara lain : Terminal Kebon Kelapa – Jl. Dewi Sartika – Jl. Kautamaan Istri – Jl. Balong Gede – Jl. Pungkur – Jl. Karapitan – Jl. Sunda – Jl. Sumbawa – Jl. Lombok – Jl. Banda – Jl. RE Martadinata (Riau) – BIP (Dago) – Jl. Merdeka – Jl. Aceh – Jl. Wastu Kencana – Jl. Rivai – Jl. Cipaganti – Jl. Setiabudi – Jl. Karang Sari – Jl. Sukajadi – Jl. Setiabudi – Terminal Ledeng. Untuk mencapai BIP tarifnya Rp 2500, tetapi ketika kami sampai di jalan Cipaganti tepatnya di depan travel Cipaganti tarifnya Rp 3500.
Dari sini kami menyeberang menyusuri Jl.Eyckman tembus ke Jl.Cihampelas. Meski sudah di depan hotel Fave Cihampelas yang kami inapi, kami lanjut ke Cihampelas Walk. Di mall yang berkonsep taman ini kami mencari makan siang Hoka Hoka Bento yang ada di lantai bawah tepat di seberang kios souvenir Mahanagari. Kami juga sempat mampir ke kios yang menjual keripik basreng kribo seharga Rp 18 ribu. Di Banjarmasin dulu saat booming keripik pedas, pernah ada agen yang menjual seharga Rp 27 ribu. Namun mungkin karena turun peminatnya, reseller di Banjarmasin sudah berhenti, dan basreng kribo, maicih dll kembali menjadi makanan ringan spesial yang hanya bisa diperoleh di kota Bandung. Mengenai makan Hokben di sini, kami beli paket dan 2 gelas teh Ocha totalnya Rp 54 ribu, selain itu kami juga beli kalender dan agenda 2013 yang disisipi kupon diskon, harganya Rp 25 ribu. Rasa Hokben enak dan konsisten. Hanya sayangnya mesin gesek Mandiri ada gangguan, sehingga hilang kesempatan mendapat sup gratis dan undian. Setelah usai makan, kami ke Yogya departemen store, kemudian ke toko tas Elizabeth untuk membelikan pesanan adik. Dan membeli tiket XXI yang memutar film James Bond-Skyfall. Â Berhubung sudah penuh untuk pemutaran jam 3 sore, kami membeli tiket untuk jam 6 petang yang masih banyak kursi kosong.

antri di bioskop XXI ciwalk
 Kami pilih kursi atas yang tegak lurus dengan layar. Karena log weekend harga tiket naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 50 ribu/orang. Selesai beli tiket kami ke Yogya supermarket untuk beli bekal dan oleh-oleh. Di sini cukup banyak produk lokal Bandung dan produk impor yang bisa dijadikan oleh-oleh. Sekitar sejam kemudian kami keluar Ciwalk kembali ke hotel Fave yang berjarak kurang dari 100 meter untuk sholat dan istirahat.

resepsionis fave cihampelas bandung
Menjelang pukul 18.00 kami jalan lagi ke Ciwalk untuk nonton. Film Skyfall bercerita tentang pembalasan mantan agen M1-rekan Bond ke atasannya. Film ini mengambil lokasi di Turki, China dan Inggris. Film ini menurut pengamat lebih menggambarkan ketangguhan James Bond dengan tangan kosong dan alat sederhana seperti serial Bourne, daripada James Bond edisi sebelumnya yang menampilkan kecanggihan peralatan. Ending film ini berlokasi di rumah kelahiran James Bond-Skyfall. Kabarnya film ini paling menguntungkan dibanding seri Bond sebelumnya. Beberapa adegan untuk dewasa tampaknya kurang cocok untuk anak-anak SD yang terlihat cukup banyak malam itu. Film ini layaknya film India, panjang-2,5 jam, seperti gabungan berbagai episode, namun karena action yang mantap sehingga nyaris tidak membosankan.
Usai nonton, dalam perjalanan balik ke hotel, kami lewat tempat makan. Karena di Banjarmasin belum ada Wendy’s, kami mampir dan beli take away kentang panggang, kentang, lemon tea dan burger ayam seharga Rp 60 ribu yang kami makan di kamar hotel. Lumayan enak, terutama kentang panggangnya yang creamy, ada irisan brokoli dan saus kejunya. Yummy. Puasa makan, lanjut sholat baru tidur.

paket Wendys
Sabtu, 17 Nopember 2012
Meski jadwal check out masih besok siang, berhubung pesawat ku berangkat besok pagi dari Jakarta, maka tinggal hari ini saja kami bisa mengeksplorasi Bandung. Berhubung cukup nyaman di kamar, kami baru keluar kamar jam 9.30 ketika breakfast sudah hampir ditutup, di luar hujan gerimis sehingga kami baru keluar hotel jam 12 siang, menuju stasiun Bandung menggunakan angkot ungu Cisitu-Tegallega bertarif Rp 2500/orang. Kami pesan tiket ke Gambir seharga Rp 90 ribu/orang (harga weekend) untuk nanti malam, berhubung sudah mepet kami tidak bisa reservasi online (minimal 48 jam sebelum berangkat). Reservasi di stasiun Bandung bagian utara ini cukup mudah, pertama ambil nomor antrian kemudian isi formulir pemesanan, harus lengkap dengan nomor KTP penumpang yang akan di cek saat masuk ruang tunggu nanti malam.

antri tiket

jadwal kereta
Kalau sudah beres, tinggal tunggu panggilan dan bayar.

antri reservasi
 Tak lebih dari setengah jam. Sesudah beli tiket kami balik lagi ke tempat angkot di jalan Kebun Kawung, cari angkot yang ke arah Sukajadi dimana mall Paris Van Java (PVJ) berada. Ini pengalaman pertama menggunakan angkot jurusan ini, melewati daerah yang rindang dan kawasan elit, hingga akhirnya sampai di depan PVJ. Kami bayar ongkos Rp 3500/orang, meski mungkin tarif sebenarnya kurang dari itu.
Tiap datang ke PVJ, selalu ada kegiatan pembangunan, renovasi atau sejenisnya. Kami coba cari supermarket Papaya yang Japanese style itu, ternyata sudah tutup. Ya sudahlah kami putar-putar saja ke toko yang ada di sini. Tampilannya mewah dan jalan aksesnya nyaman, seperti kota di dalam gedung. Hingga akhirnya kami kelaparan, berhubung fast food yang ada disini sudah pernah kami coba sebelumnya, kami coba makan di restoran Katjapiring yang menampilkan nuansa tempo dulu. Kami pesan nasi rijstafel (nasi lengkap dengan 7 lauk pauk- tumpeng mini dengan lauk pauknya), bihun singapore, caciwis tumis bawang

caciwis tumis, enak dan segar
dan sepoci teh poci nasgitel.

nasi rijstafel jadul
Rasanya mantap dan original, semantap harganya yang Rp 139 ribu. Sebenarnya bisa tambah teh sepoci lagi menjadi Rp 160 ribu dan dapat diskon  20% dari Bank Mandiri, sehingga cukup bayar Rp 128 ribu, namun karena sudah kekenyangan kami tidak manfaatkan kesempatan ini. Puas makan minum, kami keliling lagi dan mencari bekal perjalanan di Carefour yang ada di basement. Hypermarket punya CT group ini kelihatannya semakin kinclong, penataan barangnya bagus dan isinya penuh. Lebih bagus dari Giant yang ada di Malaysia dan di Indonesia. Hypermarket punya orang Indonesia (Carefour Indonesia dan Hypermart) akhir-akhir ini saya lihat lebih mewah dan bagus dari hypermarket di Malaysia, Singapura, Thailand maupun Vietnam. Indonesia is unlimited creativity.
Keluar PVJ Mall sudah pukul 16.00, saatnya balik ke hotel menggunakan angkot kuning Rp 2500/orang, turun dekat jembatan layang dekat rumah sakit Hasan Sadikin, jalan kaki di bawah fly over sejauh 100 meteran menuju jalan Cipaganti, dari sini naik angkot ke arah Ledeng turun di travel Cipaganti Rp 2500/orang, menyeberang ke Eiyckman lalu masuk ke hotel Fave lagi. Kami mandi dan bersantai sampai pukul 18.30 untuk check out. Proses check out sangat cepat karena kami sudah bayar waktu checkin. Saya juga kasihkan form sumbang saran yang sudah saya isi. Dari hotel kami menyeberang jalan, tak terlalu lama kami tunggu angkot ungu Cisitu Tegallega yang mengantar kami ke stasiun. Setiba di stasiun, kami langsung menuju ruang tunggu dalam, sebelum masuk ruang tunggu ada pengecekan tiket dan KTP. Setelah urusan beres kami menuju ruang tunggu stasiun dan dihibur live music-grup band yang sedang mengamen dengan suara dan musik yang rapi.
Ketika kereta sudah siap, kami bisa masuk. Meski long weekend belum berakhir, gerbong kereta terisi penuh. Kami duduk di kursi nomor 7 C/D yang cukup jauh dari TV KA.

gerbong eksekutif
Kereta berangkat pukul 19.30 tepat. Masih seperti perjalanan sebelumnya, gerbong kereta bersih dan wangi. Setelah pemeriksaan tiket, pramugara menawarkan makan malam yang malam itu tinggal ada nasi goreng, mi rebus dan mi goreng. ya sudahlah kami pesan nasi goreng dan teh hangat seharga Rp 15 ribu/paket. sementara menunggu makanan datang, kami tertidur. Nasi gorengnya sangat simpel, pakai bumbu instan dan ditambah telur mata sapi, irisan ketimun dan tomat serta selada. standar Indonesia.
Tepat pukul 22.30 kereta sampai di stasiun Gambir-Jakarta. Kami turun dan tanya ke security dimana parkir Blue Bird. Ternyata ada di kiri pintu keluar utara. Di sana kami mengantre dengan penumpang lain. Untuk mendapat antrian kami bayar Rp 5 ribu untuk parkir dan jasa. Sekitar pukul 23.00 kami dapat giliran taksi, melalui Monumen Nasional yang masih ramai, jalan Sudirman, lalu masuk tol. Taksi Rp 120 ribu dan tol Rp 14 ribu. Kami sampai di terminal 2F pukul 23.45. Sebenarnya tempat check in Garuda masih buka, berhubung penerbangan kami masih lam, pukul 06.00, kami menuju mushola bandara. Di sana ada penjaga penitipan tas dan sandal. Sambil menunggu kami tidur hingga pukul 03.30 dinihari, cuci muka lalu menuju tempat check in. Prosesi cukup cepat, kami sholat subuh lalu menuju ruang tunggu. Di ruang tunggu juga ada mushola yang bersih dan toilet. Pukul 05.30 kami sudah masuk pesawat. Kali ini pesawat Garuda yang kami tumpangi tidak ada personal video/TV nya, adanya TV bersama yang digantung di bawah kabin. Tapi lumayan, ada koran terbaru gratis. Sarapan pagi ini lumayan lezat, omelet dari 2 butir telur, daging asap yang pinggirnya penuh merica hitam, kentang dan zuccini panggang. Tepat pukul 08.35 WITA pesawat mendarat di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang mengantar kami untuk kembali ke kehidupan normal dengan semangat baru.
Alhamdulillah perjalanan yang menyenangkan.
1. Garuda Indonesia-> serasa sudah liburan di pesawat
2. Bus Primajasa ->lega dan nyaman, sampai pool nya di Bandung sudah siap taksi ber argo meter
3. Fave Cihampelas -> hemat, lega dan nyaman
4. Angkot -> angkutan umum murah, bebas stress akibat macet saat weekend (mobil->habis waktu dan bensin di jalan, taksi->argo jalan terus tapi gak sampai2 karena macet, motor->tak kebagian jalan). Siap2 uang kecil buat pengamen.
5.Cihampelas Walk (CiWalk) dan PVJ Mall -> mall yang unik, tak hanya berupa bangunan beton yang diisi toko, namun seperti toko di dalam taman (CiWalk) dan kota di dalam gedung (PVJ), harga cukup terjangkau.